Beeve hanya mengangguk, tanpa membuka mata, ia teramat malu untuk hal ini.
Lalu Cristian menyentuh benda lunak yang ada di tengah-tengah rerimbunan.
“Akh,”
Mendengar suara manja sang kekasih, Cristian mengerti, bagian itu adalah salah satu inti yang tak boleh di lewatkan.
Lalu ia pun menekan benda tersebut, dan memutar searah jarum jam.
“Ya-yang, ah...., sa-sayang!” jantung Beeve serasa akan meledak, untuk pertama kalinya, ia merasa kenikm*atan dari pada kegiatan memerah susu sapi.
Perlahan, dari dasar goa, keluar seperti cairan, Cristian yang penasaran pun menelusuri sumber cairan tersebut dengan telunjuknya.
“Akhh!” yang ternyata menghasilkan suara yang lebih dahsyat dari sebelumnya.
Ia yang tahu jika sang kekasih menikmati, mengeluarkan tangannya, dan memutuskan untuk mengeksplor dengan lidahnya.
ia pun menerobos keluar masuk liang goa tersebut, yang semakin lama kian basah dan menjepit lidahnya.
Cristian berulang kali menyesap dinding goa serta benda lunak yang ada di permukaan, membuat sang kekasih menggeliat panas dingin tak menentu
Tanpa ragu Cristian meneguk aliran air yang keluar dari goa tersebut hingga bersih, setelah itu.
Barulah ia mengarahkan perkutut miliknya ke goa liang surga sang kekasih.
“Kamu sudah siap sayang?” ucap Cristian.
“I-iya sayang, tolong pelan-pelan,” ujar Beeve.
Sesuai permintaan sang pujaan hati, Cristian memasukkan perkutut miliknya perlahan kedalam liang goa sang kekasih.
“Akh!” Beeve merinti*h menahan sakit.
Begitu pun dengan Cristian yang berusaha menerobos pertahanan goa tersebut.
Tak tak tak tak tak tak tak
7 selaput suci Beeve putus dalam beberapa terjangan.
“Akhhhh!!! Sakiiiiit.....,” Beeve meneteskan air mata, menahan perih di bagian terlarangnya.
“Tahan sayang, nanti juga akan enak.” ucap Cristian yang maju mundur dalam pelukan sang kekasih.
Untuk mengurangi rasa sakit yang Beeve rasakan, Cristian memainkan ujung bukit kenyal sang kekasih.
“Akh!” suara erangan berulang kali keluar dari mulut keduanya beriringan, sejalan dengan itu, darah segar pun keluar dari terobosan sang kekasih, yang menetes ke lantai.
“Punya mu enak sayang, kamu adalah yang yang terbaik,” ucap Cristian karena perkututnya seperti terhimpit dan di sedot oleh dinding-dinding liang surga kenikmatan, dan ia pun kini menyesap ujung bukit sang kekasih bergantian.
Cukup lama Cristian mengaduk-aduk liang goa sang kekasih hingga ia merasa ada yang akan keluar.
“Sepertinya aku mau keluar," ucap Cristian.
“A-aku juga sayang,”
“Ah ah ah, akkkhhhh!” teriak keduanya.
mereka pun terkulai lemas, dengan Cristian menindih tubuh Beeve.
“Sayang, kamu keluarin di luar kan?” tanya Beeve.
“Astaga!” batin Cristian.
Cristian yang ceroboh mengingkari janjinya, namun karena ia takut Beeve akan murka, ia pun terpaksa berbohong.
“Iya sayang,”
Setelah beristirahat selama 1 jam, keduanya pun memakai pakaiannya kembali.
Dan membersihkan sisa aktivitas nakal mereka dengan menghabiskan 1 kotak tisu.
Saat mereka keluar dari dalam kafe ternyata sedang hujan lebat, karena Cristian datang dengan membawa motor, akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk kembali ke dalam room, dan melakukan aktivitas haram mereka sampai beberapa ronde lagi.
FLASHBACK OFF
“Kenapa? Kenapa kamu harus bohong Crist?” Beeve menangisi segala perbuatannya.
Terlebih kini Cristian tak dapat di hubungi, yang membuat Beeve semakin prustasi.
“Kamu dimana sayang? Apa kamu meninggalkan aku sekarang?" Beeve memukul-mukul perutnya yang kini berisi buah cinta mereka.
Di hujan yang lebat itu, Beeve menyesali semua dosa yang ia perbuat, ia juga merasa bersalah pada keluarga yang telah membesarkan dan mendidiknya selama ini.
“Maafkan Beeve ayah, ibu dan bang Jul, Beeve salah, Beeve enggak patuh sama nasehat kalian, Beeve menyesal, hiks.....” namun nasi telah menjadi bubur, penyesalan selalu datang terlambat.
Kini ia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang ia lakukan. Berulang kali ia mendial nomor sang kekasih, namun tak ada jawaban.
“Ya Tuhan, maafkan hamba mu yang bodoh ini, dan tolong tunjukkan hati Cristian, agar mau bertanggung jawab atas perbuatan yang kami lakukan,”
Beeve yang lelah menangis pun perlahan-lahan mulai tertidur.
Tok tok tok!
“Beeve! Keluar kamu!” teriak sang ayah dari luar pintu.
Beeve yang baru bangun pun melihat ke dinding, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 07:00 pagi.
“Hei anak kurang ajar, cepat buka pintunya!!!”
Beeve teramat takut akan amukan ayahnya lagi, namun karena tak ingin ibunya kembali jadi korban, ia pun membuka pintu.
Cetek!
Kriett!!!
Baru saja ia membuka pintu, sang ayah langsung menarik rambutnya.
“Lama bangat buka pintunya!”
“Ayah!” teriak Beeve menahan sakit.
Sang ibu yang masih menangis mulai tadi malam memohon pada Erdogan, agar anaknya tak di siksa lagi.
“Aku mohon mas, jangan hukum Beeve lagi, tolong mas,”
“Akhhh!!! Diam kamu! Cepat Bee, tunjukkan pada ayah, rumah bajingan itu!” Hardik Erdogan dengan menjambak rambut putrinya, menggiring ke dalam mobil yang ada di gerbang rumah.
“Ayah!! Lepas, sakit yah,” pinta Beeve.
“Hati ayah jauh lebih sakit!” sesampainya di mobil, Erdogan memaksa Beeve masuk ke dalam mobil, dan di sana sudah ada Julian, di sebelah kursi pengemudi.
Ketika Jane akan masuk ke dalam mobil, Erdogan mendorong tubuh Jane, hingga terhempas ke tanah.
“Kamu tidak perlu ikut Jane, jaga rumah saja!" pekik Erdogan.
Setelah itu Erdogan masuk ke dalam mobil, dan mulai melaju membelah jalan raya.
“Cepat sialan! Tunjukkan rumahnya, atau aku akan membunuh mu!” bentak Erdogan.
Beeve dengan gemetaran memberi tahu sang ayah, arah rumah sang kekasih.
Selang 40 menit mereka pun tiba di sebuah rumah berlantai dua.
Dengan tak sabaran Erdogan keluar dari mobil seraya membanting pintu.
Lalu Beeve dan Julian pun menyusul sang ayah.
“Permisi!” ucap Erdogan seraya membuka gerbang pagar rumah Cristian.
Selanjutnya Erdogan menggedor pintu rumah kediaman Cristian.
“Permisi! Ada orang!!!
Dor dor dor!!!
Tak lama, dari dalam rumah keluarlah seroang wanita paruh baya dengan memakai kalung salib di lehernya.
“Anda siapa? Kenapa datang ke rumah orang dengan tidak sopan?” ucap Celine ibu dari Cristian.
“Dimana Cristian?!” tanya Erdogan dengan raut wajah murka.
“Ada perlu apa dengan anak saya?”
“Dia harus bertanggung jawab, atas bayi yang ada dalam perut anak ku!” hardik Erdogan yang membuat Celine tersentak.
“Apa? Bayi?!” sontak ia pun menatap ke arah Beeve, yang penampilannya menyedihkan, penuh lebam di tubuh dan wajahnya.
Celine menelan saliva nya, lalu meminta kelurga Erdogan masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu.
Sebaiknya kita bicarakan di dalam pak, enggak enak kalau sampai di dengar para tetangga,” ujar Celine.
“Bagus, kalau anda mengerti malu,” ucap Erdogan.
Mereka semua pun masuk ke dalam rumah, lalu Celine mempersilahkan keluarga Beeve duduk di atas sofa.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Burhan Kamben
semoga jgn SMP di bunuh
2022-09-08
1
Imelda Nasution
kenapa Erdogan ayahnya beeve ngamuk kayak banteng kalap gitu... kasihan anak dan istrinya jd korban kdrt...masalah diselesaikan dengan kepala dingin bukan dgn kekerasan,, ilfil liat sikap situa erdorgan
2022-07-05
1
Megantrow
pasti ga bakalan mau mereka!
2022-05-30
1