Hari berikutnya di jam makan istirahat kedua, Dona menikmati waktu istirahatnya dengan makan bakso di kantin bersama Ayu. Bagi Dona setelah ia terlahir kembali, ia benar-benar harus menyesuaikan semuanya. Mulai dari pola hidup sampai makanan yang ia makan. Dulu Dona tak pernah sekalipun mengkonsumsi makanan sederhana yang kebanyakan orang suka. Contohnya saja bakso, di kehidupannya yang terdahulu Dona sama sekali tak pernah memakannya. Kini justru, Dona sangat menyukai makanan berkuah itu.
"Kamu lahap banget makannya. Kayak gak pernah makan bakso aja." Ucap Ayu.
"Hehehe iya nih. Abis enak sih." Dona menyeruput kuah bakso yang bening itu.
"Gak tambahin saus atau kecap?" Ayu menyodorkan botol saus ke arah Dona.
Dona menggeleng. Ia memang lebih suka makan bakso yang bening. Saat tengah asyik menikmati makan siangnya, ketenangan Dona terganggu setelah kedatangan Billy yang datang bersamaan dengan Aditya. Aditya tersenyum ke arah Dona sementara Billy memilih langsung duduk di samping Dona, karena memang bangkunya panjang.
"Minggir gak?" Ucap Dona seraya meletakkan sendok dan garpu nya.
"Ya elah Don, aku cuma mau duduk disini aja. Masa gak boleh." Ucap Billy.
"Heh Dona udah bilang minggir. Lebih baik lo minggir deh." Titah Aditya yang masih berdiri.
"Ngapain lo ikut campur. Bilang aja lo sirik karena gak bisa duduk dekat Dona." Balas Billy.
"Siapa yang sirik, gue juga..."
"Lo berdua gak berhak duduk dekat Dona. Cuma gue yang berhak." Kali ini giliran Raka yang datang dan langsung duduk disebelah kiri Dona.
Kini Dona terhimpit oleh Raka dan Billy, sementara Aditya memilih berdiri. Nafsu makan Dona jadi hilang karena kehadiran ketiga pria itu.
"Bisa gak sih. Sehari aja kalian itu gak usah gangguin aku." Bentak Dona.
"Katakan padaku sayang, siapa yang berani mengganggumu. Apa dia, dia, atau si kutu buku ini?" Secara tiba-tiba Gilang dan dua orang temannya mendekat ke arah meja Dona.
Dona pun bangkit dan mengangkat mangkok baksonya.
"Ya udah, aku ngalah. Kalian semua boleh duduk disini. Ayu, ayo pindah."
Belum sempat Dona melangkah, Billy sudah memegang pundak Dona. Gilang yang geram melihat Dona disentuh langsung mendorong Billy. Sementara Raka dan Aditya hanya bisa diam.
"Berani-beraninya lo nyentuh dia." Teriak Gilang.
"Heh, emang lo siapanya Dona. Kenapa lo yang marah?" Billy tak kalah berteriak membuat seisi kantin menatap ke arah mereka tak terkecuali geng Beauty.
Ratu dan anggota gengnya yang tengah duduk menikmati makanan mereka terlihat fokus menatap Dona yang nyatanya kembali duduk menikmati baksonya tanpa menghiraukan apa yang tengah terjadi.
"Apa sih yang dilihat semua cowok itu sampai tergila-gila sama si Dona. Cakepan juga gue." Ucap Siska.
Ratu dan yang lainnya tak menggubris ucapan Siska. Pandangan mereka tertuju pada Gilang dan Billy yang tengah berseteru. Tanpa diduga Gilang dan Billy malah adu jotos. Aditya dan Raka mencoba melerai dengan memegangi Billy, sementara Gilang dipegangi kedua orang temannya.
"Cukuuuup." Teriak Dona. "Kalau kalian mau berkelahi sana di luar sekolah. Terserah kalian, sekarang kalian cuma akan nambah masalah dan bakal seret-seret nama aku. Aku cuma mau makan. Apa aku gak bisa tenang? Hah!" Dona terlihat begitu emosi.
Dan benar saja, tak lama keempat pria itu dipanggil ke ruang BK dan termasuk juga Dona.
"Dona, kamu juga ikut dipanggil ke ruang BK." Ucap seorang siswi.
"Iya. Bilang aja entar lagi aku jalan. Aku mau habisin makan siang aku dulu." Balas Dona dengan raut wajah malas.
Setelah selesai menghabiskan sisa baksonya, Dona pun pergi ke ruang BK ditemani Ayu. Dona tak habis pikir semuanya menjadi kacau saat keempat pria yang dijulukinya dengan Group ABG labil itu datang dan mengacaukan mood Dona untuk makan.
"Aku benar-benar gak nyangka, mereka berempat itu menjadi gaduh cuma karena berebutan duduk di samping kamu. Malah sampai terjadilah baku hantam diantara mereka." Ucap Ayu.
"Entahlah, benar-benar grup ABG labil." Balas Dona.
"Kayak kamu bukan ABG aja."
Dona tertawa dalam hati, jika dirinya masih hidup dengan identitas Dona Putri Wijaya, maka saat ini sudah pasti usia Dona sudah menginjak 53 tahun.
'53 tahun, apa masih pantas disebut ABG?' Dona tertawa dalam hati.
Dona pun mulai diintrogasi oleh guru BK. Setelah selesai mereka semua keluar dari ruang BK. Dona yang kesal karena ikut terseret, memarahi keempat pria itu dan ingin mereka untuk berhenti mengejarnya.
"Bisa gak kalian stop untuk ngejar aku?" Ucap Dona.
"Tidak." Jawab keempat pria itu kompak.
Dona yang berdiri bersama Ayu menggeleng bersamaan. Dona lalu menghela nafas panjang.
"Masih banyak gadis yang lainnya. Kenapa harus aku? Lagipula aku gak suka dikejar-kejar. Kalian cari aja cewek lain."
"Tidak." Lagi-pagi keempat pria itu menjawab bersamaan.
"Don, pilih aja satu." Bisik Ayu.
"Benar. Kamu pilih aja salah satu dari kami. Setelah itu kami gak akan ganggu kamu lagi." Ucap Billy.
Dona tampak berpikir sambil menatap satu persatu wajah keempat pria yang berdiri dihadapannya itu. Sementara keempat pria itu menampilkan senyum terbaik mereka. Berharap akan dipilih oleh Dona.
Dari tempat yang tak terlalu jauh, berdiri Ratu dan gengnya menatap Dona yang berdiri bersama keempat pria populer itu.
"Oke, tapi aku punya satu syarat." Ucap Dona akhirnya.
"Apa?" Tanya keempat pria itu bersamaan.
"Kalian berempat harus akur dan bila perlu menjadi sahabat. Jika kalian bisa akur, aku bakal memilih salah satu diantara kalian berempat."
Keempat pria itu saling tatap dengan penuh persaingan.
"Gak mau? Ya udah kalau gitu cari aja orang lain untuk kalian kejar." Ucap Dona seraya menarik tangan Ayu mengajaknya meninggalkan keempat pria itu.
"Oke, oke. Kita setuju." Ucap Billy diikuti anggukan tiga pria lainnya.
Dona tersenyum lalu berjalan ke arah kelas bersama Ayu diikuti keempat pria itu.
Ratu dan gengnya yang mendengar dengan jelas apa yang dibincangkan Dona dan keempat pria itu menjadi geram.
"Gak bisa kayak gini. Gilang cuma boleh jadi milik gue." Ucap Ratu.
"Terus kita harus ngapain bos? Gue juga gak rela kalau Billy sampai jadi pacar si ganjen itu." Balas Siska.
"Apalagi gue yang sejak dulu sudah suka sama Aditya. Gak bakal rela kalau sampai dia bakal jadian sama si gatel itu. Lo juga gak suka kalau Raka ngejar-ngejar si gatel itu kan Sya?" Tanya Devi ke Tasya.
Tasya hanya bisa mengangguk. Ratu dan gengnya memang sudah lama menyukai masing-masing keempat pria populer itu.
"Tunggu aja waktunya. Kita bakal kerjain tuh anak." Ucap Ratu penuh kebencian.
Bersambung....
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya juga ya... 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
pelangi pudar
yg bnyk thor
2021-12-27
0
El
lanjuuttt thor 👍👍
2021-12-26
0