Exona Landscape and Building, Jakarta.
Senin pagi ini, Mahen dan Rey masih sibuk mempersiapkan segala kelengkapan berkas untuk acara lelang esok hari di Cirebon. Beberapa kali ke Cirebon, sepertinya Mahen mulai terbiasa dengan cuaca nya yang sedikit panas meski Jakarta tetaplah kota terpanas menurutnya. Mahen juga bukan type pemilih makanan, jadi sejauh ini lambung nya masih bisa menerima rasa makanan khas kota ini.
" Rey.. Aku masih harus siapkan satu slide presentasi lagi, perkiraan satu jam selesai.. Hotel nya sudah siap? Jam berapa kita berangkat? ". Tanya Mahen pada Rey sembari tetap menatap layar komputer dimeja.
" Done Boss.. Kita berangkat setelah Anda siap ". Jawab nya singkat. Rey adalah aspri alias asisten pribadi. Ia di beri mandat oleh Pak Jim untuk membantu segala keperluan Mahen, baik urusan kantor ataupun lainnya. Mahen sudah menganggap nya seperti adik sendiri karena memang usia nya seumuran Mandala, adik bungsu nya.
Satu jam kemudian. Mahen
0sudah selesai dengan file terakhir. Semua kelengkapan berkas sudah siap, waktunya pulang ke apartement sebentar untuk packing lalu berangkat ke kota tujuan, Cirebon.
Jam 14.00 WIB, kami berdua bertolak ke Cirebon dengan Accord hitam yang sudah mengkilap.
Setelah menempuh waktu 5 jam perjalanan panjang via pantura, akhirnya mereka sampai juga di tujuan. Mereka langsung check in dan Mahen memutuskan langsung beristirahat. Tapi nampaknya semua hanya tinggal rencana. Rey mengajak nya keluar ke salah satu club terkenal di kota ini dengan alasan melepas penat sejenak.
Dalam ruangan club yang remang.
" Bos.. Arah jam 2 wearing a blue shirt. Dia yang akan memimpin lelang besok. Disekitarnya beberapa tikus kecil. I'm in Bos.. Siapa tau kita butuh ini ". Rey berbisik pelan di antara suara dentuman musik keras yang menggema. Begitulah Rey. Gesit dan tak terduga. Mahen sudah curiga ketika dia memaksa nya untuk ikut, rupanya Rey punya sesuatu untuk kami bilamana ada situasi tak menguntungkan.
" Yuk Bos cabut. I'm done ". Tak berapa lama Rey sudah kembali.
" Apa yang kamu dapatkan Rey? "
" Tak banyak Bos. Tapi semoga berguna untuk Anda ". Sahutnya dengan smirk menyebalkan.
Jam 23.00 WIB. Mahen tak bisa tidur, sedangkan terlihat Rey sudah pulas dengan suara nyanyian tidur nya yang menggoda. Iya, menggoda untuk memberi garam pada mulutnya yang terbuka agar tak mendengkur. Huft.. Mahen kesal.
Perlahan, mata Mahen mulai terasa berat tanda sudah mulai mengantuk namun tiba-tiba selintas muncul wajah ayu itu. Mata nya yang mulai terpejam kembali terbuka lebar. Siapa nama gadis ini? Mahen lupa, mata nya yang cantik membuat Mahen terus ingat pada nya.
.
Shahila Hotel, Cirebon. Tempat Mahen dan Rey menginap selama 3 hari di sini sekaligus tempat acara lelang tender akan digelar.
Jam 08.00 WIB, MC memulai rangkaian acara. Mahen memperhatikan setiap detail proses nya. Ia melirik Rey sekilas yang malah asik dengan gawai nya. Entah siapa yang Rey hubungi.
" Candi one report "
" Dia pagi ini dekat dengan anda Capt, copied ".
" Ok copied "
Bos.. Jika saja saat anda tertidur di mobil siang itu, tak menyebut nama nya, aku tak akan bertindak sejauh ini. Kurasa Nona sedikit memberi kesan pada anda meski tak disadari. Alam bawah sadar ternyata tak bisa disangkal ya Bos. Batin Rey sambil menatap Mahen lekat.
COFFEE BREAK.
Setelah mengambil secangkir kopi dan 2 buah snack, Mahen memutuskan untuk duduk dekat jendela di coffee shop lantai dua hotel ini. Rey? Ah anak itu bagaikan jailangkung, datang tak di undang pergi tak berkabar.
Saat sedang menyesap menikmati kopi, tiba-tiba.
" Permisi, Maaf Pak, anda diminta bergabung dengan Bapak Ahmad disana. Silakan ". Ucap seorang Waitress.
" Aku? ". Tanya ku pada waitress tadi, seketika aku terkejut. Dia, gadis itu. Gadis dengan mata coklat yang cantik.
" Ok. Thankyou miss ". Karena terlalu terburu-buru bangkit dari duduk. Kaki Mahen yang belum pulih benar dan ia yang belum terbiasa dengan kondisi ini, seketika terasa nyeri dan mempengaruhi keseimbangan Mahen saat berdiri.
" Your welcome Sir. Ups, hati-hati, are you Ok? ". Dia menahan lengan Mahen agar tak jatuh. Wajah Mahen nampak merah menahan malu.
Mahen bilang padanya bahwa ia baik-baik saja. Sekilas wajah gadis itu terlihat sedikit khawatir. Tapi setelah Mahen jelaskan, dia kemudian mengerti dan pamit berlalu pergi. Eh, aku belum bilang terimakasih sekaligus menanyakan apakah dia ingat aku? Sesal Mahen kemudian.
Ting, Satu pesan masuk yang ternyata dari Rey. " Bos, jika anda terdesak dengan hal-hal tak masuk akal, berikan shock terapi potongan video ini semalam ". Satu pesan video lalu masuk ke handphone Mahen. Rey, luar biasa.
Benar dugaan Rey, beberapa diantara mereka sepertinya bermain kurang pantas. Mahen terlanjur masuk, tak bisa mundur kembali. ketika situasi dirasa memanas. Diam-diam ia mengirimkan potongan video yang Rey kirim tadi ke seseorang yang ingin mendepak Exona dari project ini.
" Easy Bro. Exona bukan lawan anda..Tapi aku mengapresiasi usaha anda ". Tulis mahen pada pesan yang ia kirim pada rival nya.
" Rey, sepertinya dia bakalan ngotot ". Mahen mengajak Rey diskusi dan berkirim pesan, namun anak itu tak membalas nya. Situasi semacam ini sudah sering kami alami, terkadang ada tindak k*kerasan didalam nya. Dan kali ini, hati Mahen agak gelisah, entah apa ini.
Keputusan lelang project diumumkan Rabu esok hari. Mahen merapihkan catatan hasil hari ini dan mengirimkan nya langsung ke email Pak Jim.
Setelah keluar dari ruangan utama, Mahen lalu bergegas menuju coffee shop berharap gadis itu masih di sana.
Sambil menunggu dia yang tak kunjung muncul. Dari lantai 2 coffee shop, Mahen melihat di seberang hotel ini terdapat Mall, mungkin Mall yang terbesar di kota ini.
" Bos, cari siapa? Nona tadi? Dia kerja di Mall seberang kalau Bos mau tau, Mall yang sama di malam itu ". Suara Rey yang datang tiba-tiba dari arah belakang, mengagetkan Mahen.
" Rey.. Yang tadi, menurut mu? ".
" Kita lihat besok Bos.. Semoga dia berhenti sampai disana ". Jawab Rey santai sambil menyesap kopi milikku.
" Nama gadis tadi, Ainnaya. Jika Bos belum ingat ". Lanjut nya.
" Ainnaya. Nama yang cantik ". Kalimat yang tanpa sadar Mahen ucapkan di depan Rey.
" Anda tertarik untuk mencari tau? Kita bisa pergi nanti malam ke sana Bos, Nona tampaknya masuk shift siang selepas dari sini. Sekalian anda beli baju untuk weekend nanti karena nampak nya Bos tak membawa baju Batik kemarin ". Urai Rey panjang lebar.
" Wekeend? Ada apa dengan weekend? ". Tanyaku penasaran.
" Tuan Besar belum mengabari anda Bos? Weekend ini ada undangan wedding mantan petinggi Exona yang baru saja beralih profesi menjadi pejabat pemerintahan dan anda wajib hadir ". Rey menjelaskan kembali.
" .......... ". Mahen memilih tak menanggapi, pikiran nya saat ini justru penuh tentang mengapa gadis itu seakan tak mengenal nya?
Rabu Jam 10.00 WIB. Hasil keputusan lelang diumumkan. Alhamdulillah, Exona mendapatkan project pendamping kali ini. Meski bukan project utama, setidaknya mahen dan Rey tak pulang dengan membawa tangan kosong. Terlihat rival mereka memandang dengan penuh kebencian. Mahen berusaha mengabaikan tatapan itu, tapi sekali lagi rasa gelisah yang entah darimana datangnya kembali menyergap hatinya. Ada apa ini? batin Mahen mulai terusik.
Saat Mahen menunggu lift hendak naik ke kamar, ia melihat gadis itu baru saja keluar dari coffee shop dan nampak nya akan keluar hotel, mungkin jam kerja part-time nya telah usai. Entah mengapa kaki nya melangkah ke sana untuk menyusulnya.
" Permisi nona, Ainnaya betul? " Cegah Mahen dan sukses membuat langkah nya terhenti.
" Iya. Ada yang bisa aku bantu Sir? ". Sahut nya.
" Nona masih ingat aku? ".
" Hmm, maaf bukan tidak sopan, tapi aku tak begitu mengenali anda.. maaf ". Sesal Naya menampilkan wajah segan dan tangan nya menangkup di depan dada.
" Nevermind. Aku Mahen, yang hampir menabrak anda, lalu malam nya kita bertemu di pelataran Mall dengan tangan anda yang memegang lengan bajuku yang hampir terkoyak ". Jelasku, berharap dia ingat.
" Ah ya ampun, tuan? Maaf maaf, aku sangat keterlaluan tak ingat dengan penolong ku. Terimakasih banyak sudah mau mengenali ku kembali Tuan Mahen ". Jawab nya sumringah. Ya Tuhan, manis sekali wajah nya saat dia tersenyum. Ada rasa bahagia menyelimuti hati Mahen.
" Mahen saja, nona, Anda mau pulang? Boleh aku antar? ". Entah mengapa Mahen tak suka Naya memanggil nya Tuan. Lho, kenapa aku menawarkan diri? duh ketauan modus. Batin Mahen.
" Tak usah Tuan, terimakasih. Anda bisa panggil saya Naya hmm maaf, aku harus pergi karena harus bekerja di tempat lain, semoga hari Anda menyenangkan Tuan Mahen ". Pamit Naya pergi.
" Take Care Naya ". Balas Mahen lirih. Kali ini ia merasakan kecewa, akankah kita bisa jumpa lagi?. Hati Mahen mulai berharap.
Kriing. Telepon Mahen berbunyi. Kulihat nama yang muncul di layar, Pak Jim.
" Hallo Pak. Baik. Ok ". Pak Jim meminta ku untuk stay disini hingga weekend, sedangkan Rey harus segera kembali lusa nanti ke Balongan, mengecek project Exona yang sedang berjalan disana.
Setelah menerima instruksi tugas baru, Mahen lantas kembali menuju lift untuk naik dan beristirahat di kamar. Rey? ah biarkan anak itu berkeliaran.
.
Disudut tembok yang tak disadari oleh Mahen, ada sepasang mata yang memperhatikan interaksi keduanya tadi. Dia tampak berbicara dengan seseorang di seberang sana menggunakan telepon genggam nya. Tak lama, dia pun beranjak pergi sambil menampilkan senyum licik yang tercetak jelas di wajah nya.
_______________
Ada apa lagi yaa? firasat Mahen terbukti ga yaa? Jangan lupa vote, like dan share yaa sahabat mama semuanya. Terimakasih atas segala support kalian.. luv yu ol...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nur Bahagia
karena ainaya saraf nye ada gangguan pak bos.. jadi dia gampang lupa
2024-08-23
0
Nur Bahagia
Rey.. kamu luar biasa.. pengertian banget sama pak bos, setia dan sangat bisa diandalkan 🤗
2024-08-23
0
Nina Melati
sampai disini blm tau ni siapa musuhnya, bikin penasaran
2022-08-21
0