Jangan Salahkan Takdir
⚠️Biasakan suka dan komen, di setiap bab yang anda baca, karena itu adalah bentuk dukungan untuk author⚠️
“Apa! Kau hamil?!” teriak Erdogan, pria paruh baya pada putrinya yang tengah berlutut di lantai.
“I-iya ayah, hiks,” ucap seorang gadis muda yang baru saja lulus SMA.
Detik itu juga Erdogan merasa dunianya runtuh, kepercayaan dirinya pun hilang, ketika sang putri kesayangan tengah berbadan dua.
“Astaghfirullah haladzim! Astaghfirullah! Beeve!!! Siapa bajingan yang telah menghamili mu! Katakan pada ayah!” pekik Erdogan yang amarahnya memuncak.
“I-itu,” gadis cantik itu enggan untuk jujur pada sang ayah, yang membuat Erdogan semakin naik pitam.
“Buka mulut mu! Katakan pada ayah, siapa orangnya!” suara Erdogan bagai petir yang menyambar di tengah hujan lebat, ibu beserta abang dari gadis cantik itu hanya dapat menundukkan kepala karena takut pada sang ayah.
“Hiks...,” hanya air mata penyesalan yang menjadi jawaban untuk pertanyaan sang ayah.
Erdogan yang tak sabar mengetahui jawaban atas pertanyaannya pun membuka gesper yang ia kenakan.
“Masih belum mau untuk jujur!”
Plak!
Satu cambukan pun melayang di punggung mulus gadis itu.
“Ampun ayah!” teriak sang gadis menahan sakit.
“Bicara! Katakan siapa laki-laki laknat itu Beeve!”
Namun Beeve tetap tak mau buka suara, ia hanya menangis menahan sakit dan menyesal untuk kebodohan yang ia lakukan.
“Anak kurang ajar!”
Plak! Plak! Plak!
Berkali-kali Erdogan melayangkan cambukan ke tubuh putrinya.
Jane, sang ibu yang menyaksikan putri kesayangannya di perlakukan seperti itu, jelas tak terima, meski putrinya telah melakukan dosa besar, tapi yang namanya seorang ibu, takkan terima jika anaknya di amuk oleh orang lain, meski itu ayahnya sendiri.
“Mas, tolong jangan cambuk Beeve lagi, kasihan dia mas,” Jane mencoba membela putrinya.
“Diam kau! Jangan ikut campur, aku tidak akan berhenti sebelum ia buka mulut,”
“Bee, katakan nak, siapa orang itu?” sang ibu mencoba membujuk putrinya.
Namun sangat di sayangkan, Beeve tetap tak mau buka mulut, ketika Erdogan akan melancarkan cambukan nya kembali, Jane berteriak.
“Cukup! Jangan cambuk anak ku lagi mas, kalau kau mau menghukum, hukum saja aku!”
“Baik, kalau kamu mau ikut kena getahnya, lagi pula kamu pantas mendapatkannya!”
Plak! Plak! Dua cambukan melayang ke tubuh Jane.
“Ayah!” anak-anak Erdogan berteriak histeris, melihat ibu mereka mendapat cambukan.
Beeve memeluk sang ibu yang terkapar di lantai.
Lalu, sang abang Julian pun memeluk ayahnya.
“Kamu pantas mendapatkannya Jane, kerja mu hanya di rumah, namun gagal mendidik anak mu ke jalan yang benar,”
“Maafkan aku mas, aku salah,” ucap lirih sang ibu dengan menitihkan air mata
“Ibu, hiks....” Beeve menangis melihat kondisi sang ibu.
“Lepaskan Jul, ayah akan menghukum mereka,”
“Ayah, jangan lagi,” Julian terus memeluk ayahnya.
“Kam!” Erdogan menunjuk putrinya.
“Telah melemparkan kotoran ke wajah ku! Mencoreng nama baik keluarga ini! Katakan siapa laki-laki itu! Atau hidup mu akan berakhir di tangan ku! Meski kamu putri kandung yang sangat ku sayangi, tapi jangan salah akan satu hal, harga diri keluarga ini lebih penting dari pada nyawa mu, jadi kalau masih ingin hidup, katakan sejujurnya! Jangan tunggu sampai aku mengotori tangan ku lebih lanjut, bangs*at!” pekik Erdogan.
Karena tak ingin sang ibu mendapat efek jera dari perbuatannya, akhirnya Beeve jujur pada sang ayah.
“Di-dia, Cristian ayah,” mendengar nama Cristian, membuat kesadaran ayahnya hampir hilang.
“Astaghfirullah, ya Allah dosa apa yang telah aku lakukan, hingga engkau menghukum ku seperti ini ya Robbi!” Erdogan melepas paksa pelukan putranya, dan sontak ia pun menginjak punggung putrinya tersebut berulang kali, Julian mencoba menarik tubuh sang ayah, namun sang ayah sudah seperti kerasukan 10 setan, kekuatannya teramat besar, Jane membantu putrinya untuk berlari masuk ke dalam kamar.
“Kunci pintunya nak!” ucap Jane.
Erdogan yang masih di kuasai emosi, melampiaskan keganasannya pada sang istri, ia pun menginjak tubuh istrinya hingga terkapar di lantai.
“Ampun mas!” Jane menangis sejadi-jadinya, begitu pula dengan Julian, ia tak menyangka ayahnya akan berbuat demikian, sebab seumur hidupnya ia tak pernah melihat ayahnya marah.
Namun seperti kata pepatah, jangan remehkan diamnya seseorang.
“Ayah, sudah, jangan siksa ibu lagi!” Julian terus memeluk ayahnya.
Sebagai penutup amarahnya, Erdogan menginjak keras perut istrinya.
“Jika kau hamil lagi, lahir kan anak yang benar!” pekik Erdogan.
Jane meringkuk, menahan sakit di sekujur tubuhnya, ia juga muntah beberapa kali, akibat tekanan kuat yang suaminya berikan di perutnya.
Namun tak mengapa, asal putrinya bisa selamat.
Kemudian Erdogan di bawa oleh Julian menuju kamarnya.
“Ayah,” ucap Julian seraya menangis.
“Kau tahu Julian, adik mu itu benar-benar membuat ayah mati rasa, pada hal ayah sudah pernah katakan padanya, jangan berhubungan dengan orang yang tidak seiman dengan kita, selain menyakiti keluarga kita, dia juga akan menyakiti keluarganya, kalau sudah begini, apa dia akan mau meninggalkan keyakinannya demi bersama Beeve?”
“Apa yah?” Julian baru tahu, jika ayahnya mengenal pria yang telah menodai adiknya.
“Dia, laki-laki itu pernah menjadi pacar adik mu, saat ayah tahu adik mu berada di jalan yang salah, ayah langsung menasehatinya, jauhi laki-laki itu, meski itu hanya cinta monyet mu, sebaik-baik hubungan adalah yang sejalan dengan apa yang kau percayai, tapi Jul, adik mu mengecewakan ayah lagi, bahkan ia sekarang telah berbadan dua, bagaimana jika si Cristian itu tak mau bertanggung jawab? Kalau pun dia bersedia menikahi Beeve, apa dia akan mau memeluk agama kita? Ayah jujur, takkan mengijikan adik mu mengikuti keyakinannya, jika keluarganya berpendapat sama dengan ayah, terpaksa adik mu akan ayah nikahkan dengan orang lain.” terang Erdogan yang kini menangisi kegagalannya menjadi seorang ayah.
Di kamar, Beeve terus menangisi kebodohannya, terlebih saat ibunya mendapat imbasnya juga.
Ketika ia larut dalam tangisnya, tiba-tiba hujan deras turun membasahi bumi ia berpijak. Sekaligus membawa ia ke memory satu bulan yang lalu.
FLASHBACK ON
April 2020, liburan akhir sekolah setelah melaksanan serangkaian ujian kelulusan.
Beeve yang saat itu memiliki agenda kencan bersama sang kekasih hati Cristian, berjanji untuk bertemu di sebuah room kafe di pinggir kota pada pukul 13:00.
Beeve yang sudah sampai terlebih dahulu memesan room untuk mereka pakai nantinya.
Selang waktu 15 menit, Cristian si pria tampan nan rupawan bertubuh jenjang dan kekar pun tiba.
Drrkkkk!
Ketika ia menggeser pintu room, ia pun mendapati Beeve, sang kekasih hati tengah duduk di sebuah sofa, seraya menonton acara tv berukuran 65 inch dan di temani cemilan kentang goreng di atas meja kaca yang ada di hadapan sang gadis cantik pentolan sekolah itu.
“Sayang!” seru Beeve.
...Bersambung......
Jangan lupa untuk mampir ke karya author di bawah ini ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Uthie
Saya coba mampir lagi ke sini .. walau sudah ada beberapa bab baca sebelumnya, tapi ingin lebih disimak lagi ceritanya 👍😁
Btw.. baru awalannya aja, udah aga sadis yaaa kemarahan dari seorang ayah dan suami 😁
2022-11-01
0
Burhan Kamben
terll sdis
2022-09-08
1
Ryujin
seram
2022-08-13
0