Pesona Sang Primadona

Pesona Sang Primadona

PSP 1: Hidup Kembali

Sebuah mobil berwarna merah terpental dan berguling setelah menabrak pembatas jalan kemudian terjun bebas ke dalam jurang sedalam 10 meter. Wanita yang menjadi pengemudi mobil itu seketika meregang nyawa. Tubuhnya ikut tenggelam bersama mobil yang jatuh ke jurang yang langsung bermuara ke sungai.

Beberapa orang yang melihat kejadian itu berteriak histeris dan langsung berlarian menuju tebing dan melihat ke bawah jurang. Mobil berwarna merah itu sudah tak nampak lagi. Air sungai yang semula tenang, tampak bergelombang.

Wanita yang menjadi korban itu bernama Dona Putri Wijaya, berusia 25 tahun. Ia kabur dari rumah karena orang tuanya menjodohkan dirinya dengan seorang pria yang seumuran dengan Papa nya. Dona tak terima dirinya dijadikan korban demi menyelamatkan perusahaan Papa nya dari kebangkrutan.

Tiba-tiba mata Dona terbuka. Ia mendapati tubuhnya tengah berbaring di sebuah kamar yang tampak asing baginya. Dona merasakan sakit di kepalanya dan dengan perlahan ia mencoba untuk duduk. Matanya melihat ke sekeliling dan mendapati sebuah pigura yang menampilkan gambar seorang gadis belia dengan rambut panjang yang diikat tinggi dan mengenakan kacamata.

'Siapa dia?' pikir Dona.

Dona memijit pelipisnya, kepalanya terasa begitu sakit. Dina kembali mengingat kejadian kecelakaan yang dialaminya.

'Bukankah aku sudah mati?' pikir Dona lagi.

Lalu Dona menyadari bahwa ada yang berbeda dengan dirinya. Mulai dari warna kulitnya, kuku tangan, hingga rambut yang dipegangnya begitu berbeda dengan rambutnya.

"Sejak kapan aku punya rambut panjang? Dan kenapa kulitku menjadi begitu pucat dan kering?"

Dona kembali melihat ke sekeliling kamar yang berukuran 3X4 itu. Kamar yang ukurannya jauh berbeda dengan kamar aslinya. Kamar itu berlantaikan keramik putih polos tanpa corak apapun, dinding kamar yang berwarna krem agak kekuningan yang menambahkan kecerahan dalam kamar ketika malam hari. Di dalam kamar itu terdapat sebuah tempat tidur dengan menggunakan sprei berwarna ungu pink dengan gambar dedaunan, 2 buah bantal, 1 guling dan selimut coklat, tempat tidur yang tidak begitu besar dan kira-kira cukup untuk 2 orang saja.

Mata Dona kemudian beralih pada sebuah lemari yang terbuat dari kayu jati yang telah di cat warna coklat, sebuah lemari yang juga tidak terlalu besar. Ada sebuah box serta terdapat sebuah meja dan kursi, beberapa pigura-pigura, buku-buku, tempat pensil, majalah-majalah yang tertata rapi di atas meja.

Di dinding kamar itu juga terpasang sebuah foto kelulusan seorang gadis kecil di masa SD bersama dengan dua orang dewasa mengapitnya. Serta ada sebuah cermin yang lumayan besar, sebuah lukisan kecil dengan gambar rumah serta pemandangan dan ada sebuah kaligrafi dan juga terdapat sebuah kalender kecil.

"Sebenarnya aku ada dimana?" Ucap Dona lagi sembari kembali melihat sekeliling kamar dari tempat tidur.

Kamar itu memiliki 2 jendela yang di pasang teralis bermotif bunga yang menghadap ke luar rumah, sehingga tidak menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam kamar. Di dekat jendela terdapat sebuah meja rias yang kecil dan tidak terlalu besar. Di sebelahnya terdapat sebuah tape untuk mendengarkan musik yang dibawahnya terdapat box kecil yang berisikan kaset CD atau DVD.

Ada sebuah karpet berwarna merah tua bermotif polkadot. Di kamar itu juga terdapat sebuah kipas angin berwarna abu-abu. Terdapat boneka-boneka sekitar 4 sampai 5 boneka di tempat tidur dari berbagai ukuran dan berbagai macam boneka. Jendela itu juga memiliki gorden berwarna abu-abu dan hitam polos. Di atas meja belajar, lebih tepatnya di dinding terdapat sebuah tempelan foto-foto gadis yang sama dengan pakaian SMA nya.

Dona berusaha bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu yang terdapat sebuah tulisan 'Bathroom'.

"Kamar ini sangat rapi. Tapi bukan seleraku." Celetuk Dona.

Masuk ke dalam kamar mandi, Dona membasuh wajahnya dengan air dan sabun pembersih wajah yang tersedia. Meski bukan merk yang sesuai dengan yang selalu dipakainya, tapi Dona memutuskan untuk tetap mengenakannya dan berharap akan cocok dengan tipe kulit wajahnya yang sensitif.

Selesai membasuh wajahnya, Dona berjalan ke arah cermin. Seperti tersengat listrik, tubuh Dona bergetar hebat karena terkejut. Pantulan wajah yang terdapat di cermin bukanlah wajahnya. Melainkan wajah gadis yang ada di berbagai pigura yang menempel di dinding.

"Ke-kenapa bisa begini?" Ucap Dona.

Berulang kali ia mengucek matanya. Berharap bahwa dirinya tengah bermimpi. Dona menyentuh wajahnya sambil terus menatap cermin. Ia seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aku pasti sedang bermimpi." Ucapnya seraya mencubit lengannya dengan keras.

Dona meringis karena merasakan sakit. Ia meliuk-liuk di depan cermin untuk melihat keseluruhan tubuhnya. Semuanya memang tampak berbeda. Tubuh Dona yang dulu ramping dan lebih tinggi dari tubuhnya yang sekarang. Tubuh Dona sekarang lebih berisi, dengan rambut yang panjang dan tinggi badan yang lebih pendek.

"Apa yang terjadi padaku? Apa aku mengalami operasi plastik?" Ucap Dona lagi.

Dona kembali melihat sekeliling, dan membuka lemari. Dia ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Dona mendapatkan sebuah kotak berwarna merah. Lalu dengan cepat membukanya dan mendapatkan dua lembar ijazah sekolah dasar dan menengah pertama.

Tertulis jelas dalam ijazah itu nama seorang gadis, 'Sabrina Dona Amelia', dengan tanggal lahir yang jauh berbeda dengan tanggal lahir Dona.

'Kenapa bisa jadi seperti ini?' pikir Dona.

Dona kemudian mendapati sebuah buku diary kecil dengan nama bertuliskan 'Diary Dona' di halaman depannya. Dona mulai membaca buku diary itu dari halaman pertama.

Sejak membaca halaman pertama, Dona sudah merasa kasihan pada si penulis diary yang memiliki nama yang sama dengannya itu. Gadis yang menulis diary ini merupakan gadis yang penuh dengan kesedihan. Dirinya sejak kecil selalu dibully oleh teman sebayanya.

Semua kesedihan tertulis jelas dalam setiap halaman di buku itu. Dari yang dapat dipahami Dona, gadis pemilik buku adalah gadis yang lemah. Tak bisa membela dirinya sendiri dan selalu saja mengeluh.

Dona kemudian beralih pada sebuah album foto kecil. Terdapat banyak foto yang memperlihatkan gadis yang sama dengan kacamata yang sama berpose dengan seorang gadis yang sebaya dengannya. Dona mengacak rambutnya dan berpikir keras dengan apa yang tengah terjadi padanya.

Dona merapikan kembali kotak itu dan duduk diatas tempat tidur. Jam dinding menunjukkan pukul 3 sore hari. Dona duduk dan mengikat rambut panjangnya dengan ikat rambut yang ada diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. Ia kemudian mengambil cermin kecil yang terletak diatas meja lalu memandangi wajahnya.

Wajah yang tampak jauh lebih muda dan masih natural. Wajah yang lumayan cantik, namun terlihat seperti gadis yang sangat jauh berbeda dengan yang ada di foto.

"Kenapa bisa jadi begini?" Ucap Dona lagi.

Terpopuler

Comments

Ra dhiraemon

Ra dhiraemon

Hai kk aku mampir

2022-11-04

0

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣 Jejak 💪💪💪😗😗😗

2022-01-11

1

SoVay

SoVay

detektif muda mampir yaaa tooor

2021-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 PSP 1: Hidup Kembali
2 PSP 2: Kenyataan
3 PSP 3: Kembali ke Sekolah
4 PSP 4: Masa SMA
5 PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6 PSP 6: Malam Minggu
7 PSP 7: Bukit
8 PSP 8: Menjual Perhiasan
9 PSP 9: Penjelasan
10 PSP 10: Keempat Pria Populer
11 PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12 PSP 12: Berselisih
13 PSP 13: Syarat
14 PSP 14: Bullying
15 PSP 15: Makam
16 PSP 16: Antar Jemput
17 PSP 17: Apa Itu Cinta?
18 PSP 18: Dijebak
19 PSP 19: Rumah Sakit
20 PSP 20: Terbongkar
21 PSP 21: Dijenguk
22 PSP 22: Bermimpi
23 PSP 23: Berkumpul
24 PSP 24: Camping
25 PSP 25: Tersesat
26 PSP 26: Api unggun
27 PSP 27: Akhir Camping
28 PSP 28: New Year
29 PSP 29: Ditembak
30 PSP 30: Permintaan Backstreet
31 PSP 31: Nasehat Pak Edi
32 PSP 32: Berdebat
33 PSP 33: Bersama Aditya
34 PSP 34: Kisah di Sekolah
35 PSP 35: Lulus SMA
36 PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37 PSP 37: Ospek
38 PSP 38: Masalah Ayu
39 PSP 39: Kehamilan Ayu
40 PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41 PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42 PSP 42: Menginap
43 PSP 43: Rumor
44 PSP 44: Penjelasan Gilang
45 PSP 45: Tentang Perasaan
46 PSP 46: Dihina
47 PSP 47: Berantem
48 PSP 48: Berbeda
49 PSP 49: Sedih
50 PSP 50: Merasa Bersalah
51 PSP 51: Berpacaran
52 PSP 52: Dilamar
53 PSP 53: Ayu Melahirkan
54 PSP 54: Ternoda
55 PSP 55: Bertemu Aditya
56 PSP 56: Hamil
57 PSP 57: Marah
58 PSP 58: Kebenaran Terungkap
59 PSP 59: Kembali
60 PSP 60: Rencana Ayu
61 PSP 61: Mencoba Melupakan
62 PSP 62: Kampus
63 PSP 63: Dilamar Lagi
64 PSP 64: Menikah
65 PSP 65: Gagal Lagi
66 PSP 66: Sebelum Berangkat
67 PSP 67: Honeymoon Part 1
68 PSP 68: Honeymoon Part 2
69 PSP 69: Honeymoon Part 3
70 PSP 70: Diculik
71 PSP 71: Aditya Datang
72 PSP 72: Jadi Papa
73 PSP 73: Melahirkan
74 PSP 74: Akhir Kisah
75 Info New Novel
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PSP 1: Hidup Kembali
2
PSP 2: Kenyataan
3
PSP 3: Kembali ke Sekolah
4
PSP 4: Masa SMA
5
PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6
PSP 6: Malam Minggu
7
PSP 7: Bukit
8
PSP 8: Menjual Perhiasan
9
PSP 9: Penjelasan
10
PSP 10: Keempat Pria Populer
11
PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12
PSP 12: Berselisih
13
PSP 13: Syarat
14
PSP 14: Bullying
15
PSP 15: Makam
16
PSP 16: Antar Jemput
17
PSP 17: Apa Itu Cinta?
18
PSP 18: Dijebak
19
PSP 19: Rumah Sakit
20
PSP 20: Terbongkar
21
PSP 21: Dijenguk
22
PSP 22: Bermimpi
23
PSP 23: Berkumpul
24
PSP 24: Camping
25
PSP 25: Tersesat
26
PSP 26: Api unggun
27
PSP 27: Akhir Camping
28
PSP 28: New Year
29
PSP 29: Ditembak
30
PSP 30: Permintaan Backstreet
31
PSP 31: Nasehat Pak Edi
32
PSP 32: Berdebat
33
PSP 33: Bersama Aditya
34
PSP 34: Kisah di Sekolah
35
PSP 35: Lulus SMA
36
PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37
PSP 37: Ospek
38
PSP 38: Masalah Ayu
39
PSP 39: Kehamilan Ayu
40
PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41
PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42
PSP 42: Menginap
43
PSP 43: Rumor
44
PSP 44: Penjelasan Gilang
45
PSP 45: Tentang Perasaan
46
PSP 46: Dihina
47
PSP 47: Berantem
48
PSP 48: Berbeda
49
PSP 49: Sedih
50
PSP 50: Merasa Bersalah
51
PSP 51: Berpacaran
52
PSP 52: Dilamar
53
PSP 53: Ayu Melahirkan
54
PSP 54: Ternoda
55
PSP 55: Bertemu Aditya
56
PSP 56: Hamil
57
PSP 57: Marah
58
PSP 58: Kebenaran Terungkap
59
PSP 59: Kembali
60
PSP 60: Rencana Ayu
61
PSP 61: Mencoba Melupakan
62
PSP 62: Kampus
63
PSP 63: Dilamar Lagi
64
PSP 64: Menikah
65
PSP 65: Gagal Lagi
66
PSP 66: Sebelum Berangkat
67
PSP 67: Honeymoon Part 1
68
PSP 68: Honeymoon Part 2
69
PSP 69: Honeymoon Part 3
70
PSP 70: Diculik
71
PSP 71: Aditya Datang
72
PSP 72: Jadi Papa
73
PSP 73: Melahirkan
74
PSP 74: Akhir Kisah
75
Info New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!