Penyesalan Selalu Datang di Akhir
Ketika Sang Wanita Dalam Sepi
Lontaran Kata-Kata Satir
Menjadi Sebuah Penyesalan Besarnya Sendiri...
Rumah mewah dengan gaya simpel modern yang dihiasi sebuah kolam renang minimalis tampak sangat sepi. Hanya tangis bayi yang kerap terdengar memecah keheningan dan kesunyian dalam rumah. Sudah berbulan-bulan Jaka tidak pernah kembali ke rumah setelah pertengkaran hebat dengan dirinya. Baru kali pertama inilah Meyra merasa menyesalinya. Ia baru merasakan arti kehilangan. Sebuah kesepian dan kesunyian yang luar biasa tak terlukiskan. Satu-satunya penghibur hatinya adalah Meylisa,buah hati hasil hubungannya dengan Jamie diluar nikah. Bayi Meylisa tengah tumbuh besar. Paras indonya tak dapat ditutupi.Tersirat jelas diwajahnya.Warna matanya kuning kehijauan. Rambutnya coklat keemasan. Usianya kini hampir mencapai 1 tahun. Meylisa kecil sudah mulai dapat berkata memanggil mama dan papa. Meyralah sendiri yang mengajarkannya. Ia bingung. Rasanya ingin menelpon Jaka untuk pulang. Ia telah banyak menutupi mengenai kepergian Jaka dari kedua orang tua kandungnya. Setiap kali mereka datang berkunjung, Meyra selalu beralasan Jaka baru saja pergi bermain tenis atau golf atau yang lainnya. Ayahnya sudah mulai curiga terhadapnya. Tetapi Meyra selalu mengalihkan pembicaraannya. Ia semakin khawatir ayahnya akan mengetahui pertengkarannya dengan Jaka, hingga lelaki ini tidak pernah kembali lagi pulang kerumah. Meyra menyadari kesalahannya. Ia terlalu berkata kasar pada suaminya. Kata-kata yang telah mencabik harga diri lelakinya. Ia menggenggam handphone ditangannya tengah merangkai kata dalam benaknya untuk mengirimkan pesan,tetapi, tepat saat ia hendak mengetikkan sesuatua aapda handphonenya itu, ia mendengar suara mobil datang didepan pintu rumah. Tak lama terdengar suara pintu terbuka. Jaka telah berada dihadapannya. Tidak sedikitpun ia menoleh pada Meyra. Meyra tampak terkejut padanya. Ia mengikuti laki-laki itu dari belakang. Baru saja suaminya itu membuka pintu kamar, ia dikejutkan dengan suara bayi yang tengah megoceh dari dalam ranjang. Selepas pertengkaran terakhirnya dengan Jaka dan lelaki tersebut keluar dari rumahnya itu, Meyra kemudian memindahkan posisi ranjang bayi yang ada dikamar sebelah sebelumnya, ia pindahkan ke dalam kamar utama bersama dirinya.
Seorang bayi perempuan mungil tengah berdiri di atas ranjang kayu dengan pagar-pagar tiang yang menghalau dikeempat sisinya. Bayi cantik mungil tersebut tengah menatap kepada Jaka. Tampak wajahnya seperti tersenyum riang.
" Pa-...Pa..." ucapnya sambil tersenyum riang dengan beberapa baris gigi tampak terlihat dari balik senyumnya.Bayi Meylisa seperti tampak mengerti dengan kepulangan papa nya itu. Meskipun Jaka bukanlah ayah kandung bagi Meylisa, tetapi bayi suci tak berdosa ini seperti mengerti dengan keadaan kedua orangtuanya itu. Meyra tampak dari balik pintu mundur perlahan beberapa langkah. Ia membiarkan moment tersebut terlebih dahulu. Ia ingin tahu reaksi dari suaminya itu. Tampak Jaka sedikit terkejut dan menatap bayi Meylisa yang hanya beberapa langkah dari hadapannya itu.
"Pa..Pa.."ulang Meylisa kembali sambil mengulur-ulurkan sebelah tangannya. Bayi mungil itu tampak seperti meminta pada Jaka untuk menggendongnya. Jaka perlahan mendekati ranjang bayi Meylisa. Kali ini ia tepat berada dihadapannya. Tangan mungil anak itu berupaya meraih-raih menarik bagian bajunya. Sesaat lelaki tersebut tampak lupa dengan kemarahannya. Ia pun meraih kedua lengan bayi itu dan menggendongnya. Meyra yang tengah melihat kejadian itu, perlahan semakin mundur. Ia mengurungkan niatnya untuk menanyakan suaminya dengan berbagai pertanyaan. Ia pun berbalik dari kamar dan menjauh.
***
5 bulan kemudian..
Meylisa semakin tumbuh menjadi seorang bayi yang periang. Meyra selalu membelikan kado-kado yang cukup mahal pada bayi tersebut. Ia sudah terlihat pandai mengeluarkan beberapa kata. Meskipun belum dapat berbicara dengan lancar, ia telah cukup fasih mengucapkan beberapa kosakata yang mudah. Setelah kejadian pulang itu, Jaka ternyata hanya mengambil beberapa barang pentingnya dan tidak berkata sepatah katapun pada Meyra. Meyra sendiri bingung harus berbuat apa. Tetapi ia menyadari kesalahannya itu. Hingga ia pun memilih membiarkan saja suaminya itu. Seolah ia pun tidak mengetahui akan kedatangannya. Jaka tidur di kamar tamu. Ia berangkat kerja tanpa kata keesokan paginya. Bahkan ia tidak menuju ke ruang makan dimana ia biasa mengambil roti ataupun sarapan lainnya yang biasa disiapkan istrinya itu. Tetapi betul-betul ia tidak menuju keruangan lain kecuali kamar tidur dan kamar mandi tamu yang biasa digunakan jika ada orang lain yang menginap dirumah tersebut selain mereka berdua tentunya.
Jaka tampak dengan mimik seriusnya mengendarai mobil BMW nya. Mobil yang telah dibeli dengan hasil jerih payah keringatnya sebagai seorang manajer sekaligus jongos pak Atmodjo selama ia bekerja di PT Hyumai.
Setelah kejadian itu, ternyata Jaka tidak pernah kembali pulang lagi kepada Meyra. Ia kembali pulang pada istri tercintanya Lastri. Hal ini dilakukan oleh Jaka beberapa kali.Ia seperti tampak menghukum Meyra secara mental. Yah...Jaka memang ingin sekali meruntuhkan keangkuhan dan keras hati istri " terpaksa" nya itu sebelum ia betul-betul menceraikannya. Memang itulah niatan lelaki itu sejak awal ia merencanakan menceraikan istrinya itu.
" Pa..Pa.." ucap Meylisa suatu ketika kepada sang bunda. Bayi itu menatap wajah Meyra, ketika Meylisa terduduk dalam pangkuannya itu.Ia tengah menyuapi sepotong kecil biskuit untuk anak itu, tetapi Meylisa tampak mengelakkannya. Ia menatap mata Meyra sambil berulangkali mengatakan "Papa" dengan terbata-bata.
"Pa..Pa..Pa-Pa..." ucap Meylisa memukul-mukul sayang pada Meyra. Bayi itu seperti ingin mengatakan sesuatu. Ia seolah mengerti ayah tirinya,Jaka yang tidak pernah pulang kerumah dan tampak merindukannya dari sorot mata hijau kekuning-kuningannya itu. Warna mata yang begitu cantik dan tak biasa bagi penduduk Asia. Meyra tampak sedih. Ia berkali-berkali seperti berbicara kepada bayinya tersebut, berupaya menjelaskan pada bayinya itu bahwa papanya tidak pernah ada.
***
Dirumah lain,Lastri yang tengah sibuk memenuhi pesanan nasi tumpengnya itu lupa untuk menanyakan perihal kabar Meyra kepada suaminya. Semenjak kepulangan kembali suaminya beberapa waktu yang lalu, ia tidak pernah absen memberitahukan pada Lastri apa saja yang diperbuatnya dan rencananya hari. Ia tampak perlahan kembali menjadi seperti Jaka, suaminya yang dahulu ia kenal. Hingga Lastri berfikir suaminya sudah mulai pulih dengan kondisi psikisnya. Jauh berbeda dari pertama kali ia pulang dan menginjakkan kakinya dirumah kembali. Jadi Lastri tidak memiliki prasangka buruk apapun pada suaminya itu
Ia pun telah memiliki kesibukan sendiri selain menjadi seorang ibu rumah tangga, ia pun menjadi seorang pengusaha yang mulai cukup ramai dengan usaha tumpengnya itu. Bagi Lastri ia tak banyak memiliki waktu untuk overthinking atau sekedar memikirkan sesuatu sak wasangka yang tak perlu dan hanya menambah-nambah beban pikirannya. Sayangnya, ia tak tahu jika apa yang dikatakan suaminya dahulu, ketika pertama kalinya suaminya itu pulang dan menginjakkan langkah kakinya kembali kerumah ini,ternyata perkataannya itu betul-betul telah bulat.Jaka berniat menceraikan Meyra dan pergi untuk selamanya dari kehidupan wanita itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments