Dona akhirnya tiba di pusat toko perhiasan. Ia mencari toko dimana perhiasan yang dimilikinya dulu diberikan oleh sang nenek padanya. Namun setelah berkeliling selama 1 jam, Dona tak kunjung menemukan toko itu. Dia pun memutuskan untuk bertanya pada salah satu pemilik toko perhiasan yang ada di tempat itu.
"Mari mbak, mau cari apa? Ada cincin, kalung, anting dan perhiasan lainnya." Sapa seorang ibu-ibu dengan jemari yang dipenuhi cincin.
"Siang Bu, maaf saya cuma mau tanya. Ibu tahu dimana toko perhiasan Merpati?" Tanya Dona memberanikan diri.
Sebenarnya sejak tadi ia berusaha untuk menahan diri agar tak bertanya pada pemilik toko perhiasan yang ada di area itu. Dona tak enak hati untuk menanyakan alamat sebuah tokoh perhiasan yang dicarinya pada pemilik toko perhiasan yang lain.
"Ooh toko perhiasan itu. Kalau gak salah nama pemiliknya Koh Hendri. Tapi dia sudah tidak jualan disini lagi." Jawab pemilik toko dengab ramah.
Dona terlihat bernafas lega, karena si pemilik toko ternyata bersikap ramah.
"Oh gitu. Mmm apa kira-kira ibu tahu dimana posisinya sekarang?" Tanya Dona lagi.
"Toko itu sudah pindah sejak 5 tahun yang lalu ke dalam sebuah Mall yang ada di daerah X."
Dona mengangguk lalu mengucapkan terima kasih seraya keluar dari dalam toko.
"Daerah X kan lumayan jauh dari sini. Apa aku coba jual disini aja?" Dona bergumam sendiri sambil berdiri di pinggir jalan.
Matahari semakin terik membuat Dona berteduh sambil membeli minuman di sebuah toko kelontong. Setelah itu dirinya pun memutuskan untuk pergi ke Mall daerah X, dimana toko yang dicarinya berada dengan sisa ongkos yang dimilikinya.
Dengan menggunakan ojek, Dona pun sampai di sebuah Mall yang berdiri kokoh. Tak menunggu waktu lama, ia lalu masuk ke dalam Mall dan mulai mencari dimana posisi toko perhiasan itu. Setelah lumayan lama berkeliling ia pun akhirnya bisa menemukan toko perhiasan yang diberi nama Merpati itu.
Dona melangkah masuk dan mendapati beberapa orang kasir yang sudah berdiri di stand mereka masing-masing. Fokus Dona tertuju pada seorang pria yang sudah berumur yang diyakininya bernama Koh Hendri.
"Koh Hendri ya?" Tanya Dona pada pria yang rambutnya sudah mulai memutih itu.
Pria yang tengah duduk santai di sofa empuknya itu menatap Dona dari kaki hingga ujung kepalanya.
"Iya." Balasnya kemudian. "Ada yang bisa saya bantu?"
Dona bergegas mengeluarkan kotak perhiasan dari dalam tasnya dan menunjukkan isinya pada Koh Hendri.
"Mungkin Koh Hendri masih kenal dengan perhiasan ini." Ucap Dona seraya memperlihatkan juga surat bukti pembelian yang ada di dalam kotak perhiasan.
Mata Koh Hendri seketika berbinar dan ia langsung bangkit dari duduknya.
"Dari mana kamu dapat ini?" Tanya Koh Hendri menatap Dona serius.
"Warisan." Balas Dona cepat.
Koh Hendri terlihat tidak percaya dengan yang diucapkan Dona.
"Kalau Koh Hendri pikir saya pencuri, silahkan saja cari bukti kepemilikan perhiasan ini serta cari tahu apakah pemilik awalnya merasa perhiasan ini pernah dicuri." Dona berucap dengan penuh percaya diri.
Koh Hendri tersenyum lalu meminta Dona untuk duduk bersamanya.
"Mari duduk, dan kita bicarakan dengan baik." Ucapnya.
Dona pun menjelaskan tujuan kedatangannya yaitu untuk menjual perhiasan yang bernilai sepuluh juta pada tiga tahun yang lalu itu.
"Kalau kamu mau, saya bisa bayar dengan harga lima puluh juta saja." Ucap Koh Hendri.
Dona tersenyum sinis, lalu mengambil kotak perhiasannya dari tangan Koh Hendri dan memasukkannya ke dalam tas.
"Meskipun saya masih muda, saya sudah mengerti tentang harga perhiasan di pasaran. Jika 30 tahun yang lalu harga perhiasan ini hanya sepuluh juta. Maka saat ini harganya bisa menyentuh angka dua ratus juta. Saya bisa saja menjualnya di toko yang lain. Tapi saya memilih datang jauh-jauh kemari dengan niat mengembalikan perhiasan yang menjadi ikon toko perhiasan Merpati ini kepada pemiliknya." Ucap Dona tegas.
Koh Hendri semakin terkejut dengan apa yang diucapkan Dona. Dona tahu betul bahwa perhiasan yang diberikan oleh neneknya dulu merupakan model langka yang dibuat khusus oleh toko perhiasan Merpati yang menjadi toko perhiasan terbaik pada masa itu.
"Kalau begitu, saya permisi." Ucap Dona.
Namun, langkah Dona terhenti saat Koh Hendri memanggilnya lagi dan setuju membayar perhiasan Dona, namun dengan harga seratus lima puluh juta. Dona pun setuju, dan setelah itu dia mulai berkeliling Mall dan membeli ponsel keluaran terbaru. Dia juga membeli pakaian untuk dirinya dan orangtuanya di rumah. Tak lupa Dona juga memanjakan dirinya di salon.
Dona merasa begitu bahagia. Dirinya sekarang hanya bisa memikirkan, alasan apa yang akan dia katakan kepada kedua orang tuanya dengan jumlah uang yang dimilikinya itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Saat Dona berjalan di lorong Mall menuju toilet, ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang menarik tangannya lalu membuatnya berdiri terhimpit di tembok.
"Hei, apa-apaan ini? Kau...."
Belum selesai Dona bicara pria itu sudah menutup mulut Dona dengan jemarinya. Barang-barang belanjaan Dona jatuh di lantai saat pria itu menariknya.
"Diam lah, atau kita berdua akan mati." Ucap pria itu.
Jantung Dona berdegup kencang saat pria dihadapannya itu mengucapkan kata mati. Namun, saat Dona dapat melihat wajah pria itu dengan jelas. Dona yakin kalau pria itu seumuran dengannya.
"Ayo cepat. Dia lewat sini tadi, hajar aja kalau sampai ketemu." Teriak seseorang yang terdengar jelas di telinga Dona.
Langah kaki dari beberapa orang terdengar mendekat, jantung Dona semakin berdebar kencang. Kali ini, dirinya begitu takut untuk mati.
"Bekerja samalah denganku." Ucap pria dihadapannya itu lalu mulai mencium bibir Dona.
Dona ingin memberontak, tapi pria itu memegang tangan Dona dan menekannya ke dinding. Beberapa orang pria lainnya tiba dan melihat adegan keduanya berciuman.
"Dasar tukang mesum, tidak tahu tempat." Ucap salah seorang dari gerombolan itu.
"Sudah-sudah. Ayo ke tempat lain. Cari si Gilang itu sampai dapat."
Setelah semua orang pergi, Dona pun mendorong pria itu dan akhirnya berhasil.
"Kurang ajar." Teriak Dona kesal.
Pria yang memiliki rambut poni yang menutupi wajahnya itu menyikap rambutnya dan melihat Dona. Sesaat dia terdiam memperhatikan Dona. Dona yang masih kesal hanya bisa mengumpat dan memunguti barang-barangnya yang jatuh.
"Mimpi apa aku semalam sampai ketemu 2 cowok aneh." Umpat Dona.
"Cewek lain biasanya senang jika sampai aku menciumnya." Ucap pria yang bernama Gilang itu.
"Dasar gila." Ucap Dona seraya berdiri dan menatap wajah Gilang.
Dona terdiam saat melihat wajah Gilang yang kini sudah nampak jelas.
'Demi apapun. Cowok ini ganteng banget.' ucap Dona dalam hati.
"Kenapa? Aku ganteng ya?" Ucap Gilang seraya memainkan alisnya.
"Iihh gak banget." Ucap Dona lalu berusaha pergi meninggalkan Gilang.
Namun Gilang menarik tas Dona hingga membuat tas itu terputus dan dia hampir saja jatuh karena kehilangan keseimbangan.
"Hei, kamu itu gila ya?" Teriak Dona.
Seisi tas Dona yang berada di kantong kecilnya berhamburan keluar termasuk kartu pelajarnya. Gilang yamg melihat kartu pelajar itu dengan cepat menginjaknya agar tak dilihat Dona.
"Maaf, maaf. Aku cuma mau minta maaf aja kok. Beneran deh gak sengaja. Sebagai tanggung jawab aku, yuk aku beliin tas baru."
"Gak perlu." Ucap Dona lalu berjalan menjauh setelah membereskan barang-barangnya.
Setelah Dona tak lagi nampak, Gilang bergegas mengutip kartu pelajar milik Dona dan membawanya pergi menuju mobilnya. Di dalam mobil, Gilang melihat kartu pelajar milik Dona dan tak menyangkan bahwa Dona ternyata satu sekolah dengannya.
"Sabrina Dona Amelia. Nama yang cantik, secantik orangnya." Ucap Gilang.
Sementara itu, Dona pulang ke rumahnya menggunakan taksi. Karena sudah menjelang malam, ia takut jika harus menaiki ojek. Sepanjang perjalanan, Dona hanya bisa mengumpat kesal karena tindakan yang dilakukan Gilang. Namun, disisi lain. Dirinya merasa bahagia karena akhirnya ia bisa membantu Pak Edi dan Bu Nir yang sekarang memang menjadi orang tuanya itu.
Bersambung.....
*Finish editing 7.15 pm WITA
Thanks...
La-Rayya ❤️*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Darma Waty
wahhh 🤗 😘😘😘😘 next up Thor
2021-12-21
0
jeon_ Ocha
wahhh keren Thor lanjut
2021-12-21
0
El
Waaahh main sosor aja si Gilang 🤣🤣
Semangat ya thor, jgn lama2 up ya 💪
2021-12-16
0