Sudah satu minggu yang lalu Mahen meninggalkan kota itu. Baru kali ini ia merasakan perasaan bahagia yang sulit diungkapkan, berdebar-debar menunggu kabar terbaru dari Rey yang mengirimkan berita tentang aktivitas gadis nya setiap hari. Ainnaya.
Dia masih seorang gadis kecil, tapi beberapa kali bertemu dengan nya membuat Mahen merasa nyaman. Semoga kamu selalu sehat disana yaa. Ucap nya dalam hati.
Mahen biasanya menerima laporan kegiatan gadis itu sebelum jam 8 pagi setiap hari. Sudah lewat 15 menit mengapa belum ada pesan masuk. Pikirnya. Seandainya ia tak merasakan firasat yang kurang baik mungkin tak akan melakukan hal seperti ini. Mahen rela dipandang aneh oleh Rey karena bertindak diluar kebiasaan, apalagi ini berkaitan tentang wanita.
Handphone Mahen berbunyi.
" Bos.. Tristan Corp membuat resah. Orang-orang nya terlihat beberapa kali membuntuti Nona sudah 3 hari ini. Penandatanganan kontrak kerja 2 hari lagi, anda sebaiknya bergegas kembali ke sana hari ini juga ". Suara Rey terdengar cemas. Mahen pun merasa sedikit kecewa karena ini bukan kabar keseharian gadisnya yang ceria, sekaligus ia khawatir, semoga tak terjadi apa-apa padanya. Salahku, yang terlalu kentara mencoba mendekati nya kemarin. Mahen sedikit merasa menyesal.
" Aku berangkat sore ini, kau ikut aku atau bagaimana? Pak Jim tau tentang ini Rey? ". Balas ku.
" Aku sudah berangkat Bos, maaf tak mengabarkan awal karena terburu-buru tadi.. Tuan besar tau Bos, aku tak mungkin menyembunyikan kendala yang sedang kita hadapi ". Jawab Rey kemudian. Sudah ku duga, anak itu selalu bergerak lebih dulu.
***
Selasa malam, Cirebon.
Rey menjemput Mahen di stasiun kereta tepat jam 10 malam. Dia menyerahkan sebuah map berisi segala aktivitas mencurigakan dari rival bisnis Exona tempo hari. Baiklah, kita akan mulai kerja di mulai dari menyusup ke dalam sistem jaringan mereka. Batin Mahen.
" Dia aman Rey? ". Tanya Mahen memecah keheningan selama perjalanan menuju hotel.
" Aman Bos ". Dia terlihat lesu tapi Candi bilang, dia baik.. Mungkin kelelahan, anda mau mampir mengunjungi nya? ". Rey menggoda hingga Mahen mengabaikan pertanyaan nya.
" Besok Penandatanganan gelombang satu dimulai jam 10 pagi di Hotel Bintang. Gelombang dua, giliran kita di Hotel yang sama. Kalau dugaan ku benar, mereka akan menggunakan Naya untuk menekan ku. Ya Tuhan, maafkan aku melibatkan sesorang yang tak bersalah ". Sudah ada beberapa strategi untuk mencegah agar tak terjadi hal buruk pada Naya ku.... heeh... apa ini? Naya-Ku? huft, khayalan tingkat tinggi... persis lagu peterpan yang sedang ku dengarkan saat ini. Hati Mahen gelisah sekaligus bahagia.
***
Kost-an Soka.
" Non Naya, badan nya panas banget, malam ini jangan kerja lagi atuh, libur aja.. Ibu khawatir ". Bu Rahma sedang memijit kaki Naya yang terasa pegal, beliau sudah seperti orang tua kedua Naya saja. Tak segan mengomel, marah ataupun seperti sekarang, memberi banyak cinta dan kasih sayang. Perlakuan special nya hanya untuk Naya karena penghuni kost yang lain tak mendapat perlakuan yang sama dari nya, termasuk Vita.
" Mas Romy ga masuk.. Naya udah di wanti-wanti buat isi program midnight nya Bu.. cuma muterin lagu melow dan sendu doank, ga banyak cuap-cuap. Ditemani sama Robin ko siaran nya, nanti pulang nya diantar. Besok sebenarnya Naya cuti, badan rasanya remuk redam begini ". Sahut Naya lemah, sejujurnya dia sudah tak enak badan sejak weekend kemarin, tapi ditahannya karena janji yang sudah ia buat untuk mengisi acara Mas Romy hari ini. Tepat jam 10 malam, Naya diantar ojek langganan menuju Radio Swaraku.
.
" Capt, Nona pergi part time Radio. Bu kost bilang, dia tampak sakit tapi memaksakan diri ". Satu pesan masuk ke Handphone Rey.
" Bos, kita ke cafe sebentar yaa ".
" ........ ". Mahen tak menanggapi, toh mau protes juga percuma, penumpang kan gimana supir.
" Masuk yuk Bos. Nona sedang siaran ". Ajak Rey kemudian setelah 30 menit perjalanan untuk menuju kesini. Radio Swaraku. Eja Mahen dalam hati pada neon box di atas gedung.
" Hai Hai selamat malam semua nya. Pendengar setia Swaraku FM. Malam ini, ditemani Kinoi dan Bang Robin di seberang sana hingga pukul 00.00 nanti. Seperti biasa, masih dalam program kesayangan Swara lover semua. PiLaTes.. Pilihan lagu terbaik. Ok gengs, sebagai pembuka kita malam ini, kinoi luncurkan sebuah kenangan terindah. Yaah sambil terus berdoa semoga tak menjadikan mu yang sedang dilanda rindu untuk tak berhenti berharap. Masih menduduki Top chart di minggu ini, check this sound. Samsons and Sheila on 7 ".
Suara Naya sedang opening program radio menyambut Mahen dan Rey saat memasuki ruangan cafe dan memesan 2 cup espresso untuk mereka berdua. Gadis ini, suara nya memang enak didengar. Mahen menikmati segala suasana yang cafe ini suguhkan dengan sangat nyaman sembari memejamkan mata. Teduh nya.
Tak terasa jam 23.00, Rey mengajak Mahen keluar dari cafe. Rasanya ia tak rela menjauh dari suara Naya.
" Kita tunggu di mobil saja Bos, kita akan ikuti Nona malam ini hingga ia aman ". Jika Rey sudah serius begini, tanda nya memang situasi genting. Mahen mengikutinya tanpa banyak tanya.
Jam 00.00, terlihat Naya bersiap pergi membonceng sepeda motor teman nya. Rey sudah bersiap dari tadi dengan orang kami. Nampaknya rival kami tak bisa bermain halus malam ini. Baiklah, maaf kan aku Naya, kamu harus jadi umpan. Jantung Mahen mulai berdetak kencang.
Seperti dugaan nya, motor Naya di cegat di jalanan sepi. Dia dan teman nya terjatuh akibat menghindari bentrokan fisik. Diluar dugaan, Orang-orang Tristan Corp menyeret nya paksa masuk kedalam mobil mereka dan meninggalkan teman pria tadi dibawah todongan senjata. " Ya tuhan... Rey ". Mahen panik.
" S*aall. Cepat sekali. All team, In. Buat parameter jarak aman terdekat dengan mobil Hitam............ Copied, GO ] Intruksi Rey meluncur jelas. Mereka tak sendirian, semoga saja tak terlambat. Setelah mendapat titik koordinat, mereka berdua meluncur ke tujuan.
" Bos. Kita masuk, anda siap? " Sambil memasukkan rev*lv*r armatix kedalam saku baju nya dan menyerahkan 1 unit pada Mahen.
" Rey, s*al... G*la.. perlu kah ini? Ada warga sipil disana ". Cegah Mahen.
" Jaga-jaga untuk anda dan Nona ". Jawab Rey enteng.
Tok tok. Kaca mobil kami diketuk seseorang dari luar.
" Silahkan masuk Tuan. Bos kami menunggu didalam ". Ucap seorang pria bertubuh kekar.
Mereka masuk ke dalam gedung seperti gudang dipinggir kota, dengan dorongan sebuah senjata laras panjang yang menempel di punggung Mahen dan Rey.
" Selamat datang anak kesayangan Jimsey Exona. Kita jumpa lagi, silakan duduk Tuan Mahendra, pacar anda sedang di dandani agar terlihat lebih cantik ketika melayani ku ". Pancing Tristan ditujukan untuk Mahen.
" Dia bukan siapa-siapa bagi ku. Lepaskanlah, tak ada pengaruh nya untukku. Apa mau mu? ". Tanya Mahen kemudian. Rey kagum melihat Bos nya bila di situasi seperti saat ini, selalu terlihat tenang meski dia yakin, dalam hatinya sudah bergemuruh amarah yang siap meledak kapan saja.
" Seorang Mahendra, yang tak pernah terlihat hangat dengan seorang wanita. Memperlakukan seorang gadis di kota kecil dengan perlakuan istimewa, apakah ini yang nama nya bukan siapa-siapa? Aku menginginkan project itu, sebagai penawaran termudah, gadis itu atau project nya? ". Tristan mendesak nya.
" Tristan, selintas tak ada yang janggal dengan project ini, hanya project biasa. Tapi mengapa Tristan Corp sangat menginginkannya? Ada hal yang tak ku tahu? Misalnya, lahan eksploitasi minyak yang masih tersembunyi? ". Mahen menohok nya dengan informasi rahasia yang baru saja ia dapatkan saat meretas sistem jaringan mereka.
" Cakap sekali, pantas Jimsey mengandalkan mu. Opsi kedua, tinggalkan Exona, bergabunglah dengan kami. Maka kejayaan mu tercapai ". Tawar nya lagi.
Mahen berusaha mengulur waktu agar Candi dan Al bisa segera membebaskan Naya.
" Bos, now ". Bisik Rey pelan.
" So sorry Tristan. Aku menolak. Terimakasih sambutan dan tawaran nya. Aku pergi ".
Stop. Jangan bergerak, jika kau ingin pulang dengan selamat. Sahut Tristan penuh amarah sambil menodongkan p*stol.
" Tuan, gadis itu berhasil kabur ". Suara anak buah Tristan bergema di ruangan.
" Bos, Berlindung ". Rey mendorong Mahen menjauh.
Dor. Dor. Dor terdengar beberapa peluru keluar dari re*olv*r yang melesat tak tentu arah. Beberapa anak buah Tristan terluka. Mahen tak melihat Tristan, karena sibuk menghalau serangan dari beberapa bodyguard nya yang tangguh. Entah kemana dia pergi. Tak lama, suara sirine polisi lamat lamat terdengar dari kejauhan, hingga semakin jelas mendekat.
" Bos, pergilah lewat utara, team menunggu anda, aku menyusul kemudian ". Mahen mengangguk lalu meninggalkan Rey dan menuju titik pertemuan dalam rencana kami semula. S*al, Tristan ternyata mengejar Naya.
" Aah, kaki ku. Sakiittt. Naya, Candi... bertahan lah ". Sambil terseret Mahen tetap mengejar mereka. Saat tiba di lokasi titik temu, Mahen melihat beberapa team nya tumbang termasuk Candi, dia sepertinya pingsan. " Naya, kamu dimana sayang ". Pikiran Mahen kalut.
" Pergiii atau aku akan ". Terdengar suara teriakan dibarengi isakan dari dalam semak. Suara Naya.... batin Mahen. Ia menyeret kaki nya pelan agar tak terdengar oleh Tristan.
Terdengar suara perlawanan dari Naya, gadisnya memang tangguh. Tristan di hajar nya, meski tenaga nya kalah jauh setidaknya gadisku melawan dengan segala sisa kekuatan nya.
" Tristan... Let her Go ".
" Ternyata dia gadis yang tangguh, pantas saja kamu menaruh hati padanya. Jadi milik ku atau mati ". Tristan menodongkan p*stol nya pada Naya.
" No. Tristan No. Aku mengaku kalah ". Ucap Mahen sambil melempar p*stolnya. Tuhan, bantu aku, selamatkan dia.
Klak... Klak.. Klak... peluru Tristan habis. Kesempatan Mahen untuk menghajar nya kemudian. Brugh. Perkelahian sengit tak terhindarkan, hingga Rey datang dan menyelesaikan segala nya.
Dalam kepayahan karena tenaga yang hampir habis ditambah kaki Mahen sepertinya cidera kembali, mata nya mencari keberadaan Naya. Dia sudah hampir roboh.
" Naya ". Teriak Mahen.
" Tuan, anda lagi. Terimakasih ". Naya jatuh memeluk Mahen.
" Naya.. Naya.. Maaf, aku terpaksa memapah mu yaa ". Mahen meminta izin saat Naya masih setengah sadar.
" Rey. Kita pergi, Naya-ku ". Pinta Mahen lemah pada Rey, ia tak kuasa melihat keadaan nya kini. Mahen melepas jas nya untuk menutupi baju bagian atas Naya yang terkoyak karena Tristan tadi.
" Bos, biar aku yang bawa Nona ".
" Jangan berani menyentuh Naya-ku, Rey. Aku masih sanggup membawa nya ".
" Ok Ok Bos. Naya anda, silakan masuk ".
" Jangan kuatir bos, tempat tadi sudah clear saat polisi datang. Team kita yang terluka sudah dievakuasi termasuk Candi. All clear ".
" Rey, kita langsung kembali ke hotel, dan panggilkan dokter perempuan yang bisa dipercaya. Dia demam ". Mahen tak peduli hal yang lainnya, ia hanya peduli Naya. Pucat sekali, panas sekali badan nya. " Ya Tuhan.. What have i done ". Ratapnya tak kuasa melihat wajah Naya.
Setiba nya di hotel, mereka lalu masuk lewat pintu samping agar meminimalisir kecurigaan karyawan hotel. Rey meminta bantuan dari seorang room service wanita untuk mengganti baju Naya dengan baju pinjaman dari Candi. Tak lama setelah itu, dokter wanita datang dan memeriksa kondisi Naya.
" Tekanan darahnya rendah, harus di infus, seperti nya dia mempunyai riwayat penyakit lambung atau maag. Aku resepkan obat untuk dia minum selama tiga hari yaa. Jika keadaan memburuk dalam satu hari kedepan, anda harus membawa nya ke rumah sakit ". Penjelasan panjang lebar dari dokter membuat rasa bersalah Mahen kian membesar.
" Lakukan yang terbaik Dok. Aku yang akan bertanggungjawab padanya ".
Saat akan dipasang jarum infus, tiba-tiba Naya terbangun dan histeris. Mahen menenangkan nya, menatap mata nya sendu. Membujuk nya pelan lalu Naya mengangguk, saat jarum masuk kedalam nadi nya, tangan Mahen digigit nya kencang. Dia meringis menahan sakit, tak apalah yang penting Naya lekas sehat setelah ini.
Tak lama setelah cairan infus dan obat masuk, Naya terlelap, damai sekali wajah nya saat tertidur seperti ini. Demam nya juga sudah mulai turun.
" Bos, kaki anda harus di cek dan terapi besok.. Istirahat lah. Nona sudah aman. Tristan kabur tapi ku pastikan dia tak akan kembali dalam waktu dekat ke sini ". Rey memberi info terbaru.
" Kamu terluka Rey? ".
" Tidak bos. Aku pamit ke kamar sebelah. Anda istirahat lah, aku sudah siapkan air hangat untuk anda mandi. Dan teh jahe hangat akan segera tiba ".
Jam 02.45 dini hari. Mahen nampak mulai terpejam, ia memilih tidur di sofa kamar ini agar Naya tak kaget saat bangun nanti. Kaki nya masih sedikit terasa nyeri
Esok hari. Aku harus menyiapkan jawaban logis untuk Naya. Mengabari pada teman-teman nya agar tak khawatir dan bertindak diluar kendali. Selamat malam Ainnaya, maaf sudah membuat mu terlibat dalam urusan kami. Mahen memandang Naya dengan rasa bersalah yang teramat sangat.
______________________
Latar belakang cerita sekitar tahun 2009 - 2010 ya gaes. Saat jalur pantura sedang dalam sorotan para investor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
fa _azzahra
nah lo rapi kan tulisan mam,ga asal2 an nulis ada data dan keterangan jls.makane td smpt heran di part sblm nya bhwa naya pake hp siemens sm nokia 6600.dah keren bgt pd jaman nya tuh
2022-12-21
1
Nina Melati
Keren Mak
2022-08-22
1
Eka Widya
kayaknya romansa naya dan mahen segera d mulai kak😊😊😊
2022-06-20
1