Mahen terbangun dan waspada saat pintu kamar dibuka seseorang. Semenjak kecelakaan itu, entah mengapa telinganya kini jauh lebih sensitif terhadap pergerakan sekecil apapun. Tenyata Rey yang datang dengan seorang Dokter Ortopedi, kurasa.
" Bos, aku tau anda sudah terjaga. Kaki anda.. Silahkan dokter ".
" Baru jam 6 Rey dan pelankan suara mu, kau tau aku sangat lelah. Jangan sampai dia terbangun dan melihat ku saat berantakan seperti ini ". Sungut Mahen kesal.
" Sejak kapan Bos peduli pada penilaian orang lain tentang penampilan? " Selidik Rey menggoda.
" Sejak dia berada satu kamar dengan ku. Puas kamu? Dokter, aku hanya merasa sakit karena belum terbiasa dengan ini ". Tunjuk Mahen pada benda itu.
" Saya periksa kaki anda dulu Tuan. Maaf, Kaki anda sedikit memar karena benturan, aku akan meresepkan obat sesuai dengan keluhan kondisi anda saat ini. Jika ada efek samping yang muncul, silahkan anda konsultasikan kembali dengan saya atau dengan dokter anda.. Terimakasih, semoga lekas sehat kembali Tuan. Saya permisi ". Setelah mengucapkan terimakasih, Mahen meminta Rey mengantarnya hingga ke pintu kamar.
" Rey, tolong belikan beberapa baju ganti untuk Naya dan untuk ku. Jangan kau yang memilih nya, aku tak rela bila kamu membayangkan nya saat memilih baju untuk dia pakai nanti. Ajak Candi dengan mu, dia sudah pulih kan? ". Mahen berbicara pelan sekali agar tidur Naya tak terusik.
" Ya ampun Bos. Posesif sekali. Lagian Nona juga belum tentu bersedia dengan anda ". Rey memutar bola mata jengah.
" Uugh Rey.... Pergi sana, aku mau tidur lagi. Bangunkan aku saat Dokter wanita yang semalam datang kembali untuk mengganti infus nya ". Kepala nya sakit, lapar melanda tapi Mahen merasa butuh tidur sejenak sebelum penandatanganan kontrak kerja dimulai pukul 10 nanti.
" Candi one. Hubungi teman dekat Nona, kabarkan bahwa Ia baik-baik saja. Tolong bawakan pesanan Bos untuk Nona sebelum pukul 10 nanti, aku baru saja mengirimkan pesan ". Rey menginstruksikan pada anak buah nya.
" Copied Capt ".
Jam 09.00, Rey datang kembali dengan segala barang yang Mahen butuhkan. Naya belum bangun juga, padahal tadi infus nya sudah diganti. Dokter bilang, masih ada pengaruh obat tidur dan memang kondisi fisiknya masih lemah jadi dia butuh istirahat lebih banyak. So far so good, semoga ketika dia bangun nanti, kita bisa berbicara dengan tenang.
" Siapa yang berjaga disini Rey? sementara aku pergi ke bawah? ". Tanya Mahen sembari menyimpulkan dasi.
" Ada Candi Bos berjaga diluar kamar karena sementara ini Nona tak boleh mengenali nya.. Akan ada suster didalam yang berjaga jika Nona bangun, tenang Bos, dia orang kita ".
" Ok, kupercayakan padamu. Berkas sudah siap? ayo kita kebawah dan menyelesaikan ini lebih cepat ". Rasanya tak ingin berlama meninggalkan Naya dengan orang lain, Mahen masih merasa tak tenang.
***
Jam 11.00 Penandatanganan kontrak kerja Exona, selesai. Mahen mengabaikan ajakan para petinggi perusahaan lainnya meski untuk sekedar minum kopi. Hati nya tak tenang memikirkan gadis nya.
" Bos, aku selesaikan ini di kamar sebelah yaa, mata ku tak kuasa melihat kalian berdua yang berniat bermesraan namun tak bisa 😌". Rey mulai mengoceh tak jelas.
" Pergilah. Semoga Pak Jim memberi mu tugas ke Kutub Utara ". Balas Mahen santai.
" Ummi.. mii.. ummi. Maafin Neng.. huhuhu.. Aku kangen ummi, Abah jahat.. Hanya ka Amir yang sayang Neng hiks hiks hiks ". Naya mengigau, terdengar jelas rintihan kerinduan nya pada Ibu nya.
" Naya, kau mendengar ku? Bisakah kau membuka mata mu? ". Mahen berjalan mendekat, menarik kursi ke sisi tempat tidur Naya yang berbaring lemah.
" Dimana aku.......... ". Mata Naya perlahan terbuka dan menyapu sekeliling ruangan.
" Di Hotel Bintang. Di kamar ku. Ingat kejadian semalam, jangan kuatir kamu sudah aman.. Apa kau haus? ". Tanya Mahen khawatir.
" Tuan Mahen, benarkan? Apa yang terjadi pada ku? uuhh sakit ". Naya berbicara lirih di iringi dengan jatuhnya cairan bening di sudut mata nya.
" Benar. Maaf. Aku akan jelaskan semuanya ". Tangan Mahen tanpa sadar terulur berniat menyapu air mata Naya yang jatuh. Naya mengelak. Menepis nya. Ah ya lupa, Rey bilang Naya tak suka disentuh orang asing. Dan aku adalah orang asing bagi nya. Hati Mahen kenapa mendadak terasa sesak yaa?
" Jangan salah paham..Aku tak menyentuh mu. Aku hanya melakukan kewajiban ku untuk bertanggung jawab terhadap mu hingga pulih nanti ". Mahen menunggu reaksi Naya setelah ia menceritakan kejadian semalam, meski tak semuanya karena ini demi kebaikan Naya. Mahen tidak ingin dia trauma apalagi sampai menjauh dari nya.
" Akhirnya aku bisa mengingat anda. Terimakasih banyak sudah menyelamatkan aku. Anggap saja aku sedang menumpang liburan disini yaa, cuti selama 6 hari rupanya berguna juga, inginku liburan bersantai akhirnya terwujud juga meski dengan keadaan begini hehehe.. Tagihan kamar nya bisa Anda kirimkan padaku nanti. Aku akan mengganti biaya nya. Dan maaf.. Aku lapar, bisakah Anda pesan kan makanan untuk ku? ". Naya ternyata bereaksi sangat tenang, aku lega. Mahen memesankan makanan dengan tekstur lunak karena lambung nya mungkin masih luka.
" Naya. Kamu tak takut padaku? ". Tanya Mahen cemas disaat Naya sedang mengunyah pelan makanan nya.
" Anda bukan Hantu kan, kenapa mesti takut? Tuan, apa istri Anda tau ada aku dikamar ini? Jangan sampai aku di labrak sebagai pelakor nanti ".
" Aku mungkin akan jadi hantu yang akan merasuki hati mu nanti ". Heeh, apa tadi? lelucon atau gombalan yang ga mutu sekali Mahen ckckck.
" Tidak ". Jawab Mahen lagi.
" Tidak? maksudnya? Tidak tahu atau bagaimana? ". Naya menghentikan suapan nya dan memandang Mahen dengan wajah penasaran. Imut sekali.
" Aku tidak punya istri karena aku belum menikah ". Biasanya Mahen enggan berterus-terang tentang status nya bahkan dengan Melissa pun ia tak serta merta terbuka, entah kenapa kali ini Mahen ingin Naya tau bahwa dia sedang tak merebut apapun dari orang lain.
" Tuan jangan bercanda. Semapan anda, se..... ah sudahlah lupakan, bukan urusan ku. Maaf ". Imbuh nya, lalu dia kembali terdiam sambil melanjutkan makan.
" Panggil aku Mahen. Tanpa Tuan. Atau kalau segan, kamu boleh memanggil apa saja ". Mahen kembali membuka suara setelah lama terjadi keheningan diantara mereka.
" Pak... Om... Pakde? ". Sebut nya asal yang justru mengundang tawa mereka berdua.
" Dirumah, aku dipanggil Abang. Kamu boleh memanggilku begitu ".
" Naya, hiduplah dengan baik yaa. Aku bolehkan jadi teman mu? Mungkin aku akan meminta mu jadi tour guide saat project kami berjalan disini. Mau kan? ". Modus Mahen, modus mu pasti ketauan.
" Modus lama Pak. Basi. Aku sedang dijodohkan oleh Abah, jika anda ingin tau. Jangan berharap padaku ".
" Hahaaha.. Kamu narsis juga yaa, apa aku boleh ikut mendaftar sebagai kandidat nya? ". Desak Mahen kemudian, ia ingin mendengar respon Naya meski ini hanya sekedar obrolan pencair suasana.
" Aku permisi ke toilet sebentar. Aku belum sholat sejak semalam. Maaf ". Naya berusaha bangun dan mengabaikan pertanyaan Mahen tadi. Mahen ingin membantu nya sekedar menopang tangan nya yang di infus, tapi Naya menolak, menepis tangan Mahen halus.
Ainnaya, kamu menjaga diri mu dengan baik meski jauh dari keluarga mu. Baru kali ini, aku menemukan gadis dengan kekerasan kepala-an bahkan dalam kondisi demikian lemah. Jangan menjauh dari ku yaa, Ainnaya... Mahen mengagumi dalam hati.
" Rey, saat pulang nanti, carikan aku guru mengaji yaa. Aku ingin kembali mendalami apa yang pernah aku bisa dan lakukan namun kini terlupakan ". Mahen mengirirmkan sebuah pesan pada Rey. Naya, aku akan berubah agar pantas berdiri di sisi mu, tunggu aku yaa.
***
" Ka Amir, Naya baik-baik aja. Noh dia lagi liburan sendirian ga ngajak aku, aku dapat kabar dari temen barunya, si Mega ". Vita menelpon kakak Naya, setelah mendapat telpon dari kru Radio tentang penyergapan Naya kemarin malam.
" Alhamdulillah. Tolong jaga Naya yaa, Vita.. Makasih banyak ". Balas ka Amir singkat. Kenapa setiap berbicara dengan Vita, hati ku berdebar, ya Allah, berikan jalan untuknya agar dia bisa bekerja di tempat yang lebih baik untuk seorang wanita. Aku khawatir bukan karena tempat kerja nya, tapi lingkungan disekitar nya. Hanya Allah yang bisa menjaga mu, Vita. Ka Amir berbicara dalam hati sambil tangan nya menyentuh dada nya yang berdebar-debar.
***
S*al, jantungku.. kenapa sih, ko dia enteng banget bilang gitu yaa? aku sanksi dia belum menikah, tapi mata nya tampak tak berbohong. Jantung ku tenanglah, jangan lepas dari tempat mu yaa, aku belum merasakan indahnya honeymoon. Didalam toilet, Naya terkekeh sendiri dengan pikiran konyol nya.
Tok tok tok. " Naya kamu baik-baik saja didalam? ". Mahen khawatir, sudah lebih dari 30 menit Naya didalam sana.
" Aku akan minta bantuan room service dobrak pintu ini, jika kamu tak menjawab ". Pancing Mahen kemudian karena tak ada respon dari dalam.
Clek, pintu terbuka.
" Are you ok? Aku panggilkan suster yaa, cek suhu kamu dan melepas infus jika kamu sudah merasa baikan ". Tawar Mahen padanya setelah melihat wajah Naya basah, nampak lebih segar dan sexy dengan buliran air yang masih melekat di bulu mata, alis dan bibir mungilnya. Tenanglah Mahen, tenang.
" Ini hanya air wudhu, bukan keringat dingin. Aku ingin sholat, tapi mukenah ku di kost-an ] Jawab Naya dingin.
" Here we go. Semua ada disini. Silakan ". Mahen mengamati cara Naya sholat dengan keadaan demikian, dan nampak Naya mengerti betul cara untuk beribadah dengan benar.
" Boleh aku tidur kembali? Kepalaku masih sedikit pusing ". Pinta Naya setelah selesai sholat yang entah berapa kali dia lakukan tadi.
" Silakan. Kau tak takut aku berbuat macam-macam? ". Tanya Mahen penasaran sedari tadi.
" Jika anda ingin berbuat tak senonoh, maka bukan si Mba itu yang mengganti baju ku, bukan dokter wanita yang datang dan jas anda, tak akan digunakan untuk menutupi ku semalam. Juga, tak menyiapkan baju ganti untuk ku. Ahya, satu lagi, aku tak akan melihat sebuah bantal di sofa. Aku masih bisa mengingat potongan demi potongan kejadian itu Tuan. Ini hanya analisa ku, jika anda ingin berbuat macam-macam, silakan anda coba ". Jelas Naya panjang lebar dengan raut wajah dingin.
" .............. ". Mahen tak membalas penyataan nya. Ia memilih bangkit dari sofa lalu keluar mencari udara segar. Satu ruangan dengan Naya, membuat hati nya bagai rollercoaster. Kadang Naya imut dan manis, tak jarang ketus dan dingin. Ya Tuhan... Ujian hati apalagi ini..
Eehh.. dia pergi? apa aku keterlaluan yaa? ah biarlah, jantung ku daritadi tak berhenti berdetak kencang.. maaf Bang, bila aku sudah menyinggung mu. Terimakasih banyak sudah mau menolong dan tetap bersikap sopan padaku. Ya Allah.. Hanya padamu aku bergantung dari segala hal yang tak ku ketahui.
***
Di sebuah rumah mewah, di pusat kota.
" Pa.. Papa.. Izinkan aku yang menikahi nya ".
" No. Bukan tanggung jawab mu. Pergilah ".
" Tapi, itu karena ku juga. Papa menabrak nya hingga tewas. Please Pa, aku juga menyukai nya sejak dia menggantikan posisi ku menjadi assisten dosen tahun lalu ".
" Lalu akan kamu kemanakan, tunangan mu itu, ingat my son. Papa dan kakek mu sudah mengatur perjodohan ini? tinggal selangkah lagi, bisnis kita akan berkembang lebih pesat dari saat ini. Bukankah kamu mencintai Anggi sejak lama? Berbahagialah nak, jangan menanggung sesuatu yang bukan kesalahan mu ".
" Tapi apa papa yang akan menikahi nya? Aku ga akan sanggup melihat nya menjadi Istri Papa sepanjang hidupku ".
" Tidak. Entahlah. Kita lihat saja nanti ".
Yang jelas, aku berhutang sesuatu hal yang membuat hidup ku tak tenang 3 tahun ini. Ditambah anak semata wayangku mengetahui bahwa ayahnya seorang pengecut. Hufft... Satu bulan lagi, waktu yang diperlukan saat proses perjodohan lalu, semoga dia bisa membujuk gadis itu untuk menerima pinangan nya. Batin Tuan Danureksa berharap cemas.
______________________________________
Misteri box nya belum dibuka, tapi sudah mulai bisa menebak ga nieh, siapa yang nabrak ummi nya? nabrak Naya? dan berebut mengambil alih tanggungjawab buat nikahin Naya... Jeng jeng... Apakah Mahen termasuk didalam kerumitan ini?
Jangan lupa support mama dengan krisan membangun ya gaes. Thankyou 🥰.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Neneng Hernawati
masih penasaran🤔
2023-03-20
0
fa _azzahra
ga mau tebak2 buah manggis aku mam,ceritamu sll unik ga sesuai prediksi ku biasanya.ikut alur aja
2022-12-21
1
Nina Melati
Aduh masih penasaran, siapa Pak Danu itu
2022-08-22
1