Bab 11 : Rahasia Hati

Ketika Ujian Hidup Menerpa

Tak Tahu Ia Kan Kemana

Takdir Punya Caranya Sendiri Tuk Membawanya

Pada Satu Pilihan TerbaikNya...

Dirumah Lastri tengah terbaring diranjang. Ingin ia tertidur,tapi matanya tak dapat terpejam. Ia memikirkan kata-kata dokter siang tadi. Jaka yang tertidur disebelahnya merasakan istrinya tampak membolak-balikkan badannya.Jaka merangkul dari belakangnya.

"Dik,kamu tak bisa tidur ?" tanya Jaka dengan pelan dan lembut ditelinganya. Lastri langsung terdiam. Ia pura-pura memejamkan matanya. seolah tidak mengetahui Jaka tengah berbicara padanya. Jaka pun hanya melirik istrinya itu. Ia pun diam dan hanya merangkulnya dengan erat. Mata mereka terpejam tapi hati dan pikiran keduanya dipenuhi berbagai hal.Hingga hanya Tuhanlah yang mengetahuinya.

***

Hari itu Lastri lebih dahulu bangun pagi. Jaka tengah siap dengan kemeja dan jasnya.Ia akan berangkat kerja hari ini. Lastri telah menyiapkan secangkir kopi dengan roti isi telur dan keju. Jaka melahapnya dengan cepat.

"Mas, hari ini kau tak pulang ke rumah Meyra ? kasihan Meylisa...ia sangat lucu loh,mas. Aku menyukai sekali anak itu.." ucap Lastri membuka obrolan di pagi cerah itu. Jaka diam sesaat. Tampak tengah berfikir akan kata-kata yang akan ia keluarkan.

"Hmm...entahlah.." jawabnya singkat.

" Menurutku mas pulang ke tempat Meyra saja dahulu..kasihan Meylisa mas..dia sudah besar..Kalo mas tidak keberatan bagaimana kalo hari Minggu kita piknik bersama ? Hitung-hitung aku bisa mengenal Meyra lebih dekat..."ucap Lastri. Jaka kaget mendengarnya berkata seperti itu.

" Las,kamu bilang apa tadi ? Kamu mau kita piknik bersama-sama dengan Meyra dan anaknya itu ?" tanyanya heran.

"Iya,betul..Mas, kemarin kan Meyra sudah meminta maaf kepadamu atas perlakuan kasarnya..anggap saja hari Minggu ini kita akan merayakannya bersama,bagaimana mas ? Mas,harus inget loh Meyra sudah beritikad baik kemarin..Mas juga gak boleh sampai mendendam..bisa ya mas ??" ucap Lastri sambil memegang kedua pundak suaminya itu. Jaka hanya tersenyum,ia mengelus kedua tangan istrinya yang berada dikedua pundaknya.

"Insyaa Allah..kalau itu maumu..." jawabnya kembali.Ia pun bangkit dan berdiri. Mengambil tas dan mencium kening istrinya itu.Lastri bersiap-siap untuk membuka toko pagi itu.Sejam lagi pukul 8,kedua pegawainya akan segera datang. Ia membereskan gelas dan piring kotor. Menyambut Jumat pagi dengan penuh semangat.

***

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Meyra tengah menyiapkan makan malam untuknya dan Meylisa. Ia menyiapkan roti keju malam ini. Semenjak suaminya,Jaka tak pernah menunjukkan batang hidungnya dirumah, Meyra terbiasa menyiapkan makan seadanya saja. Bahkan hampir ia memakan makanan instant seperti sarden,kornet, atau roti dengan berbagai macam selai. Ketika ia tengah sibuk meletakkan Meylisa disebuah kursi khusus dan menempatkan makanannya diatas mejanya sendiri,suara raung mobil dari arah luar,tepat didepan pintu rumahnya terdengar. Ia pun segera menghampirinya...dan benar saja, ketika ia membuka pintu Jaka tengah berdiri sambil memegang engsel pintu. Keduanya saling bertatap terkesima.

"Mmmas....Jaka pulang kesini ?" tanya Meyra terbata kaget.

"Iya.." jawabnya dengan singkat. Tetapi kali ini dengan nada sopan dan lembut. Ia menatap Meyra sesaat kemudian memalingkannya. Berjalan langsung menuju kamarnya. Meylisa yang tengah duduk sibuk dengan serealnya,tersenyum ceria.

"Pa..Pa..Pu..lang.." ucapnya masih terbata-bata. Jaka mendekatinya. Naluri kebapakannya muncul. Benar kata Lastri...Meylisa sebenarnya anak yang cantik dan lucu. Mungkin karena emosi saat itu menderanya..hingga hilang segala naluri kemanusiaan dan kebapakannya. Tetapi kali ini ia mendekati bocah itu. Mencubit pipinya dengan penuh sayang. Meylisa tampak melahap dengan penuh semangat. Meyra pun yang diam-diam memperhatikan suaminya itu, perlahan dihinggapi rasa senang yang tiada terkira melihat kehadirannya dirumahnya kembali. Tampak kerinduan yang membuncah seperti ingin meluap dari dalam dadanya. Hatinya tengah berbunga-bunga. Meyra menyadarinya. Kali ini ia merasa benar-benar ia telah jatuh cinta pada lelaki dihadapan matanya ini. Bukan sekedar suami pura-pura tetapi jauh didasar hatinya Meyra sangat menginginkan pria ini untuk benar-benar sepenuhnya menjadi suaminya.

***

Sabtu pagi Meylisa sudah merengek minta berenang pada ibunya. Meyra tak dapat menolak keinginan anaknya itu. Cuaca cukup cerah pagi itu. Matahari bersinar tidak terlalu terik. Pas memang untuk berenang.Meylisa telah siap dengan ban pelampung. Ia setengah berlari dengan gontai ke arah Jaka. Sambil berucap : " Pa..Pa..belenang sama Mey.."ia menarik-narik kaos Jaka. Jaka yang melihat bocah itu, kemudian menggendongnya. Ia membuka pakaiannya dan hanya mengenakan celana pendeknya. Ia pun ikut berenang bersama Meylisa ke dalam kolam. Hampir 1 jam mereka berenang hingga Jaka mengangkat Meylisa dan berbilas disebuah shower dekat kolam. Meyra yang tengah menyiapkan sarapan pagi tampak senang. Suaminya kembali bersikap lunak padanya. Bahkan mungkin jauh lebih lembut pada Meylisa.

" Mas..Mey sayang..Ayuk kita sarapan dulu..mama sudah bikin sup jagung hangat.." ucap Meyra pada keduanya. Jaka menggendong Meylisa menuju meja makan.

"Mey..besok Lastri memintaku mengajakmu dan Meylisa untuk acara piknik bersama..tidak jauh..kita berkeliling Jakarta saja..atau ke Ocean Park..disana bagus..ada taman penuh dengan berbagai macam bunga..kita bisa duduk sambil mengobrol..kau mau ?" tanya Jaka pada Meyra. Tetapi,Meylisa yang nama panggilannya Mey juga mengira Jaka menanyakan pada dirinya. Anak itu tiba-tiba saja berkata : " Mau..aku mau Pa..Pa.." ucapnya sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.Spontan saja Jaka dan Meyra yang tidak menyangka dengan jawaban Meylisa tertawa kaget mendengarnya.

"Oh..Mey mau ikut Papa jalan-jalan ?" tanya Jaka menoleh padanya sambil mengerlingkan sebelah matanya. Meylisa mengangguk-anggukan kepala dengan senang. Meyra pun ikut tersenyum mengangguk. Tetapi jauh didasar hatinya tiba-tiba saja seperti ada yang berlalu.seperti angin yang berhembus. Entah kenapa ada sedikit cemburu di dadanya mengetahui ide untuk bertamasya itu bukanlah murni ide suaminya. Tetapi karena Lastri istrinya. Istri yang Meyra pun mengetahui bagaimana lelaki ini mencintai wanita itu. Hingga pasti apapun yang dipintanya, Jaka pasti akan berusaha memenuhinya. Meyra berupaya menepis rasa cemburu yang tiba-tiba saja menyergap hatinya itu.

***

Hari Minggu pagi Jaka,Meyra, dan Meylisa tengah bersiap-siap. Rencananya, mereka akan menjemput Lastri dirumahnya. Semua barang yang diperlukan terutama barang-barang khusus Meylisa telah rapi dalam sebuah tas jinjing berukuran sedang.Mereka segera menuju ke dalam mobil dan melaju menuju rumah Lastri tinggal.

Didapur Lastri masih sibuk merapikan nasi kuning,ayam goreng, dan perkedel kentang kedalam sebuah wadah makan. Iya menyiapkan bekal untuk dimakan bersama-sama nanti ditempat piknik. Hingga tak sampai 2 jam kemudian, mobil sedan BMW Jaka telah terparkir didepan garasi rumah. Lastri melihatnya. Ia bergegas keluar membawa bekal yang telah disiapkannya dan sebuah tas tenteng sedang tempat barang-barang pribadinya berada didalamnya. Mereka pun berangkat menuju Ocean Park. Butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk mencapai kesana saking macetnya jalanan di ibukota pada weekend seperti ini. Mereka tampak penuh riang dan senang hari itu. Terutama Meylisa. Ia begitu riang dan senang. Lastri yang diam-diam memperhatikan, didasar hatinya merasasangat puas dan senang. Rencananya telah berhasil. Jaka dan Meyra mulai terlihat mencair. Semoga saja mereka benar-benar bisa saling jatuh cinta suatu saat nanti,ujar Lastri membatin.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!