Exona Landscape and Building, Jakarta.
" Seperti biasa, kita akan vote untuk beberapa project yang berhasil aku dapatkan.. Aku harap teman-teman sekalian tetap profesional dalam melakukan tugas. Have fun tanpa meninggalkan jejak noda bagi Exona. Meeting pagi ini selesai..." . Perintah Jimsey Exona yang langsung memimpin meeting pagi ini.
" Ah yaa, Mahen... Soft opening tentang standar alat keamanan komunikasi untuk gedung diatas 20 lantai di Cirebon lusa nanti, kamu yang handle yaa, aku akan ke USA besok, Matthew terlibat kecelakaan dan kaki nya patah ". Pak Jim, panggilan beliau, memberi Mahen tugas tambahan lagi.
" Aku turut prihatin, semoga Matt lekas pulih kembali.. Baik Pak.. setelah kontrol ke Balongan, aku akan mampir ke Cirebon.. File soft copy nya ada pada siapa? Ridho atau Martha? ". Tanya Mahen.
" Ridho... Kamu bisa mempelajari nya siang ini.. Terimakasih banyak Mahen ". Ucap pak Jim menepuk bahu nya pelan lalu mereka keluar ruang meeting bersama.
Saat akan ke meja Ridho untuk mengambil file yang Pak Jim maksud. Martha menahan langkah Mahen lalu ia memberikan sebuah box hitam dengan pita emas yang mengikat nya.
" Maaf Pak, ada paket, tidak ada nama pengirim nya tapi dipastikan bukan b*m.. ". Ujar nya tertawa sambil menyerahkan box hitam tadi pada Mahen.
" Thanks Martha..". Mahen membuka paket tadi di meja Ridho dan tindakan nya ini memancing keingintahuan nya.
Sebuah undangan pernikahan.. Melissa Abigail Shiddiq.. Dan beberapa barang pemberian Mahen untuknya, dulu.
Sebuah cincin tunangan dan kunci apartment nya untuk dia menginap jika sedang ada di Jakarta. Ahya, Melissa bukan berasal dari Indonesia, dia dan orangtua nya menetap di negeri Jiran. Profesi nya sebagai model menyulitkan mereka untuk berkomunikasi secara intens.
Aku sedikit lupa bagaimana rasa nya sakit saat ditinggalkan oleh nya dalam kondisi terberatku kemarin. Saat melihat undangan nya pun, hati ku tak merasakan apapun lagi. Entahlah.. Mungkin bukan jodohku meski aku sangat mencintai nya dulu. Mahen mengingat kembali kenangan masa lalu nya dengan Melissa.
" Pak.. Lihat undangan ini, masih merasa sakit ga? Jika tidak, selamat.. brati Pak Mahen sudah move on...". Ridho membuka suara.
" Sok tau kamu Dho.. Salinan file soft launching event di Cirebon mana? Mau aku pelajari ". Pinta Mahen kemudian.
" Semoga segera menemukan pengganti Miss Lisa Pak.. Lokal aja deh.. Berat di ongkos kalau import, ga puas kalau berantem karena ga ngerti bahasa nya". Hahaha ucapnya sambil menyodorkan sebuah map. Mahen hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan nya.
" Dho... Jualkan apart ku yang ini yaa, kunci nya kamu yang pegang.. fee 20%.. Dokumen lengkap.. Thanks ".
Bismillah.. Sambil memandangi kotak cincin.. Aku melepaskan mu Lisa, semoga kamu menemukan bahagia. Terimakasih untuk satu tahun yang berkesan. Tadinya aku sangat berharap kamu wanita terakhir di hidupku, tapi nyata nya Tuhan berkehendak lain, dan aku akan mencoba ikhlas.. Lagi. Mahen masih menekuri nasib nya kini.
***
6 hari sudah Naya menjalani pekan ini dengan damai tanpa gangguan dari Bagas.
Rute hidup nya masih seputar kampus, Mall dan kost-an. Sabtu esok nanti Naya aja job part time event : Soft Opening sebuah alat komunikasi selama 3 jam dimulai jam 08.00 - 11.00 siang di Hotel Bintang, letaknya berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Mall tempat Naya bekerja.
Karena terlalu lama menunggu angkutan umum, Naya agak tergesa menuju pintu karyawan yang ada di bagian samping Hotel Bintang.
Saat sedang fokus memasukkan uang kembalian ongkos tadi ke dalam tas sambil berjalan, Naya tak menyadari jika lampu rambu lalu lintas sudah menyala hijau kembali.
Ciiiitttt... Suara rem ban mobil yang mengerem pakem. Sedikit lagi bagian depan mobil itu menyentuh badan Naya. Jantung nya seakan berhenti berdetak.. Kaki nya seketika melemas, namun karena merasa baik-baik saja, Naya hanya membungkuk memohon maaf pada sang supir yang terkejut.
" Rey.... Hati-hati.. Darimana datang nya gadis itu? ". Mahen yang sedang menyimpul dasi hampir saja terbentur dashboard.
" Maaf bos, aku juga kaget tadi tiba-tiba muncul begitu saja.. Dia nampak tergesa-gesa sekali.. ".
Mobil sedan Toyota Camry hitam itu lalu bergerak kembali, berbelok masuk ke pelataran Hotel Bintang.
" Aahh lemas... Kakiku... ". Naya langsung terduduk tak bertenaga di bangku kamar ganti karyawan part time. Bayangan akan tertabrak tadi sukses membuat keringat nya mengucur deras.
" Ain... Ayok masuk, kita harus briefing sebentar ". Sandra kawan part time Naya dari Kampus Yutmi menepuk bahu nya pelan.
" Ah yaa, wait the minute.. Aku dandan dulu ganti uniform ". Sahut Naya dengan suara lemah karena masih shock.
Setelah briefing singkat, Naya dan Sandra kali ini bertugas di coffee shop. Alhamdulillah, aku tak harus standby berdiri di dalam ruangan utama yang tentu nya membosankan. Ucap Naya dalam hati penuh kelegaan.
Suasana Coffee Shop siang ini lumayan lengang. Saat Naya sedang clear up sebuah table. Tiba-tiba..
" Nona... Yang tadi kan? Kaki nya ada yang luka? ". Sapa seorang laki-laki, masih muda, rapih, klimis, putih, wangi dan ehhem lumayan cakep.
" Maaf... Maksud Anda? ". Naya bingung pada pria didepan nya.
" Aku.. Yang tadi hampir menabrak Nona.. Mohon maaf tadi aku tak hati-hati.. Apabila ada yang terasa sakit, kita ke rumah sakit untuk checkup, sebentar aku izin Bos ku dulu ". Ucapnya lagi.
Belum sempat Naya menjawab, terdengar suara panggilan dari arah belakang pria ini yang di ketahui bernama Rey.
" Rey... Dokumentasi ". Ucap pria satu nya tadi.
" Ok Bos.. Wait.. Nona, maaf aku permisi sebentar, nanti kita lanjutkan lagi yaa, aku belum selesai dengan anda ". Ujarnya sambil berlalu pergi. Naya melihat dia seperti membicarakannya pada pria satu nya lagi.
" Maaf.. Selamat Siang.. Boleh minta waktu nya sebentar Nona........ ehm.. Ainnaya? ". Mahen melihat name tag pada uniform nya. Rey bilang pada nya, kalau gadis ini adalah orang yang hampir kami tabrak di depan hotel tadi. Mahen merasa harus memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja sehingga tak menimbulkan masalah di masa depan.
" Selamat Siang.. Maaf.. Untuk urusan apa jika boleh tau Sir? ". Tanya Naya.
" Rey bilang nona yang tadi hampir.... Apa ada yang sakit? Oh, jangan salah paham, aku sekedar ingin bertanggung jawab pada anda ". Mata nya cantik, wajahnya ayu, senyum nya manis. Lho kenapa malah mengagumi begini sih.. Batin Mahen.
" Terimakasih Sir.. Aku tidak apa-apa.. Maaf jika tidak ada keperluan lain, aku permisi karena masih dalam jam kerja ".
" Oh sure.. Silakan, maaf sudah menyita waktu anda... Nona.. Jika ada keluhan dilain hari, silakan hubungi aku di nomer ini ". Mahen mengulurkan sebuah kartu nama pada nya.
" Thankyou Sir..." Naya menerima kartu nama nya. Pria yang sopan, cool, terlihat smart dan dewasa, kalem tapi aura bossy nya terpancar, rapih, wangi namun tak berlebihan seperti Si Rey tadi. Suaranya berat tapi terdengar lembut ditelinga ku. Lho, ko aku mengagumi sih. Pasti dirumah nya sudah punya istri yang cantik, perlente begitu tampilan nya. Sayang sudah sold. Gumam Naya sambil senyum-senyum tak jelas.
Karena hari ini merasa terlalu lelah, akhirnya Mahen dan Rey memutuskan untuk menginap 1 malam di Hotel Bintang.
Selepas Isya, Rey mengajak keluar Hotel untuk mencoba beberapa kuliner terkenal di kota ini sekaligus membeli pakaian ganti untuk esok hari di Mall yang jaraknya tak jauh dari Hotel tempat mereka menginap.
***
Ting. Satu pesan masuk.
" Naya... Aku tunggu di bawah, diparkir karyawan ". Baru saja hari Naya tenang, dia muncul lagi.
" Jangan membantah.. Atau aku lapor pada Abah bahwa kamu kabur dengan lelaki lain.. Ingat, bukan cuma kamu yang bisa bersandiwara sayang.."
" Los.. Sak karep mu ae.." . Balas Naya cepat dalam bahasa Jawa.
Sesungguhnya Naya tak suka diatur terlebih oleh orang yang tak ia suka, malam ini Bagas memaksa Naya untuk ikut ke acara party kawan nya. Naya lelah, tak taukah dia? Boro-boro menanyakan kabar nya dulu, Bagas hanya mengatur dan memaksa.
" Masuk... Aku ga enak sama temenku.. Kita udah terlambat.." Bagas menarik paksa lengan Naya.
" Aku ga mau, lagian pergilah sendiri.. Mereka bukan temanku apalagi urusan ku, aku lelah Bagas ".
" Masuk ga... Atau aku seret ". Jujur Naya takut, Bagas terlihat marah sekali. Dia membentak Naya, mengundang beberapa pasang mata melihat ke arah mereka.
Tolong.... Siapa saja... Aku takut... Tolong... Batin Naya terus menerus merapal doa.
Sementara itu di koridor teras mall, Mahen yang susah merasa lelah, berjalan sambil terus menyalahkan Rey, mengapa parkir mobil di belakang gedung, jadi mereka harus jalan memutar dahulu menuju tempat parkir.
" Bos... Itu gadis yang tadi siang kan, siapa yaa laki-laki itu? Ko sepertinya memaksa... Bos, tolongin yuk.." Tiba-tiba Rey berhenti.
" Rey... Jangan ikut campur.. Mungkin pacar nya ". Tangan Mahen sudah menahan Rey yang hendak melangkah ke sana.
" Bukan kali bos... Tuh tuh... Dia minta tolong ". Mahen terpaksa melihat lebih intens, benar kata Rey, laki-laki itu terlihat menarik paksa seorang gadis.
" Tolong... Aku ga mau.. Please jangan paksa ". Naya hampir menangis jika saja, pria yang tadi siang tak menolong nya lagi.
" Permisi.. Maaf.. Jangan kasar dengan wanita please ". Mahen berkata sopan pada Bagas.
" Bro.. Jangan ikut campur, dia calon istri ku... Gadis bandel dan susah diatur ". Bagas lama-lama terlihat seperti sedang mabuk.
" Bukan... Aku dipaksa.. Aku bukan calon istri ataupun pacar nya ". Jawab Naya lantang, meski sejujurnya dia takut. Tanpa sengaja Naya menggeser posisi nya berdiri dan berlindung dibalik tubuh pria tadi, tanpa Naya sadari ternyata jemari nya sudah memegang erat lengan baju Mahen.
Sepertinya gadis ini benar2 butuh pertolongan. Dia nampak ketakutan, lengan baju ku di pegang nya erat begini. Tuhan.. Semoga aku tak sedang menghancurkan hubungan seseorang jika aku menolong gadis ini. Batin Mahen melihat reaksi Naya.
" Ikutlah dengan Rey... Aku akan antar kamu pulang..". Mahen berkata lembut kepada Naya.
" Jangan ikut campur kata ku...". Bagas hendak memukul Mahen tetapi Rey berhasil menghalau nya dulu.
Bruuughhhh.... Bagas terjatuh karena hilang keseimbangan akibat pukulan nya yang tak mengenai sasaran.
" Bos.. Biar aku tangani, bawa Nona pergi dari sini dulu.." . Rey berkata pada Mahen.
" Hati-hati Rey... Nona, silakan.. Kami hanya ingin membantu, please jangan overthinking ". Mahen mengajak nya masuk ke mobil nya yang tak jauh dari lokasi mereka tadi. Genggaman tangan Naya di lengan baju Mahen nelum juga dilepas nya.
" Kamu sudah aman.. Boleh ku minta baju ku kembali? Anda menariknya hingga nyaris terkoyak ". Mahen terpaksa berkata konyol untuk mencairkan suasana.
" Haah... Oh... Maaf maaf... Terimakasih... Aku bisa pulang sendiri dari sini. Terimakasih... Ah yaa nama Anda, maaf.... aku.... lupa ". Naya, kamu payah, malu-maluin banget.
" Mahen ". Dalam cahaya temaram lampu taman di parkiran Mall, dia nampak ayu dengan segala kesederhanaan nya.
" Thankyou Tuan Mahen. Aku sudah menghubungi temanku mungkin sebentar lagi dia sampai. Nah itu dia... ". Sebelum turun floor tadi, Naya mengirim pesan pada Agus untuk menjemputnya. Sayangnya bensin Agus habis jadi dia ke pom bensin dulu makanya Agus telat datang dan Naya berusaha mengulur waktu agar tak pergi dengan Bagas.
" Nyaakkk.... S*alan tuh orang, sorry yaa kamu jadi nunggu lama, kamu diapain Nyaak, gapapa kan? ". Tanya Agus panik.
" Gapapa Gus, aku udah ditolongin beliau berdua. Well, terimakasih tuan-tuan.. Aku pamit...". Naya membungkuk perlahan sebagai ucapan terimakasih.
Selepas melihat gadis itu pergi, Mahen dan Rey lalu beranjak meninggalkan pelataran Mall.
" Rey.. Kamu apakan dia tadi? Jangan buat masalah disini ". Mahen membuka suara.
" Aman bos.. Dia sedang mabuk jadi aku minta bantuan security.. ".
" Cabut yuk... Aku capek.. Kaki ku belum terbiasa..". Mahen memandang kaki nya sendu.
" Gadis tadi.. Cocok kayak nya.. Satu butuh dilindungi.. Satu bisa melindungi ". Gumam Rey pelan entah ditujukan untuk siapa, yang jelas suara nya masih bisa terdengar oleh Mahen.
Setibanya di Hotel, Mahen lantas memikirkan undangan Melissa, apakah akan datang atau mengabaikan nya. Ia ingin memastikan apakah hati nya sudah baik-baik saja ketika melihat Melissa kembali. Rey bilang tak usah datang, toh masih banyak gadis lain yang bisa aku dapatkan.
Rey Rey.. kamu belum pernah patah hati rupanya. Mahen berkata dalam hati.
___________________
Thanks untuk support nya yaa gaes. Love you all.. 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nur Bahagia
walah bagas tukang mabuk tah 🤦♀️
2024-08-23
0
Nur Bahagia
mungkin mahen. di tinggalkan saat kondisinya cacat 🥺
2024-08-23
0
Neneng Hernawati
sepertinya mahen bakal jadi jodohnya Naya nih
2023-03-19
0