PSP 5: Kesedihan Orang Tua

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Dona dan Ayu bergegas berjalan menuju parkiran. Ayu yang menggunakan motor maticnya berangkat sekolah mengajak Dona untuk pulang bareng.

"Aku anter ya." Ucap Ayu.

"Memangnya rumah kita searah?" Tanya Dona.

"Bener-bener amnesia ya kamu." Jawab Ayu menoel kepala Dona. "Rumah kita emang searah. Tapi rumah kamu agak jauhan sih dari rumah aku."

"Ya kalau gitu, aku gak enak harus merepotkan kamu."

"Ih kamu tuh ya, kayak sama siapa aja." Ucap Ayu menepuk pundak Dona. "Kita itu udah sahabatan dari kecil. Sebenarnya dulu kita tetanggaan. Cuma ya karena Emak sama Bapak aku punya duit lebih jadi pindah rumah. Rumah yang dulu udah di jual karena sempit." Lanjut Ayu.

Dona tersenyum dan mengangguk. Saat keduanya tiba di parkiran, tiba-tiba Billy menghadang keduanya.

"Hey, aku antar pulang yuk." Ucap Billy yang sudah mengenakan jaket jeans nya.

Ayu yang terpesona melihat ketampanan Billy hanya bisa senyum malu-malu sambil mengayunkan tangan Dona.

"Kamu kenapa sih?" Ucap Dona seraya menaruh telapak tangannya di kening Ayu hingga membuyarkan lamunan gadis berambut panjang itu.

"Gimana, mau pulang bareng gak?" Tanya Billy lagi.

"Aku mau." Balas Ayu. "Eh, tapi aku bawa motor. Gimana kalau kamu aja Don yang bawa motor aku. Biar aku pulangnya bareng Billy." Lanjut Ayu yang tak memberikan kesempatan Billy untuk menyela.

Dona hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Heh, aku itu ngajak Dona bukan kamu." Ucap Billy yang membuat senyum di wajah Ayu buyar.

Dona yang membaca raut wajah Ayu yang terlihat kecewa dengan segera menarik tangan Ayu menjauh dari Billy. Sementara Billy terlihat kesal karena tidak dihiraukan oleh Dona.

"Motor kamu yang mana? Ayo cepat kita pulang." Ucap Dona.

Ayu masih saja murung sambil berjalan menuju motor matic kesayangannya yang berwarna merah menyala. Dona mengikuti langkah Ayu kemudian duduk di jok belakang. Bagi Dona dibonceng dengan motor adalah pengalamannya yang paling ekstrim. Karena di kehidupannya yang lalu, Dona tidak pernah menaiki motor sama sekali.

Motor Ayu mulai berjalan melewati gerbang sekolah dan mulai menyusuri jalanan beraspal dengan santai.

"Kamu suka sama si Billy itu?" Tanya Dona.

"Gadis mana yang gak suka sama dia. Udah ganteng, jago basket dan tajir juga sih." Jawab Ayu.

"Tapi, dia kelihatannya playboy."

"Emang bisa dibilang gitu sih. Dia itu beda sama Raka sepupunya. Raka itu juga ganteng, baik, tajir dan jenius. Tapi ya gitu, sifatnya dingin dan gak pernah terdengar punya pacar. Beda sama Billy, dia humble sama semua orang, jadi enak aja gitu dijadiin gebetan." Ujar Ayu.

"Raka itu sekolah di SMA kita juga?" Tanya Dona.

"He'em. Tapi dia lagi ikut olimpiade, jadi jarang ada di sekolah. Oh ya, aku lupa cerita sama kamu. Di sekolah kita itu ada 4 cowok populer dan semuanya rata-rata ganteng dan tajir. Pertama itu yang tadi, Billy, terus Raka, ada juga Aditya si ketua OSIS. Aditya gak kalah gantengnya sama Billy dan Raka, dia sih paling humble sama semua orang. Ya maklum aja ketua OSIS. Tapi bisa kejam kalau sudah menyangkut peraturan sekolah. Sementara yang terakhir itu namanya Gilang. Nah dia ini nih yang jadi best of the best diantara ke empat cowok itu." Ujar Ayu panjang lebar.

"Kenapa emangnya?" Tanya Dona yang mulai kepo.

"Dia itu anak orang paling tajir di kota ini. Paling ganteng di sekolah, punya pacar itu selalu gonta ganti dan semuanya rata-rata cantik. Dan si Ratu ketua geng Beauty termasuk mantannya. Cuma ya itu, dia dijuluki si bad boy. Karena memang kelakuannya rada nakal. Suka berantem dan pembuat onar di sekolah."

"Hmmm. Kamu tahu banyak ya tentang siswa populer di sekolah." Ucap Dona.

"Ya harus tahu dong. Oh ya, entar sore-sore aku mau main ke rumahmu ya. Sekalian malam mingguan. Bilang aja sama Bi Nirwana kalau aku mau dateng. Nanti aku bawain makanan dari rumah. Karena Emak aku mau masak banyak."

"Oke." Balas Dona.

Tiba di pintu depan rumah, Dona tanpa sengaja mendengar obrolan kedua orang tuanya yang tengah berdebat. Sang Ibu yang terdengar menangis. Bu Nir tengah mengeluh karena kesulitan ekonomi yang tengah mereka hadapi.

"Gimana ini Pak. Apalagi yang harus kita jual? Uang di tabungan sisa pesangon Bapak cuma tinggal dua ratus ribu. Sementara biaya sekolah Dona yang harus dibayar lumayan besar Pak." Isak Bu Nir.

"Yang sabar Bu. Bapak juga lagi cari usaha biar bisa dapat kerja buat mencukupi semuanya. Tapi Ibu kan tahu, Bapak sudah gak muda lagi. Mau balik kerja jadi buruh pabrik udah gak keterima. Kerja sebagai ojol, sepi Bu. Kalaupun ada pendapatannya pas-pasan buat makan."

Lagi-lagi terdengar suara tangis Bu Nir.

"Kenapa hidup kita gini terus Pak. Kita salah apa ya Pak sampai Tuhan ngasih cobaan segini berat. Harta satu-satunya yang kita punya cuma rumah ini. Apa rumah ini perlu kita jual biar bisa nyambung hidup Pak. Kita bisa tinggal di rumah yang seukuran kontrakan."

"Sabar Bu. Sekarang yang terpenting anak kita sudah sembuh dulu. Yang lainnya nanti biar Tuhan yang ngasih jalan sambil kita terus berusaha Bu. Semua uang tabungan yang kita habiskan tidak sia-sia Bu. Karena Dona akhirnya bisa sembuh setelah koma selama 3 bulan. Itu patut kita syukuri Bu." Ujar Pak Edi.

"Iya Pak. Seperti kata Bapak, yang terpenting anak kita sudah kembali sama kita. Untuk harta bisa kita cari lagi."

Hati Dona menjadi begitu sakit mendengar obrolan kedua orang tuanya itu, ia kemudian berusaha menahan sesak di dadanya.

Dona mengucap salam, sontak kedua orang tuanya berhenti bicara dan keluar rumah dengan senyuman yang merekah. Dona berpura-pura tak mendengar apapun, dan hanya menyalami dua orang yang kini sudah menjadi orang tuanya. Kedua orang tuanya yang saat ini, terlihat sangat menyayangi dirinya. Hal itu membuat Dona bersyukur.

Saat makan sepulang sekolah, Dona mulai menanyakan kepada kedua orang tuanya.

"Pak, Bu, sebenarnya apa yang terjadi sebelum aku koma?"

Kedua orang tuanya lantas menjawab, bahwa Dona mengalami kecelakaan karena ditabrak sebuah mobil. Pengendara mobil sudah memberi santunan dan sampai saat ini masih di penjara. Namun, uang santunan itu habis digunakan untuk biaya pengobatan Dona. Sementara untuk biaya sekolah Dona, seperti yang didengarnya tadi, kedua orang tuanya tengah mengalami kesulitan.

"Maafin Dona ya, karena sudah membuat Bapak dan Ibu jadi susah." Ucap Dona.

"Hush, ngomong apa sih kamu itu. Sudah kewajiban Bapak sama Ibu sebagai orang tua kamu untuk memberikan yang terbaik buat kamu. Kamu itu tanggung jawab Bapak. Kamu lahir karena Bapak sama Ibu yang menginginkannya. Jadi kamu jangan berpikir yang macam-macam. Yang perlu kamu lakukan hanya sekolah dan menjadi anak yang baik. Itu saja." Ucap Pak Edi seraya mengusap kepala Dona.

Dona berusaha menahan air matanya agar tak jatuh. Dirinya merasa begitu beruntung karena memiliki Pak Edi dan Bu Nir sebagai orang tuanya.

'Terima kasih Tuhan.'

Terpopuler

Comments

SoVay

SoVay

wkwkwk..udah ngabayangi duluan, tp tkut slah

2021-12-26

2

lihat semua
Episodes
1 PSP 1: Hidup Kembali
2 PSP 2: Kenyataan
3 PSP 3: Kembali ke Sekolah
4 PSP 4: Masa SMA
5 PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6 PSP 6: Malam Minggu
7 PSP 7: Bukit
8 PSP 8: Menjual Perhiasan
9 PSP 9: Penjelasan
10 PSP 10: Keempat Pria Populer
11 PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12 PSP 12: Berselisih
13 PSP 13: Syarat
14 PSP 14: Bullying
15 PSP 15: Makam
16 PSP 16: Antar Jemput
17 PSP 17: Apa Itu Cinta?
18 PSP 18: Dijebak
19 PSP 19: Rumah Sakit
20 PSP 20: Terbongkar
21 PSP 21: Dijenguk
22 PSP 22: Bermimpi
23 PSP 23: Berkumpul
24 PSP 24: Camping
25 PSP 25: Tersesat
26 PSP 26: Api unggun
27 PSP 27: Akhir Camping
28 PSP 28: New Year
29 PSP 29: Ditembak
30 PSP 30: Permintaan Backstreet
31 PSP 31: Nasehat Pak Edi
32 PSP 32: Berdebat
33 PSP 33: Bersama Aditya
34 PSP 34: Kisah di Sekolah
35 PSP 35: Lulus SMA
36 PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37 PSP 37: Ospek
38 PSP 38: Masalah Ayu
39 PSP 39: Kehamilan Ayu
40 PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41 PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42 PSP 42: Menginap
43 PSP 43: Rumor
44 PSP 44: Penjelasan Gilang
45 PSP 45: Tentang Perasaan
46 PSP 46: Dihina
47 PSP 47: Berantem
48 PSP 48: Berbeda
49 PSP 49: Sedih
50 PSP 50: Merasa Bersalah
51 PSP 51: Berpacaran
52 PSP 52: Dilamar
53 PSP 53: Ayu Melahirkan
54 PSP 54: Ternoda
55 PSP 55: Bertemu Aditya
56 PSP 56: Hamil
57 PSP 57: Marah
58 PSP 58: Kebenaran Terungkap
59 PSP 59: Kembali
60 PSP 60: Rencana Ayu
61 PSP 61: Mencoba Melupakan
62 PSP 62: Kampus
63 PSP 63: Dilamar Lagi
64 PSP 64: Menikah
65 PSP 65: Gagal Lagi
66 PSP 66: Sebelum Berangkat
67 PSP 67: Honeymoon Part 1
68 PSP 68: Honeymoon Part 2
69 PSP 69: Honeymoon Part 3
70 PSP 70: Diculik
71 PSP 71: Aditya Datang
72 PSP 72: Jadi Papa
73 PSP 73: Melahirkan
74 PSP 74: Akhir Kisah
75 Info New Novel
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PSP 1: Hidup Kembali
2
PSP 2: Kenyataan
3
PSP 3: Kembali ke Sekolah
4
PSP 4: Masa SMA
5
PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6
PSP 6: Malam Minggu
7
PSP 7: Bukit
8
PSP 8: Menjual Perhiasan
9
PSP 9: Penjelasan
10
PSP 10: Keempat Pria Populer
11
PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12
PSP 12: Berselisih
13
PSP 13: Syarat
14
PSP 14: Bullying
15
PSP 15: Makam
16
PSP 16: Antar Jemput
17
PSP 17: Apa Itu Cinta?
18
PSP 18: Dijebak
19
PSP 19: Rumah Sakit
20
PSP 20: Terbongkar
21
PSP 21: Dijenguk
22
PSP 22: Bermimpi
23
PSP 23: Berkumpul
24
PSP 24: Camping
25
PSP 25: Tersesat
26
PSP 26: Api unggun
27
PSP 27: Akhir Camping
28
PSP 28: New Year
29
PSP 29: Ditembak
30
PSP 30: Permintaan Backstreet
31
PSP 31: Nasehat Pak Edi
32
PSP 32: Berdebat
33
PSP 33: Bersama Aditya
34
PSP 34: Kisah di Sekolah
35
PSP 35: Lulus SMA
36
PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37
PSP 37: Ospek
38
PSP 38: Masalah Ayu
39
PSP 39: Kehamilan Ayu
40
PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41
PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42
PSP 42: Menginap
43
PSP 43: Rumor
44
PSP 44: Penjelasan Gilang
45
PSP 45: Tentang Perasaan
46
PSP 46: Dihina
47
PSP 47: Berantem
48
PSP 48: Berbeda
49
PSP 49: Sedih
50
PSP 50: Merasa Bersalah
51
PSP 51: Berpacaran
52
PSP 52: Dilamar
53
PSP 53: Ayu Melahirkan
54
PSP 54: Ternoda
55
PSP 55: Bertemu Aditya
56
PSP 56: Hamil
57
PSP 57: Marah
58
PSP 58: Kebenaran Terungkap
59
PSP 59: Kembali
60
PSP 60: Rencana Ayu
61
PSP 61: Mencoba Melupakan
62
PSP 62: Kampus
63
PSP 63: Dilamar Lagi
64
PSP 64: Menikah
65
PSP 65: Gagal Lagi
66
PSP 66: Sebelum Berangkat
67
PSP 67: Honeymoon Part 1
68
PSP 68: Honeymoon Part 2
69
PSP 69: Honeymoon Part 3
70
PSP 70: Diculik
71
PSP 71: Aditya Datang
72
PSP 72: Jadi Papa
73
PSP 73: Melahirkan
74
PSP 74: Akhir Kisah
75
Info New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!