📲 “Kau tahu dari siapa Nda?” Beeve.
📲 “Dari bang Julian, tadi kami bertemu di kafe, kenapa mendadak Bee?” Arinda.
📲 “Ini keputusan keluarga ku Nda,” Beeve.
📲 “Ah! masa sih? Kau dimana sekarang?” Arinda.
📲 “ Di rumah,” Beeve.
📲 “Oh, aku mampir ya, kebetulan aku lagi main ke rumah kenalan, dekat dengan rumah mu,” Arinda.
📲 “Oke,” Beeve.
Setelah menunggu selama 10 menit, akhirnya Arinda tiba ke rumah Beeve.
Ting tong!
Beeve yang berada dalam kamar, bergegas untuk membuka pintu.
Ceklek!
“Assalamu'alaikum Bee,” ucap Arinda.
“Wa'alaikum salam, ayo masuk,” ujar Beeve membawa sahabatnya duduk di sofa.
“Tante ada dimana?”
“Lagi ke mall sama ibunya Andri,” ujar Beeve.
“Bee, wajah mu kok pucat begitu? Mata mu juga sembab, ada apa? Apa kau di paksa menikah?” tanya Arinda penasaran.
“Iya, aku terpaksa menikah dengan Andri,”
“Andri siapa sih? Kok tiba-tiba dia ada di hidup mu?”
“Dia adalah sepupu ku, anak dari adik ayah ku,”
“Oh...., apa dia sudah bekerja Bee?”
“Sudah, di perusahaan om, di PT. ISP,”
“Hah?! PT yang memproduksi sabun dan Parfum itukan?”
“Iya, itu perusahaan keluarga mereka, dia menjabat sebagai Presiden Direktur, sedangkan om CEO nya,” terang Beeve.
“Ya ampun Bee!! Dapat konlongmerat begitu kenapa harus sedih? Harusnya kau bahagia Bee, berapa usianya?”
“25 tahun.”
“Ya Allah Bee! Mimpi apa kau dapat jodoh yang begitu? Enggak perlu cape untuk kuliah dan melamar kerja, kalau kau ingin kerja tinggal jadi salah satu bagian penting perusahaan, tanpa kerja pun, semua sudah jadi milik mu!”
Arinda teramat senang, karena sahabatnya mendapat laki-laki kaya raya.
“Masalahnya aku enggak cinta Arinda,” ujar Beeve.
“Ikh..., apa sih itu cinta? Kau tahu kakak ku cerai karena enggak bisa makan cinta, kalau sudah menikah, cinta pertama itu adalah uang, baru suami, kalau suami mu atau kau tak punya modal untuk sehari-hari, di jamin rumah tangga mu hanya bertahan seumur jagung, belum lunas utang hajatan, kalian sudah pada bubar,” terang Arinda menyemangati sahabatnya.
“Mungkin kau benar,”
“Tapi...., apa Cristian sudah tahu ini?”
“Aku sudah pernah bilang padanya, dia sangat mendukung pernikahan ku dengan Andri,”
“Astaga!” Arinda reflex memukul punggung Beeve.
“Dasar laki-laki enggak setia, bisa-bisanya dia biarkan kau menikah dengan orang lain? Pada hal waktu sekolah nempel seperti prangko, aku yakin pasti dia punya pacar baru Bee, tapi bagus sih kalau kau putus dengannya, itu lebih baik, jadi ayo semangat, move on!” seru Arinda.
“Makasih ya Nda, sudah menyemangati ku,”
“Tentu saja, itu gunanya sahabat, hehehe,”
Ketika keduanya masih asyik berbincang, tiba-tiba Beeve merasa mual.
“Hoek!” ia pun buru-buru ke kamar mandi untuk muntah, Arinda yang khawatir pun ikut menyusul.
“Hoek! Hoek!” Beeve terus saja muntah.
“Bee! Kau enggak apa-apa? Apa kau sakit?” Arinda begitu cemas melihat kondisi sahabatnya, ia pun bergegas ke dapur untuk mengambil air hangat.
Setelah Beeve merasa baikan, ia pun keluar dari dalam kamar mandi, kemudian Arinda memberikannya minum.
“Bee! Minum dulu,”
Beeve pun meminum air pemberian sahabatnya.
“Hei, ada apa dengan mu? Kenapa kau muntah-muntah? Mau ku antar ke rumah sakit?” ujar Arinda.
“Hiks...,”
Arinda bingung karena tiba-tiba Beeve menangis.
“Ada apa Bee? Cerita pada ku,” ucap Arinda.
Kemudian Beeve menangis di pelukan Arinda, yang membuat Arinda bertanya-tanya dalam hatinya.
“Bee, cerita pada ku, ada apa? Mungkin aku bisa membantu mu? Kita sudah bersahabat dari SMP, semua kita lakukan bersama, berbagi suka duka bersama, kali ini kalau ada yang kau pendam, beritahu aku Bee,” ujar Arinda.
“Aku, aku hamil Nda,”
“Apa?! Hamil sama siapa? Andri?” mata Arinda membelalak tak percaya.
“Bukan,”
“Jangan bilang hamil anak Crist!”
“Iya, aku hamil anak Cristian Nda,”
Seketika raut wajah Arinda menjadi masam, hatinya juga menjadi jengkel.
“Terus, kenapa kau malah menikah dengan Andri? Apa Cristian enggak mau tanggung jawab?”
“Iya, dia enggak mau, dan benar kata mu, dia sudah punya pacar baru, hiks!”
“Dasar cowok brengse*k! Habis manis sepah di buang, aku dari awal enggak suka dia Bee, aku sudah merasa kalau dia orangnya genit, tapi karena kau enggak bisa di kasih tahu, aku jadi diam, sekarang terbukti, jelek sekali perilakunya, aku akan buat perhitungan padanya!” pekik Arinda.
“Jangan!”
“Kenapa? Apa kau masih sayang dia?” tanya Arinda.
“Bukan, bukan karena sayang, karena gara-gara aku, ayahnya jadi serangan jantung dan meninggal, hiks,” ucap Beeve.
“Apa?! Bagaimana ceritanya?”
Beeve pun mulai menceritakan segala hal yang telah terjadi.
Arinda mengusap dada saat mengetahui kenyaataan pelik yang menimpa sahabatnya, ia pun memeluk Beeve dengan erat.
“Apa Andri tahu soal kehamilan mu?”
“Enggak,”
“Apa enggak apa-apa Bee, kau membohonginya?”
“Aku juga enggak tahu bagaimana ke depannya, ayah menyuruh ku untuk diam, biar dia yang mengurusnya,” ucap Beeve.
“Ya Tuhan, kenapa perasaan ku jadi enggak enak ya?” batin Arinda.
“Nda, tolong rahasiakan semua yang aku ceritakan pada mu, jangan kau ceritakan pada siapapun,” pinta Beeve.
“Baiklah, untuk apa aku mengumbarnya, kita adalah sahabat, masalah mu adalah masalah ku juga,” keduanya kembali berpelukan.
“Jadi karena ini, Beeve enggak jadi kuliah, awas saja kau Crist, aku akan buat perhitungan pada mu!” batin Arinda.
Karena hari telah menjelang sore, Arinda memutuskan untuk pulang.
“Aku pulang dulu, nanti aku akan datang kemari lagi,”
“Iya, hati-hati di jalan ya Nda,”
Setelah berpamitan, Arinda pulang dengan menaiki sepeda motor metiknya.
Selama di perjalanan, Arinda terus memikirkan nasib yang menimpa sahabatnya tersebut.
Di tengah lamunannya, perut Arinda tiba-tiba berbunyi.
“Astaga, aku sampai lupa, belum makam dari tadi siang,” gumamnya.
Ia yang sudah tak tahan menahan rasa keroncongan di perutnya, memutuskan untuk mampir ke sebuah restoran ayam.
Buru-buru Arinda parkiran motornya, lalu masuk ke dalam restoran.
“Mbak, 3 potong dada ayam pedas, dan satu minuman cola,” ucapnya pada seorang pramusaji.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya ayam goreng hangatnya pun telah datang.
Arinda memilih untuk duduk di kursi yang bagiannya paling sudut dalam restoran itu.
Ketika Arinda ingin menyantap ayam goreng pedasnya, tanpa sengaja ia melihat di hadapannya, Cristian tengah makan bersama dengan seorang wanita.
Wajah Cristian begitu ceria saat berbincang dengan wanita cantik berambut hitam panjang terurai tersebut.
“Aduh! Kenapa harus bertemu disini sih!” gumamnya merasa jengkel.
Ia yang lapar tiba-tiba menjadi kenyang, lalu Arinda beranjak dari kursinya dengan membawa minuman cola di tangannya menuju Cristian, si lelaki tampan tapi tak punya hati nurani.
Bersambung...
HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA FOLLOW, KASIH RATE 5, LIKE, KOMEN, HADIAH, VOTE, SERTA TEKAN FAVORIT, TERIMAKASIH BANYAK. ❤️
Instagram :@Saya_muchu
Jangan lupa mampir ke karya author di bawah ini ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Burhan Kamben
siram
2022-09-09
0
🐝 SH Adeline( )👑AM
Tanggung jawab Kau Cristian😡
2022-05-29
1
pensi
habis manis sepah dibuang
2022-04-12
0