Flashback On
" Candi one, A one, report ". Rey mendapatkan kabar dari team shadow lainnya yang bertugas mengawasi pergerakan Tristan Corp setelah kejadian bulan lalu, bahwa Tristan Corp masih berusaha mendekati project yang Exona dapatkan.
" Capt, mereka menunggu kita lengah. Kami menunggu instruksi lanjutan.. Ganti " Suara A one di ujung telepon.
" Besok aku akan meminta izin pada Delta 04 untuk mancing di laut, aku ingin melihat mereka dari dekat, siapkan jalur aman ". Rey akhirnya memutuskan tak menghadiri private party pertunangan Tuan Muda Danureksa.
" Copied Capt. Candi one report. Nona besok akan pergi dengan Delta 04, Capt. Aku akan clear area " Kali ini giliran Candi yang melapor.
" Ok.. Thanks guys ". Rey menutup jalur komunikasi mereka. Sorry Bos aku berbohong, aku khawatir Tristan berulah lagi, aku harus memastikan bukan hanya anda yang harus aman, tapi juga Nona.
Flashback Off.
***
Setelah Mahen dan Naya pamit pulang dari private party klan Danureksa. Hanya keheningan yang menemani sepanjang perjalanan mereka hingga beberapa saat sebelum tiba kembali di kost-an Naya, Mahen memberanikan diri membuka percakapan.
" Maaf tadi tanpa menunggu persetujuan dari mu dulu, aku mengatakan kamu adalah kekasihku. Aku pikir, untuk menghindar dari tuduhan Rendy atau agar kamu aman, karena aku menduga bahwa Rendy menyembunyikan sesuatu.. Entah itu apa, aku belum tau.. Sekali lagi, maaf yaa ". Ucap Mahen pelan sembari hatinya ketar ketir menunggu reaksi Naya.
" Aku kaget Abang bilang gitu. Justru aku malah berpikir, apa iya dia percaya? Dia tau aku kan, kenal lebih dulu pula dengan Abang.. Masa iya, kekasih seorang Tuan Mahendra, seperti aku? ". Naya mengatakan itu semua sambil tersenyum simpul.
" Naya.. Jangan pernah lagi merendahkan dirimu sendiri. Kamu lebih dari pantas untuk menjadi kekasih siapapun juga, dengan status apapun juga. Aku ga suka, terlebih ucapan mu barusan seakan kamu tak bermakna buat aku ". Mahen menyampaikan isi hati nya dengan gusar.
" Aku hanya Insecure di circle saat party tadi ". Naya membalas ucapan Mahen dengan kepala menunduk, seakan di ingatkan darimana sesungguhnya ia berasal.
" Maaf, bukan bermaksud menyinggung mu. Begini saja, boleh kan jika aku ingin mengenal mu lebih dekat, Ainnaya.. ? ". Tanya Mahen sembari menatap Naya yang masih menunduk. Mobil mereka kini telah sampai dan terparkir cantik didepan kost-an Soka. Sedangkan didalam nya masih terjadi sebuah percakapan manis yang belum usai.
" Haa.. Nanti Abang kecewa lho. Aku ini tidak pernah punya pilihan dalam hidup ku. Semua nya harus mengikuti keinginan Abah, termasuk masalah jodoh. Hati ku, mungkin akan selalu tertutup karena aku tak akan sanggup dengan resiko nya bila ia terluka suatu saat nanti. Terlebih membuat seseorang terluka karena aku ". Naya berkata lirih sambil mata nya menerawang jauh, ingatan akan sosok ummi nya yang lemah lembut kembali datang dan membuat hatinya sedikit sesak menahan rindu yang tiba-tiba muncul.
" Boleh aku mencoba nya? ". Tanya Mahen kemudian, merasa tertantang akan pernyataan Naya barusan.
" Kalau Abang siap dengan resiko nya, silahkan. Aku juga baru kali ini, menerima ajakan dan menemani ke satu acara formal dengan seorang pria dewasa. Aku tau ini pasti akan ada resiko nya ". Naya tersenyum, manis sekali, mata bulat nya memancarkan kekuatan sekaligus kekhawatiran yang dia bungkus dengan senyuman.
" Baiklah, lets the show begin. Satu lagi, bolehkan jika nanti aku meminta mu kembali menjadi pasangan ku untuk hadir dalam sebuah acara? Mungkin disana, aku akan memperkenalkan mu seperti tadi ". Mahen mulai merayu tipis-tipis.
" Apa aku punya pilihan? ". Tanya Naya yang kini mulai berani mengangkat kepala nya kembali.
" No ". Mahen tersenyum lebar.
" Baiklah, aku bisa apa, aku akan ikuti permainan ini ".
" No, bukan permainan. Proses Naya, proses pembuktian pernyataan ku ". Lagi, Mahen merasa berada diatas angin karena bisa mengendalikan emosi gadis nya.
" Whatever.. Besok aku akan laundry baju nya dulu baru kemudian aku antar ke Hotel Abang yaa sekalian dengan semua yang kupakai malam ini ". Naya meminta persetujuan dari Mahen.
" Ga usah diantar balik, kamu simpan yang baik atau pakai saja. Tadi aku juga sudah bilang akan meminta mu menemani ku ke suatu acara lagi kan? Juga, aku ga mungkin membawa semua barang ini pulang bersama ku ".
" Tapi ini.. Aku ga terbiasa menerima titipan sebanyak dan semahal ini. Hmm, ini bukan bayaran kan? maksud aku... itu.. ". Naya cemas, takut bahwa ini adalah upah menemani seorang pria dewasa layaknya cerita sugar daddy dalam novel yang sering ia baca.
" Ya ampun. Otak kamu itu negatif mulu yaa kalau sama aku.. Bukan lah, aku ga pernah menilai atau mengajak seorang wanita hanya untuk mendapatkan hubungan one night stand, kepuasan sesaat atau pun mengambil keuntungan lain dari nya.
" Uhulk uhulk uhulk... What the... " . Naya tercengang, pria ini membicarakan s-e-k-s dengan enteng nya dihadapan seorang gadis belia sepertinya.
" Oh maaf, maaf.. Hahaha aku tak bermaksud terlalu v*lgar ". Mahen tertawa melihat wajah Naya yang memerah karena malu. Obrolan dewasa yang seharusnya di usia dia sudah sering mendengar nya, tapi Naya malah terlihat canggung, ternyata dia polos sekali.
" Naya.. Biarpun aku hidup dikota besar, dilingkungan yang seperti tadi.. Tapi aku tidak pernah berz*na ".
" ......... Aku no comment.. Baiklah, terimakasih banyak Abang.. Aku turun ya ". Pamit Naya kemudian, entah karena malu atau ingin menghindari percakapan ini.
Setelah Naya masuk kedalam kost-an, Mahen memutar kembali mobil nya untuk menuju hotel tempat dia menginap dan bersiap untuk rencana selanjutnya.
" Hallo Rey.. Kamu sudah pulang?".
" Baru tiba di Hotel, Bos. Ada hal yang ingin ku bicarakan dengan anda segera ". Suara Rey terdengar lelah diujung sana.
" Aku sampai hotel sebentar lagi ". Jawab Mahen singkat, lalu setelah mematikan speaker bluetooth nya, dia memacu mobilnya kencang membelah sepi nya jalanan.
15 menit kemudian.
" Bos, Tristan masih menunggu kita lengah.. Anda punya rencana? ". Tanya Rey setelah Mahen masuk ke kamar mereka.
" Sedekat apa dia dengan kita? ". Tanya Mahen sembari melepas setelan nya.
" Masih tak terlalu dekat, tapi kita harus waspada. Pengamanan untuk Nona aku gandakan Bos.. Anda tak perlu khawatir ".
" Thanks. Rey, bisakah kamu menyelidiki Rendy Danureksa? ada yang janggal dengan nya, mungkin kita bisa mendapat petunjuk untuk membantu memecahkan misteri kematian ibu nya Naya ". Mahen berbicara sembari masih berkutat melepas setelan nya karena ia ingin segera mandi.
" Anda mencurigai sesuatu? Baiklah, aku akan coba tapi mungkin akan butuh waktu sedikit lama Bos ".
" Tak apa.. Just do it ". Suara Mahen terdengar dari dalam kamar mandi.
***
Setelah private party selesai, Rendy langsung mencari keberadaan Papa nya. Sedari tadi keinginan nya itu harus dia tunda karena Anggi yang selalu menempel pada nya, ditambah banyak nya kolega yang hadir dari kedua keluarga yang tak henti nya memberikan ucapan selamat pada mereka berdua.
" Pa.. Ada yang ingin kusampaikan, kurasa ini berita besar buat Papa ". Rendy membuka suara pelan.
" Tentang apa? baiknya itu hal berguna Son ".
" Ainnaya, ternyata kekasih Tuan Mahendra Guna, petinggi Exona. Papa tau kan Tuan Mahen orang yang seperti apa? Jangan diteruskan Pa.. Dia bukan lawan yang sepadan untuk kita ". Rendy mengutarakan maksud nya dengan rasa cemas.
" Bukan Mahendra yang harus kita waspadai, tapi Jimsey. Akan Papa pikirkan saran mu itu.. apakah kita akan mundur atau lanjut ". Jawab Tuan Danu tenang.
" Jujurlah Pa. Hadapi kesalahan kita dimasa lalu, agar kita tenang.. Please ". Pinta Rendy memohon belas iba Papa nya.
".......... Nanti....... Setelah posisi kita aman ".
" Kapan pa? kasihan Bagas.. harus jadi korban Papa untuk menikahi Naya.. lagipula, Bagas bukan lawan sepadan untuk Tuan Mahen.. Karir nya bisa hancur bila Jimsey Exona ikut campur, Papa tau kan jika Tuan Mahen adalah anak kesayangan nya... Please Pa, sudahi ini ".
" Rendy...!!!! Papa bilang stop... Jangan mendesak papa lagi.. Pergilah temani Anggi ". Tuan Danureksa menggebrak meja nya kencang hingga tangan nya mengepal memutih dan segala barang yang berada di atas meja tadi seketika terjatuh berantakan akibat kerasnya hentakan.
" Hallo.. Percepat urusan melamar Ainnaya.. Aku tak mau tau dengan cara apa kamu membujuk keluarga nya.. Laksanakan segera atau aku kirimkan rekaman itu pada atasan mu ". Tuan Danureksa menelpon sesorang diseberang sana dengan amarah yang tertahan.
S*al.. Mahendra mengacaukan rencana ku. Baiknya anda tahan Tuan Mahen, jika anda ikut campur maka aku tak segan untuk bertindak diluar batas.
***
" Naya.. aku akan datang kembali ke rumah mu bersama kedua orang tua ku untuk mengajukan lamaran secepat nya, aku akan pulang di minggu ke empat bulan ini. Kuharap saat tahun berganti, kamu sudah menjadi istri ku ". Bagas mengirimkan pesan ke Ainnaya malam itu juga. Malam dimana ia menerima perintah dari Tuan Besar Danureksa.
Naya yang sedang rebahan dikamar kost nya yang nyaman, ketika ia mendengar suara bunyi notif dari handphone nya, tanpa sengaja hati nya mulai berharap bahwa pesan yang masuk adalah dari Mahen. Namun... ia harus menelan rasa kecewa mendapati kenyataan bahwa yang mengirimkan pesan padanya saat ini adalah si kutu beras, Bagas Adyathama.
Mau apalagi sih? ga bosen-bosen nya berusaha.. Aku harus menemukan cara untuk menggagalkan rencana Bagas. Apa yaa? besok ku coba minta pendapatnya Vita atau mega deh semoga ada solusi yang tepat.
Ting, satu pesan lagi masuk.
" Naya.. Tidurlah.. Have a nice dream.. Mimpiin aku juga boleh ". Tulis Mahen dalam pesan nya yang sukses membuat senyum Naya terbit.
" Bismika allahumma ahya wa bismika aamuut.. Jangan lupa baca doa, biar mimpi nya ga dicampuri syaithan dengan nafsu ".
" Baik Nyonya ".
" Aku belum menikah, juga tak pantas dipanggil Nyonya "
" Nyonya Mahendra, pantas ko ". Mahen mulai berani menggoda Naya. Sayangnya justru membuat Naya tak merespon lagi pesan nya.
" Naya.. Becanda.. Aku sedang menyelidiki kejanggalan tentang Rendy tadi, doakan segera menemukan titik terang yaa, siapa tau ada informasi yang kamu butuhkan ". Bujuk Mahen terpaksa membuka rencana nya, demi agar Naya kembali membalas pesan nya.
" In sya Allah, semoga Allah redho dengan apa yang sedang Abang kerjakan, jadi diberikan kemudahan menjalankan proses nya.. aamiin ". Balas Naya, meski ia pun berharap Mahen bisa membantu nya tapi rasanya segan bila harus meminta lebih dulu karena mereka baru saja kenal belum lama ini.
" Adem nya.. berasa pake AC.. Makasih yaa, selamat malam Ainnaya....... ku ". Tutup Mahen dipesan terakhir nya.
Deg... deg... deg... hati keduanya berdetak kencang malam ini. Berbekal chat manis dan percakapan didalam mobil tadi, malam ini nampaknya mereka akan tidur lelap dengan senyum menghiasi wajah masing-masing.
___________________________
Satu persatu kerumitan ini, mulai terbuka..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Neneng Hernawati
akhirnya mulai terbaca kemana arahnya karna sepertinya sedikit demi sedikit misteri akan terbuka
2023-03-20
1
Nina Melati
cut cuit, yg sdh berani ngegombal
2022-08-22
1
Dini
lanjutt
2022-01-13
0