PSP 8: Menjual Perhiasan

Dona akhirnya tiba di pusat toko perhiasan. Ia mencari toko dimana perhiasan yang dimilikinya dulu diberikan oleh sang nenek padanya. Namun setelah berkeliling selama 1 jam, Dona tak kunjung menemukan toko itu. Dia pun memutuskan untuk bertanya pada salah satu pemilik toko perhiasan yang ada di tempat itu.

"Mari mbak, mau cari apa? Ada cincin, kalung, anting dan perhiasan lainnya." Sapa seorang ibu-ibu dengan jemari yang dipenuhi cincin.

"Siang Bu, maaf saya cuma mau tanya. Ibu tahu dimana toko perhiasan Merpati?" Tanya Dona memberanikan diri.

Sebenarnya sejak tadi ia berusaha untuk menahan diri agar tak bertanya pada pemilik toko perhiasan yang ada di area itu. Dona tak enak hati untuk menanyakan alamat sebuah tokoh perhiasan yang dicarinya pada pemilik toko perhiasan yang lain.

"Ooh toko perhiasan itu. Kalau gak salah nama pemiliknya Koh Hendri. Tapi dia sudah tidak jualan disini lagi." Jawab pemilik toko dengab ramah.

Dona terlihat bernafas lega, karena si pemilik toko ternyata bersikap ramah.

"Oh gitu. Mmm apa kira-kira ibu tahu dimana posisinya sekarang?" Tanya Dona lagi.

"Toko itu sudah pindah sejak 5 tahun yang lalu ke dalam sebuah Mall yang ada di daerah X."

Dona mengangguk lalu mengucapkan terima kasih seraya keluar dari dalam toko.

"Daerah X kan lumayan jauh dari sini. Apa aku coba jual disini aja?" Dona bergumam sendiri sambil berdiri di pinggir jalan.

Matahari semakin terik membuat Dona berteduh sambil membeli minuman di sebuah toko kelontong. Setelah itu dirinya pun memutuskan untuk pergi ke Mall daerah X, dimana toko yang dicarinya berada dengan sisa ongkos yang dimilikinya.

Dengan menggunakan ojek, Dona pun sampai di sebuah Mall yang berdiri kokoh. Tak menunggu waktu lama, ia lalu masuk ke dalam Mall dan mulai mencari dimana posisi toko perhiasan itu. Setelah lumayan lama berkeliling ia pun akhirnya bisa menemukan toko perhiasan yang diberi nama Merpati itu.

Dona melangkah masuk dan mendapati beberapa orang kasir yang sudah berdiri di stand mereka masing-masing. Fokus Dona tertuju pada seorang pria yang sudah berumur yang diyakininya bernama Koh Hendri.

"Koh Hendri ya?" Tanya Dona pada pria yang rambutnya sudah mulai memutih itu.

Pria yang tengah duduk santai di sofa empuknya itu menatap Dona dari kaki hingga ujung kepalanya.

"Iya." Balasnya kemudian. "Ada yang bisa saya bantu?"

Dona bergegas mengeluarkan kotak perhiasan dari dalam tasnya dan menunjukkan isinya pada Koh Hendri.

"Mungkin Koh Hendri masih kenal dengan perhiasan ini." Ucap Dona seraya memperlihatkan juga surat bukti pembelian yang ada di dalam kotak perhiasan.

Mata Koh Hendri seketika berbinar dan ia langsung bangkit dari duduknya.

"Dari mana kamu dapat ini?" Tanya Koh Hendri menatap Dona serius.

"Warisan." Balas Dona cepat.

Koh Hendri terlihat tidak percaya dengan yang diucapkan Dona.

"Kalau Koh Hendri pikir saya pencuri, silahkan saja cari bukti kepemilikan perhiasan ini serta cari tahu apakah pemilik awalnya merasa perhiasan ini pernah dicuri." Dona berucap dengan penuh percaya diri.

Koh Hendri tersenyum lalu meminta Dona untuk duduk bersamanya.

"Mari duduk, dan kita bicarakan dengan baik." Ucapnya.

Dona pun menjelaskan tujuan kedatangannya yaitu untuk menjual perhiasan yang bernilai sepuluh juta pada tiga tahun yang lalu itu.

"Kalau kamu mau, saya bisa bayar dengan harga lima puluh juta saja." Ucap Koh Hendri.

Dona tersenyum sinis, lalu mengambil kotak perhiasannya dari tangan Koh Hendri dan memasukkannya ke dalam tas.

"Meskipun saya masih muda, saya sudah mengerti tentang harga perhiasan di pasaran. Jika 30 tahun yang lalu harga perhiasan ini hanya sepuluh juta. Maka saat ini harganya bisa menyentuh angka dua ratus juta. Saya bisa saja menjualnya di toko yang lain. Tapi saya memilih datang jauh-jauh kemari dengan niat mengembalikan perhiasan yang menjadi ikon toko perhiasan Merpati ini kepada pemiliknya." Ucap Dona tegas.

Koh Hendri semakin terkejut dengan apa yang diucapkan Dona. Dona tahu betul bahwa perhiasan yang diberikan oleh neneknya dulu merupakan model langka yang dibuat khusus oleh toko perhiasan Merpati yang menjadi toko perhiasan terbaik pada masa itu.

"Kalau begitu, saya permisi." Ucap Dona.

Namun, langkah Dona terhenti saat Koh Hendri memanggilnya lagi dan setuju membayar perhiasan Dona, namun dengan harga seratus lima puluh juta. Dona pun setuju, dan setelah itu dia mulai berkeliling Mall dan membeli ponsel keluaran terbaru. Dia juga membeli pakaian untuk dirinya dan orangtuanya di rumah. Tak lupa Dona juga memanjakan dirinya di salon.

Dona merasa begitu bahagia. Dirinya sekarang hanya bisa memikirkan, alasan apa yang akan dia katakan kepada kedua orang tuanya dengan jumlah uang yang dimilikinya itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Saat Dona berjalan di lorong Mall menuju toilet, ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang menarik tangannya lalu membuatnya berdiri terhimpit di tembok.

"Hei, apa-apaan ini? Kau...."

Belum selesai Dona bicara pria itu sudah menutup mulut Dona dengan jemarinya. Barang-barang belanjaan Dona jatuh di lantai saat pria itu menariknya.

"Diam lah, atau kita berdua akan mati." Ucap pria itu.

Jantung Dona berdegup kencang saat pria dihadapannya itu mengucapkan kata mati. Namun, saat Dona dapat melihat wajah pria itu dengan jelas. Dona yakin kalau pria itu seumuran dengannya.

"Ayo cepat. Dia lewat sini tadi, hajar aja kalau sampai ketemu." Teriak seseorang yang terdengar jelas di telinga Dona.

Langah kaki dari beberapa orang terdengar mendekat, jantung Dona semakin berdebar kencang. Kali ini, dirinya begitu takut untuk mati.

"Bekerja samalah denganku." Ucap pria dihadapannya itu lalu mulai mencium bibir Dona.

Dona ingin memberontak, tapi pria itu memegang tangan Dona dan menekannya ke dinding. Beberapa orang pria lainnya tiba dan melihat adegan keduanya berciuman.

"Dasar tukang mesum, tidak tahu tempat." Ucap salah seorang dari gerombolan itu.

"Sudah-sudah. Ayo ke tempat lain. Cari si Gilang itu sampai dapat."

Setelah semua orang pergi, Dona pun mendorong pria itu dan akhirnya berhasil.

"Kurang ajar." Teriak Dona kesal.

Pria yang memiliki rambut poni yang menutupi wajahnya itu menyikap rambutnya dan melihat Dona. Sesaat dia terdiam memperhatikan Dona. Dona yang masih kesal hanya bisa mengumpat dan memunguti barang-barangnya yang jatuh.

"Mimpi apa aku semalam sampai ketemu 2 cowok aneh." Umpat Dona.

"Cewek lain biasanya senang jika sampai aku menciumnya." Ucap pria yang bernama Gilang itu.

"Dasar gila." Ucap Dona seraya berdiri dan menatap wajah Gilang.

Dona terdiam saat melihat wajah Gilang yang kini sudah nampak jelas.

'Demi apapun. Cowok ini ganteng banget.' ucap Dona dalam hati.

"Kenapa? Aku ganteng ya?" Ucap Gilang seraya memainkan alisnya.

"Iihh gak banget." Ucap Dona lalu berusaha pergi meninggalkan Gilang.

Namun Gilang menarik tas Dona hingga membuat tas itu terputus dan dia hampir saja jatuh karena kehilangan keseimbangan.

"Hei, kamu itu gila ya?" Teriak Dona.

Seisi tas Dona yang berada di kantong kecilnya berhamburan keluar termasuk kartu pelajarnya. Gilang yamg melihat kartu pelajar itu dengan cepat menginjaknya agar tak dilihat Dona.

"Maaf, maaf. Aku cuma mau minta maaf aja kok. Beneran deh gak sengaja. Sebagai tanggung jawab aku, yuk aku beliin tas baru."

"Gak perlu." Ucap Dona lalu berjalan menjauh setelah membereskan barang-barangnya.

Setelah Dona tak lagi nampak, Gilang bergegas mengutip kartu pelajar milik Dona dan membawanya pergi menuju mobilnya. Di dalam mobil, Gilang melihat kartu pelajar milik Dona dan tak menyangkan bahwa Dona ternyata satu sekolah dengannya.

"Sabrina Dona Amelia. Nama yang cantik, secantik orangnya." Ucap Gilang.

Sementara itu, Dona pulang ke rumahnya menggunakan taksi. Karena sudah menjelang malam, ia takut jika harus menaiki ojek. Sepanjang perjalanan, Dona hanya bisa mengumpat kesal karena tindakan yang dilakukan Gilang. Namun, disisi lain. Dirinya merasa bahagia karena akhirnya ia bisa membantu Pak Edi dan Bu Nir yang sekarang memang menjadi orang tuanya itu.

Bersambung.....

*Finish editing 7.15 pm WITA

Thanks...

La-Rayya ❤️*

Terpopuler

Comments

Darma Waty

Darma Waty

wahhh 🤗 😘😘😘😘 next up Thor

2021-12-21

0

jeon_ Ocha

jeon_ Ocha

wahhh keren Thor lanjut

2021-12-21

0

El

El

Waaahh main sosor aja si Gilang 🤣🤣
Semangat ya thor, jgn lama2 up ya 💪

2021-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 PSP 1: Hidup Kembali
2 PSP 2: Kenyataan
3 PSP 3: Kembali ke Sekolah
4 PSP 4: Masa SMA
5 PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6 PSP 6: Malam Minggu
7 PSP 7: Bukit
8 PSP 8: Menjual Perhiasan
9 PSP 9: Penjelasan
10 PSP 10: Keempat Pria Populer
11 PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12 PSP 12: Berselisih
13 PSP 13: Syarat
14 PSP 14: Bullying
15 PSP 15: Makam
16 PSP 16: Antar Jemput
17 PSP 17: Apa Itu Cinta?
18 PSP 18: Dijebak
19 PSP 19: Rumah Sakit
20 PSP 20: Terbongkar
21 PSP 21: Dijenguk
22 PSP 22: Bermimpi
23 PSP 23: Berkumpul
24 PSP 24: Camping
25 PSP 25: Tersesat
26 PSP 26: Api unggun
27 PSP 27: Akhir Camping
28 PSP 28: New Year
29 PSP 29: Ditembak
30 PSP 30: Permintaan Backstreet
31 PSP 31: Nasehat Pak Edi
32 PSP 32: Berdebat
33 PSP 33: Bersama Aditya
34 PSP 34: Kisah di Sekolah
35 PSP 35: Lulus SMA
36 PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37 PSP 37: Ospek
38 PSP 38: Masalah Ayu
39 PSP 39: Kehamilan Ayu
40 PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41 PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42 PSP 42: Menginap
43 PSP 43: Rumor
44 PSP 44: Penjelasan Gilang
45 PSP 45: Tentang Perasaan
46 PSP 46: Dihina
47 PSP 47: Berantem
48 PSP 48: Berbeda
49 PSP 49: Sedih
50 PSP 50: Merasa Bersalah
51 PSP 51: Berpacaran
52 PSP 52: Dilamar
53 PSP 53: Ayu Melahirkan
54 PSP 54: Ternoda
55 PSP 55: Bertemu Aditya
56 PSP 56: Hamil
57 PSP 57: Marah
58 PSP 58: Kebenaran Terungkap
59 PSP 59: Kembali
60 PSP 60: Rencana Ayu
61 PSP 61: Mencoba Melupakan
62 PSP 62: Kampus
63 PSP 63: Dilamar Lagi
64 PSP 64: Menikah
65 PSP 65: Gagal Lagi
66 PSP 66: Sebelum Berangkat
67 PSP 67: Honeymoon Part 1
68 PSP 68: Honeymoon Part 2
69 PSP 69: Honeymoon Part 3
70 PSP 70: Diculik
71 PSP 71: Aditya Datang
72 PSP 72: Jadi Papa
73 PSP 73: Melahirkan
74 PSP 74: Akhir Kisah
75 Info New Novel
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PSP 1: Hidup Kembali
2
PSP 2: Kenyataan
3
PSP 3: Kembali ke Sekolah
4
PSP 4: Masa SMA
5
PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6
PSP 6: Malam Minggu
7
PSP 7: Bukit
8
PSP 8: Menjual Perhiasan
9
PSP 9: Penjelasan
10
PSP 10: Keempat Pria Populer
11
PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12
PSP 12: Berselisih
13
PSP 13: Syarat
14
PSP 14: Bullying
15
PSP 15: Makam
16
PSP 16: Antar Jemput
17
PSP 17: Apa Itu Cinta?
18
PSP 18: Dijebak
19
PSP 19: Rumah Sakit
20
PSP 20: Terbongkar
21
PSP 21: Dijenguk
22
PSP 22: Bermimpi
23
PSP 23: Berkumpul
24
PSP 24: Camping
25
PSP 25: Tersesat
26
PSP 26: Api unggun
27
PSP 27: Akhir Camping
28
PSP 28: New Year
29
PSP 29: Ditembak
30
PSP 30: Permintaan Backstreet
31
PSP 31: Nasehat Pak Edi
32
PSP 32: Berdebat
33
PSP 33: Bersama Aditya
34
PSP 34: Kisah di Sekolah
35
PSP 35: Lulus SMA
36
PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37
PSP 37: Ospek
38
PSP 38: Masalah Ayu
39
PSP 39: Kehamilan Ayu
40
PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41
PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42
PSP 42: Menginap
43
PSP 43: Rumor
44
PSP 44: Penjelasan Gilang
45
PSP 45: Tentang Perasaan
46
PSP 46: Dihina
47
PSP 47: Berantem
48
PSP 48: Berbeda
49
PSP 49: Sedih
50
PSP 50: Merasa Bersalah
51
PSP 51: Berpacaran
52
PSP 52: Dilamar
53
PSP 53: Ayu Melahirkan
54
PSP 54: Ternoda
55
PSP 55: Bertemu Aditya
56
PSP 56: Hamil
57
PSP 57: Marah
58
PSP 58: Kebenaran Terungkap
59
PSP 59: Kembali
60
PSP 60: Rencana Ayu
61
PSP 61: Mencoba Melupakan
62
PSP 62: Kampus
63
PSP 63: Dilamar Lagi
64
PSP 64: Menikah
65
PSP 65: Gagal Lagi
66
PSP 66: Sebelum Berangkat
67
PSP 67: Honeymoon Part 1
68
PSP 68: Honeymoon Part 2
69
PSP 69: Honeymoon Part 3
70
PSP 70: Diculik
71
PSP 71: Aditya Datang
72
PSP 72: Jadi Papa
73
PSP 73: Melahirkan
74
PSP 74: Akhir Kisah
75
Info New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!