Bab 19 (Deg degan)

Bam!! Beeve membanting pintu kamar mandi tanpa sengaja.

Aduh, bagaimana ya? Jangan-jangan selepas aku mandi, dia malah minta jatah lagi, dan bagaimana tanggapannya saat tahu kalau aku sudah enggak suci? Beeve menjambak rambutnya karena merasa prustasi.

“Ya Allah, apa yang harus aku katakan? Sebenarnya ini yang aku takutkan selama ini,” gumam Beeve.

Ia yang merasa bimbang pun mulai melucuti pakaiannya, kemudian Beeve menyalakan shower.

“Apa aku akan di cerai, kalau ketahuan berbohong padanya? Selama yang aku kenal Andri orangnya baik sih, tapi.... enggak tahu deh kalau sekarang.” Beeve yang mandi sambil merenung pun tak sadar, kalau dirinya telah berada di dalam kamar mandi selama 2 jam.

Ia yang baru selesai mandi baru ingat, kalau dirinya tak membawa handuk apa lagi pakaian ke dalam kamar mandi.

“Akh!!! Sial!!!” gumamnya.

Mau tak mau ia pun harus keluar dari kamar mandi dengan bertelanjan*g, sebab berlama-lama juga membuat tubuhnya menggigil.

Ceklek! Dengan perlahan Beeve membuka pintu sedikit demi sedikit, lalu ia mengeluarkan bagian kepalanya saja, ia pun celingak-celinguk, dan syukurnya Andri telah terlelap.

Mas Andri sudah tidur, apa karena aku terlalu lama ya? batinnya.

Beeve yang tak mengenakan pakaian sehelai benang pun, keluar dari kamar mandi dengan langkah yang sangat pelan.

Kemudian ia dengan cepat mengambil piyamanya dalam lemari.

Setelah mendapatkan piyama, Beeve memakainya dengan buru-buru, selanjutnya ia merebahkan tubuh di sebelah suaminya.

Ia yang kedinginan pun masuk ke dalam selimut, sejurus dengan itu Andri yang terlelap memeluk dirinya.

Deg deg deg deg!! Jantungnya berdetak hebat, bibir Andri menyentuh pipinya yang dingin.

Aku memang enggak ada rasa sama mas Andri, tapi kalau seperti ini, aku enggak akan bisa tidur semalaman, batinnya.

Meski ia telah bercinta dengan Cristian, namun mereka belum pernah tidur di atas ranjang sekali pun, jadi hal ini begitu perdana untuknya.

Beeve yang tak tahan menahan debaran jantung yang membuatnya sesak nafas, mencoba menyingkirkan tangan sang suami yang mendekap tubuhnya.

Baru saja ia memegang tangan suaminya, tiba-tiba pria tampan itu membuka mata.

“Kau sudah selesai mandi?”

Beeve melotot seraya menelan saliva, “I-iya.”

Lalu Andri menarik kepala Beeve untuk di letakkan di atas lengannya.

“Akhirnya, sekarang kau jadi milik ku seutuhnya.” ucap Andri dengan senyum tipis di bibirnya.

Ya Tuhan, jangan bilang dia mau minta malam ini juga, batin Beeve.

“Kau tahu Bee, alasan ku sering datang berkunjung kemari selama ini adalah dirimu, kecantikan mu membuat ku selalu terbayang-bayang, sebenarnya aku mencintai mu bukan dari kau SMP.”

“Hah? Terus?”

“Sejak kau kelas 3 SD,” ujarnya.

Ini orang gila ya? Anak SD di taksir? Pada hal saat itu dia sudah mau tamat SMA? Batin Beeve.

Beeve merasa kalau suaminya mirip seperti pedofil.

“Mas menyukai ku sejak kelas 3 SD? Kok bisa? Pada hal kan saat itu aku masih anak-anak?”

“Apa kau lupa?”

“Lupa? Soal apa?” tanya Beeve bingung.

“Dulu aku pernah kecelakaan, kelas 2 SMA, saat itu kau masih kelas 2 SD, kau menangis dan susah untuk di suruh diam.”

“Ah, masa sih mas?” Beeve sama sekali tak ingat akan hal itu.

“Iya, terus kau bilang pada ku, kalau kau mati nanti yang jadi suami ku siapa?” Andri menirukan suara Beeve kecil pada saat itu.

Beeve tersenyum geli mendengar pernyataan suaminya.

“Kok aku enggak ingat ya mas?”

“Harusnya kau ingat, dan kalau aku datang ke rumah mu, kau selalu mengajak ku main rumah-rumahan, kau istrinya dan aku suaminya, kau juga melarang dan marah kalau aku punya pacar, ya waktu kau SD ku pikir rasa suka ku pada mu hanya sebatas kakak dan adik, tapi setelah tak bertemu selama 5 tahun membuat ku sadar, kalau rasa suka ku selama ini adalah nyata,” terang Andri.

Memang sih kita enggak bertemu selama 5 tahun karena dia kuliah di Amerika, tapi... artinya aku beruntung atau bagaimana? batin Beeve.

“Mas, terimakasih banyak karena sudah mencintai ku dari dulu, ku harap cinta mu takkan pernah pudar apapun yang terjadi,” ujar Beeve.

“Aku janji sayang,” ucap Andri.

Lalu Andri yang merasa kalau Beeve telah menjadi miliknya seutuhnya berkata.

“Bee, apa mas boleh mencium mu?”

Kutu beras, apa harus sekarang? Tapi kalau di tolak, kasihan juga, diakan sudah menjadi suami ku, batin Beeve.

“Bo-boleh mas,”

Andri pun mengecup bibir manis istrinya dengan lembut, dan sentuhan itu mengingatkan Beeve pada sang mantan.

Bee! Lupakan dia, sekarang sudah ada mas Andri, yang harus kau cintai adalah pria yang ada di hadapan mu ini, batinnya.

Beeve yang menerima ciuman itu pun membalasnya, sontak itu membuat jantung Andri dag dig dug ser serasa mau copot.

Lalu keduanya pun melanjutkan acara adu lidah beberapa saat sebelum keduanya beristirahat.

Pagi hari yang cerah, ketika matahari telah menyingsing ke langit, Andri membuka mata, dan ia melihat ke sebelahnya.

“Ternyata bukan mimpi.” gumamnya, Andri pun mengecup kening istrinya. Lalu ia bangkit dari ranjang untuk mandi.

Setelah Andri masuk ke dalam kamar mandi, Beeve tiba-tiba membuka matanya.

Deg deg deg deg!!

“Astaga, aku enggak bisa tidur semalaman,” gumamnya.

Sebab sejak mereka memejamkan mata, sang suami tak mau melepaskan pelukannya.

Beeve mencoba tidur sejenak, sewaktu suaminya masih berada dalam kamar mandi.

Selang 15 menit Andri keluar dengan memakai handuk di pinggangnya.

Beeve yang membuka sedikit matanya dapat melihat body sixpack sang suami.

Kalau aku bangun sekarang bisa bahaya, ayo dong mas, cepat kau pakai baju mu! teriak Beeve dalam hatinya.

Andri yang gemas melihat wajah cantik istrinya pun mendekat.

“Tidur saja kau cantik,” ucapnya seraya tersenyum, kemudian ia kembali mengecup pipi istrinya berulang-ulang, tanpa ia sadari wanita yang pura-pura tidur itu hampir pingsan menahan debaran di dadanya.

Puas mencium pipi istrinya, Andri kemudian memakai baju kemeja putih dan celana jeans hitamnya.

Setelah itu ia keluar untuk menyapa keluarga sang istri.

“Haaahhh....!” Beeve menghela nafas panjang, lalu bangkit dari tidurnya.

“Aku baru tahu, kalau mas Andri orangnya romantis, ku pikir selama ini dia orang yang pemalu, paling tidak jaga image lah, ternyata orangnya bucin, andai saja dulu dia katakan cinta sebelum si brengse* itu!” ucap Beeve pada dirinya sendiri.

Ia yang tak bisa tidur kembali, memutuskan untuk mandi.

Setelah beberapa menit di kamar mandi, ia pun keluar dengan memakai baju setelah kaus oblong putih dan celana training putih.

Lalu ia pun keluar dari dalam kamar, menuju dapur, saat ia sedang berjalan ke ruang tamu, disana ia melihat sang suami tampannya tengah berbincang hangat disertai tawa dengan sang ayah.

Bersambung...

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA FOLLOW, KASIH RATE 5, LIKE, KOMEN, HADIAH, VOTE, SERTA TEKAN FAVORIT, TERIMAKASIH BANYAK. ❤️