Romansa Dua Hati Satu Cinta
Langit Tengah Tersipu Malu
Sepasang Pengantin Baru pergi Merantau
Mencoba Menuliskan Cerita Baru
Dikota Jakarta Penuh Haru..
"Pa..Ma...kami berangkat dulu y sekarang.." Pamit Jaka dan Lastri pada Pak Darto,Bu Sumiati dan Bu Dasmi, orang tua dan mertua mereka. Jaka dan Lastri adalah pengantin baru yang baru saja menikah beberapa hari yang lalu. Jaka adalah anak laki-laki atau biasa disebut Lanang didaerahnya,satu-satunya anak pak Darto dan Bu Sumiati. Ia hanyalah seorang pemuda sederhana yang baru saja lulus madrasah Aliyah atau setara SMA. Ia telah lama mondok di ponpes As-Shofa, salah satu ponpes tertua dan ternama di kampung Sindung Ulur,Yogyakarta. Selepas dari ponpes tersebut,Jaka memutuskan untuk mengadu nasib keluar dari kampungnya.Tak tanggung-tanggung,ia memilih Jakarta sebagai tempat untuk mendapatkan penghidupan yang baru. Keputusannya sempat ditentang kedua orang tuanya,yakni pak Darto dan Bu Sumiati. Pak Darto yang seorang lurah di kampung Sindung Ulur,sebenarnya sangat berharap anaknya bisa menjadi seorang ulama atau lurah seperti dirinya, dan membesarkan kampung Sindung Ulur,yang mayoritas warganya masih berada dibawah garis kemiskinan dan sebagian orang tua disana masih ada beberapa yang buta huruf.Sayangnya, Lanang satu-satunya itu memilih untuk merantau ke Jakarta. Alasannya sederhana,Jaka memilih Jakarta karena ia belum pernah ke ibukota.Ia merasa sangat penasaran dengan gemerlapnya ibukota seperti yang sering dibicarakan kawan-kawannya dahulu yang beberapa dari mereka berasal dari Jakarta. Terlebih lagi, ia telah mondok di pesantren As-Shofa,sejak ia duduk di bangku madrasah ibtidaiyah atau setara SD hingga lulus madrasah Aliyah atau setara dengan SMA. Kegigihannya untuk merantau ke Jakarta semakin bertambah-tambah karena surat lamarannya di prusahaan Hyumai tak bertepuk sebelah tangan.Ia telah menerima balasan undangan untuk datang langsung dan bekerja disana. Pak Darto dan Bu Sumiati pun tak dapat menolak keinginan anaknya itu. Kedua orangtuanya akhirnya luluh dan membolehkan lanangnya itu merantau di Jakarta,dengan satu syarat yakni ia harus menikah terlebih dahulu agar ada pendamping hidup yang menjaganya kelak. Pak Darto memang bukan sosok yang religius,tetapi ia dikenal warganya sebagai sosok seorang lurah yang bertanggung jawab dan senantiasa mengayomi warganya. Kehidupannya senantiasa sederhana dan bersahaja.Ia paham betul kehidupan ibukota yang metropolis. Khawatir Lanang satu-satunya yang telah ia didik dengan nuansa keislaman yang kental bisa terjerumus pada kehidupan Jakarta yang begitu liar. Syaratnya itu memang terlihat berlebihan bagi Jaka.Tetapi untuk warga di Sindung Ulur, yang mayoritas warganya memiliki ekonomi menengah kebawah, menikah diusia muda adalah hal yang lumrah. Disana rata-rata anak perempuan di desanya menikah di usia 15-17 tahun,sedangkan lelakinya biasa menikah diusia 16-18 tahun. Pak Darto dan Bu Sumiati pun dahulu menikah di usia-usia segitu juga. Hal inilah yang membuat pak Darto dan Bu Sum memberikan syarat seperti itu kepada anaknya yang terus merajuk dan memaksa ingin merantau ke Jakarta. Syarat tersebut ternyata bukanlah syarat yang berat bagi Jaka. Ia yang paham betul ajaran Islam,menyadarinya syarat yang diberikan ayahnya itu adalah sebuah kebaikan bagi dirinya,inilah yang membuatnya mau menerima syarat yang diajukan kedua orangtuanya. Terlebih lagi, Lastri yang sejak pertama kali ia temui,telah membuat jantungnya berdetak kencang dan tidak dapat membuatnya berhenti menatap wajahnya itu,hingga ia sendiri dapat merasakan bibit-bibit cinta telah tumbuh didalam dirinya pada gadis belia itu.
Lastri sendiri adalah anak tunggal ibu Dasmi,seorang janda yang telah ditinggal mati suaminya yang sedang merantau di Sumatera dahulu sebagai buruh diperkebunan kelapa sawit. Sepeninggal suaminya itu,ia menjanda dan tidak pernah terlihat berjalan ataupun mencari pria lain sebagai pengganti suaminya itu. Suaminya meninggalkan sebuah rumah yang sangat sederhana dan beberapa rupiah uang hasil jerih payahnya selama bekerja menjadi buruh di perkebunan sawit. Uang tersebut ditabungnya untuk membesarkan Lastri anak satu-satunya itu.Untuk kebutuhan sehari-harinya,Bu Sumiati berjualan sayur di pasar induk. Ia menjual kembali sayur-sayuran dari seorang pengoper dan mendapatkan upah harian dari setiap hasil penjualan sayurannya itu. Kehidupan Bu Dasmi sebagai seorang janda yang bisa menjaga kehormatannya dan rasa kagumnya terhadap kehidupannya yang tangguh inilah, yang membuat pak Darto memilih Lastri sebagai calon menantu pilihannya saat itu. Selain itu,Lastri dikenal warga kampungnya sebagai sosok gadis belia yang patuh dan pekerja keras.Sejak kanak-kanak ia terlihat suka membantu menemani ibunya menjual sayuran di pasar induk. Wajahnya yang ayu,dengan mata bulat hitam yang besar dan kulit kuning langsat dengan rambut panjangnya yang melewati bahu adalah karakteristik kecantikan khas wanita Jawa,membuat pak Darto dan Bu Sum semakin yakin memilih gadis ini sebagai calon mantu untuk lanang satu-satunya itu.Ternyata pilihan kedua orang tua itu sama dengan pilihan lanangnya sendiri.Hingga terjadilah pernikahan keduanya yang dihadiri oleh warga sekampung di Sindung Ulur itu serta sanak kerabat dan keluarga dari pak Darto dan Bu Sum.
Lastri sendiri yang baru saja lulus dari SMP dikampung Sindung Ulur itu sebetulnya merasa sedih dengan keputusan ibunya untuk menjodohkannya dengan Jaka.Keinginannya untuk melanjutkan ke bangku SMA terpaksa harus ia pendam karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkannya. Ia berusaha memahami kondisi ibunya itu,ditambah ia sendiri memandang keluarga pak Darto adalah keluarga yang dikenal baik perangainya.Tak terkecuali Jaka,Lanang satu-satunya pak Darto,bahkan menjadi salah satu pria incaran ibu-ibu di kampungnya untuk dijadikan calon mantu. Meskipun wajahnya tidak termasuk tampan sekali,tetapi dengan kulit sawo matang, postur tubuh yang tidak tinggi dan tidak terlalu berisi dan tulang rahang yang tidak terlalu tegas,sorot mata yang teduh nan lembut serta alis hitam yang tebal, telah membingkai wajahnya yang lembut namun tegas, layaknya ikon wajah khas lelaki Jawa.
Lastri sendiri menerima pinangan lelaki ini,karena kepatuhan dan pengertian pada kondisi ekonomi ibunya.Hingga akhirnya ia menuruti keinginan ibunya tersebut. Jaka sendiri bisa memahami perasaan hati istrinya itu.Ia sendiri tidak ingin terburu-buru dan memaksakan cintanya begitu saja kepada Lastri. Tetapi,ia pun tidak ingin cintanya bertepuk sebelah tangan pada wanita ini. Ia senantiasa bersabar dan menikmati masa-masa setelah menikah dengan Lastri,layaknya anak muda yang berpacaran. Masa-masa pacaran setelah menikah jauh lebih indah karena dipandang sebagai sebuah ibadah yang berpahala.Itulah salah satu nasehat salah seorang ustadz nya dahulu ketika ia mondok pesantren.
"Las,yuk kita naik ke bus,sepertinya sudah mau melaju busnya " ujar Jaka pada istrinya itu.
"Bu,Lastri pamit ya..ibu jaga diri baik-baik ya..jaga kesehatan.." ujar Lastri sambil mencium tangan ibunya itu. Ibunya hanya tersenyum mengangguk-angguk sambil mencium kedua pipi anaknya itu.
"Kamu jaga diri baik-baik,Le..jangan lupa shalat,jaga kesehatan,Jaga perangaimu..Ingat,toh Le,wis kamu dah punya bojo,punya tanggung jawab laki-laki..baik-baik di Jakarta ya..klo ada apa-apa jangan lupa surati ibu dan bapakmu disini..." wejang pak Darto pada Lanang satu-satunya itu.
"Nggih, Pak..Bu.." Jaka menjawab dengan singkat sambil mencium tangan kedua orang tuanya dan mertuanya.Lastri pun ikut mencium tangan kedua ayah dan ibu mertuanya itu. Mereka menaiki tangga bus,seorang kenek bus antarpropinsi mengambil tas jinjing besar yang dipegang Jaka dan meletakkan di bagasi bus. Tak lama kenek bus pun ikut naik dan pintu bus menutup. Jaka dan Lastri yang duduk disebuah kursi yang muat untuk dua orang dan berada ditengah-tengah itu,melambai-lambaikan tangan terakhir kalinya dari jendela bus.Bus pun perlahan melaju dan menghilang dari pandangan mata.
***
Seorang lelaki paruh baya berpakaian kaos putih dengan celana panjang hitam tengah menunggu diantara para penjemput di terminal Kampung Durian Jakarta. Ia memegang selembar karton bertuliskan nama "Lastri dan Jaka" .Matanya senantiasa jeli memperhatikan setiap bus antarpropinsi yang masuk ke terminal tersebut. Hingga ketika sepasang suami istri turun dari bus dan tengah menurunkan tas besar dari bagasi bus,mereka melihat sebuah karton bertuliskan nama mereka,dengan sigap Jaka melambaikan tangannya pada lelaki paruh baya berusia sekitar hampir 40 tahunan itu, lelaki tersebut setengah berlari menghampirinya dan segera mengambil tas jinjing yang dipegang Jaka. Ia pun berjalan mendahului pasangan suami istri itu.Jaka yang hanya menggendong sebuah tas ransel besar,menggandeng dan merangkul istrinya itu.Mengikuti lelaki dihadapan mereka yang telah berjalan keluar terminal,dan menuju ke arah sebuah mobil kijang lama keluaran 90-an berwarna coklat. Jaka dan Lastri langsung masuk kedalam mobil.Mereka duduk dibangku tengah. Lelaki paruh baya itu duduk ditempat kemudi setelah ia meletakkan tas jinjing besar Jaka di bagasi mobil. Lelaki paruh baya yang bernama pak Ahmad,adalah seorang driver disebuah biro travel kenalan lama pak Darto. Ia sudah lama bekerja dan tinggal diJakarta, jadi sudah sangat paham seluk beluk di Jakarta. Pak Darto lah yang menghubungi dan meminta bantuannya untuk mengurus dan mencarikan tempat tinggal yang layak dan aman untuk Jaka dan Lastri selama berada di Jakarta. Karena mereka tidak memiliki sanak keluarga di Jakarta sama sekali,pak Darto sangat mengandalkan pak Ahmad. Anak dan istri pak Ahmad merupakan salah seorang warga yang cukup baik di kampung Sindung Ulur. Mereka masih tinggal disana.Hanya pak Ahmad seorang diri yang bekerja dan merantau di Jakarta. Ia akan pulang saat lebaran atau saat liburan tahun baru. Inilah yang membuat pak Darto sangat percaya pada pak Ahmad. Tanpa banyak berbicara pak Ahmad melajukan mobilnya.Ia sangat sadar perjalanan yang panjang dan jauh,pasti membuat pasangan suami istri itu sangat letih.Jadi ia tidak banyak bicara selama perjalanan mereka. Ia sudah mengetahui tentang Jaka dan Lastri serta tujuan keduanya ke Jakarta dari pak Darto.Ia hanya melihat dari kaca spion,sang gadis tengah tertidur disandaran bahu suaminya itu.Jaka hanya merangkul istrinya selama perjalanan.
"Mas,Jaka..15 menit lagi kita sampai dirumahnya mas. Ngomong-ngomong mas Jaka mau mampir makan siang dan lihat-lihat dulu sekitar atau mau langsung menuju rumah saja mas ?" tanya pak Ahmad ketika mobil berbelok menuju jalan Daan Mogot. Jaka yang tiba-tiba ditanya tersentak kaget sesaat. Ia tidak tega melihat istrinya yang telah terbangun tapi masih terlihat tampak letih,hingga ia memutuskan untuk langsung menuju kerumahnya saja.
"Langsung pulang ke rumah saja,Pak..."jawab Jaka singkat sambil tersenyum.
"Baiklah,Mas.." sahut pak Ahmad kembali.
Mobil pun perlahan melaju dengan cukup cepat.Hingga tak lama mobil berhenti disebuah gang yang hanya dapat dilalui motor dan pejalan kaki saja. Tak jauh dari depan gang,hanya selang dua rumah,terdapat berjajar rumah petakan,dan di deretan rumah ketiga dengan tembok berwarna hijau muda kebiru-biruan yang cukup asri dengan dua pot bunga berukuran sedang di kiri dan kanannya, disanalah kelak akan menjadi rumah tinggal bagi kedua pasangan suami istri itu kedepannya.
"Ini mas Jaka rumahnya dan ini kunci rumahnya,serta ini nomor telepon sang pemilik rumah dan nomor telpon saya .Kali-kali mas Jaka ada perlu bantuan bisa hubungi saya langsung", jawab pak Ahmad sambil meletakkan tas jinjing besar didepan teras rumah dan menyerahkan kunci serta selembar kertas bertuliskan nomor telponnya dan nomor telpon sang pemilik rumah kontrakan tersebut.
"Terima kasih banyak,Pak.."jawab Jaka sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya tanda hormat kepada orang tua itu. Lelaki paruh baya itu pun segera pergi dan berlalu meninggalkannya hingga menghilang diujung gang.Kedua pasangan suami istri pun memasuki rumah baru mereka tempat mereka kelak menuliskan kehidupan baru mereka sendiri.
***
Hari masih pagi. Jam menunjukkan pukul 08.00 tepat ketika Jaka berada disebuah gedung besar dengan lambang dan tulisan HYUMAI didepan gedung tersebut. Pagi itu adalah hari senin,bagi warga Jakarta itu adalah hari setiap orang sibuk mencari rezekinya.Tak terkecuali Jaka, pagi ini adalah hari pertama ia datang ke perusahaan itu.Ia membawa surat balasan yang ia terima sekitar beberapa waktu yang lalu ketika ia masih berada di Yogya. Ia telah berada didalam gedung tersebut,tepat didepan sebuah meja resepsionis. Seorang wanita berkemeja putih dengan blazer hitam dan rok selutut berwarna senada dengan make up cukup tebal yang membuatnya terlihat menarik tersenyum melihat Jaka.
"Selamat Pagi,Pak..ada yang bisa saya bantu ?" tanya wanita dihadapannya itu dengan senyum ramahnya.
"Selamat Pagi,mbk Gita,saya menerima surat balasan dari lamaran yang saya kirim beberapa waktu lalu.." jawab Jaka memanggil nama wanita dihadapannya karena sebuah pin name tag yang ada disebelah kanan blazer hitamnya itu.Tak lupa ia pun menunjukkan surat balasan yang ia dapatkan dari perusahaan itu beberapa waktu yang lalu.
Si resepsionis membuka dan membaca surat itu.Ia memencet tombol-tombol keyboard komputer didepannya.Tak lama kemudian ia berkata kembali kepada Jaka :
"Oh,iya Pak Jaka,selamat ya anda diterima kerja di perusahaan ini sebagai marketing administrasi.Bapak boleh menunggu diruang tunggu terlebih dahulu sementara saya siapkan perjanjian kerja dan beberapa dokumen yang harus ditanda tangani terlebih dahulu.." ujar si resepsionis sambil menunjukkan tangannya ke sebuah ruangan tak jauh dari tempat resepsionis. Ruangan tersebut tidak terlalu luas hanya dibatasi sekat kaca transparan yang dapat dilihat dari luar dan dalam.Didalamnya terdapat sofa panjang yang empuk tempat tamu luar menunggu. Tidak lebih dari 15 menit kemudian,sang resepsionis masuk kedalam ruang tunggu dan menyerahkan beberapa lembar perjanjian kerja yang perlu dibaca dan ditandatangani oleh Jaka. Jaka membaca sekilas dengan cepat setiap deretan tulisan yang tertulis.Ia paham isinya tentang hak dan kewajibannya kelak sebagai karyawan di perusahaan Hyumai tersebut. Tak lama kemudian Jaka mengeluarkan sebuah pena dan menandatangani lembaran yang diberikan tersebut.
"Ditunggu dulu sebentar y,Pak..saya fotokopi dahulu,kemudian bapak bisa ambil lembaran yang aslinya", ujar si resepsionis kembali sambil tersenyum dan segera beranjak pergi meninggalkan Jaka diruang tunggu sendirian. Hingga beberapa saat kemudian,ia masuk kembali dan menyerahkan lembaran aslinya kepada Jaka yang telah dimasukkan ke dalam sebuah map berwarna biru tua.
"Pak Jaka,bisa mulai bekerja full besok hari dan untuk sekarang, Bapak saya tunjukkan ruangan pak Jaka dan beberapa tugas bapak nantinya..Bapak bisa mulai beradaptasi dengan lingkungan disini dulu untuk hari ini", si resepsionis kembali berkata,sambil mengisyaratkan dengan tangannya untuk mengikutinya masuk ke dalam ruangan perusahaan itu. Resepsionis berjalan melewati sebuah pintu kaca,yang hanya dapat dibuka dengan ID Card yang dimilikinya sebagai tanda bahwa ia adalah salah satu karyawan digedung itu. Jaka berjalan mengikuti dibelakangnya. Mereka berjalan menyusuri lorong dengan banyak ruang bersekat. Terdapat ruangan-ruangan khusus bos-bos. Sebuah kamar yang hanya diisi dengan meja besar dan tulisan didepan pintu kaca, bertuliskan nama dan jabatan divisinya. Ruangan Jaka berada diluar. Sebuah kubik yang hanya terdiri dari dinding-dinding sekat sebagai pemisah dengan kawan sebelahnya.Tak jauh dari meja kerja Jaka terdapat sebuah ruangan khusus yang terlihat paling besar diantara ruangan bos-bos yang lainnya.Didepan pintu kacanya tertulis sebuah nama : Atmodjo Prawiradjaya, Director of Intelligent Technology Development. Jaka sangat paham dari perbedaan besarnya ruangan itu serta tulisan didepan pintu kaca,menandakan pasti inilah salah satu pemegang kekuasaan diperusahaan ini.
***
Di ruang tamu sebuah rumah petakan yang cukup asri,Lastri tengah berbenah dengan barang-barang yang dibawanya. Ia dan mas Jaka memang tidak terlalu banyak membawa barang.Hanya beberapa lembar pakaian,beberapa peralatan makan dan minum seperlunya,serta peralatan mandi,dan sebuah setrika yang diberikan sebagai sebuah kado pernikahan dari salah seorang warga di kampungnya,yang ia bawa karena menurutnya pasti sangat diperlukannya di Jakarta nanti. Ia sudah diberikan wejangan oleh ibunya setelah menikah. Ia harus bisa menjadi seorang istri yang baik dan taat pada suaminya. Ibunya selalu berkata : "Jagalah suami dari 3 hal : "Pertama:Hatinya,jangan pernah buat ia marah atau kesal terlebih saat ia sedang letih,Kedua : Perutnya,jangan engkau biarkan ia kelaparan dan tidak mendapat cukup makanan enak dirumah hingga ia harus kelayapan keluar rumah, dan yang Ketiga : Nafsu Birahinya,jangan pernah engkau biarkan nafsunya tak terpuaskan bersamamu,hingga ia akan mencarinya pada wanita lain diluar sana". Itulah wejangan yang diberikan ibunya pada Lastri. Untuk yang ketiga,Lastri memang belum bisa memberikan keperawanannya pada suaminya itu.Bukan hanya karena kepolosannya,akan tetapi ia merasa masih sangat canggung dan bingung dengan perasaannya terhadap mas Jaka,yang notabene nya lelaki yang ia nikahi karena berbagai faktor yang bukanlah karena rasa cinta didalm dirinya sendiri.Untungnya, suaminya tidak pernah mengusik dan memaksa urusan ranjang pada istrinya itu. Setiap kali berada dikamar,Jaka hanya mengajaknya ngobrol untuk beberapa saat kemudian ia tertidur begitu saja.
Lastri tersadar dari lamunannya sendiri,ketika suara kucing yang mengeong dari teras rumah mengagetkannya. Lastri membereskan semua peralatan yang dibawanya pada tempatnya. Untunglah rumah tersebut terlihat cukup bersih dan terawat.Nampaknya sang pemilik rumah telah terlebih dahulu membersihkan setiap sudut ruang didalam rumah itu. Sebuah sapu,pengki dan sebuah alat pel telah tersedia di dapur dekat tempat mencuci pakaian.Hingga tidak perlu keluar rumah membeli peralatan tersebut. Mas Jaka memberinya 3 lembar uang lima puluhan ribu sebelum berangkat kerja hari ini. Ini adalah hari pertama mas Jaka berangkat kerja.Sedangkan Lastri yang masih belia dan tidak terbiasa hiruk pikuk keadaan Jakarta,ia merasa takut keluar rumah sendirian. Jadi ia hanya menghabiskan waktunya seharian itu untuk bebersih dan berbenah rumah baru mereka.
***
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalam...sudah pulang mas ? Cepat sekali..."tanyaku pada mas Jaka. Hari masih siang,adzan dzuhur belum lama berkumandang. Tapi mas Jaka sudah pulang hari ini.
" Iya,ini hari pertama ku kerja,Dik. Jadi, hari ini aku belum kerja full, hanya perkenalan tugas-tugas yang nantinya menjadi tanggung jawabku..aku diperbolehkan pulang cepat untuk hari ini.Besok baru aku akan mulai full kerja...Oh,iya kita belum berjalan-jalan berkeliling daerah sini..sekalian biar kamu tahu daerah sini juga..bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar ?sekalian kita makan siang diluar.kamu belum makan siang kan,Dik ? tanya mas Jaka seolah tahu perasaanku pada daerah yang masih sangat asing bagiku ini.
"Belum.."jawabku singkat menggelengkan kepala padanya.
"Yo wis...Mas ganti baju dulu sebentar ya.." jawab mas Jaka padaku. Ia bergegas kekamar. Rumah kontrakan hanya terdiri dari satu kamar tidur yang telah terisi sebuah ranjang dan lemari kayu sederhana. Lastri telah membersihkan setiap sudut rumah dan benda-benda yang ada.Beruntungnya, entah sang pemilik kontrakan atau pak Ahmad yang ikut membantu mencarikan rumah sewa untuk mereka yang telah menyediakan beberapa barang yang memang mereka butuhkan didalam rumah,seperti :lemari kayu,rak piring,dan sebuah spring bed ukuran double. Jaka keluar dari kamar beberapa menit kemudian setelah berganti pakaian santai.sebuah kaos dengan celana pendek sebetis dan sepasang sandal jepit.Lastri pun yang hanya mengenakan dress terusan dibawah lutut berwarna krem dengan sandal jepit perlahan berjalan keluar rumah dibelakang suaminya. Suaminya yang menyadari Lastri berjalan dibelakangnya,perlahan memperlambat langkahnya hingga mereka berjalan berdampingan.Jaka pun tanpa malu-malu menggandeng tangan istrinya itu. Usia pernikahan yang belum ada satu bulan itu,membuat sang istri yang masih sangat belia,tertunduk malu.Tetapi Lastri merasakan ada sesuatu yang menyusupi hatinya.Cinta...
***
Jalan raya disekitar rumah mereka ternyata cukup ramai dihiasi toko-toko dan kios-kios penjual yang menjajakan beraneka macam dagangan.Dari toko plastik,toko-toko kelontong keperluan rumah tangga, toko sembako hingga warung-warung makan ada disepanjang jalan rawa angker. Jaka mengajak Lastri mampir ke salah satu toko keperluan rumah tangga. Mereka membeli sebuah kompor gas, magic jar,dan beberapa panci untuk memasak. Selain itu Jaka pun membeli beberapa sembako yang dibutuhkan selama sebulan. Lastri yang hanya mengangguk-angguk saja setiap kali Jaka menawarkan sesuatu apa yang lagi yg harus dibeli. Diam-diam Lastri memperhatikan suaminya itu. Ternyata mas Jaka jauh lebih matang daripada usianya.Tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki terlihat saat itu. Ia terlihat sibuk dan begitu antusiasnya mengurus segala keperluan rumah tangga. Hingga Lastri sedikit merasa malu..tetapi diam-diam Lastri mulai merasa berbunga dalam hatinya setiap kali ia melihat mas Jaka sibuk dan tampak antusias mengurus keperluan rumah baru mereka berdua.
"Las,kamu doyan sate ayam ?" tanya mas Jaka.
"Hmm..apa aja yang penting halal, aku suka,Mas.." jawab Lastri dengan lugas. Jaka hanya tertawa kecil melihat jawaban spontan istrinya itu.Ia menarik tangan Lastri memasuki ke salah satu warung di pinggir jalan raya sekitar 100 meter dari rumah mereka. sebuah warung makan sate ayam sederhana tapi terlihat bersih dan apik tertata. Mereka duduk disalah satu meja makan. Seharian itu,Jaka benar-benar menunjukkan rasa cinta dan perhatiannya kepada Lastri layak sepasang anak muda Jakarta yang tengah berpacaran dan dimabuk cinta..
***
Setahun Kemudian...
Sudah berjalan setahun sejak Jaka pindah dan bekerja di Jakarta. Biasanya ia hanya melakukan pekerjaan rutinitasnya mengurus segala administratif yang dibutuhkan di divisinya yakni marketing dikantor. Hingga suatu hari, ia diajak rapat oleh Pak Denny, manager divisi marketing di perusahaan Hyumai. Itulah hari pertama kalinya ia bertemu orang yang sangat berpengaruh didalam perusahaan ini. Seorang lelaki paruh baya yang masih tampak energik dan berkarisma, tidak hanya seorang bos,akan tetapi sebagian besar mobil-mobil yang diproduksi dengan berbagai kecanggihan teknologi yang mutakhir oleh P.T.HYUMAI adalah rancangan lelaki ini,ia adalah Atmodjo Prawiradjaya. Ruangan rapat terasa sangat tegang ketika beliau masuk kedalamnya.Jaka sendiri selama 1 tahun bekerja,baru sekarang ini ia dapat melihat wajah lelaki yang disegani seluruh karyawan bahkan kalangan bos-bos pun segan terhadapnya.Bukan hanya karisma,tetapi kecerdasannya dalam menciptakan inovasi-inovasi teknologi yang ia rancang dalam mobil ciptaannya selalu memukau setiap kalangan,terutama kalangan kelas atas yang biasa membeli mahakaryanya yang mewah,elegant,dan inovatif. Rapat hari ini,bertujuan memperkenalkan salah satu rancangannya yang akan segera direlease ke publik. sebuah mobil mutakhir yang dapat berubah menjadi seperti sebuah kapal dan dapat berjalan diatas air. Mobil yang menurutnya menjadi sebuah solusi bagi masyarakat Jakarta dikala banjir. Hingga mereka tidak perlu khawatir mogok atau terjebak saat banjir.Mobil tersebut dilengkapi dengan alarm warning system, dimana ketika mobil berada diatas air melebihi batas ban mobil,maka mobil akan otomatis dengan sendirinya merubah bentuk menjadi seperti sebuah kapal yang dapat mengambang diatas air. Layaknya film Transformers yang dapat merubah bentuk dari sebuah mobil menjadi robot superhero. Semua orang yang hadir dalam rapat tersebut kagum dengan presentasi slide hasil karya lelaki ini. Tak terkecuali Jaka saat itu yang ikut hadir di dalam ruangan. Harganya pun sangat fantastis. Untuk sebuah mahakaryanya itu,mobil tersebut akan dijual dengan nilai hampir lebih dari 3 milyar rupiah. Mobil yang dijual terbatas hanya beberapa buah unit untuk pertama kali release, tentunya bukanlah menjadi target kalangan biasa-biasa saja. Ia akan menjadi target kalangan jet set atau kalangan atas di negeri ini.
"Pak Denny, bagaimana menurut bapak untuk persiapan release Amphibian Hi-Tech Car ini ke publik ?" tanya pak Atmodjo dengan suara berat parau yang penuh kharisma seorang pemimpin.
"Menurut saya ini sebuah mahakarya yang hebat,Pak. Kita belum punya pesaing untuk tipe seperti ini. Dengan kondisi cuaca yang kerap banjir dinegeri ini,ditambah dengan harga yang menurut saya sebanding dengan kemampuan produk yang ditawarkan,saya cukup antusias produk kita akan diterima dengan sangat welcome dipublik nanti ",jawab pak Denny dengan penuh percaya diri.
"Hmm...baguslah. Kalau begitu..Bapak tolong atur dengan tim bapak segala persiapan dan khususnya undangan untuk tamu-tamu VIP kita untuk bulan Februari 2022 nanti..supaya saat kita launching,harapan saya,sudah banyak orang yang tertarik dan memesan produk yang kita tawarkan ini. Karena barang-barang ini tidak ready stock langsung disini..kita masih butuh banyak spare parts yang harus diimport dari Amerika nanti sehingga untuk tahapan produksi butuh waktu yang lebih lama dari mobil-mobil biasa pada umumnya ",jawab Pak Atmodjo ke pak Denny. Beliau hanya menganggukkan kepala.Aku pun sibuk mencatat segala hasil meeting hari itu,dan harus aku kirimkan kepada setiap peserta meeting dan divisi yang terkait. Sekitar 1 jam lebih sedikit aku dan pak Denny mengikuti meeting yang hanya dihadiri oleh bos-bos besar untuk persiapan produk terbaru kita yang akan launching 3 bulan lagi. Ini akan menjadi acara yang spektakuler.Bukan hanya produk yang ditawarkan adalah sesuatu yang baru yang belum ada produk serupa dipasaran, tetapi karena harga yang fantastis,tentu yang akan datang dalam acara tersebut bukan orang-orang sembarangan. Mereka orang-orang berduit di negeri ini yang rela menghabiskan pundi-pundi kekayaannya untuk sebuah prestise dan Hi-Tech berkelas yang ditawarkan. Jaka beruntung,ia adalah salah satu karyawan baru yang cukup dipercaya oleh Pak Denny dan ditunjuk langsung olehnya untuk turut andil dalam bagian acara yang akan dilaksanakan disebuah auditorium gedung pertemuan termewah di kawasan Senayan nanti. Inilah pertama kali dan akan menjadi sebuah momentum bagi Jaka yang akan merubah karirnya kelak di perusahaan Hyumai itu.
***
"Jaka,sudah kau siapkan undangan dan pamflet mengenai produk kita nanti ? Oh iya,kau bisa cek digudang kita. Minggu depan mobilnya sudah akan siap,jangan lupa ambil gambar-gambar terbaik yang menunjukkan ciri khas mobil ini Hi-Tech and Classy Car..lalu masukkan didalam pamflet dan selipkan beserta undangan yang akan dikirim ke tamu-tamu VIP kita nanti. Jangan lupa undangan harus dikirim 2 Minggu sebelum acara ya.." ujar pak Denny memberi perintah kepada Jaka. Pak Denny memang seorang atasan yang baik dan professional. Kemampuan Jaka yang cukup cepat beradaptasi dalam pekerjaannya dan kejujurannya,membuat dirinya dipercaya mengambil porsi tanggung jawab yang besar untuk launching produk mereka yang termasuk paling spektakuler.Padahal Jaka adalah karyawan yang paling baru di divisi marketing. Sedangkan divisi ini yang akan menjadi ujung tombak keberhasilan sebuah produk berhasil atau tidak diterima oleh konsumen. Tetapi pak Denny sangat yakin,Jaka bisa memenuhi ekspektasinya nanti.
"Siap,Pak..saya akan urus semuanya,segera setelah beres semua,saya akan laporkan ke Bapak",Jawab Jaka dengan tegas dan singkat.Pak Denny hanya mengangguk-anggukan kepala meresponnya sambil tersenyum kepada Jaka. Hari itu Jaka sibuk mengurus segala keperluan untuk launching yang akan diadakan sebulan lagi.Dari mulai dekorasi gedung,konsumsi,kartu undangan,pamflet dan lain sebagainya hampir seluruh acara tersebut dipercayakan pak Denny padanya. Hatinya sebetulnya terkadang merasa deg-degan..khawatir ia gagal melaksanakan tugasnya itu dan tidak sesuai ekspektasi atasannya. Setiap kali datang waktu sholat,Jaka senantiasa khusyuk dan berdoa agar ia bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin. Ia tidak ingin ada cacat ataupun kekurangan pada setiap bagian dari acara ini nanti. Jaka tidak ingin kepercayaan yang diberikan atasannya itu luntur begitu saja jika gagal acara yang digadang-gadang menjadi sebuah acara otomotif paling spektakuler dan bergengsi di negeri ini. Reputasinya sebagai karyawan newbie dengan tingkat pendidikan yang hanya lulusan SMA dan bahkan menjadi yang terendah diantara pegawai lainnya yang rata-rata lulusan D3 dan S1 diperusahaan ini dipertaruhkan. Ia tidak ingin mengecewakan pak Denny yang justru telah mempercayakannya diantara yang lain untuk event ini.Bisa berantakan seketika dan hilang segala harapan dan masa depannya nanti. Tampaknya Allah menyayangi hambaNya yang senantiasa bekerja keras dan mendengar doanya. Karena seluruh pekerjaan Jaka hingga hari-H tiba segalanya berjalan sesuai rencananya.
***
Gedung Hall Room Senayan telah dipenuhi berbagai deret mobil mewah didepannya. Bahkan red-carpet layaknya acara-acara Hollywood pun telah dipenuhi wartawan dari berbagi media yang sibuk memfoto dan mewawancarai tamu-tamu undangan yang hadir saat itu. Sebuah Lamborghini berwarna merah telah berhenti didepan gedung. Seorang wanita muda yang terbalut gaun Gucci berwarna maroon dengan hiasan payet bertabur berlian pada belahan dada keluar dari mobil tersebut. Kulit putih bersih bak porselen tanpa cacat menambah kemewahan gaun yang dikenakannya. Make-up tebal dan wajah blasteran indo Italia menambah pesona kecantikan yang penuh kemewahan khas dari diri wanita ini. Tak ada seorang pun yang tidak mengenal dirinya, Laeticia Madrini. Seorang pembisnis wanita yang terbilang masih cukup muda dan tersukses di Asia Tenggara. Ia adalah pewaris tahta business multinasional di kawasan Asia milik ayahnya yang bergerak di bidang software yaitu Pedro Madrini. Seorang pria berkebangsaan Italia yang telah lama tinggal dan membangun kerajaan bisnisnya di Indonesia dan Singapura. Wanita itu berjalan melewati karpet merah yang digelar. Setiap wartawan terpukau akan kecantikannya yang nyaris sempurna. Tak lama dari wanita tersebut,mulai bersusul-susulan tamu-tamu undangan yang lainnya berdatangan. Dari mulai Pejabat, Dubes dari berbagai perwakilan negara, Sosialita-Sosialita yang sebagian besar adalah para pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga dari mulai pebisnis di bidang IT hingga Fashion berkelas internasional seperti Jacob Spencer, Anne & Mark, dll. Untuk event termewah ini tidak hanya security gedung,bahkan perusahaan Hyumai pun bekerjasama dengan kepolisian setempat dan menyewa beberapa keamanan khusus yang terlatih untuk menjaga tamu VIP. Jaka yang mengenakan bluetooth earphone dan HT khusus yang diberikan dari perusahaan ikut membantu kelancaran acara sibuk berlari ke sana sini dengan seragam batiknya. Acara yang tidak hanya berisi launching produk terbaru mereka, juga berisi acara quick -buying dari produk yang launched dan charity ini berjalan lancar hingga pukul 11 malam. Jaka yang masih terduduk di salah satu sudut ruangan terlihat tampak sangat letih. Seluruh tamu undangan telah berpulang. Pak Denny yang melihat anak buahnya itu,menghampirinya.
"Selamat ya..acara berjalan cukup sukses..pak Atmodjo pun turut senang dengan acara ini..sudah ada 45 orang bahkan yang telah terlebih dahulu melakukan quick buying saat produk launched ditawarkan..meskipun kamu terbilang baru,Ka..kamu cukup sukses mengatur acara kita..pulanglah sekarang kamu sudah tampak letih..besok kamu boleh masuk agak siangan jam 9" ujar Pak Denny pada Jaka.
"Terima kasih,Pak.." jawab Jaka singkat pada pak Denny. Ia bersyukur acara berjalan lancar hari ini.Dilain sisi,ia cukup bangga juga sebagai karyawan yang terbilang newbie, ia berhasil melaksanakan tugasnya. Meskipun badannya sangat letih tapi Jaka betul-betul menikmati perjalanan pulangnya ke rumah malam itu dengan hati plong yang begitu lega.
***
" Jaka, kamu dipanggil Pak Atmodjo diruangannya.." ujar Pak Denny mengagetkan Jaka, yang masih menyisakan mata merah bengkak karena kurang tidur semalam. Selepas acara selesai,ia baru sampai rumah sekitar jam 1 lewat. Rasa kantuk dan letih seperti masih menempel pada tubuhnya hari ini.
"Baik,saya segera kesana,Pak.."jawab Jaka cepat. Jaka merapikan sebentar pakaiannya. Dalam hati ia bertanya-tanya kenapa pak Atmodjo memanggilnya ke ruangannya. Bukankah acara semalam berjalan lancar ? Tak biasanya ia memanggil seorang staf bawah langsung ke ruangannya.Hanya sekelas manajer yang biasanya keluar masuk ruangan pak Atmodjo dan baru kali ini pula ia pun akan merasakan berada langsung di ruangan pribadi pak Atmodjo. Jaka berjalan dengan perasaan berdebar-debar. Ia telah berada didepan ruangan pintu kaca lelaki paruh baya itu.Jaka mengetuk pintu kaca tersebut. Tampak,seorang lelaki mengenakan jas hitam duduk dibelakang sebuah laptop.
"Masuk.." lelaki itu berkata dengan suara datar.
"Permisi,Pak.." jawab Jaka dengan rasa hormat. Lelaki itu menutup laptopnya. Ia memperhatikan Jaka dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Jaka seketika merasa berdebar-debar.
" Maaf,Pak..Pak Denny tadi memberitahu saya kalau bapak memanggil saya untuk keruangannya.." Jaka berkata kepada lelaki yang sedang memperhatikannya itu. Berusaha memecah keheningan yang membuat jantungnya semakin berdegup kencang.
"Oh..iya..iya..kamu yang bernama Jaka Pranoto ya..anak buah Pak Denny ?" tanya Pak Atmodjo seketika berubah suaranya terdengar lembut dan parau seperti suara seorang lelaki tua yang bijaksana.
" Silahkan duduk,Nak.." lanjutnya kembali. Jaka yang semula gugup perlahan seperti ada ketenangan yang merayap di hatinya. ia mengikuti instruksi lelaki dihadapannya.
"Saya dengar dari Pak Denny,kamu yang mengurus semua acara launching semalam ?Saya tidak ngeh ada orang baru ditempatnya. Tapi penampilanmu masih sangat muda sekali,Nak. Berapa usiamu sekarang ?" tanya Pak Atmodjo padanya.
"18 tahun,Pak.." jawab Jaka kembali.
"Wah..masih sangat belia...kau tinggal sendiri disini,Nak ? karena kudengar dari Denny,kamu anak rantau ?" tanya pak Atmodjo kembali padanya.
"Betul,Pak...saya dari Yogya datang ke Jakarta bersama istri saya.." Jawabnya kembali.
"..Oh..sudah menikah ??...Maaf saya agak terkejut..biasanya anak muda zaman sekarang masih banyak bermain-main diusiamu..belum ada yang berani mengambil tanggung jawab sebesar itu..hebat betul kamu,Nak..Sudah berapa lama kamu menikah ? ",ujar pak Atmodjo memujinya.Jaka hanya tersenyum.Tersipu-sipu malu mendengarnya. Ia pun menjawab :
"Saya menikah sudah sekitar setahun lebih sejak saya merantau ke Jakarta..Orang tua khawatir dan cemas dengan kehidupan disini pak..karenanya,sebelum saya merantau ke Jakarta saya menikahi istri saya supaya lebih terjaga pergaulan saya di tanah rantau sini.." jawab Jaka kembali. Pak Atmodjo semakin kagum mendengar jawaban lelaki muda dihadapannya ini. Ia semakin yakin dengan keputusan yang akan dibuatnya itu.
" Saya memanggilmu karena saya membutuhkan seorang asisten untuk membantu saya..tetapi,saya dengar dari pak Denny kamu hanya lulusan SMA,betulkah ? tanya pak Atmodjo pada Jaka.
"Hmm..iya betul,Pak.." jawab Jaka dengan wajah agak tertunduk.
" Hmm..saya tidak mungkin menyuruh seorang anak lulusan SMA membantu saya dalam pekerjaan..Tetapi apakah kau menyukai pekerjaanmu saat ini di dunia marketing ?" tanya pak Atmodjo kembali.
"Iya,Pak saya sangat menyukai pekerjaan ini dan..saya...membutuhkan pekerjaan ini..."jawab Jaka semakin tertunduk.Hati kecilnya merasa was-was khawatir pak Atmodjo akan memecatnya begitu saja karena latar belakang pendidikannya. Pak Atmodjo seperti paham kekhawatiran Jaka. Ia terbiasa menghadapi banyak karyawan dengan berbagai karakter.
"Nak,saya tidak akan memecatmu..kamu tidak perlu khawatir...saya ingin kamu melanjutkan studimu mengambil gelar sarjana di bidang business and marketing.Kebetulan saya mengenal seorang relasi saya. Ia seorang rektor di sebuah kampus para pebisnis terbaik di Jakarta Economic and Business College. Pak Denny bilang kamu cukup cepat beradaptasi dan memilik bakat dalam bidang ini. Disana kamu bukan hanya menambah wawasan demi gelar tapi kamu bisa membangun networking untuk perusahaan kita. Kamu bisa kerja sambil kuliah. mereka punya kelas khusus untuk karyawan yang juga bekerja.Apakah kamu setuju,Nak ? Jika kamu bersedia,saya akan hubungi kawan saya untuk mengurus semuanya dan masalah biaya kamu tidak perlu pikirkan. Perusahaan yang akan membayar penuh seluruhnya", Pak Atmodjo berkata kepadanya sambil tersenyum. Jaka yang awalnya tertunduk cemas tampak kaget mendengarnya. Ia tampak tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
" Betulkah yang saya dengar ini,Pak ? Dengan senang hati Pak,saya mau menerima tawaran bapak .." Jawab Jaka begitu antusiasnya hingga tanpa ia sadari Pak Atmodjo tampak tersenyum melihatnya.
" Ya betul..nanti saya akan minta pak Denny untuk mengurus segala keperluannya serta nanti mungkin kamu akan sesekali membantu saya juga dalam beberapa tugas..Oh iya nanti saya juga akan meminta bagian HRD untuk menaikkan gajimu karena kamu akan bekerja double dengan saya dan butuh biaya tambahan untuk transportasi menuju tempat kuliahmu nanti karena saya membutuhkan seorang asisten lelaki..kamu bersedia kan ? yah..jam pulangmu mungkin akan sedikit lebih telat dari biasanya.is it ok,boy ? " tanyanya kembali pada saya.
"iya,Pak..ok..siap,Pak.." Jawab Jaka agak terbata-bata saking kaget dan terkejutnya ia dengan apa yang baru saja didengarnya. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang dan berbagi kebahagiaannya bersama Lastri,istri yang sangat ia cintai. Seorang wanita tangguh yang telah merelakan masa remajanya untuk berbakti dan mengurus segala keperluannya selama di Jakarta.Hingga di hati dan otaknya saat ini,hanya ada satu nama,Lastri,satu-satunya yang pantas ikut merasakan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini.
" Baiklah..jika kamu tidak ada pertanyaan kamu bisa kembali bekerja..dan tolong panggilkan Pak Denny untuk ke ruangan saya",ujar Pak Atmodjo kembali. Jaka yang sempat melamun beberapa saat,tersadar dari lamunannya. Ia pun menganggukkan kepala.Hatinya begitu senang dan berbunga-bunga dengan kabar gembira yang ia dengar hari ini. Ia bergegas keluar dari ruangan pak Atmodjo dan menuju musholla. Ia sangat mensyukuri apa yang baru saja didengarnya. Ingin sekali ia buru-buru melakukan sujud tanda syukur dengan berita baik ini. Lastri pasti ikut senang mendengar ini,ujarnya membatin.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Kenzo 01
lanjut thor
2021-12-22
0