Zia menyadari bahwa dirinya sedang haid.Terlihat lemas dan tak bersemangat.Seharusnya ini menjadi malam pertamanya.Namun harus tertunda karna tamu tak di undang menghampirinya.Setelah membersihkan diri,Zia beranjak menemui suaminya di kamar.
"Mas,kamu di mana?"ucap Zia,lalu terdengar suara seseorang menyahut dari belakang.Zia bergegas menuju menemui suaminya yang ternyata sedang memasak mie instans.Mengingat seluruh makanan habis karna tamu yang datang lumayan banyak sehingga tak menyisakan lauk untuk mereka.
"Kamu udah selesai mandinya.Sini,duduk samping mas!Kita makan mie semangkok berdua kayak orang pacaran.Anggap saja,ini pacaran setelah menikah,kan lebih seru dan pastinya semua di anggap ibadah dan dapat pahala." ujar Zaid menarik tangan Zia yang masih malu-malu kucing.
"Iya mas.Sini biar Zia saja yang suapin." Zia menyodorkan sendok berisi indomie ke mulut Zaid.Zaid dan Zia menghabis waktu istirahat mereka untuk kegiatan suap-suapan hingga menjelang malam.
"Sudah.Mas sudah kenyang.Mari kita nyambungnya di kamar pula." canda Zaid merubah raut Zia cemas dan takut Zaid kecewa.
"Maaf mas,ta___pi,Zia lagi haid.Mas jangan marah ya?"Zia memegang tangan suaminya dengan memasang wajah yang sedih.Zia tahu,semua pengantin baru pasti sangat merindukan masa-masa ini.Namun apakan daya,tamu bulanan datang di waktu yang tidak tepat.Zaid pria yang sabar bahkan ia tertawa melihat kepolosan Zia.
"Zia-zia untung saja kamu lagi haid.Kalau tidak?Udah mas gendong bawa ke kamar.Sifat polosmu itu buat mas gemes." ujar Zaid lalu mengajak Zia ke kamar untuk sekedar berbaring atau bercerita mengisi kegiatan malam pertama dengan senda gurau agar nantinya Zia terbiasa menjalani kehidupan rumah tangga bersamanya.
Zia merasa begitu bahagia mendapatkan suami yang penyanyang,perhatian,dan pengertian.Zia menatap wajah suaminya yang sudah tertidur pulas bersenda kuat membuat Zia tertawa.
"Mas-mas kalo kamu lagi merem gini.Rasanya aku itu beruntung banget dapat kamu.Aku berharap semoga Rumah tangga yang kita jalani sampai ke Jannah."lirih Zia lalu memejam mata menyusul ke alam mimpi seperti suaminya.
Pukul 04.00 wib
Zia terbangun bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci tangan dan muka.Kemudian membangunkan Zaid untuk menunaikan sholat shubuh berjama'ah di masjid.
"Mas,bangun!Sudah mau shubuh." ucap Zia mengusap wajah suaminya.
Zaid masih terdiam tanpa suara.Suara dengkuran tidurnya tidak terdengar.Zia sudah kebingungan dan cemas mencoba meletakkan jari di hidung suaminya.Nafas Zaid seolah menghilang tanpa jejak.Zia panik dan mondar mandir di tempat tidur.Cairan dari pelupuk mata sudah mulai keluar membasahi pipinya.
Azhan Shubuh berkumandang lalu Zaid dengan tanpa merasa bersalah bangun menuju ke kamar mandi untuk berwudhu.Dia mengenakan baju koko yang ia gantung di belakang pintu.Zaid beranjak meninggal Zia yang sudah menghadap jendela menahan kesal pada ulah Zaid yang hampir menyopotkan jantungnya.
Sepulang sholat shubuh Zia berdiri di pintu menunggu Zaid pulang.Zia masih memasang wajah kesal memandang suaminya yang sudah mengukir senyum manis dari kejauhan.
"Assalam mu'alaykum istriku?Kenapa wajahnya cemberut gitu?Sakit gigi ya?"canda Zaid mencubit hidung Zia.Zia merenggut menahan kesal pada ulah Zaid.
"Wa'alaykum salam." celetuk Zia berlalu masuk sambil memegang hidungnya yang sakit.Zia duduk di ujung pinggir kasur sedikit menghempaskan.Raut wajah masih keadaan kesal.Sementara Zaid tersenyum memandang Zia.
"Iya,mas mintak maaf ya?Mas tadi cuma bercanda.Baru di candain kayak gitu sudah ngambek.Gemana kalo beneran mas tinggalin Zia?"
Zia menutup bibir Zaid dengan jari telunjuk dan menggeleng."Jangan ucapkan itu mas,Zia gak sanggup.Saat ini keluarga yang Zia miliki adalah mas." lirih Zia lalu memeluk erat Zaid.Zia tahu mungkin terlalu cepat jatuh cinta.
Zaid hanya membalas dekapan tulus itu.Bola matanya mulai berkaca dan benar air mata jatuh membasahi pundak suaminya.
"Sudah.Mas janji gak akan ninggalin kamu."ujar Zaid menghimbur sang istri.
Hari ini Zaid masih mengambil cuti untuk tidak bekerja.Mengingat mereka masih suasana pengantin baru.
"Zia,kamu sudah siap belum?Kita jalan-jalan yuk!"Zaid memandang lama wajah Zia yang menurutnya begitu cantik.Gamis bewarna biru langit dengan di baluti hijabnya terlihat Zia gadis kecil yang manis.
"Sudah mas." Zia mengandeng lengan Zaid,menuju ke motor matic milik Zaid yang sudah siap menemani mereka jalan-jalan sambil menikmati pacaran ala-ala paska menikah.Tentulah lebih indah dan berkesan karna perdana.
"Pegang erat pinggang mas." canda Zaid mengambil paksa tangan Zia agar melingkar di pinggang lalu memastikan Zia sudah bersiap karna motor sudah mulai perlahan bergerak.Tak lupa membaca do'a agar selamat sampai ke tujuan.
Mereka berjalan melewati bangunan tinggi serta swalayan-swalayan bertata di pinggir jalan.Motor mereka memasuki rumah makan sederhana menikmati bakso dan mie Ayam serta minuman dingin dua jerus peras.
"Alhamdulillah mas,Zia baru kali ini makan di sini."ucap jujur Zia.Kehidupan Zia memang sangat miris.Dari kecil menjadi yatim piatu karna orang tuanya meninggal dunia.Ma'ruf dan Rodiah meninggal saat terjadi kebakaran di rumahnya.Sehingga saat Zia masih kelas enam SD di asuh oleh Paman dan Bibi Rani.Namun Bibi Rani tak menyukainya.Baginya kehadiran Zia hanya menambah beban dalam keluarga.
Zaid merasa prihatin pada istri kecilnya ini.Harus menjalani kehidupan yang begitu menyedihkan untuk seumuran dia.
"Zia mau nambah lagi?Kalo mau pesan saja!"titah Zaid mengusap sisa makanan di bibir Zia.
"Ih,mas jangan kayak gitu.Zia malu di lihatin orang." kata Zia.Dengan cepat dia menahan tangan Zaid.Zia butuh beradaptasi pada kehidupan barunya.Zia memang sangat bahagia.Sebenarnya tujuan Zaid mengajak Cinta karna ingin memberi tahu kalo Zaid punya keponakan yang kebetulan Ibu dan Ayah dari anak itu meninggal dunia.Selama itu Zaid tak pernah menampakkan anak tersebut karna masih berusia tiga tahun.
"Zia,sebenarnya mas punya keponakan yatim piatu.Orang tuanya sudah meninggal karna kecelakaan.Saat ini,mas menitipkan pada penitipan anak.Terkadang dua minggu sekali baru mas lihat.Kan sekarang mas,dah punya istri tuh,yaitu kamu.Kira-kira kamu keberatan tak?Untuk merawat dia?"
"Ya gaklah mas.Justru Zia senang kalo ada yang nemenin Zia di saat mas kerja.Kalo gitu mari kita jemput anak itu!" Zia melangkah keluar tak sengaja ia menabrak seseorang.
'Astagfirullah,Pak Zian!' gumam batin Zia menutup wajah dengan tas kecilnya lalu jalan mengendap.Zia baru teringat pada janji Zia yang akan mengembalikan jasnya yang hilang.
"Jalan tuh pakai mata!Bukan pakai jengkul." cetus Zian, lalu Zaid mendekati Zia yang sudah ketakutan.Zaid menarik tangan Zia yang tidak mengubris ucapan Zian yang arrogant itu.
"Dasar orang kampungan!" ujar Zian lalu memesan bakso.Askan datang sambil tersenyum memandang Zian yang sedang emosi karna Zia.Askan ingin mengatakan kalo dia melihat Zia bersama seorang pria.Hanya saja Askan terbawa suasana memandang wajah Zian yang kesal karna kehilangan dompetnya.Jadi,dengan terpaksa dia makan di restorant kaki lima mengikuti ide Askan yang suka menjebak bosnya masuk ke dalam ucapan bibirnya yang ilfeel makan kelas pinggiran jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
ketemu si Arogan🤦🏻
2022-01-02
1