Bab 10 : Takdir Tak Dapat Dielakkan...

Cinta Adalah Sebuah Anugerah

Ketika Ia Diuji Dengan Berbagai Cobaan

Tuhannya Merancangkan Suratan Terindah

Yang Hanya Dapat Dilalui Dengan Sebuah Keikhlasan..

Hari masih pagi, orderan pun tidak terlalu banyak hari ini. Hanya ada 3 orderan yang harus dikirim untuk hari ini. Tetapi entah mengapa ia merasakan letih yang teramat sangat. Panggulnya pun terasa nyeri seperti ditusuk ribuan pisau. Perutnya terasa mual. Perlahan ia pun menyandarkan dirinya disebuah kursi. Terdiam untuk beberapa waktu yang cukup lama. Setelah baikan, ia mengambil sebuah obat kunyah untuk asam lambung. Lastri memang memiliki riwayat asam lambung. Kedua pegawainya menoleh padanya. Wajahnya tampak agak pucat.

"Bu Las, ibu gak apa-apa,Bu ?ibu tampak pucat..biar kami yang mengerjakan semua orderan ini..." ucap salah seorang pegawainya yang tengah sibuk menyusun potongan ayam goreng didalam sebuah wadah rotan/tampah biasa orang menyebutnya.

"Oh..saya gak apa-apa mungkin hanya kecapekan saja..sebentar juga pulih kembali.."ucapnya datar. Ia sudah mengalami hal seperti ini beberapa kali.Tetapi biasanya ia akan hilang timbul.Kadang Lastri membutuhkan waktu beberapa jam untuk meredakannya. Ia pun menyerahkan seluruh pekerjaan hari itu pada kedua pegawainya. Meskipun begitu, Lastri merasa sepertinya ia harus melakukan check up ke dokter. Karena ia telah mengalami sakit seperti ini berulang kali. Ia memutuskan siang ini untuk memeriksakan kondisinya ke dokter.

***

Rumah Sakit As-Syifa dikawasan Jakarta Barat saat itu cukup ramai. Layaknya sebuah rumah sakit yang tidak pernah sepi pengunjung. Lastri tengah berada disebuah ruang tunggu USG. Dokter menyuruhnya untuk melakukan Rontgen USG dan Pap Smear test karena mengetahui Lastri ernah mengalami riwayat keguguran dan kuretase. Antrian saat itu cukup banyak. Ia berkeliling disekitar lantai 3 dimana ia berada saat ini untuk menghilangkan kebosanannya. Rumah sakit ini memiliki 5 lantai. Dilantai 3 ini adalah lantai khusus untuk segala jenis Rontgen dan MRI, serta pengambilan sampel darah dan urin. Untuk ruang rawat inap terdapat di lantai 2 dan 4. Lastri membaca sebuah papan petunjuk tak jauh dari lift. Rumah sakit ini tidak terlalu besar, tetapi cukup lengkap dengan berbagai teknologi canggih di dalamnya.

" Ibu Lastri.." seorang suster memanggil namanya dengan cukup keras hingga membuat Lastri menoleh. Ia setengah berlari menuju suster yang memanggilnya. Diruangan suster menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu. Ia mengecek denyut nadi dan tekanan darahnya. Ia pun diminta untuk tiduran disebuah ranjang khusus dengan pakaian khusus rumah sakit yang diberikan padanya tanpa mengenakan pakaian dalam apapun, dimana seorang suster mengambil sampel cairan dari mulut rahimnya atau biasa dikenal dengan sebutan Pap Smear. Setelah itu dokter juga memintanya melepaskan bajunya dan mengoleskan cairan kental sejenis lotion diperutnya. Dokter merekamnya kemudian dengan sebuah alat USG, dimana Lastri dapat melihat pada gambar di layar monitor. Tetapi ia sendiri tidak mengerti cara membacanya. Hanya seperti sebuah gambar hitam putih baginya. Dokter beranjak pergi dan duduk disebuah kursi.. Lastri pun merapihkan pakaiannya dan mengikuti dokter. Mereka duduk berhadapan.

"Baik ibu Lastri, ibu bisa menunggu sekitar 2 jam untuk menunggu hasilnya..Setelah hasil lab keluar baru kita lihat apa penyebab sakit yang ibu keluhkan selama ini.." ucap seorang dokter wanita yang cantik dan anggun dalam balutan jilbabnya. Suara terdengar lembut tetapi ada nada tegas didalamnya.

" Baik, Dok..terima kasih.." ucap Lastri sambil menyalaminya.

***

2 jam lebih Lastri menunggu dirumah sakit..Ia berkeliling sambil mencari-cari makanan enak disekitarnya. Hingga ketika waktu menunjukkan pukul 3 sore lebih beberapa menit,yang berarti telah 2 jam-an sejak pemeriksaan tadi,ia menuju kembali ke ruang tunggu. Hingga ketika ia sampai disana dan menanyakan pada suster yang mendata pasien yang ingin bertemu dokter, ia langsung menghampirinya.

"Sus,apakah hasil pemeriksaan saya sudah keluar ?" tanya Lastri dengan sopan.

"Atas nama siapa Bu ?" tanya suster pada Lastri.

"Atas nama Ibu Lastri", jawab Lastri singkat. Suster pun mencari-cari berkas yang tertumpuk dimejanya.Hingga ia mengambil sebuah file bermapkan logo rumah sakit. Didalamnya berisi hasil Rontgen dan tes Pap smear yang telah dilakukannya.

"Oh..sudah Bu,ibu bisa langsung masuk ke ruangan dokter sekarang.."jawab suster tersebut sambil menuju kedalam ruangan dan memberikan berkas pada seorang dokter wanita yang tadi memeriksa Lastri sebelumnya. Dokter mempersilahkan duduk padanya. Ia membuka berkas yang ada ditangannya. Membuka dan membaca hasilnya.

"Hmm...Ibu Lastri..saya lihat hasil Rontgennya terdapat masalah pada rahim ibu yang mungkin disebabkan proses kuretase/keguguran ibu dulu..dan dari hasil Pap Smear yang dilakukan terdapat positif virus HPV atau Human Papilloma Virus..dari hasilnya ibu positif kanker serviks stadium 3. Dengan kata lain, Ibu Lastri harus melakukan pengangkatan rahim untuk mencegah penyebaran kanker.."ucap dokter tersebut dengan tenang. Lastri tampak begitu terkejut mendengarnya.

"Bagaimana bisa dok ? saya tidak pernah berhubungan intim kecuali hanya dengan suami saya.." jawab Lastri tak percaya.

"Begini ibu Lastri...kanker serviks tidak hanya karena masalah berhubungan *** dengan lebih dari satu pasangan, tetapi dapat terjadi salah satunya, karena dari riwayat medis ibu, ibu pernah mengalami keguguran diusia yang masih muda hingga perlu dilakukan tindakan kuretase..Ini bisa menjadi salah satu pemicu kanker serviks..selain itu pola makan dan gaya hidup juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.." ucap sang dokter wanita menjelaskan dengan tenang dan lembut.

"Tetapi ibu Lastri tidak perlu takut..insyaa Allah.. jika dilakukan operasi pengangkatan rahim, maka itu dapat mencegah terjadinya penyebaran dan memungkinkan proses penyembuhan.." ucap dokter berusaha menenangkan pasien yang ada dihadapannya itu. Lastri masih tampak tak percaya dan berkaca-kaca.

" Dok,jika dilakukan operasi pengangkatan rahim,berarti saya tidak akan bisa punya anak lagi dok, seumur hidup saya ?" tanya Lastri dengan nada suara bergetar dan mata yang telah berkaca-kaca.

" Betul,Bu Lastri..kita serahkan semua pada yang Maha Kuasa ya,Bu.." jawab dokter tersebut berusaha menenangkan pasien dan memberikan semangat padanya. Lastri hanya terdiam membisu.Ia tidak tahu harus berkata apa.Musnah sudah segala harapannya untuk menjadikan rumah tangganya sempurna dengan kehadiran seorang bayi yang akan menambah kebahagiaan hidupnya dengan suaminya itu. Lastri tak dapat menahan tangisnya.Ia menangis tanpa suara. Dokter berdiri disampingnya berupaya menyemangatinya.Ia mengelus-elus punggung Lastri.Lastri pun berusaha menyeka airmatanya.Berupaya tampak tegar tapi tak sanggup. Segala bayang-bayang yang tidak menyenangkan melintas dalam benaknya.

"Maaf dok..saya tidak dapat menahan airmata saya..terima kasih.." ucap Lastri pelan diiringi suara sesenggukan dari mulutnya.

"Tak apa Bu..itu sangat manusiawi..wajar sekali.." balas dokter tersebut dan ia mengantarkan wanita itu sampai depan pintu ruangannya.Setelah Lastri perlahan melangkah menjauh,dokter pun kembali masuk ke dalam ruangan. Lastri berjalan gontai. Sesaat ia berjalan sambil melamun. Mengapa takdir begitu tega menerpanya bertubi-tubi dengan ujian yang seolah tak ada henti ? ucap Lastri membatin. Tetapi ia teringat, merutuki takdir adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah Hingga berulangkali ia beristighfar dalam hati. Rasanya saat seperti ini, ia ingin menangis mengadukan padaNya.Memohon dan meminta dalam sujudnya.

***

Terpopuler

Comments

Syarifah Fatimah

Syarifah Fatimah

tega banget author nya 😭😭

2022-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!