" Selamat pagi.. Hari ini, aku masih ada agenda di sini.. Have a nice day Naya ". Mahen kembali mengirim pesan pagi ini untuk gadis nya.
" Pagi.. Thanks, you too ". Balas Naya singkat.
Hari ini jadwal Naya padat, lepas kuliah nanti dia harus segera menuju sebuah resto untuk bertemu dengan kedua sahabat nya, Vita dan Mega. Mereka bertiga membuat janji bertemu diluar karena Vita akan langsung pulang kampung selama 2 hari setelah ia lembur kerja tadi malam. Dan Mega, entahlah.. Naya tak pernah bisa mengorek informasi apapun dari nya jika dia sedang tak ada jadwal kuliah, tentang kemana saja dia pergi, apa pekerjaan nya dan sebagainya.
Siang hari, di sebuah cafe. Setelah mereka bertiga kumpul dan heboh kala memilih makanan sembari lirik-lirik manja pada barista laki-laki yang lumayan maskulin di sudut sana.
" Ladies.. Aku akan cerita peristiwa semalam ". Naya membuka percakapan.
" Ok.. Kita dengerin " . Sahut mereka berdua berbarengan.
" Kalian ingat ga pas aku pulang ke kost-an bulan lalu dengan kondisi lemah dan banyak luka? Nah, malam itu sepulang dari siaran, aku di cegat sebuah mobil van, dibawa ke suatu tempat lalu ditolong seorang pria, ah bukan bukan. Mereka satu team kayak nya tapi entah apa sebutan nya. Seperti sebuah jebakan dalam memperebutkan project besar, mungkin.. Lalu, aku ga pulang ke kost-an selama 3 hari itu karena selain luka-luka, maag kumat juga, jadi dia yang merawat ku. Sebagai rasa terimakasih, aku menerima ajakan untuk menemani nya pergi ke sebuah private party semalam. Kalian tau, party siapa yang aku hadiri guys? ". Naya berbisik pelan sekali ketika mengucapkan kalimat terakhir nya.
" Iya aku ingat, aku memapahmu.. Terus... terus ". Vita bersuara lebih dulu, sedangkan Mega masih asik dengan mode menyimak, tanpa ekspresi di wajah nya.
" Aku menghadiri private party pertunangan nya Rendy. Rendy itu lho, anak borju yang katanya tampan dan digilai para cewek di kampus. Aku sempat cerita ke kamu bulan lalu. Ternyata oh ternyata, dia kenal dengan Pria yang mengajakku. Tapi anehnya, Rendy mengatakan tentang : aku yang sedang menguji nya.. dan menanyakan hubungan ku dengan teman pria ku itu.. Menurut kalian, apa maksud Rendy ada hubungan nya dengan pernyataan dia yang mengatakan mengetahui tentang kejadian 3 tahun lalu? ". Naya menjelaskan panjang lebar akan kecurigaan nya. Memang tak mendasar atau bahkan terkesan dipaksakan untuk di hubungkan dengan semua ini.
" Rendy tampan Naya, mata kamu aja yang minus ga lihat dia yang aaahh, aku suka.. Jika ini tentang kejadian 3 tahun lalu? Hmm aku ga paham disini.. Aku rasa wajar sih dia tanya siapa si pria tadi, mungkin dia menaruh suka padamu, karena dia bilang : apa kamu sedang menguji nya kan? bisa jadi, pertunangan itu untuk menghapus rasa cinta yang mulai tumbuh buat mu ". Akhirnya Mega membuka suara.
" Aish, dia suka aku dari sisi yang mana Mega? Tunangan nya bak model artis papan atas lho.. Vit, menurut elo gimana? ". Naya menatap tajam Vita berharap sahabat nya itu akan memberi nya sebuah saran. Namun sayang, yang ditatap malah asik memandang ke arah lain. Arah dima na sang Barista berada.
" Vita.. Dunia mu hanya berkutat dengan Bartender versus Barista.. Please kamu denger aku ngomong ga daritadi ? ". Naya menepuk pipi Vita.
" Yaa kan rasa suka itu bisa darimana saja lho.. Kamu aja yang ga peka, kamu itu cantik Naya, hati mu lembut dan kamu anak yang taat.. Wajar bila kemudian banyak pria menaruh simpati pada mu kan, tak terkecuali Rendy ". Mega menimpali pernyataan Naya tadi.
" Aauu... Sakit, SpongeBob.. Aku setuju dengan Mega kali ini.. Kamu itu cantik ". Jawab Vita sembari tangan nya mengusap pipi kiri yang di tepuk Naya tadi.
" Aku masih mikirin yang tadi.. Vit, mapping lagi yuk.. Rendy darimana tau tentang kejadian 3 tahun lalu? Apa dia salah satu orang yang terlibat didalam nya? karena Ka Amir pernah bilang bahwa sulit sekali mencari tau siapa yang membayar lunas semua biaya rumah sakit waktu itu. Dan anehnya kejadian ini berhenti ditengah jalan, ga diselesaikan penyelidikan kasus nya.. Saat Abah mendatangi kantor polisi pun, mereka seakan hanya mengulur waktu.. Kalau dipikir-pikir, semua ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuasaan... Betul ga dugaan aku gengs? ". Naya mencoba mencatat setiap detail yang dia ingat.
" Satu lagi.. Waktu aku dan Ka Amir nyekar, kami ga bisa masuk komplek makam karena ada maintenance. Habis itu, pas kita udah bisa masuk, ada rangkaian bunga segar di makam Ummi ku, sedangkan kita berdua ga papasan sama orang lain saat masuk makam tadi.. Coba deh kalian pikirin ". Ajak Naya pada dua sahabat nya agar ikut berpikir.
" Iya.. Hanya orang-orang yang punya kuasa dan kekuatan yang bisa lakuin ini.. But, Naya, Why? aku ga paham.. Buat apa semua ini? ". Mega pertama kali membuka suara.
" Buat menutupi rasa bersalah karena sudah tabrak lari.. Atau ada hal yang di tutupi, misalnya nama baik ". Vita mulai ikut berpikir serius.
" Yess, correct... Kayak nya itu sih.. Nama baik dan kekuasaan yang lebih luas.. Apa Ummi kamu, orang terpandang Naya? Kamu ingat pesan terakhir Ummi kamu? ". Mega semakin menambah rasa penasaran Naya bangkit.
" Kita keluarga biasa ko. Kata Ka Amir, Ummi nitip pesen ke penabrak itu, agar jagain aku dan tanggung jawab kalau aku cacat.. Tapi Gha, aku kan ga cacat. Harusnya mereka muncul aja donk, minta maaf keq atau apa gitu.. Bukan begini kan? ".
" No.. Balik lagi.. Ini tentang ego, kekuasaan dan nama baik.. Menurut ku sih gitu sejauh ini, sependapat dengan Vita tadi ". Mega mengutarakan pendapatnya masih dengan wajah datar. Naya, maaf aku merekam percakapan kita, semoga ini bisa berguna untuk kami juga.
Vita yang tak punya banyak waktu, langsung menyantap makanan nya tak bersisa lalu bergegas pamit pada mereka berdua untuk menuju Terminal Bus. 15 menit kemudian, Mega pamit karena ada party yang akan dihadiri nya hingga pada akhirnya hanya Naya yang tersisa.
***
" Capt.. Candi One report.. Aku mengirim sebuah pesan ke email anda ".
" Copied. Aku akan periksa sebentar lagi ". Balas Rey diujung telpon.
" Bos.. Nona sedang di Cafe Daun sendiri an, 15 menit dari sini, anda mau mampir? Agenda kita masih satu setengah jam lagi ". Rey sedang dalam perjalanan bersama Mahen dari sebuah agenda pekerjaan.
" Ok ". Jawab Mahen singkat. Dia galau, akankah mengirim pesan pada Naya atau tidak.
15 menit kemudian. Cafe Daun. Mahen mencari keberadaan Naya. Gadis itu ternyata duduk di sudut ruangan nampak sedang memikirkan sesuatu dengan satu tangan menopang dagu nya. Rambut hitam nya yang tergerai sebagian menutupi wajahnya yang mungil, Imut sekali.
" Boleh aku duduk disini? ". Mahen sudah berdiri disisi meja Naya kini. Naya sempat sedikit terkejut dan celingukan mencari sumber suara.
" A-bang ". Jawab nya dengan kepala mendongak karena sosok tinggi menjulang yang berada di sisi meja nya.
" Apa aku mengganggu mu? ". Tanya Mahen lagi, sembari duduk di seberang Naya meski izin dari sang empu meja belum turun.
" Engga.. Abang ko tau aku disini? Tuan Rey mana? tumben aku ga lihat dia disekitar Abang ".
" Ckck.. Aku jealous sama Rey.. Aku didepan mata, dia yang di cari.. Tadi aku lewat disekitar sini, masih ada satu jam waktu luang, aku gunakan kesempatan untuk wisata kuliner.. Apa menu yang istimewa dari tempat ini? ". Mahen tak melepas tatapan nya pada Naya.
" Espresso dan waffle atau kalau Abang belum lunch dan suka dengan rasa asam segar, steamboat juga ok atau chicken grill with tartar sauce atau Sop Buntut. Minum nya bisa Es timun serut atau Lemon tea, hangat atau dingin sama enak nya ". Naya memberikan beberapa pilihan menu yang dia suka dari cafe ini.
" Hafal betul, suka kesini? Aku sudah makan tadi, jadi aku pilih espresso saja.. Thanks yaa, next aku akan coba menu yang kamu sebutkan tadi ". Mahen lalu memanggil waiter untuk order.
" Bos.. Aku baru saja menerima email dari Candi dan sedang aku hubungkan dengan kejadian keluarga Naya 3 tahun lalu, mungkin ini ada hubungan nya dengan Rendy Danureksa, karena ternyata Rendy pernah ada di rumah sakit yang sama dengan Naya saat kejadian itu ". Rey menganalisa dari beberapa laporan yang dia dapatkan hari ini.
" Lanjutkan dan hati-hati. Nampak nya kita berhadapan dengan seseorang yang berkuasa Rey.. Aku merasa demikian ". Balas Mahen.
" Well kamu ga kerja hari ini? ".
" Aku masuk siang, masih ada 30 menit lagi, mau balik ke kost-an tanggung jadi milih stay disini dulu ". Jawab Naya sambil mata nya menatap layar handphone, membaca pesan dari si kutu beras. Siapa lagi kalau bukan Bagas.
" Aku cari kamu di kampus tapi gak ada, dimana kamu Naya? Jangan coba-coba kabur lagi, Abah mu sudah setuju kalau kau mau tau.. Aku jemput kamu malam ini ". Tulis Bagas pada pesan nya.
" Ish, dasar kutu beras. Ogah, pokoknya aku harus cari cara buat gagalin ini ". Naya ngedumel tanpa sadar di depan Mahen.
" Kutu beras? Siapa? menggagalkan apa? ". Tanya Mahen heran.
" Ah maaf, bukan Abang ko. Ini pria yang tempo hari aku bilang.. Dia dijodohkan dengan ku ". Naya memperlihatkan pesan Bagas pada Mahen.
" Nama nya Bagas? Pria yang mabuk waktu malam itu kah? ".
" Iya, Bagas adyathama, prajurit aku rasa, ga tau apa jabatan nya karena aku ga mau tau ". Naya heran, kenapa dia bisa se leluasa ini menceritakan tentang masalah nya pada Mahen.
" Boleh aku menjemput mu malam ini? Ah bukan, maksudnya aku melihat mu dari kejauhan bilamana dia kasar padamu lagi seperti malam itu ".
" Terserah Abang sih, tapi aku bisa jaga diri, in sha Allah.. Oiya, aku duluan yaa, takut telat karena kan pake angkutan umum jadi suka lama ngetem nya. Selamat menikmati espresso nya, semoga suka ". Naya berkata sambil pamit berdiri.
" Naya, aku antar sekalian pulang ke hotel, kita satu arah ".
" Hmmm aku bisa sendiri ko " .
" Rey.. Bill nya ". Mahen menekan 1 angka di ponsel nya. Tiba-tiba Rey sudah didepan mereka berdua. Ia lalu menekan remote mobil, agar mereka berdua bisa segera masuk ke dalamnya.
" Nona silakan ". Rey membuka pintu cafe lalu setengah berlari menuju kasir untuk membayar order Bos nya.
***
" Kamu tega sama aku Mas.. ". Terdengar isak tangis seorang wanita dari ujung telepon.
" Aku kan sudah bilang.. Kita break.. Dan aku memutuskan untuk tak melanjutkan dengan mu ". Sahut pria ini kasar. Setelah dia mengucapkan kata-kata menyakitkan, tanpa aba-aba dia langsung mengakhiri percakapan tadi. Mengeluarkan kartu SIMcard dari handphone nya lalu melempar keluar jendela mobil yang sedang ia kendarai.
***
Malam hari, Parkiran karyawan Mall.
" Naya ". Panggil Bagas lantang hingga beberapa pasang mata melihat ke arah Naya.
" Apaan sih teriak-teriak. Gatau malu emang yaa kamu. Minggir, aku mau balik ". Sahut Naya setengah emosi.
" Aku bilang, ikut. Aku antar.. Jadilah penurut sedikit, sebentar lagi kita menikah Naya ". Bagas menarik paksa Naya.
" Abang ". Panggil Naya ketika ia melihat Mahen yang sedang berjalan ke arah nya. Naya menghentak kan cekalan tangan Bagas, melawan paksa lalu berlari ke belakang Mahen.
" Dia calon istri ku ". Sahut Bagas penuh amarah.
" Anda yakin? Naya sudah setuju? Dia, Gadis ku.. Tak ada yang boleh menyentuh nya ". Jawab Mahen dingin. Naya yang mendengar pernyataan ini, perasaan nya campur aduk, satu sisi dia merasa dihargai, satu sisi dia merasa takut.
" Jangan cari mati Bro. Kamu tau siapa aku? ". Sombong Bagas. (Aih Bagas, jangan songong... wkwkkw mama gemes, padahal nulis sendiri)
" Tak penting siapa anda. Aku peringatkan, jangan pernah lagi berani mendekati gadisku.. Jika kamu tak ingin karir mu hancur ". Ancam Mahendra.
" Ayo Sayang.. Kita langsung pulang atau makan dulu? ". Tanya Mahen ke Naya, nada bicara nya dari yang semula dingin dan tegas berubah melembut jika berhadapan dengan gadis nya ini.
" Makan dulu ". Jawab Naya sedikit takut, dia baru tau bahwa Tuan Mahen bisa bersikap garang seperti tadi.
Bagas mengepalkan tangan nya dan membanting keras pintu mobil nya. Dia bertekad membuntuti dan mencegat Naya, membawa paksa pulang ke rumah sesuai janji nya tadi siang pada Abah. Dan.... Ciiiiitttttt... Mahen mengerem mendadak ketika sebuah mobil mencegat jalan mereka.
" Naya, tak apa kah? ". Tanya Mahen cemas.
" Aku gapapa, Abang... itu Bagas mau apa? ko dia bawa pis-tol? ".
" Kamu tenang.. Diem disini yaa ". Pesan Mahen ke Naya saat ia akan membuka pintu mobil nya.
" Naya.. keluar atau aku akan lukai pacar mu itu ". Bagas nampaknya sudah gelap mata.
" Easy Bro ". Mahen membuka pintu, lalu berjalan pelan mendekati Bagas. Ketika ada sorot lampu kendaraan dari arah belakang, Mahen segera mengambil pistol nya, menghajar satu kali dan membuang peluru karet didalam nya. Bagas tersungkur. Lalu dengan langkah santai, Mahen kembali ke mobil dan meninggalkan tempat itu, cepat sekali.
" Kamu bingung? Nanti aku ceritakan.. Kamu juga, baiknya cerita biar aku bisa jaga-jaga ". Mahen mengerti bila Naya bingung dengan diri nya yang tiba-tiba dengan kecepatan seperti tadi bisa menaklukkan pria kekar disana.
" S*al.. Siapa pria tadi? Terlihat sangat ahli ". Bagas terheran didalam mobil nya saat ia kembali memutar arah untuk pulang. Naya, lihat saja, Abah mu pasti murka bila aku adukan ini.
Ting, satu pesan masuk ke handphone Bagas.
" Jangan coba-coba melaporkan ini pada orang tua Ainnaya, bila anda tak ingin video itu menyebar dan karir anda tamat ". Tulis sebuah pesan disana.
" S*al... Siapa lagi ini? Aaahhhh.... S*al... S*al... ". Teriak Bagas frustasi.
____________________________
Sambung besok yaa.. Mama ngantuk udah nulis 2100 kata di jam 1 pagi, wakakak... Terus support Mama yaa gaes... thankyou..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Anisa Latipah
aaahhh seerruuu nih thor...
aku jd makin degdeg kan mbacanya...
2023-06-22
1
mba_yulibae
abaaaanggg saranghaeyo...buat mommy... semangat 💪
2022-10-08
1
Nina Melati
Semakin seru & penasaran Mak
2022-08-22
1