Bab 3 : Benalu Dalam Rumah Tangga

Ah..Pelangi Memang Tidak Bisa Ditebak

Kapan Datang dan Kapan Pergi

Ketika Engkau berhasil Mencapai Puncak

Entah Kapan Angin Menerjangmu Kembali

3 tahun lebih sudah berlalu...

Jaka yang mulai beranjak dewasa secara usia, tampak semakin matang dari guratan halus diwajahnya dengan lingkar hitam di kedua matanya. Badannya pun mulai terlihat lebih berisi. Lastri pun yang telah menyelesaikan ujian penyetaraan SMA telah berhasil lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Ia berhasil pulih dari kesedihannya atas kehilangan janin dalam kandungannya. Waktu dan kesibukan ternyata obat penyembuh terbaik baginya.

Jaka tengah bersiap menghadapi sidang ujian terakhirnya dalam mendapatkan gelar sarjana ekonominya.Walaupun takdir membuat keduanya belum berhasil mendapatkan seorang momongan yang melengkapi perjalanan kehidupan rumah tangga keduanya,tetapi justru cinta Jaka dan Lastri semakin bertambah seiring waktu berjalan. Mereka belajar menghadapi suka dan duka bersama yang senantiasa datang silih berganti. Saling menguatkan satu sama lain. Jaka dengan kesuksesan karirnya yang tengah menanjak,tidak pernah sedikitpun tergoda untuk mencicipi cinta dari wanita lain. Bahkan ketika dokter menyatakan istrinya itu tidak akan bisa hamil dalam waktu 2 tahun. Waktu yang tidak lama tetapi bukan pula waktu yang singkat bagi seorang pemuda seperti Jaka yang tengah menanjak karirnya. Padahal dengan kesuksesan karir dan paras wajahnya yang meskipun bukan terbilang tampan, tetapi dikota metropolis seperti Jakarta, ia bisa menjadi seorang lelaki idaman setiap wanita.

Hari ini ia tengah bersiap menjalani sidang skripsinya. Ia telah berbicara kepada atasannya sejak dua hari yang lalu. Ia harus izin untuk menjalani sidang skripsinya pukul 09.00 pagi ini.

Waktu masih menunjukkan pukul 06.30 wib. Lastri telah menyiapkan roti bakar dengan isian selai coklat dan sedikit campuran selai kacang ditambah segelas teh tawar hangat. Sengaja hari ini ia tidak menyiapkan sarapan pagi yang terlalu berat. Ia tahu suaminya akan menjalani hari yang cukup berat untuk mendapatkan gelar sarjananya. Ia tidak ingin masalah pencernaan menimpa suaminya saat hari pentingnya ini hanya karena perkara salah makan. Jaka tengah mengunyah sepotong roti. Ia masih membuka lembaran-lembaran skripsinya. Meskipun ia telah mempersiapkan dengan baik, hatinya masih cemas membayangkan wajah setiap dosen pengujinya nanti. Semalam tak lupa ia melakukan shalat hajat agar Allah memberikan kemudahan baginya hari ini.

" Mas sudah hampir jam 7, kamu berangkat jam berapa ?" tanya Lastri lembut mengingatkan suaminya yang tengah serius berkutat dengan grafik dan tulisan-tulisan dalam skripsinya.

" Hmm..sebentar ..5 menit lagi aku berangkat.." Jawabnya singkat sambil memasukkan potongan roti terakhir ke dalam mulutnya. Ia mengunyahnya dengan cepat. Selang beberapa saat, ia telah merapihkan lembaran kertas dan skripsinya ke dalam tas ransel abu-abunya. Jaka menenggak tehnya hingga habis,kemudian ia berpamitan pada istrinya itu.

"Semoga Allah berikan kelancaran padamu, mas.." ucap Lastri pada suaminya. Ia memakaikan tas ransel suaminya.Menyalaminya.

"Aamiin yaa robbal 'alamiin.." jawabnya sambil mencium kening istrinya itu. Istrinya mengantarkan suaminya sampai depan teras. Ia tidak pernah masuk ke dalam rumah, sebelum memastikan suaminya telah hilang dari pandangannya.

***

Jaka telah sampai didepan kampus. Ia melirik jam tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 08.15 wib. Masih ada banyak waktu. Ia perhatikan seluruh gedung kampus itu. Gedung kampus tersebut terlihat tidak terlalu besar. Arsitekturnya menyerupai seperti gedung perkantoran yang terdiri dari 7 lantai. Seluruh dindingnya terdiri dari kaca. Hingga setiap orang dapat melihat dari luar saat hiruk pikuk mahasiswa yang lalu lalang didalamnya. Kolam renangnya terletak indoor yang berada di lantai paling atas gedung kampus itu. Lapangan basket dan tenis terletak bersebelahan dibelakang kampus. kantin-kantin yang terdiri dari bangku-bangku panjang berada di pinggirannya. Hingga setiap orang yang makan disana dapat melihat pemandangan ke arah lapangan basket dan tennis mereka. Disekitarannya terdapat berbagai jenis tanaman bunga dan tanaman hias rambat yang makin menambah suasana asri layaknya taman-taman di Jepang. Parkiran motor dan mobil berada didepan dan dibasement gedung kampus tersebut. Jaka tengah terduduk disalah satu bangku disana. Ia menikmati pemandangan hijau dan beberapa mahasiswa yang tengah bermain basket. Sekitar 15 menit ia duduk disana. Hingga ketika arloji yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 08.35 ia bergegas kembali ke gedung kampus. Ia naik ke lantai 5, disana terdapat sebuah ruang kelas besar yang sanggup menampung ratusan mahasiswa. Ruangan ini biasa dipakai untuk sidang ujian skripsi atau sekedar acara seminar dan pelatihan/training. Di depan pintu kelas telah terpampang selembar kertas bertuliskan jadwal waktu dan nama-nama mahasiswa yang ikut ujian sidang hari itu. Sebanyak 8 orang yang terjadwal untuk sidang hari itu. Jaka mendapatkan giliran kedua dalam jadwal. Biasanya setiap siswa mendapat waktu 45 menit saat sidang. Siapapun boleh ikut hadir menonton sidang tersebut. Satu per satu orang pun mulai berdatangan masuk. Jaka berkomat-kamit sesaat. Ruangan mulai riuh dengan peserta maupun penonton yang kebanyakan dari kawan-kawan mereka sendiri yang ikut memberikan support hari itu. Riuh perlahan berubah menjadi sunyi seketika, ketika 4 orang dosen penguji yang siap memborbardir memasuki ruangan. Gugup dan cemas perlahan mulai menyelusupi hati setiap mahasiswa ketika peserta pertama maju ke depan. Lampu seketika padam dan hanya diterangi oleh lampu dari layar proyektor. Semua orang menyimak dan mendengarkan.Tak terkecuali Jaka. Ia yang tengah terduduk dideret bangku ke empat mulai berdoa. Jaka berhenti membaca doa tepat ketika salah seorang penguji memanggil namanya : Jaka Pranoto. Ia maju dengan penuh percaya diri. Jaka membuka layar slidenya satu persatu. Ia tampil begitu prima. Setiap pertanyaan mampu ia jawab dengan fasih dan lancar. Hampir 45 menit baginya dibombardir dengan berbagai pertanyaan teoritis maupun analisa kasus yang ada. Para penguji tampak kagum dengan kecerdasannya menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Seluruh penonton yang hadir bertepuk tangan riuh melihatnya. Jaka mengucapkan Alhamdulillah ketika ia telah selesai dari sidangnya. Perasaan cemas dan penasaran bercampur aduk padanya. Ia ingin segera melihat hasil nilainya. Hingga tak berapa lama,salah seorang penguji memanggilnya dan memberikan amplop putih padanya. Jaka membuka perlahan amplop tersebut. Ia tersenyum senang mengucapkan puji dan syukur ketika melihat A+ tertulis didalam amplop itu. Hatinya bersorak riang. Jam dipergelangan tangannya menunjukkan hampir pukul 11.00 wib. Ia pun segera keluar dan berjalan menyusuri lorong hingga sampai didepan pintu lift. Ia turun dari lift tersebut. Hatinya mengucapkan syukur berulangkali. Di parkiran motor ia bergegas keluar dan kembali ke kantornya.

***

Ruang Serbaguna di kampus Jakarta Economic and Business College telah dipenuhi oleh para undangan yang akan mengadakan wisuda. Jaka tampak gagah dengan toga yang dikenakannya. Lastri,pak Denny, pak Atmodjo dan beberapa rekan satu divisinya di P.T.Hyumai sudah berada di depan gedung auditorium. Jaka memang mengundang mereka termasuk pak Atmodjo dalam acara wisudanya sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasihnya terhadap perusahaan,terutama pak Atmodjo yang telah membuat dirinya seperti sekarang ini. Mereka datang bersama dalam sebuah rombongan besar dengan sebuah mobil elf atau minibus. Lastri mengenakan gaun panjang satin model sabrina berwarna coklat muda dengan rambut cepol yang diberi hiasan jepit bunga tampak sangat anggun dan modern.Wajahnya dipoles dengan make up tipis natural. Pak Atmodjo tampak menyalami Jaka dan mengucapkan selamat. Tak lupa Lastri pun ikut menyalami bos suaminya itu. Mereka telah saling berkenalan sebelum berangkat tadi ketika mereka berjanjian untuk kumpul di kantor dan berangkat bersama-sama dengan sebuah minibus. Jaka telah mempersiapkan semuanya dengan uang pribadinya sebagai bentuk terima kasihnya kepada perusahaan terutama pak Atmodjo yang telah berjasa dalam hidupnya. Jaka telah menganggap pak Atmodjo seperti seorang ayah. Ia memang jarang bergaul dengan bawahannya sehari-hari dikantor dan selalu tampak sibuk dengan laptop merancang ide dan inovasinya untuk perusahaan. Tak heran ia hanya mengenal rekan kerja yang selevelnya, sesama BOD (Board of Director) atau minimal sekelas manajer yang biasa keluar-masuk ruangannya. Tetapi,kali ini ia ikut hadir dalam acaranya. Acara wisuda yang tampak meriah dengan dihadiri nyaris ribuan orang berlangsung sekitar 2 jam lebih. Orang tua itu tampak tersenyum penuh wibawa dan turut merasa bangga. Jaka anak yang cukup cerdas. Ia mampu mendapat gelar sarjana ekonominya dalam bidang bisnis manajemen dengan nilai summa cumlaude . Pulangnya, Jaka pun membawa mereka ke sebuah restoran Jepang untuk merayakannya secara pribadi. Ia telah membooking tempat tersebut sehari sebelumnya. Semua tampak ikut senang hari itu. Pak Atmodjo yang menatap kepada Lastri tampak tersenyum. Ia mengerti mengapa Jaka berani menikah diusianya yang masih terbilang belia dengan istrinya itu. Gadis dihadapannya tidak hanya cantik dan ayu tetapi ada gurat kematangan untuk gadis seusianya serta kepatuhan didalam diri gadis ini. Mereka berdua betul-betul pasangan muda yang serasi, gumam pak Atmodjo dalam hatinya.

***

Seorang gadis berusia sekitar 20 tahun berkulit putih bersih, berambut panjang ikal sepunggung berwarna light brown, mengenakan boot panjang hitam dengan rok mini hitam serta atasan tank top ditambah jaket kulit hitam dan kacamata hitam merek Chanel baru saja tiba di bandara setelah perjalanan panjangnya dari Amerika. Ia tampak menoleh ke kanan dan kiri mencari penjemputnya. Seorang lelaki berusia sekitar 40 tahun melambaikan tangannya. Pak Dirman,supir pribadi pak Atmodjo mengejar gadis tersebut. Ketika hampir mendekatinya wanita itu tampak mengenalinya dan tersenyum lebar.

" Ya Allah..mbak Meyra..sudah besar dan manglingin sekali..saya hampir tidak mengenalinya.." ujar pak Dirman yang telah bekerja hampir 10 tahun menjadi supir pribadi dikeluarga pak Atmodjo. Gadis tersebut hanya tersenyum. Pak Dirman dengan sigap membawa sebuah tas koper besar beroda. Mereka menuju ke sebuah mobil Nissan X-Trail berwarna hitam.

***

Sebulan setelah mendapatkan gelar sarjananya, Jaka mendapatkan kenaikan jabatan sebagai seorang manajer untuk sebuah divisi baru. Technology and Economic Business Development Division. Sebuah divisi baru yang digagas oleh pak Atmodjo untuk membantunya mengembangkan bisnis produk high-technology atau mobil-mobil berteknologi mutakhir yang diperuntukkan kalangan jet set/kelas atas. Ia memang belum memiliki seorang anak buah pun di Divisinya itu. Tapi sebagai divisi yang dibentuk khusus untuk membantu pak Atmodjo, ia adalah salah satu manajer kepercayaan di perusahaan Hyumai itu. Hingga kedekatan inilah yang membuat Jaka sudah tidak lagi merasa canggung bila berhadapan dengan pak Atmodjo. Ia telah menganggap lelaki tua ini bukan hanya seorang bos yang berkharisma dan berjasa dalam hidupnya. Tetapi sudah seperti pengganti ayah kandungnya sendiri. Pak Atmodjo kerap mengajarkan dan membimbingnya banyak hal bukan saja mengenai pekerjaan tetapi kehidupan pribadinya jua.

***

Disalah satu rumah mewah di Pondok Indah, Meyra tengah terduduk dimeja makan. Perutnya terasa mual mencium bau gulai ayam dihadapannya. Hingga ia memuntahkan suapan nasi yang baru saja masuk mulutnya. " Kau sepertinya sudah lupa bagaimana rasanya nasi dengan gulai ayam yang enak,Mey..bukankah makanan ini adalah salah satu makanan favoritmu dulu..", ujar Bu Atmodjo pada anaknya itu.

" Oh No..mommy,the taste is not good..it feels suck..!" ujar Meyra pada ibunya itu. Hampir beberapa hari belakangan ia merasakan perutnya mual hingga apapun yang ditelannya seperti naik kembali ke kerongkongannya. Meyra langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia merasa was-was.Sejak berhubungan intim dengan Jamie beberapa kali,roommate sekamarnya di Amerika dulu, ia sudah terlambat datang bulan selama 2 bulan berturut-turut. Tetapi ia tidak pernah mempedulikannya. Hari ini setelah sebulan di Jakarta, perutnya selalu terasa mual setiap kali ia memakan dan mencium bau yang menyengat hidung. Apakah ia hamil ? dalam hatinya, Meyra bertanya-tanya. Ia memutuskan untuk keluar rumah membeli test pack. Baru beberapa saat ia melangkah keluar kamar, kedua orang tuanya tengah berdiri didepan kamar.

"Are you ok ?" tanya pak Atmodjo pada putrinya.

" yes,Daddy..don't worry..i need more time here to be adapted with our foods, i guess.." jawab Meyra dengan bahasa Inggrisnya yang cukup fasih. Ia masih mengerti ketika orang lain menggunakan bahasa negerinya sendiri. Tetapi terkadang ia sulit dan lupa beberapa kosakata dalam Indonesia. Hal ini semakin diperparah dengan kondisi kedua orang tuanya, yang mereka pun memiliki kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.

" Ok..if you're getting worst, go to the doctor...Daddy have to work now..love you,sweet girl.." lanjut pak Atmodjo sambil mencium istri dan anaknya itu.

" ok..i love you too, Daddy.." jawab Meyra singkat.Ibunya pun ikut beranjak pergi mengantarkan suaminya sampai ke teras rumah,dimana supir mereka, pak Dirman telah menunggu didalam mobil. Meyra membiarkan mobil ayahnya berlalu pergi dari hadapannya. Hampir sekitar 30 menit kemudian, ia mengambil kunci mobil X-Trail dan melaju pergi. Dirumahnya pak Atmodjo memiliki 3 mobil. Sebuah Mercedes yang biasa digunakannya ke kantor, sebuah Nissan X-Trail dan sebuah mobil sedan Hyumai,buatan perusahaannya sendiri. Meyra menuju sebuah apotik tak jauh dari rumahnya. Hanya sekitar 4 kilometer jaraknya. Ia membeli sebuah test pack. Tak sampai sekitar 45 menit,ia telah berada kembali dirumah. Ibunya bahkan tidak mengetahui anaknya baru saja keluar. Meyra buru-buru masuk kedalam kamarnya. Ia bergegas menuju kamar mandi pribadinya yang terletak didalam kamar tidurnya. Tanpa membuang waktu,ia membuka ****** ********. Ia menunggu sekitar 5 menit hingga ketika dua garis merah nampak terlihat dengan jelas pada test pack yang digenggamnya. Seperti dugaannya, ia tengah hamil. Ia tidak tahu bagaimana mengatakan pada kedua orangtuanya. Jamie adalah ayah dari calon janinnya ini. Jamie seorang bule Amerika, teman sekamarnya dahulu. Usianya 5 tahun lebih tua. Wajahnya tampan khas Amerika Latin, ia bekerja dialah satu oil company ternama disana. Mereka bertemu ketika Meyra yang bekerja disebuah restoran mewah, tengah melayaninya. Pertemuan mereka semakin intens setelah mereka saling bertukar nomor telepon. Hingga keintiman hubungan mereka semakin erat ketika Jamie memutuskan mengajak Meyra pindah & tinggal di apartemennya yang cukup mewa. Berbagi kamar dengannya. Merupakan hal yang lumrah bagi penduduk disana berhubungan intim tanpa ikatan status atau bagi orang Indonesia mereka menyebut dengan istilah kumpul kebo. Bagi sebagian besar penduduk di Amerika, bukan hanya lumrah,tetapi mereka memandang sebagai sebuah "adaptasi" sebelum mereka melanjutkan ke hubungan yang jauh lebih serius,yaitu menikah. Masalahnya, Mereka telah putus. Jamie seseorang yang posesif dan ringan tangan. Terlebih jika ia dalam keadaan mabok. Meyra akhirnya memutuskan keluar dari apartemen itu dan memutuskan hubungannya dengan Jamie. Hal ini pula yang membuatnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Ia tidak habis fikir, hubungannya menyisakan sebuah kenangan dalam rahimnya saat ini.Calon jabang bayi hasil hubungannya dengan Jamie diluar nikah. Meyra masih termenung di WC kamar mandinya. Ia bingung bagaimana menyampaikan pada kedua orangtuanya itu. Ia bahkan tidak tahu bagaimana reaksi kedua orangtuanya nanti. Apakah mereka akan marah dan mengusirnya dari rumah atau mereka akan berempati dengan kondisinya saat ini ?. Haruskah ia menggugurkannya ? Ia menerka-nerka dalam hati dan pikirannya.

***

"Mommy..Daddy...I'm so sorry...i don't know what to do and how to tell you..but i'm pregnant now.." ucap Meyra singkat sambil berlutut dihadapan keduanya setelah makan malam. Pak Atmodjo sontak kaget bukan kepalang. Ia sampai menampar pipi anak perempuan satu-satunya itu. Meyra tertunduk sambil menangis.Ia menyadari kesalahannya.

" How dare you are! you dissapointed me,young girl ! " bentak pak Atmodjo kembali. Istrinya pun tampak kaget tidak menyangka. Putrinya, yang bahkan ia sendiri masih menganggapnya seperti gadis kecil itu sanggup berbuat kotor dan hina.

" Meyra..bagaimana mungkin kamu melakukan hal hina seperti ini,Nak..kamu mempermalukan keluarga kita!" Bu Atmodjo pun sontak ikut memarahi anaknya itu. Meyra menangis semakin keras.

***

Semalaman lelaki tua itu memikirkan perbuatan kotor putrinya. Ia tahu ini kesalahan dirinya juga yang terlalu sibuk dan melepas Meyra sendirian di Amerika sana. Tetapi,entah kenapa,sesuatu melintas dalam pikirannya : Jaka. Lelaki itu terlihat lelaki baik dan bertanggung jawab. Ia pun tahu Jaka sangat mencintai istrinya. Tetapi ia tidak memiliki seseorang yang dapat ia percaya kecuali Jaka. Ia harus mencobanya.

"Jaka bisakah kamu ke ruangan saya,Nak" ujar pak Atmodjo melalui telepon pada Jaka.

"Baik,Pak.." jawabnya kembali dengan singkat.Ia bergegas menutup telepon dan berjalan menuju ruangan pak Atmodjo yang terletak bersebrangan. ia mengetuk pintu dan memasukinya.Pak Atmodjo tampak kusut seperti orang yang tengah banyak pikiran.

" Ada yang bisa saya bantu,Pak ?" tanya Jaka singkat.

"Hmm..Nak ada yang mau saya bicarakan denganmu..tapi mungkin lebih enak sambil makan malam dirumah saya saja hari ini. Kau bisa ?" tanya lelaki tua dihadapannya itu. Jaka tahu pasti ini adalah masalah serius. Tidak biasanya pak Atmodjo mengajak ke rumahnya mendadak tanpa undangan sebelumnya. Jaka pun mengiyakannya.

" Hmm..insyaa Allah bisa,pak. Apakah ada masalah dengan salah satu proyek kita ?" tanya Jaka kembali.

" Oh..tidak bukan masalah itu...ini jauh lebih penting. Nanti saja kita bicarakan lebih lanjut lagi.." ujarnya singkat tanpa senyum. Jaka pun mengerti tanda ia tidak boleh banyak bertanya kembali. Ia pun izin permisi dan keluar dari ruangan. Jaka pun mengabari istrinya lewat sebuah pesan singkat.

Dik,aku tidak dapat pulang cepat hari ini. Ada masalah dikantor yang harus ku selesaikan. Kau makan malam duluan saja ya..salam sayang selalu.Masmu,Jaka. Jaka duduk diruangannya sambil melanjutkan pekerjaannya,ia menerka-nerka masalah serius apa yang ingin dibicarakan pak Atmodjo padanya.

***

Jaka takjub melihat kemegahan rumah pak Atmodjo.Arsitektur bergaya Eropa dengan kolam renang indoor menambah kemewahannya. Pak Atmodjo mempersilahkannya duduk disebuah ruang tamu dengan sofa mewah yang empuk dan besar.

Lelaki paruh baya itu menarik napasnya dalam-dalam. Wajahnya tampak penuh tekanan.

"Nak,saya tidak tahu bagaimana berbasa-basi yang baik padamu..tapi,saya memintamu untuk menikahi putri saya Meyra.." ucap Pak Atmodjo tanpa basa basi sedikitpun. Jaka nyaris seperti tersambar petir saat itu juga. Ia sama sekali tak menyangka topik ini yang akan dibicarakan lelaki yang ada dihadapannya saat ini.

"Maaf,Pak..tapi saya telah.." belum sempat Jaka menyelesaikan kalimatnya pak Atmodjo menyela langsung.

"Saya paham engkau telah menikah dan memiliki istri. Tetapi,maukah kau menolongku ? Meyra anak Perempuanku satu-satunya. Ia baru saja pulang dari Amerika dan tengah hamil 3 bulanan saat ini. Kekasihnya seorang pria bule telah putus. Ia seseorang yang kasar dan temperamental..saya tidak ingin Meyra kelak semakin sengsara kehidupannya bersamanya..Saya ingin ia menjadi istri keduamu..Kamu tidak perlu memikirkan masalah biaya hidup ataupun yang lainnya..semua akan saya urus.." terang Pak Atmodjo kembali. Jaka diam membisu. Rasanya ia betul-betul tersambar petir malam itu.Ia tidak tahu harus berkata apa.Wajah Lastri seketika terbayang-bayang dalam benaknya. Hingga tak lama,seorang wanita muda yang cantik berusia 20 tahunan memegang nampan berisi potongan cake dan dua gelas teh manis hangat. Ia mengenakan celana selutut dengan kaos berwarna pink bertuliskan D&G,sebuah brand ternama.

"Ini adalah Meyra..anak perempuan saya satu-satunya..dan Meyra perkenalkan, ini adalah Jaka, manajer kepercayaan papa di kantor.." ucap pak Atmodjo pada keduanya. Meyra menatap lelaki dihadapannya. Jaka yang masih tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya,menatap kosong wanita itu.Pikirannya tengah melayang pada Lastri.Ia tengah membayangkan bagaimana perasaan istrinya seandainya ia mengetahui hal ini.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!