Bab 2 : Bahagia Dan Sedih Senantiasa Beriring...

Bahagia & Sedih Senantiasa Beriring..

Pelangi Baru Saja Muncul

Tetapi Awan Kelabu Tengah Ikut Menyembul

Takdir Seolah Mengerti Betul

Bahagia dan Sedih Hilang dan Timbul...

Jaka tengah bergembira ketika Sang Maha Segalanya berturut-turut mengguratkan garis takdir kehidupan penuh sukacita pada dirinya.

Jam tengah menunjukkan pukul 10 malam. Ia belum sempat menceritakan kabar baik dari pak Atmodjo perihal kenaikan gaji dan rekomendasi gelar sarjana S1 gratis yang ia terima dari perusahaannya. Tadi pulang kerja, ia lihat Lastri tampak letih hingga selepas shalat isya berjamaah,istrinya tersebut langsung tertidur. Ia tidak tega membuat istrinya mendengarkannya bercerita sedangkan gurat keletihan nampak pada raut wajahnya. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mengabari berita baik tersebut pada Lastri. Jaka tengah mengatur rencana untuk membuat surprise kepada istrinya tersebut. Ia berniat untuk mengajak istrinya weekend ke suatu tempat yang romantis dan memberikan berita gembira tersebut sebagai sebuah kado surprise terindah bagi istrinya itu. Lelaki itu masih terdiam diruang depan. Ia masih terkejut dengan suratan takdir akan kehidupannya.Sepertinya baru saja kemarin ia tengah merantau ke Jakarta,tetapi dalam sekejap mata nasibnya telah berubah hanya dengan sebuah tawaran yang diberikan pak Atmodjo kepadanya. Jaka teringat masa-masa ketika ia masih mondok di As-Shofa dulu. Ustadz nya mengajarkan untuk melakukan shalat sebagai rasa syukur jika mendapatkan berita baik ataupun suatu rezeki yang tak ia sangka. Sebetulnya sudah ia lakukan dikantor tadi selepas ia keluar dari ruangan pak Atmodjo dan mendengar berita baik itu. Tetapi setiap kali ia teringat,hatinya seperti membuncah tak terkira hingga hampir-hampir ia ingin terus bersujud padaNya yang telah merancangkan takdir kehidupan yang begitu indah padanya. Jaka pun beranjak ke kamar mandi. Ia mengambil wudhu dan perlahan ia kembali ke ruang depan dan menggelar sajadahnya. Ia shalat sunnah mutlak sebagai tanda rasa syukurnya pada Sang Pencipta.Dikamar, ia melihat sang istri sudah tertidur pulas.

***

Hari ini adalah hari pertama Jaka menjadi seorang mahasiswa disebuah kampus elit bergengsi di Jakarta. Ia memiliki jadwal yang cukup padat setiap harinya. Senin/d Sabtu adalah jadwal kuliahnya.Pada hari kerja ia berkuliah diwaktu malam dari pukul 19.00 s/d 21.00 wib sedangkan di hari Sabtu ia memiliki jadwal pagi sejak pukul 08.00 hingga 10.00 wib. Jaka baru saja keluar dari parkiran kampus.Jam dipergelangan tangannya hampir menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Perutnya terasa sangat lapar.Tapi,ia urungkan niatnya untuk makan dikantin kampus. Ia teringat Lastri,istrinya dirumah. Pasti ia telah menyiapkan makan malam dirumah. Ia tidak ingin mengecewakan istrinya. Ia pun teringat Lastri belum sempat mengetahui perihal kuliahnya ini. Untunglah tadi ia membawa motor kantor untuk berangkat kesini. Sebagai seorang karyawan di bagian marketing,ia memang memiliki fasilitas penunjang berupa sepeda motor kantor yang dapat ia bawa pulang ke rumah jika dibutuhkan. Hari itu ia berangkat pertama kalinya ke kampus menggunakan sepeda motor sepulang kerja. Karena ia belum fasih menggunakan angkutan umum menuju kampusnya dari tempat ia bekerja. Ia segera keluar dari kampus dan melajukan motornya dengan cepat malam ini. Setiap kali terbayang wajah Lastri,rasanya ia ingin buru-buru sampai dirumah. Tidak tega rasanya setiap kali melihat wajah polos istrinya yang tampak letih menungguinya dirumah seharian. Walaupun Lastri tidak akan pernah marah jam berapa pun ia pulang, tetapi Jaka selalu merasa bersalah setiap kali ia membuat cemas istrinya tanpa kabar.

***

Besok adalah hari Sabtu. Jaka tengah merencanakan membuat kejutan pada Lastri. Ia telah membooking sebuah kamar hotel berbintang empat dikawasan Jakarta Barat sejak dua hari yang lalu.Hotel Weston adalah salah satu hotel mewah di kawasan Jakarta. Ia ingin berita gembira ini menjadi kado terindah bagi istrinya. Sebuah momentum yang tepat untuk menunjukkan cintanya pada Lastri, betapa berharganya istrinya dalam perjalanan hidupnya selama ini,hingga ia ingin membagi kebahagiaannya pula bersama wanita yang telah setahun lebih ia nikahi. Terpaksa malam ini ia harus berbohong pada istrinya perihal acara yang telah ia siapkan bagi istrinya tersebut. Sebuah surprise yang kelak menjadi kado tak terlupakan bagi keduanya.

"Dik, besok aku ada acara dari kantor..acara nginep gitu...kamu ikut ya...tapi..aku ada meeting dahulu diluar..jam 11 aku jemput kamu lagi..jangan lupa siapkan baju ganti terbaikmu ya..." ucap Jaka saat makan malam dengan Lastri di meja makan. Lastri merasa terkejut mendengar perkataan suaminya itu. Selama setahun lebih ia menikah dan selama suaminya bekerja di Jakarta,tidak pernah ia mengikuti acara kantor suaminya.

"Acara apa,Mas ? kok mas memberitahunya dadakan ? " ujar Lastri pada suaminya itu. Ia merasa panik,khawatir ia tidak bisa mengikuti lingkungan pergaulan suaminya itu. Ia menyadari dirinya hanyalah gadis ingusan dari desa. Cemas dan takut, ia justru mempermalukan suaminya itu. Jaka seperti menangkap rasa minder istrinya. Ia hanya tersenyum. Hatinya merasa tidak tega harus membohongi istrinya itu.Tetapi jika tidak ia lakukan,gagal seluruh surprise yang telah ia siapkan sejak 2 hari yang lalu.

"Acara biasa kok Las..hanya kumpul-kumpul saja..tidak ada yang spesial..hanya refreshing kok.." ujar Jaka kembali menenangkan istrinya itu.

"Kamu ndak usah khawatir.temanku baik semua kok. Mereka ada yang dari Jawa juga loh,Dik.."Jaka berseloroh kembali.

"oh ya,Mas ? anak rantau seperti kita ?" tanya Lastri kembali.Jaka mengangguk-anggukkan kepalanya penuh antusias.Jaka begitu cerdas,hingga ia mampu meyakinkan istrinya dan membangun kepercayaan dirinya.

"Jadi..kamu ikut ya ?" tanya suaminya kembali.

"Baiklah,mas.." jawabnya dengan tersenyum. Jaka pun tersenyum senang dalam hatinya.Rencananya berhasil.

***

Jalanan di kawasan Jakarta begitu gersang dan panas. Padahal jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Jaka baru saja pulang kuliah. Ia harus balik ke kantor terlebih dahulu untuk mengembalikan motor. Panas yang begitu menyengat dengan polusi asap membuat Jaka ingin buru-buru sampai dirumah.

Didalam rumah,Lastri yang telah bersiap dengan sebuah tas berisi pakaian menunggu kedatangan suaminya. Ia berusaha memberikan penampilan terbaik. Ia mengenakan sebuah dress velvet terusan selutut berwarna soft peach. Dress sederhana yang anggun,salah satu hadiah seserahan pemberian suaminya saat menikah dulu. Lastri pun mengenakan make up tipis diwajahnya. Ia bukanlah wanita yang pandai berhias. Tetapi cukup membuat perubahan pada wajah ayunya yang terlihat semakin cantik natural.

Jaka yang masih tersengal-sengal sudah terlihat diujung gang jalan.Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara 'kreek..' pintu terbuka.Lastri yang berada di dapur menoleh ke ruang depan. Jaka tampak kaget melihat istrinya. Betul-betul berusaha untuk memberikan penampilan terbaiknya. Lastri yang tampak jengah,melihat tatapan suaminya,terkejut ketika spontan suaminya merangkul pinggangnya dan tanpa sempat berkata,ia langsung mencium bibir mungilnya. Ia pun tidak dapat menahannya hingga menikmati ciuman lelaki tersebut untuk beberapa saat. Jaka melepas ciumannya dari bibir istrinya itu,ia terdiam untuk beberapa saat.

"Maaf...aku tidak dapat menahannya.." Jaka berucap tanpa sempat menyelesaikan perkataannya.

"Tak apa...kamu kan suamiku.." Lastri menjawab tertunduk malu. Jaka merasa terkejut mendengar perkataan istrinya itu. Semenjak menikah hingga saat ini,baru kali ini ia mendengarnya. Ia seperti mendapatkan lampu hijau sepenuhnya atas diri istrinya itu. Yah..hampir setahun lebih ia menikah, Lastri tidak pernah berkata apapun setiap kali Jaka memperlakukannya seperti itu. Ia merasa senang dengan respon istrinya itu.

"Kita berangkat sekarang, mas ?" tanya Lastri menyadarkan suaminya itu.

"Oh..iya..kita berangkat sekarang.." Jawabnya kepada wanita dihadapannya itu. Jaka membawakan tas Lastri dan sebuah tas ranselnya sendiri.

***

"Surprise..." Jaka berkata pada istrinya. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Lastri terpaku didepan pintu sebuah kamar hotel. Taburan kelopak mawar merah diseluruh kamar hotel tersebut. Membuatnya mematung terpana.Belum sempat mengeluarkan sepatah kata, Jaka telah mendahuluinya.

"Kau tampak kaget,Dik ?" tanyanya tersenyum lebar.

"Maaf,aku tak bermaksud membohongimu..tapi..aku ingin memberimu kejutan..hmm...aku ingin menceritakan sesuatu padamu..Duduklah kau disini dahulu.." lanjut Jaka kembali sambil menepuk-nepuk ranjang tidur pada istrinya yang masih tampak terperangah. Ia tahu Lastri tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini selama hidupnya,bahkan dari dirinya sebagai suami. Kehidupan keduanya bukanlah kehidupan yang dihiasi kemewahan dan harta berlimpah. Tetapi cinta dan takdir yang membuat mereka bisa sampai sekarang ini.

"Mas,jadi mengenai acara kantor itu..kamu berbohong ?" ucap Lastri pada suaminya. Jaka berseringai lebar dengan barisan gigi putihnya yang terlihat jelas mendengar pertanyaan istrinya itu.

"Bagaimana menurutmu ?" Balasnya pada Lastri sambil mengerlingkan sebelah matanya dengan senyum menggoda.

"Hmm...makasih mas.." ucap Lastri sambil mencium bibir suaminya itu. Jaka nyaris tak percaya dengan apa yang baru ia terima. Lastri bukanlah tipe perempuan agresif. Tapi Jaka tak dapat menutupi perasaannya.Hatinya begitu senang menerima pujian dan ciuman istrinya itu. Hasrat birahi lelakinya tiba-tiba saja muncul. Belum sempat Lastri melepaskan ciumannya itu,Jaka telah membalasnya. Ia ******* bibir istrinya dengan penuh nafsu. Tanpa butuh suatu instruksi kata-kata, Ia membuka setiap helai pakaian istrinya itu, hingga tak tersisa sehelai benang pun ditubuh istrinya yang mungil dan padat itu. Tangannya perlahan mulai merayapi setiap inchi tubuh istrinya itu. Ia meremas payudara istrinya dengan penuh nafsu. Lastri yang tak bisa mengelak pun perlahan bangkitlah nafsunya. Ia menikmatinya.Hingga ketika nafsu telah sampai puncaknya,seperti alunan musik yang mengalun begitu saja,tak perlu petunjuk dan kata-kata, mereka saling menikmatinya setiap ******* nafas yang berhembus diiringi erangan sepasang suami istri yang tengah bercumbu dengan cinta dan nafsu yang mengalun beriringan. Hingga remang-remang lampu kamar hotel menjadi saksi bisu sebuah malam pertama bagi Jaka dan Lastri setelah setahun lebih menjalin rumah tangga.

***

Senja telah tiba. Sepasang suami istri yang terbaring tanpa busana tertidur diatas ranjang besar di sebuah kamar hotel. Lastri terlebih dahulu terbangun dari ranjangnya. Ia berjalan menuju mandi. Kamar mandi di hotel Weston tersebut terlihat cukup luas bagi Lastri. Sebuah jacuzzi yang besar yang telah terisi air dengan taburan kelopak mawar merah menutupinya. Lastri masuk kedalamnya. Baru saja beberapa menit ia terduduk sambil memejamkan mata didalam jacuzzi, suaminya telah berdiri didepan pintu kamar mandi tanpa sehelai benang pun. Belum pula Lastri berkata, lelaki itu mengikutinya masuk kedalamnya. Bagi keduanya mereka seperti tengah honeymoon malam pertama mereka. Keduanya mandi bersama didalam Jacuzzi yang cukup besar untuk dua orang. Mereka saling menggosok punggung satu sama lain. Hingga Jaka bercerita perihal Pak Atmodjo yang memberikan support finansial baginya untuk mendapatkan gelar sarjana S1 nya di Jakarta Economic and Business College dan kenaikan gajinya. Lastri tampak terkejut sekaligus bahagia dengan berita tersebut.

"Selamat ya, Mas..." tanpa ragu ia mencium bibir suaminya itu. Jaka tersipu-sipu. Hari ini keduanya tampak semakin terbuka dan mencair begitu saja seperti pasangan suami istri yang sesungguhnya .Lastri pun sudah tak sungkan menggunakan bahasa tubuhnya sebagai bentuk ekspresi cintanya kepada suaminya. Malam itu layaknya malam pertama bagi kedua pasangan suami istri yang tidak akan pernah terlupakan bagi keduanya. Karena cinta yang suci lah yang membuat keduanya melepaskan keperjakaan dan keperawanannya dengan kebahagiaan yang diiringi senyuman para malaikat yang bertasbih di sekeliling keduanya.

***

3 bulan kemudian...

Lastri yang tengah mengandung tampak terlihat pucat pasi tidak seperti biasanya. Perutnya terasa sangat sakit hingga ke tulang panggulnya. Ia tak dapat menahan sakitnya hingga ia merintih. Jaka yang tengah berbaring sambil membuka lembaran-lembaran tugas kuliah disampingnya tampak kaget melihat istrinya menahan sakit. Dengan sigap ia memegang wajah istrinya. Muka dan bibirnya sudah tampak pucat, buliran keringat mengalir deras dari dahinya. Dengan panik yang luar biasa, ia memanggil sebuah taksi online melalui aplikasi handphonenya. Tanpa sempat berganti pakaian, dengan kaos putih dan celana pendek selutut, ia membopong istrinya itu.

"Rumah Sakit terdekat,Pak !" ucap Jaka dengan suara keras yang panik pada supir taksi. Si supir melirik sesaat melalui spion kemudian melajukan taksinya dengan cukup cepat. Tidak sampai 30 menit, taksi telah berada tepat didepan pintu UGD sebuah rumah sakit. Jaka bergegas keluar dengan cepat. Lastri tampak nyaris pingsan.Wajahnya begitu pucat dengan kedua mata yang nyaris terpejam dan darah perlahan mengalir dari kedua pahanya. Dua orang petugas rumah sakit yang melihat keduanya,bergegas membantu memindahkan ke sebuah ranjang tidur. Dokter pun segera menghampiri. Jaka tampak panik melihatnya. Seorang perawat menyuruhnya untuk menjauh keluar dari ruangan. Hingga sekitar 20 menit kemudian,Dokter pun menghampiri Jaka.

" Maaf, sebelumnya bapak siapanya pasien ya ? " tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD tersebut.

"Saya suaminya,dok.." jawab Jaka singkat.

"Hmm..Bapak boleh ikut saya sebentar.." ucap dokter berjalan menelusuri lorong dan masuk disebuah ruangan kosong dengan dua kursi yang saling berhadapan.

"Silahkan duduk,pak.." ucap dokter tersebut dengan sangat tenang. Jaka mengikuti instruksinya.Nalurinya berkata ada sesuatu yang tidak beres dengan istrinya itu.

" Begini..saya sudah memeriksa istri anda...Hmm...nampaknya usia istri anda masih sangat belia,hingga organ rahimnya belum siap untuk menerima janin. Badannya pun terlihat berkurang dari berat badan normal seharusnya..Maaf,kami tidak dapat menyelamatkan calon jabang bayi dalam kandungan istri anda..ia mengalami keguguran dan harus segera menjalani kuretase..dan..perlu bapak ketahui setelah proses penguretan dilakukan, maka istri bapak tidak akan bisa hamil dalam rentang waktu sekitar 2 tahun kedepan..Hmm..dan ini adalah surat persetujuan tindakan medis yang harus bapak tanda tangani sekarang agar kami bisa segera melakukan kuretase pada istri bapak.." ujar dokter pada Jaka. Jaka tercengang dan shock mendengar ucapan dokter. Tetapi ia tidak punya waktu untuk berfikir. Ia langsung menandatangani selembar kertas yang diberikan dokter. Dokter pun segera berjalan keluar ruangan dengan terburu-buru. Ia masuk ke sebuah ruangan khusus operasi. Disana Lastri yang dalam kondisi dibius,tengah tak sadarkan diri. 30 menitan Lastri telah berada di kamar operasi menjalani kuretase untuk membersihkan janin yang ada didalam perutnya. Dengan izinNya dokter berhasil mengkuret perut Lastri dengan lancar. Lastri pun kemudian dipindahkan kembali di dalam sebuah kamar inap rumah sakit. Lastri yang masih belum sadarkan diri terbaring di ranjangnya. Ia harus menjalani rawat inap selama 3 hari setelahnya. Jaka yang mengetahui kondisi istrinya hanya dapat terdiam membisu.Lastri belum mengetahui bahwa janin didalam perutnya telah tiada.

***

Jaka duduk disamping istrinya. Ia menggenggam tangan Lastri dengan kedua tangannya. Obat bius telah membuatnya tertidur begitu pulas. Dokter telah memberitahukan padanya bahwa mungkin butuh waktu 3 jam lebih untuk Lastri perlahan terbangun dari tidurnya setelah proses pembiusan diruang operasi tadi. Jaka tidak beranjak dari duduknya. Ia tetap setia duduk disamping istrinya. Ia ciumi tangan istrinya itu. Pikirannya tengah berkecamuk mencoba merangkai kata. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Lastri kelak jika ia bertanya apa yang telah terjadi pada dirinya. Jaka memutuskan untuk menutupi keadaan istrinya sampai kondisi fisiknya betul-betul telah siap menerima berita buruk tersebut. Pikirannya tengah melayang flashback ke waktu sebelum semua ini terjadi. Seperti baru saja sekejap mata ia merasakan cinta yang membuncah, bagaimana malam pertamanya berhubungan layaknya suami istri di hotel berbintang dan ditambah ketika ia mendapatkan kabar kehamilan istrinya, yang membuatnya begitu bahagia hingga nyaris ia membayangkan kehidupan yang sempurna. Ketika karirnya sedang berjalan lancar, kehidupan percintaannya dengan Lastri yang mengalami kemajuan pesat, ditambah kelak kehadiran seorang anak hasil cinta sucinya dengan istri yang selama ini ia perjuangkan, agar cintanya itu tidak bertepuk sebelah tangan setelah pernikahan "terpaksa" nya dengan Lastri.Jaka membayangkan nyaris kebahagiaannya tersebut berjalan sempurna. Tetapi takdir berkehendak lain. Sehebat apapun manusia,takdir dan kuasaNya tak akan bisa dilawan,disinilah Jaka belajar bagaimana bahagia dan sedih kelak akan senantiasa berjalan beriringan. Melukiskan guratan lembar kehidupan manusia yang penuh kejutan karena takdir dan kuasaNya.

***

Sudah seminggu berlalu sejak ia dirawat inap dirumah sakit dan harus mengalami kuretase, Lastri terlihat sering melamun. Jaka sendiri telah memberitahukan perihal kegugurannya setelah Lastri pulang dari rumah sakit. Istrinya banyak berubah. Tak hanya sering melamun tapi nampak gurat kesedihan terlukis diwajah Lastri. Jaka yang kerap memperhatikan perubahan psikis istrinya dari hari ke hari yang memburuk,membuatnya sebagai seorang suami merasa khawatir. Terlebih dengan kesibukannya bekerja sambil kuliah yang telah menyita waktunya.Ia khawatir Lastri akan bertindak nekat diluar akal sehatnya nanti. Kehidupan istrinya telah begitu berat sejak dahulu. Jaka mencari akal untuk membuat istrinya tersenyum. Ia menyadari Lastri pun harus memiliki kesibukan yang lebih besar dari biasanya agar ia tidak lagi memiliki waktu untuk melamun dan larut dalam kesedihan. Hingga Jaka teringat awal dahulu masa perkenalannya dengan Lastri.Ketika ia baru lulus dari bangku SMP. Ia sangat ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.Tapi apalah daya ibunya yang hanya seorang janda yang berjualan sayur di pasar induk,tidak sanggup membiayai Lastri melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA. Jaka pun memutuskan inilah saat yang tepat bagi istrinya itu. Agar ia merasa senang dan bisa menghilangkan kesedihannya selama ini.

"Dik, mas lihat kamu berubah belakangan ini..kamu kelihatan sedih..apa kamu masih memikirkan masalah kemarin..?" tanya Jaka dengan hati-hati dan lembut pada istrinya itu.

Lastri tak menjawab. Ia masih terdiam. Binar kesedihan dimatanya tampak jelas.

" Dik, Jangan seperti ini terus..mas mu ini jadi sedih melihatnya...Oh iya,Dik..mas kemarin coba cari-cari info mengenai sekolah dan ujian penyetaraan program SMA,masih minatkah kamu untuk melanjutkan sekolahmu ke SMA ? Mas, sangat mendukungmu jika kamu mau melanjutkan kembali sekolahmu...Mas kan sudah ada rezeki lebih..insyaa Allah cukup buat membiayaimu jika kamu mau. Berminatkah dirimu, Dik ?" Tanya Jaka dengan lembut sambil menggenggam tangan istrinya itu. Lastri yang mendengar perkataan suaminya sesaat terbuai dalam lamunannya sendiri. Ia jadi teringat ketika dahulu dirinya baru lulus SMP. Ia teramat ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMA,seperti sahabatnya dahulu Tia. Sayangnya, kondisi finansial Bu Dasmi,ibu kandungnya, tak memungkinkan. Hingga karena alasan itu pulalah, ia menerima pinangan suaminya,Jaka saat itu.

"Dik...gimana ?" Jaka menepuk-nepuk lembut tangan istrinya membuyarkan lamunannya. Ia mengetahui Lastri tengah hanyut dalam lamunannya sendiri dari sorot matanya yang kosong dan penuh binar kesedihan.

" Hmm..benarkah mas ?" ucapnya lirih.

" Ya..tentulah..masa mas mu bohong..Mas akan sangat senang jika kamu masih berminat melanjutkan sekolahmu lagi..biar kita bisa sama-sama maju..Mas kan juga harus mengejar gelar sarjana mas,agar bisa lulus cepat..Nah,kamu biar punya kesibukan dan mengejar impianmu dulu..Insyaa Allah..Mas akan sangat mendukungmu.." ujar Jaka menguatkan Lastri.Ia sangat menginginkan istrinya kembali seperti dulu.Senantiasa ceria dengan kesederhanaan dan kepolosannya.

"Baiklah,Mas..Hmm..terima kasih mas..kamu selalu ada untukku.." jawab Lastri pelan.

"Aku lah yang seharusnya berterima kasih padamu,Las..kamu tidak pernah mengeluh selama ini..Aku pun bisa seperti sekarang ini karena kamu yang selalu ada di sisiku.." jawab Jaka kembali pada Lastri. Ia pun mencium kening istrinya dengan cinta yang tulus. Lastri tersenyum. Perlahan seperti ada sesuatu yang merayap dan menembus relung hatinya. Menghapus perlahan awan kelabu yang tengah menyelimutinya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!