"Eh! kalian semua sudah dengar kan? kalau perusahaan kita akan ganti bos baru, sama anaknya yang pertama." ucap karyawan wanita yang berpakaian sangat ketat dan seksi.
"Iya kita semua sudah tau, kemarin kan sudah dikasih pengumuman." jawab temannya yang kalem.
"Eh, ngomong- ngomong juga anaknya ini ganteeeenng banget, dia bule karena lama tinggal diluar negri!" wanita seksi berbicara lagi sambil membayangkan wajah bos baru mereka.
"Ah! tau dari mana kamu?" tanya teman satunya lagi yang pecicilan.
"Ya taulah aku kan selalu cari informasi, tau ngga dia itu masih lajang loh padahal udah mapan banget."
"Mungkin dia cari istrinya orang lokal, karena sebenernya kan dia orang sini juga!" balas wanita yang kalem.
"Ya mungkin, tapi aku yakin banget setelah dia lihat aku dia pasti langsung suka secara aku kan paling cantik dan seksi disini." wanita seksi itu tersenyum bangga dengan kecantikannya.
"Eh, jangan ke geeran deh! siapa tau saja dia sudah punya kekasih atau tunangan," tambah wanita yang kalem.
"Iya benar itu! atau dia akan terpesona sama aku!" wanita yang pecicilan berujar sambil tersenyum.
"Eh kalian ini pagi-pagi sudah menggosip bukannya mempersiapkan diri sebentar lagi bos baru kita akan tiba!" ucap Wawan tiba-tiba datang menggebrak meja.
Semuanya kaget dan memarahi Wawan.
"Eh kamu ini mengagetkan saja, kita tau kok malah kita sudah siap dari tadi." kata wanita seksi.
"Iya nih Wawan mengganggu saja!".
"Udah-udah dasar cewek-cewek centil, cepet kita kedepan." Wawan mencibir mereka yang memang terkenal dengan kegenitannya.
"Eh, aku tidak termasuk yah! aku tidak seperti mereka," sela wanita yang kalem pada Wawan.
"Iya, tapi kamu juga ikut-ikutan." kata Wawan sinis.
Wanita kalem itu mendecih sinis juga karena walaupun kalem sebenarnya dia juga menghanyutkan.
"Hey, bos baru kita sudah datang, ayo kita kedepan," seru karyawan yang lain memberitahu dengan tergesa.
Mereka pun ikut tergesa-gesa dan berlarian kecil kedepan pintu masuk kantor dengan memasang wajah senyum ceria.
Mobil mewah berwarna hitam pun memasuki halaman gedung perusahaan 'WIJAYA GRUP' yang bergerak di bidang elektronik, perkebunan, dan pengolahan makanan ringan yang sudah mendunia dan sangat populer, hanya saja sejak meninggalnya pendiri perusahaan, perusahaan itu dipegang oleh orang yang salah dan bahkan tidak bisa apa-apa hanya bisa menghabiskan uang perusahaan hanya untuk dirinya sendiri.
Sehingga perusahaan mengalami kerugian dan penjualan pun turun drastis hingga diambang kebangkrutan.
Siapakah orang yang salah itu yang telah menyebabkan banyak kerugian dan memberi wewenang seenaknya dia adalah istri dari mendiang sendiri ibu tiri Dion dan ibu kandung dari Doni yang tidak tau apa-apa.
Tapi setelah pengacara Pak Wijaya mengukuhkan perusahaan jatuh ke tangan Dion anak pertama dari istri pertama ibu Dion tidak bisa berbuat apa-apa, karena Doni yang seharusnya memegang kendali perusahaan itu sudah berpulang terlebih dahulu diusia muda jadi sesuai wasiat perusahaan akan jatuh ke tangan Dion yang sebenarnya Dion pun sudah memiliki perusahaannya sendiri diluar negri yang mencakup diberbagai bidang.
Dion keluar dari mobil dengan auranya yang begitu kuat berjalan tegap dan berwibawa wajahnya sangat tegas dan tidak menampakkan senyum sama sekali walaupun para staf karyawan mereka tersenyum untuk menyambut bos baru mereka.
Dion berjalan melewati para jajaran karyawannya yang menunduk hormat kepada Dion dan juga asisten kepercayaannya.
Semua wanita terpesona saat melihat dua pria matang berjalan dengan wibawanya karena ketampanan mereka tapi itu tak membuat Dion dan Kevin senang malah mereka berdecak sebal karena mereka terlalu berlebihan.
Setelah Dion dan Kevin telah melewati mereka dengan cuek dan dingin mereka langsung menahan nafas lega sambil tersenyum terpesona bahkan sampai ada yang mengeluarkan air liurnya hanya karena wajah mereka.
"Wah, tampan sekali, aku akan betah kerja disini kalau tau bosnya masih muda.!" kata salah satu wanita yang terpesona sambil memegang pipinya yang memerah.
"Iya, tampan aku pengen dong jadi simpanan juga tidak apa-apa kalau dia sudah menikah" lanjut salah satunya sambil membayangkan itu.
"Eh,! kalian semua jangan pada mimpi yah! dia itu punya aku dan tidak boleh ada yang memiliki kecuali aku!" siwanita seksi tadi berkata dengan nada tegas.
"Ye.... kepedean sekali sih!" mereka pun mengejek sehingga membuat wanita itu kesal.
"Hey sudah, kembali ketempat kerja kalian jangan malah pada ngobrol," seorang lelaki menegur mereka membuat mereka bubar seketika.
Sementara Dion masih mengelilingi perusahaan peninggalan mendiang ayahnya dengan mendecih menandakan kekecewaan setelah puas berkeliling Dion memutuskan untuk melihat ruang kerjanya.
"Dimana ruanganku?" tanya Dion dengan dingin.
"Disini tuan, mari saya antar!" ucap manager dengan sopan dan mengarahkan Dion dan Kevin keruangannya.
"Ini tuan, ini ruangan tuan Dion dan disebelahnya ruangan tuan Kevin!" tunjuknya pada pintu yang bertuliskan Presdir dan Asisten Presdir.
Dion memasuki ruangannya dan memeriksa setiap sudut tanpa cela, melihat ruangannya Dion hanya bersikap datar karena menurutnya ruangannya lumayan juga tertata rapi dan bersih.
Lalu dia berbalik badan untuk berbicara sesuatu.
"Bawakan laporan hasil kinerja semua karyawan disini dan juga tentang perusahaan setelah itu adakan rapat 30 menit lagi Persiapkan semuanya!" titah Dion dan diangguki oleh mereka.
"Baik Tuan!". Mereka yang mengikuti Dion keluar untuk memberi tahu pada yang lain kecuali Kevin.
Dion duduk di kursinya kemudian menghela nafas.
"Ada yang bisa aku bantu tuan?" tanya Kevin dengan ramah.
"Hah, Kevin kau memang harus banyak membantuku, ini pasti akan menjadi pekerjaan yang melelahkan untukmu!" ucap Dion tanpa mengalihkan tatapan pada Kevin.
Hanya melelahkan untukku saja tuan memangnya kau juga tidak akan lelah atau pekerjaan ini aku yang mengurus semuanya. Hah nasibku memang.
"Sudah tidak usah mengumpat ku, sebaiknya kau buka lowongan besar-besaran untuk perusahaan ini."
"Apakah tuan akan memecat semua karyawan disini!".
"Tidak, aku melihat banyak sekali karyawan yang seenaknya apalagi setelah diurus oleh wanita ular itu, hah sungguh sangat menyebalkan.".
”Tapi tuan dia adalah ibu tiri tuan.!"
Dion menegakkan tubuhnya dan menatap tajam Kevin, "Dia bukan ibu guruku sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai ibu tiri, dengar itu!".
"Baik tuan, maaf!" Kevin merasa bersalah karena sudah memancing emosi Dion karena Dion sangat membenci ibu tirinya itu.
"Kau tau kalau bukan karena ayahku dan Doni, aku tidak akan mau menjejaki kaki disini!" kata Dion datar.
"Iya tuan!".
tok tok tok.
"Masuk...!"
"Ini tuan laporan yang tuan minta!".
Kevin menerimanya.
"Terimakasih silahkan kembali dan persiapkan semuanya." ucap Kevin memerintah.
"Baik tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments