Part 12

Di ruangan mewah dan elegant itu seorang pria sedang bingung harus memilih Clara atau Zia?Seorang gadis yang mulai mengisi hatinya.

"Mas,mengapa kau seperti cacing kepanasan?"Zian terlihat mondar-mandir memegang pelipisnya.

Clara merasa pusing melihat Zian yang seperti kebingungan.

"Kau tahu?Jika Zia melaporkan kepada nenek,tentu rencana aku akan hancur berantakan.Semua ini gara-gara kau?"Zian mengarah jari ke arah Clara.

"Sebaiknya kau keluar dari ruanganku?"Tegas Zian lalu Clara keluar berjalan menghentak kasar kaki karna kesal.Arkan datang sambil membawa laporannya dan keduanya sempat saling menatap.Dengan cepat Arkan memaling wajah dan tak ambil pusing urusan Clara.

Cukup lama Arkan mendengar Zian menceloteh sendiri.Arkan merasa geram.Selama ini,Zian hanya berpura-pura menerima Zia karna Tamara mengancam.Jika Zian dalam waktu dekat tak bisa juga menerima Zia dan Nayla maka sebagian harta akan di berikan atas nama Zia.Tangan Arkan menggempal lalu menekan interkom masuk mencekram kerah kemeja Zian.

"Hei,apa apaan kau?Mau ku pecat?"Ancam Zian sambil mencoba melepas cenkraman itu.Pandang Arkan tajam tak memberi celah untuk Zian bicara.

"Silahkan!Aku tak takut.Berulang kali aku katakan,jangan sakiti Zia.Rupanya kau berpura-pura menerima dia.Bedebah kau?"

Bugh

Arkan melempar laporan dan pergi menutup pintu dengan keras.Arkan benar tak bisa menahan emosi lagi.Arkan sadar menyukai istri orang tidak baik.Arkan juga mencoba menguburkan niatnya demi sahabatnya.Sejak pertemuan pertama dengan Zia di sekolah.Arkan memiliki ketertarikan pada sosok Zia.Namun ia tak terima kalo Zian melukai perasaan gadis yang tulus menerima kekurangan Zian.Meski mereka menjalin persahatan sudah cukup lama.Tapi Arkan tak suka pada sikap Zian yang mempermainkan wanita.Wanita yang sudah berlapang dada menerima Zian dengan kekurangannya.

Zian menyentuh bibir yang mengeluarkan sepercik darah lalu menemui sekretarisnya.

"Din,apa ada meeting lagi?"

"Tidak ada tuan."Zian mengangguk lalu berjalan menuju ke parkiran.Sepanjang jalan Zian memikirkan nasipnya mengingat nenek masih di mension miliknya.

Zian dengan cepat memasukkan mobil ke garasi menandai bahwa ia tidak akan ke kantor lagi.

'Di mana gadis itu?'Gumam Zian lalu mencari Zia di sekeliing tempat.

Pikiran Zian sudah mulai tak fokus mengingat kejadian tadi pagi.Rasa takut akan terjadi kejadian pada hubungan palsunya ini.Berpura-pura menerima Zia,nyatanya hanya sandiwara agar sang nenek tidak curiga.

Jika dia jujur,Zian emang sudah mulai tertarik pada istrinya.Rasa ego serta malu masih melekat di jiwanya.Di tambah Clara meminta ia untuk segera menikahi dirinya secara hukum.Clara ingin negara juga tahu kalo mereka sudah resmi menikah sejak dulu.

Di tempat lain,Zia sedang menunggu kehadiran Mira di sebuah restorant.Mira yang baru saja pulang dari kampus memandang Zia dengan wajah sedihnya.

"Kamu mengapa?Kog wajahmu tak semangat gitu?"Mira meneguk air yang Zia pesan duluan tapi tak di minum karna tak berselera.

"Aku bingung Mir?"

"Apa pria brengsek itu menyakitimu?"Tanya Mira dengan wajah geram.Ia mengumpal tangan lalu memukul di telapak tangan sebelahnya.

"Begitulah."Jawab lesu Zia

"Jadi mau aku apakan dia?Katakan saja?Mau aku sebarin di medsos agar orang tahu bahwa ia itu suami yang suka menyakiti istrinya."Ujar Mira memandang Zia yang sudah berkaca-kaca.Lalu Mira melihat Nayla yang sedang bermain boneka di sebelahnya."Nayla,seru amat mainnya?Sampai-sampai tante gak di sapa."

"Hehehe,Nayla gak mau gangguin Bunda lagi curhat."Cetus Nayla sambil senyum memandang Zia.

"Bocah pintar.Lanjutin mainnya!"Ujar Mira lalu melirik Zia.Mira yakin Zia bukan tipe gadis yang menyerah begitu saja.Pasti ia mempunyai alasan mengapa ia masih bertahan pada perahu kertasnya.

"Aku mohon jangan di sebarin di medsos.Aku gak mau reputasinya turun gara-gara masalah ini.Gitu-gitu ia masih suamiku.Seorang istri sholeha tak sepantasnya mengubar aib suami di kalangan orang banyak hanya ingin mendapat simpati orang.Hasbunallah wanikmal wakil {Cukuplah Allah ssbagai penolong kami}."Lirih Zia mengusap air mata lalu tersenyum.Mira mendengar ucapan Zia merasa terharu pada sosok Zia yang begitu sabar.

"Lalu?Apa kau punya rencana?"Zia hanya menggeleng sambil menyekak air mata lagi.

"Tapi kalo boleh aku tahu?Emangnya pria itu melakukan apa?"

"Hehm,dia memiliki wanita lain.Tapi akulah yang salah karna sudah hadir di tengah-tengah mereka secara paksa.Aku juga tidak tega pada wanita yang sudah menjalin kasih selama satu tahun lamanya.Dia sangat mencintai Zian."

"Apa kau tahu wanita itu tinggal di mana?"Mira ingin menemui wanita itu untuk sekedar memberi nasehat padanya.

"Aku tidak tahu."

"Baiklah.Kau serah saja kepadaku."

Hari pertama,Mira berpura-pura jualan keripik namun tak menemui Clara.

Hari kedua,Mira berpura-pura menawarkan cemilan pada security di kantor tak sengaja bertemu Arkan yang sedang buru-buru masuk ke dalam mobil.Ide gila Mira muncul dengan berpura melintas di depan Arkan membuat mobil mengerem mendadak.Arkan keluar sambil membuka kaca matanya.

"Apa kau terluka?"Arkan memandang Mira yang sedang meringis karna kakinya terkilir.

'Yes,berhasil.'Mira menunduk saat Arkan memperhatikan jempol kakinya yang berdarah.

"Mari ku bawa kau ke klinik?"

"Tak perlu Pak.Ini cuma lecet sedikit nanti juga akan sembuh."

"Tak usah menolak."Arkan melihat Mira berjalan menjijit karna menahan sakit.

"Kalau gitu,ambillah ini untuk biaya pengobatanmu itu."Arkan mengeluarkan beberapa uang merah.Menjadi Asisten kepercayaan Zian tentulah uang segitu tak meriah baginya.

Mira menolak lalu pergi meninggalkan Arkan.Sementara Arkan mengikutinya dalam diam.

Mira berjalan sambil menyerahkan cemilan pada ibu di pinggiran jalan.Mira sengaja meminjam dagangan itu dan menyerahkan uang pribadi karna cemilan itu hancur.

Arkan merasa kagum pada Mira.Namun ia tak tahu kalo niatnya hanya ingin mencari tahu alamat Clara dari pria yang ia tabrak tadi.

Hampir setengah jam dirinya duduk di halte sambil menunggu mobil angkot langgananya datang untuk menjemputnya.

Tak lama sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya.

"Mari,aku antarkan kau pulang."

"Tak usah Pak.Sebentar lagi mobil angkot langganan saya datang.Hah,itu dia!"Dengan kaki yang pincang Mira memasuki ke dalam mobil tersebut.

Tak sampai di situ saja.Pertemuan Arkan dan Mira membuah hasil.Arkan dalam diam mengikuti mobil angkutan tersebut hanya sekedar ingin mengetahui alamat gadis yang membuatnya penasaran.

Mira turun sambil mengoceh uang untuk membayarnya.Dengan cepat Arkan memberi uang biru kepada supir angkot.

"Sisanya ambil saja."Ucap Arkan lalu tersenyum saat mobil itu meninggalkan keduanya.

"Bukankah sudah aku bilang,aku tidak apa-apa.Mengapa kau mengikutiku?"

"Aku hanya kasihan padamu?Kau rela membantu ibu tadi jualan tanpa upah.Sementara aku menabrak daganganmu dan menjadikan kakimu lecet?

Bersambung

Terpopuler

Comments

NFIA

NFIA

kalau sudah berzina sebaiknya pilih selingkuhanmu.kasihan istrimu dpt bekasan. kasihan wanita sholeha mendapat laki pezina. ternyata jodoh bukan cerminan diri.

2022-04-03

0

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

jodohnya Mira 😊

2022-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!