Zava menggeliatkan tubuhnya begitu nyenyak tidurnya dan terasa nyaman dia masih memejamkan menghirup aroma lembut maskulin yang sampai ke hidungnya.
Kasurnya yang empuk dan selimutnya yang lembut serta suasananya yang begitu tenang membuat Zava enggan membuka matanya dia merasa seperti masih didalam mimpi yang indah.
Tapi ini kenapa begitu nyata ketika dia mendengar suara bisik-bisik tersamarkan lalu dia berusaha membuka kelopak matanya yang indah dan matanya langsung menangkap tiga orang wanita paruh baya yang berpakaian sama.
Baru itu dia tersadar dia kaget dan langsung bangun terduduk, dia juga kaget saat melihat rambut panjangnya terjuntai kebawah dia pun memegangnya dia tidak memakai hijab dan melihat pakaian yang sudah terganti.
"Bajuku, jilbabku!" Zava melihat sekeliling, tiga wanita itu masih asik memandang kebingungan Zava dan tidak ingin memberi tahu sebelum Zava yang bertanya seperti itulah perintah dari tuan mereka.
"Kalian siapa? ini dimana? dan pakaianku mana, siapa yang menggantikan bajuku?" Tanya Zava bertubi-tubi pada tiga pelayan itu.
"Kami adalah pelayan, Nona berada dikediaman tuan kami dan Nona berada dikamar tuan muda dan baju nona juga digantikan oleh kami karena pakaian nona basah," jawab salah satu pelayan dengan ramah.
"Tuan... tuan siapa?" Zava mengernyitkan alisnya.
"Tuan kami majikan kami Tuan Dion Raditya!" jawabnya lantang.
"Dion Raditya!" Ulang Zava. Dia berfikir apakah pria yang sejak tadi siang bersamanya itu yang bernama Dion, lalu kenapa dia membawanya kerumahnya dan apakah dia tidak membangunkan saat tertidur itu.
"Astagfirullah... apakah aku sedang diculik?" Asal Zava berkata membuat tiga pelayan itu menahan tawa.
"Tidak, Nona tapi lebih tepatnya mungkin diperkenalkan kepada kami" Jawab pelayan asal juga tapi dibalik itu mereka bahagia.
"Diperkenalkan maksudnya?" Tanya Zava tak mengerti.
"Kami juga tidak tau Nona, sebaiknya Nona tanyakan saja pada Tuan"
"Lalu dimana dia?"
"Tuan sedang keluar sebentar lagi juga pulang!
sebaiknya Nona turun kebawah kami sudah menyiapkan makan malam untuk Nona"
"Apa malam? ini sudah malam" Zava panik mengetahui ini sudah malam diapun bangkit kelimpungan sendiri membuat tiga pelayan itu kembali tersenyum geli.
"Bagaimana bisa aku tertidur sepulas itu, bahkan aku tidak bangun dan sampai dikamar pria asing, ya Allah maafkan atas kecerobohan hambamu ini ya Allah!" Zava mondar mandir dengan perasaan cemas sambil menengadahkan tangan nya keatas.
Lagi-lagi membuat ketiga wanita itu menahan senyum geli karena merasa lucu dengan tingkah konyol Zava.
"Kenapa kalian malah senyum-senyum? aku ini sedang panik!" Zava jengah karena mereka bukannya membantu malah mereka tersenyum terus.
"Nona sebaiknya anda makan dulu, supaya pikiran Nona lebih segar, apa Nona mau makan disini kami akan bawakan?" Tawar mereka supaya Zava tidak kebingungan.
Zava menyentuh perutnya tiba-tiba dia merasa karena semenjak siang belum makan.
"Iya perutku lapar yah!, ahh aku makan dimeja makan saja tidak sopan makan disini" Katanya merasa tidak enak.
"Baiklah Nona mari ikut kami!" Ketiga pelayan berjalan beriringan menuju pintu keluar tapi sebelum mencapai pintu Zava menghentikan.
"Tunggu...!" Mereka berhenti.
"Ada apa Nona?"
"Jilbabku mana?, aku tidak mungkin keluar dengan pakaian seperti ini" Zava memperlihatkan pakaiannya yang berlengan pendek dan rambutnya yang tergerai indah.
Pelayan tersenyum, salah satu dari mereka memberikan paper bag yang sudah disiapkan dimeja.
"Ini Nona pakailah!"
"Apa ini?" Zava bertanya sambil menerima paper bag nya.
"Pakaian dari Tuan".
"Baiklah Nona kami akan tunggu dibawah, setelah berpakaian cepatlah turun Nona!" Katanya tenang dan mereka keluar secara bersamaan dan menutup pintu.
"Iya terima kasih sebelumnya" teriaknya karena pintu sudah tertutup.
Zava kembali mengedarkan pandangannya kesegala penjuru dia begitu takjub memandangi kamar luas dan mewah ini interiornya sungguh unik dan klasik tapi terkesan manly tidak lebay dan berlebihan, dia membuak korden jendela tambahlah takjubnya sampai Zava menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Ya Allah indahnya! ini pasti tinggi sekali
kenapa aku bisa terjebak disini ya Allah? tapi bolehkah aku lebih lama disini untuk memandangi keindahan langitmu dan merasakan ketenangan." Ucap Zava matanya memandangi langit malam yang indah yang dihiasi bintang-bintang dan lampu-lampu gedung yang terlihat kemerlap.
"Boleh saja!" Jawab suara bariton dibelakang Zava.
Zava langsung terdiam mendengar suara seorang pria dia melebarkan matanya karena begitu terkejut dengan suara yang tiba-tiba berada di belakangnya.
Kemudian dia menyentuh rambutnya segera dia menutupi dengan mengambil jilbab didalam paper bag, buru-buru dia memakainya barulah dia menoleh.
Sedangkan pria itu hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Zava.
"Tuan, kenapa anda ada disini? kenapa juga tidak mengetuk pintu dulu?" kata Zava kesal.
Dion mengernyit " Kenapa aku harus mengetuk pintu dikamarku sendiri?" Dion malah balik bertanya membuat Titi tersenyum keki.
"Eh, ini kamarmu yah! tapi kenapa juga kamu membawaku kekamarmu memangnya tidak ada kamar lain apa?" Zava bersungut-sungut.
"Kau, ini tidak tau diri ya ternyata sudah ditolong, tapi malah marah-marah kepadaku" Ucap Dion sambil berjalan mendekati Zava membuat Zava waspada.
"Sebenarnya aku juga tidak ingin membawamu kerumahku apalagi kekamarku tapi karena aku tidak tau identitasmu maka aku terpaksa membawamu kesini" Lalu Dion mendekatkan wajahnya kewajah Zava membuat Zava menahan nafas karena tak sanggup melihat ketampanan pria itu.
Dion tersenyum menyeringai "Lalu dimana salahku?" ucapnya tenang.
"Bisa tidak kalau bicara jangan dekat-dekat! aku risih tau!" Zava mendorong dada Dion supaya menjauh tak sadar dirinya telah menyentuh dada Dion.
Dion kembali menyeringai sebelumnya tak ada wanita yang malah tak nyaman jika ditatap sedekat itu olehnya hanya Zava yang seperti itu.
"Kau, berani menyentuhku !"
"Ahh menyentuh" Zava melihat tangannya iya dia baru menyadari kalau dia sudah menyentuh.
"Ah maaf aku tidak sengaja!"
"Bagaimana kalau aku minta balasan!"
"Balasan, balasan apa?" Zava bingung dengan perkataan Dion.
"Aku menyentuh dadamu juga!" Zava melotot kemudian menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan.
"Eh dasar tuan mesum, seenaknya saja, balasanmu itu sama sekali tak masuk akal" Zava berteriak Dion malah tertawa.
"Eh, apa yang lucu? kenapa malah tertawa?"
"Kau ini memang lucu, memangnya aku mau melakukan itu kau sama sekali bukan tipeku" Ucap Dion menghentikan tawanya kemudian melangkah pergi.
Zava merasa kesal dia seperti dipermainkan oleh pria tampan itu diapun mengejar.
"Eh tunggu memangnya siapa dirimu? kau juga seenaknya berbicara."Zava mengikuti langkah Dion yang begitu tenang sama sekali tak terganggu dengan ocehan Zava dibelakang dan kemudian duduk dimeja makan.
Untung saja jilbabnya panjang jadi bisa menutupi lengannya yang pendek.
"Eh tuan, sebaiknya kau pulangkan aku saja kerumahku!" Zava berhenti berbicara saat dirinya melihat hidangan makanan yang lezat-lezat diatas meja dia menahan air liurnya supaya tak menetas dan perutnya kembali lapar dan tingkahnya itu membuat Dion tersenyum tipis membuatnya ingin mengerjainya.
"Bi Rum, kenapa kau masak banyak sekali? aku tidak akan habis untuk memakan semuanya, lebih baik kau buang saja makanan ini" kata Dion asal membuat pelayan yang bernama Rum itu mengernyitkan alisnya dan membuat Zava melotot.
"Hei, tuan seenaknya saja mau membuang makanan ini jangan karena kau kaya kau bisa seenaknya yah! masih banyak orang diluar sana yang susah mencari makan, dari pada dibuang lebih baik dikasihkan ke orang lain, aku gitu termasuknya" Ucap Zava panjang lebar Dion hanya terdiam mendengar ocehannya.
"Lalu... kenapa kau diam saja hanya seperti patung".
"Ah baik aku akan memakannya, aku sudah lapar dari tadi" Zava kemudian duduk dikursi dan mengambil makanan secukupnya berdoa sebelum makan dan mulai makan dengan tenang.
Dion hanya tersenyum melihatnya sungguh sangat mudah sekali untuk memancing gadis ini.
Dion dan Zava pun makan dengan begitu khidmat dan tenang apalagi sangat menikmati sekali karena makanan ini sangat lezat dan baru ini dia memakannya.
Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dzisya
kesayangan ya Doni🥰😘😍
2023-02-03
0
KINOSANN
zava gemesin bgt dah 🤣
2021-12-30
0