Zia terlihat senang karna Mira mengajak tinggal bersama.Di sini mulailah awal cerita Zia bersama Zaid.Zaid tinggal tak jauh dari rumah Mira,adik angkatnya yang judes itu.
Hari ini Zaid memilih tidak masuk bekerja.Dirinya tampil sekeren mungkin untuk menemui Zia di kediaman rumah sepupunya.Zaid berdiri cukup lama memandang Zia yang sedang menyapu di halaman.Zia yang baru menyadari ada yang memperhatikan dia,bergegas masuk ke dalam rumah.Sementara Mira tertawa mengejek Zaid dari kaca jendela kamarnya.
"Bang Zaid." teriak Mira sambil melempar topinya ke arah Zaid yang sudah berdiri lama di ujung sana.
Zaid menyambut topinya yang di pinjam Mira waktu kehujanan.Mira memandang Zaid dari atas sampai ke bawah lalu menertawakan Zaid.Zaid terlihat culun memakai kemeja mengancingkan sampai keujung leher serta rambut di sisir ke samping.
"Culun." Mira mengejeknya lalu membuka satu di kancing kemudian membenarkan rambutnya.
"Ini baru ganteng.Bentar aku panggil Zia dulu.Zia...." Mira menarik tangan Zaid menuju ke rumahnya.Terlihat Zia dengan jilbab lebar lalu tersenyum memandang Mira dan Zaid.
"Zia,ada yang ketemu sama kamu?"Mira melirik Zaid yang sedari tadi tersenyum tanpa berbicara sepatah apapun.
Tiga bulan Zia tinggal bersama Mira.Perlahan Zia sudah berubah penampilan menjadi wanita muslimah.Mengikuti kajian rutin yang di ada di kompleks rumah,menambah ketakwaannya pada sang kuasa.Hanya saja,Mira yang belum mengikuti jejaknya untuk berhijrah.Tapi,Zia tetap mendoakan yang terbaik untuk Mira agar suatu saat nanti mengikut seperti dirinya.
"Mas Zaid,tumben rapi,mau ke mana?" Setelah mengucapkan itu Zia membuang sampah di belakang rumah lalu membakar sambil bersih-bersih sisa sampah yang masih berserak.
Mira yang berstatus masih kuliah semester enam terkadang tak sempat membersihkan lingkungan rumahnya hanya terkekeh memandang Zia yang ringan tangan itu.
"Zia,buatin minum untuk bang Zaid.Kasihan dia dari tadi di kacangin." ucap Mira menemui Zia di belakang rumah.Zia meletakkan penyapu dan serok di samping rumah lalu menuju ke dapur untuk membuat minuman dingin yang kebetulan cuaca sedang panas.Zia membuat Nutrisari jeruk peras di tambah es batu yang menambah selera untuk meneguknya.
Zia meletakkan di atas mapan dan meletakkan minuman tepat di meja di mana Zaid dan Mira sedang berbincang masalah pribadinya.
"Mari minum." pinta Zia lalu duduk ikut berkecimuk dengan mereka.
Zia menuangkan air ke cangkir dan memberikan kepada Zaid dan Mira.
"Kalian bicara apa?Serius amat?"tanya Zia memandang sekitarnya.Sesekali mobil dan motor lewat di depan mereka.Rumah Zia memang begitu dekat dengan jalan.Jadi,wajar suara motor dan mobil menghiasi suasana di rumahnya.
Mira dan Zaid saling pandang.Sebenarnya kehadiran Zaid ingin melamar Zia menjadi istrinya.Namun Zaid ragu mengingat Zia masih muda untuk menikah.Takutnya,Zia menolak dengan alasan belum siap menikah.Zia memandang mereka saling menyenggol lengan satu sama lain.
"Sebenarnya ada apa mas Zaid?Raut wajah ketakutan gitu?"Zia melirik memandang Mira yang juga bingung cara mengutaranya.
"Yaudah.Kalo satu dari kalian gak mau bicara lebih baik Zia melanjutkan pekerjaan di dalam.Kebetulan pakaian mas Zaid sudah Zia setrika tinggal di bawa pulang." Zia mulai melangkah kaki menuju ke pintu namun dengan cepat Zaid memanggilnya.
"Zia,tunggu!Ada yang ingin aku sampaikan?"Zaid berjalan menuju ke tempat Zia berdiri.Zaid tak bisa lagi menahan hasrat untuk melamar Zia menjadi kekasih halalnya.Zia terlihat gugup saat Zaid memandang dengan tatapan tanpa senyum.
"Zia,mau kah menikah dengan mas?" Zaid mengoceh cincin dari saku kemejanya dan menyerahkan ke Zia.Zia hanya menunduk malu.Zia tahu,Zaid adalah sosok pria yang baik dan bertanggung jawab.Selama mereka kenal,Zaid tak pernah mengajak Zia berjalan berdua.Mereka hanya bertegur sapa jika bertemu lalu melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
Zaid emang sengaja meminta Zia mencuci pakaiannya karna merasa kasihan pada Zia yang belum mendapatkan pekerjaan.Bahkan setiap bulannya Zaid memberi upah lebih dengan alasan untuk sekedar beli jajan.
Zia,gadis kecil berumur 18 tahun ini tidak bisa menolak niat baik Zaid.Zia tersenyum dan mengangguk.
"Bismillah....Zia terima mas." ucap Zia di iringi air mata mengalir di pipinya.Zia memandang Mira dan memeluknya.
"Sudah.Jangan menangis lagi.Akukan jadi sedih juga nih." Mira mengusap air mata Zia yang sudah keluar membasahi pipi gembulnya.
🌸🌸🌸🌸
"Saya terima nikahnya Ziana binti Ma'ruf dengan mas kawain sebentuk cincin emas,di bayar tunai." ucap Zaid dengan deretan peluh membasahi keningnya.
"Sah"
"Sah"
"Sah" ucap para saksi
"Alhamdulillah" ucap Zaid dengan senyuman yang begitu bahagia tiada tara.
Ziana dengan gamis putih umbrella menambah kecantikan.Gadis nan jawa ini begitu anggun dan cantik bak bidadari turun dari langit yang berjanji setia sehidup semati hingga ajal yang memisahkan mereka.Zia dengan mengukir senyum seindah mungkin duduk berhadapan dengan Zaid.Seorang pria yang baru saja menjadi kekasih halalnya.Zia begitu ragu dan malu untuk mencium tangan Zaid.Zaid tak berhenti memandang Zia yang baginya begitu cantik.Sepuluh menit barulah Zia bisa memegang tangan suaminya dan mencium pundak tangan Zaid.
Semua tamu datang silih berganti mengucapkan selamat dan do'a keberkahan untuk rumah tangga mereka.
"Selamat ya bang Zaid.Jangan lupa kasih aku keponakan." cetus Mira lalu meminta seseorang untuk memfotonya.
"Iya,makasih sudah mau datang.Dirimu kapan kayak abang dan Zia?"Zaid memandang Mira yang hanya menggeleng dan tersenyum.
"Santai saja bang.Mira lagi fokus kuliah."ucap Mira lalu meninggalkan Zia dan Zaid yang lagi berbahagia.
Acara usai dan kini yang tertinggal hanya pihak yang bersangkutan.Zaid yang memang sebatang kara tanpa ada orang tua segera masuk ke kamar untuk membersihkan diri.Seharian melayani para tamu terasa gerah dan hawa panas menyelimuti tubuhnya.
Zia sedang di sibukkan membuka hiasan sederhana yang menempel di hijabnya.Perlahan-lahan ia membukanya lalu meletakkan di meja rias.Zaid yang baru saja usai mandi terkejut melihat Zia berteriak.
"Mas,kalo setelah mandi tuh bawa baju.Aku kan malu ngelihatinnya.Kamu bertelanjang dada."ujar Zia menutup wajahnya dengan tangan.Zaid mendekat ke arahnya," harus di biasin dek,kan sekarang mas udah resmi jadi kekasih halalmu." ucap Zaid membuka tangan yang menutup wajah Zia.
"Ihhh,mas ini pergi sana pakai baju.Setelah itu bantu Zia bersihin di depan karna masih berserakan sampah.Zia juga sudah gerah,mau mandi." ucap Zia beranjak mengambil handuk dan tak lupa pakaiannya.Zia masih malu jika harus memakai pakaian di kamar ini.Harap maklum,pengantin baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
😂😂😂😂 malu masih baru 🤭🤭
2022-01-02
0