Zia tampak begitu senang mempersiapkan kepulangan Nayla yang sudah di perbolehkan pulang oleh pihak Rumah sakit.Zia mengusap puncak kepala Nayla yang sedari tadi tersenyum memperhatikan dirinya berkemas mengisi pakaian di dalam tas.
"Nayla kenapa senyum gitu?Kamu mandangin siapa?"Nayla mengerucut memamdang Zian yang sudah bersilang tangan di depan pintu.
"Bunda,dia siapa?"Zia hanya mengangkat pundak dan mengendong putrinya yang berusia tiga tahun sambil mengenteng tas berisi pakaian Nayla.Zia seolah tak memandang Zian.Zia tak ingin mendengar ucapan pedas pria arrogant itu.Hatinya begitu senang karna Nayla sudah boleh kembali ke rumah dan ia bisa melakukan sesuatu untuk masa depan putrinya.
"Hei,janda bolong?Mau ke mana kau?Apa kau lupa perjanjian kemarin?Ingat,jangan sesekali kau melawan perintahku."Zian menarik kasar tangan Zia.Zia memberontak menginjak kaki Zian dengan keras.
"Aku ini belum jadi istrimu.Jadi, jaga sikapmu!Dan kau harus tahu,jangan menyentuhku karna kau bukan mukhrim."Cetus Zia berlalu meninggalkan Zian.Zia melangkah dengan cepat namun terhenti saat Nenek Tamara memanggilnya.
"Zia,tunggu."Zia memutar tubuhnya dan memandang Tamara menghampirinya dan Nayla.
"Ada apa nek?"Zia berpura tersenyum melebar saat Tamara mendekatinya.
"Ikut saya?Kamu harus ingat perjanjian kemarin.Lagi pula kamu itu calon istri cucu saya.Saya gak mau terjadi apa-apa sama kamu."Jelas Tamara
Zia dengan terpaksa menuruti perintah Tamara.Dari hatinya terdalam ia tak ingin menjadi istri Zian.Sejak awal bertemu Zian tak pernah menampakkan sisi baik justru sisi arrogant dan sifat kasarnya yang jelas ia perlihatkan.
"Bunda,kita kog ikut mereka?"Zian melototkan mata memandang Nayla yang dalam gendongan Zia.Nayla menunduk tak melanjutkan bicaranya.
"Iya.Mulai sekarang kita akan tinggal di Rumah nenek Tamara.Dan pria itu cucunya.Namanya Om Zian yang bakal jadi Ayahmu juga."Zia tak bisa menolak takdir.Ia sangat mengenal Nayla.Nayla menampakkan ketidaksukaan pada sosok Zian.Pertama melihat Zian saja,Zian menampakkan sifat penuh dengan kebencian.Bagaimana selanjutnya?Sudah pasti Nayla merasa tidak betah tinggal bersamanya.
Zia berusaha untuk tegar menghadapi ini semua.Meskipun pernikahan di lakukan menunggu masa iddahnya selesai namun Zia merasa tidak betah tinggal di Rumah mewah tersebut.
Setelah melewati perjalanan panjang menggunakan mobil mewah milik keluarga Adzrani.Kini mereka sudah sampai di sebuah Rumah pribadi Zian mengingat nenek Tamara ke sini hanya ingin menemui cucu sematang wayangnya.Takdir malah membuatnya bertemu dengan Zia dan Nayla.Pertemuan seperti mimpi karna ulah cucunya,Zian.
"Mari masuk,Zia,Nayla.Ini Rumah pribadi Zian dan nantinya akan menjadi rumah kalian juga."Zia hanya memandang dan tersenyum berat.Pemilik Rumah memasang wajah dingin dan tak memperdulikan Zia serta ucapan neneknya.Zian malah menuju ke kantor tanpa berpamitan.
"Iya nek,terima kasih.Maaf nek,apa sebaiknya Zia kembali ke Rumah kami saja.Zia juga harus menunggu masa iddah Zia baru bisa menikah lagi."Zia mencoba mengeluarkan pendapat.Zia merasa tidak enak jika tinggal serumah tapi belum memiliki ikatan pernikahan yang sah.
"Hehmm,gitu ya?"
"Iya nek.Itu sudah aturan agama."Jawab Zia dengan sedikit ada kelegaan yang menganjal dalam hatinya.Pasalnya,ia merasa tidak enak tinggal satu atap belum ada ikatan yang sah.Takut terjatuh kepada fitnah.
"Baiklah Zia.Kalo gitu nenek akan menyuruh Zian mengantarimu."
Zian sedang menyetir mobil sambil memijat pelipisnya memikirkan solusi dari masalahnya saat ini.Rasa bencinya pada Zian tidak bisa di tahan lagi.Di tambah sang nenek meminta Zia untuk tinggal bersamanya.Benar-benar membuat batin seorang Zian tersiksa.
dret dret dret
Zian mengoceh ponsel lalu terlihat nama sang nenek.
"Hallo,ada apa Nek?"
"Tolong antarkan Zia dan Nayla ke Rumahnya.Cepetan ya!Nenek tunggu."
Tut tut tut
Zian memukul kasar kemudi mobilnya.
"Kau lihat saja nanti.Aku tidak akan membuatmu bahagia.Justru pernikahan ini akan aku buat kau seperti robot mainan kegemaranku sejak kecil."Ucap kasar Zian dengan senyum smirk.Di pikiran Zian sudah banyak rencana untuk membuat kehidupan Zia seperti Penjara.
Mobil Zian memasuki halaman Rumahnya.Aura dingin Zian tampakkan saat Zia dan Nayla berpamitan dengan nenek Tamara.
"Zia,berangkat Nek.Ayo sayang salim nenek!"Titah Zia pada Nayla.Nayla mengulur tangan mencium pundak tangan Tamara dengan lembut dan melambaikan tangan.
Zian membuka pintu mobil dan menutup dengan keras.Lalu melaju meninggalkan halaman Rumahnya.Zia memilih duduk di belakang bersama Nayla sambil memeluk putrinya.Nayla tak berani memandang Zian.Zian hanya diam dan fokus menyetir tanpa obrolan.
"Zia,rumah kalian di mana?"Zia menunjuk ke arah gang lalu menyuruh Zian masuk ke dalam gang.Karena gengsi,Zian lebih memilih menyuruh Zia turun dan berjalan kaki.
"Turun kalian!Kau pikir aku ini supir pribadi.Sebaiknya kalian turun dan silahkan melanjutkan dengan berjalan kaki."
"Tapi..Nayla belum sehat.Cuaca juga panas dan jarak ke dalam masih jauh.Apa kamu gak kasihan sama Nayla?"
"Itu bukan urusanku."Bentak Zian lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Zia tanpa belai kasihan.
Zia hanya mengusap dada dan berjalan di terik yang panas bersama putrinya.Cucuran keringat membasahi hijab dan gamisnya.
Hampir dua puluh menit Zia menyusuri gang untuk sampai di Rumah kecil peninggalan Zaid.Baru sampai di halaman,air mata Zia jatuh mengingat kenangan.Kenangan bersama sang suami yang ia cintai.Seolah kenangan itu mereplay kemarin.Zia memeluk Nayla menjadi penyemangat untuk melanjutkan hidupnya.
♧LIMA BULAN KEMUDIAN♧
Hari ini Tamara berencana menjemput Zia dan Nayla untuk di bawa ke Rumah.Pernikahan akan berlangsung dengan meriah.Tamara melaksanakan di sebuah hotel berbintang lima.Seluruh pejabat dan rekan bisnis datang berbondong mengucapkan selamat pada Zian.
"Selamat tuan Zian,ternyata istrimu cantik juga.Tapi sayangnya Janda."Ucap salah satu rekan pembisnis yang emang tidak menyukai Zian.
Zian mengumpal tangan.Rasa emosi mulai membludak di puncak kepala.Zia bisa merasakan dari tatapan Zian yang dingin padanya.
Setelah acara usai,nenek Tamara mendekati mereka berdua.
"Zia,Zian.Nenek senang kalian udah sah menjadi suami istri."Nenek Tamara memeluk Zia dan mencium kening Zia dan Nayla.
"Nenek sudah menyiapkan kamar untuk kalian.Dan Nayla akan ikut pulang bersama nenek.Nayla gak keberatan kan?"
Zia mensejajarkan posisinya dengan Nayla."Beneran?Kamu gak keberatan?"Zia tersenyum lalu memeluk putrinya.
"Iya bunda.Nayla gak keberatan.Kata nenek Ayah dan Bunda mau buat dedek bayi biar Nayla punya teman."Ucap Nayla menggelitik Zia untuk tertawa.
"Emang Nayla pengen adek ya?"Nayla mengangguk dan tersipu malu.
'Adik?Apa mereka sudah gila?Mana mungkin aku bisa punya anak dari janda bolong seperti dia?Jangan mimpi Zia.Yang ada drama baru saja di mulai.'
"Kalo gitu,Zian pamit ya?Udah gerah."Zian menarik tangan Zia agar mengikutinya menuju kamar pengantin untuk mereka.
"Masuk!"Titah Zian menarik paksa tangan Zia dan menghempas kasar ke tempat tidur.
"Apa maksudmu?Salah aku apa?"Mata Zia sudah berkaca-kaca.
"Salahmu adalah menyetujui pernikahan ini.Kau hanya menjadi beban dalam hidupku.Di tambah lagi anakmu itu pembawa sial.Gara-gara aku menikahi janda,semua orang mencemooh aku.Termasuk rekan bisnisku."Kesal Zian sambil membuka kemeja menyeringai memandang Zia ketakutan.
Dret dret dret
"Hallo,sayang kamu di mana?Kau tahu aku baru saja pulang dari london."Ucap Clara kekasih Zian.Clara baru saja menyelesaikan pendidikan.Clara ingin berencana memberi kejutan buat sang pacar.
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan jejak🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
momy ita
neneknya maksa
2023-07-07
0
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
haduh..nasibmu Zia🤧🤧
2022-01-04
0