Kini Zava sudah kembali kekontrakannya, sebelum dia masuk dia ditanyai oleh ibu pemilik kemana saja dia kemarin.
Zava hanya menjawab dengan beralasan tidak mungkin juga kan dia mengatakan kalau dia menginap dirumah seorang pria apalagi pria yang tidak ia kenali.
Untungnya ibu pemilik itu percaya dengan cerita Zava yang mengada-ngada dan tidak mempermasalahkannya.
Zava sekarang berada didapur dia sudah rugi satu hari, jadi dia tidak mau rugi lagi. Sekarang dia sedang mempersiapkan bahan untuk berdagang besok.
Karena dia lapar jadi dia memasak nasi kuning untuknya saja nanti malam dia tinggal melanjutkan acara memasaknya karena dia jualan setiap pagi jadi malam-malam dia harus mempersiapkannya.
Saat sudah jadi dan bersiap untuk disantap, tiba-tiba pintu kontrakannya diketuk menandakkan ada tamu, dia pun menunda acara makannya dan memilih membuka pintu.
"Bang Wawan!" seru Zava saat tau ternyata itu adalah Wawan.
"Hay, Abang ganggu nggak!" kata Wawan sambil tersenyum keki.
Dibilang ganggu ya ganggu banget lah karena dirinya datang saat Zava sedang lapar, tapi Zava termasuk orang yang tidak enakkan jadi tidak mungkin dia mengatakan itu.
Zava hanya tersenyum, "Ada apa bang? sore-sore gini, baru pulang kerja yah!".
"Ya betul itu," kemudian menengok ke meja.
"Kamu lagi makan yah! boleh abang masuk!".
Zava jadi gusar meski Wawan adalah anak pemilik tapi dia lawan jenis jadi tidak sepantasnya dia masuk kedalam tempat seorang gadis.
"Diluar saja bang, aku lagi makan ngga enak juga sama tetangga, nanti dikira apa lagi?" Zava berkilah supaya Wawan tidak memaksa masuk.
"Hayy...!"
Belum dijawab oleh Wawan tiba-tiba saja ada seorang gadis cantik berkulit putih dengan tinggi semampai dan berbadan langsing bak model.
Wawan menoleh mendapati suara gadis keturunan Ukraina yang dikenalinya.
"Daryna...!"
"Hay Wan... apa kabar?" Gadis yang dipanggil Wawan itu menyapa dengan riang.
"Hei, kapan kamu kembali?" tanya Wawan lagi.
"Aku baru saja," jawab Daryna.
Kemudian Daryna pun menoleh pada Zava yang sedari tadi hanya melihat interaksi mereka.
"Hay penghuni baru yah kenalin namaku Daryna, namamu siapa?" tanya Daryna sambil mengulurkan tangan. Karena Daryna ini orangnya supel jadi dia tidak canggung untuk berkenalan dengan orang baru.
"Hay juga namaku Zava. Aku penghuni baru." Zava membalas jabatan tangan Daryna dengan tersenyum.
"Wah senengnya punya teman baru!" Daryna bertepuk tangan tanpa suara menandakan dia senang.
"Eh! kenapa ngobrolnya berdiri didepan pintu sih! masuk yuk." Daryna tanpa canggung mengajak berkomunikasi kedalam kontraka Zava.
Karena Zava masih canggung dia hanya mengangguk saja dan mempersilahkan mereka masuk.
"Wah, kamu lagi makan yah! apa ini? kok warna nasinya kuning." tanya Daryna duduk lesehan dan melihat makanan tergeletak disana.
"Ini namanya nasi kuning makanan khas indonesia, apa kamu tidak pernah melihat?" jawab Zava.
"Hey dia ini orang bule, mana tau sama nasi kuning." kata Wawan segera menyela.
"Oh, kamu bukan asli orang sini!".
Daryna menggeleng, "Bukan, aku dari Ukraina dan sedang kuliah disini." jawabnya Daryna tersenyum.
"Oh pantas saja kamu berbeda! dari wajah dan postur tubuhmu, cantik dan tinggi!" puji Zava tersenyum.
"Ah kamu bisa saja, kamu juga cantik kok imut dan manis!" ganti Daryna yang memuji.
"Iya kalian berdua cantik dan aku sendiri yang tampan disini " karena tidak ada yang memuji Wawan memuji dirinya sendiri.
Daryna dan Zava hanya tertawa mendengarnya.
"Eh kenapa tertawa? aku memang tampan yah! dan banyak sekali gadis yang ingin menjadi kekasihku!" ujar Wawan tak terima ditertawakan.
"Kalau banyak yang antri, kenapa masih jomblo?" sela Daryna sambil menahan tawa.
"Ya... karena mereka tidak ada yang membuatku tertarik!" jawab percaya diri.
"Iya iya percaya!" kata Daryna malas berdebat.
"Eh ngomong-ngomong kayanya enak nih boleh nyobain ngga?" Dia kemudian beralih pada nasi kuning yang belum disentuh Zava.
"Oh, kamu mau? kebetulan dibelakang masih ada sebentar yah aku ambilkan." Zava beranjak pergi ke dapur untuk mengambilkan yang baru.
"Eh tidak usah Zava, maaf merepotkan yah!" kata Daryna tidak enak.
"Tidak apa-apa tenang saja sekalian aku juga mau minta pendapat dari kalian. Tunggu yah!"
"Iya Zava maaf merepotkan tapi kebetulan aku lapar jadi tidak apa-apa yang banyak juga." ujar Wawan tapi Zava sudah tidak ada karena dia sengaja supaya tidak didengar Zava.
Daryna mencibir, "Tidak sopan, datang kerumah orang minta makan."
"Kau juga sama!".
"Eh aku beda yah! aku cuma mau nyoba karena ini makanan belum pernah aku jumpai." bela Daryna ngotot.
"Hah alasan...!" giliran Wawan yang mencibir. Daryna kesal ingin memukul tapi tidak jadi karena Zava sudah datang dengan membawa dua piring nasi kuning lengkap dengan ayam goreng, sambal, kerupuk dan lalapannya.
"Hey, kalian sedang apa? ini silahkan dimakan!" Zava menyodorkan makanan itu kehadapan mereka berdua.
Mereka berbinar melihatnya.
"Ayo makan! aku tidak enak jika makan sendirian" kata Zava mulai menyantap.
"Baiklah ayo makan."
"Setelah makan kalian beri penilaian yah karena makanan ini adalah yang akan aku jual."
"Jadi ini jualanmu?." Daryna bertanya.
"Bukan, besok jualanku ini hanya untuk dicoba kemudian diberi penilaian." sela Zava sebelum mereka salah paham.
"Oh, baiklah aku tersanjung sekali menjadi juri disini." ucap Daryna berbinar.
"Aku juga." sambung Wawan.
"Ya udah yuk makan!".
Mereka pun makan dengan lahap tak ada yang bicara karena mereka sedang menikmati makanan yang dibuat Zava.
Bahkan Daryna yang orang luar saja menyukai makanan itu.
Daryna sebenarnya sudah lama tinggal di Indonesia sudah 3 tahun dia sedang melanjutkan kuliah S2 nya disini, selain itu dia juga menjadi guru bahasa Inggris disekolah SMA terfavorit untuk membiayai kehidupan sehari-harinya.
Dia pun lancar berbahasa Indonesia sangat fasih sehingga menjadi terbiasa hanya logatnya saja yang masih terlihat.
Sebenarnya orang tuanya cukup berada namun karena Daryna sosok yang mandiri jadi dia memutuskan untuk kuliah diluar negri dan negara yang dia pilih adalah Indonesia karena dia menyukai negara ini selain karena keindahan alamnya dia juga menyukai masyarakatnya yang ramah dan baik.
Jadi dia betah disini apalagi sekarang dia mendapatkan teman baru.
"Alhamdulilah jadi bagaimana?" tanya Zava tak sabar setelah selesai meminum air.
Wawan bersendawa dan Daryna mengelap mulutnya dengan tisu dimeja yang sudah disediakan Zava.
"Enak sekali Zava, sungguh aku bahkan sampai tidak bisa berhenti makan sebelum habis." puji Daryna.
"Iya Zava rasanya gurih dan nikmat, kamu belajar dari mana?" tambah Wawan.
"Aku belajar dari seseorang yang juga jualan ini jadi aku mengambil ilmunya dan mempraktikannya disini." jawab Zava sumringah.
"Waw itu bagus, aku akan bantu kamu promosikan makanan ini kesekolah dan kampusku!" kata Daryna senang.
"Aku juga akan mempromosikan ke kantorku untuk makan siang, mereka pasti suka!" tambah Wawan dengan semangat.
"Wah terimakasih yah! aku jadi terharu ini adalah penyambutan yang luar biasa untukku." Zava terharu pada mereka yang baru kenal.
"Tidak masalah, aku akan membantumu semampu yang aku bisa." kata Wawan tersenyum.
Zava terenyuh hatinya sungguh dia tidak menyangka kalau disini dia akan mendapatkan teman yang baik semoga kedepannya dia akan baik-baik saja dan segera menemukan tambatan hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments