PSP 6: Malam Minggu

Malam minggu adalah malam yang sangat ditunggu-tunggu bagi para remaja baik yang mempunyai pacar atau pun tidak mempunyai pacar. Kalau ada yang bertanya mengapa harus malam minggu, semua orang bisa menjawab, karena malam minggu adalah malam yang panjang dimana esok hari nya adalah hari libur. Oleh sebab itu malam minggu dimanfaatkan oleh kebanyakan para remaja yang masih sekolah, kuliah, maupun yang sudah bekerja untuk beristirahat memikirkan pelajaran sekolah, kuliah atau masalah kerjaan artinya malam minggu adalah waktunya untuk bersenang-senang.

Para remaja yang mempunyai pacar atau kekasih biasanya menghabiskan malam minggu dengan melakukan hal-hal wajib seperti mengunjungi rumah sang kekasih atau berjalan-jalan berdua di taman, pergi ke mall untuk nonton atau karaoke, pergi ke kafe, nonton konser musik, dan lain sebagainya. Bagi para remaja yang tidak memiliki pacar biasanya menghabiskan malam minggu dengan berkumpul bersama teman, pergi ke tempat-tempat gaul anak muda seperti kafe, untuk sekedar mejeng atau mencari kenalan yang nantinya bisa berlanjut ke pacaran.

Berbeda dengan kehidupan yang dijalani Dona di kehidupannya yang lalu. Setiap malam minggu Dona pasti akan keluar rumah, entah sekedar pergi ke cafe bersama teman-temannya. Atau sekedar nonton bioskop, bahkan hampir setiap malam, Dona pasti akan keluar rumah. Karena dia selalu merasa kesepian bila berada di rumah.

Kali ini jauh berbeda, semenjak ia menyadari bahwa Tuhan memberikannya kehidupan kedua beberapa hari yang lalu, Dona jadi lebih sering berdiam diri di rumah. Berinteraksi dengan kedua orang tua barunya. Meski secara lahir Pak Edi dan Bu Nir memang orang tua kandung dari tubuh yang kini ia miliki, namun batin Dona selalu saja mengingat kedua orang tuanya di kehidupannya yang lalu.

Malam minggu kali ini, Dona ditemani Ayu duduk santai di teras rumah. Keduanya mengobrol sambil memakan beberapa potong martabak yang dibawa Ayu setelah sebelumnya tadi mereka makan malam bersama dengan lauk yang di bawa Ayu dari rumahnya.

"Yu, bilang makasih ya sama Mamah mu. Opor ayamnya enak." Ucap Bu Nir ikut duduk bersama Dona dan Ayu di teras rumah.

"Siap Bu. Nanti aku sampein." Jawab Ayu.

"Ngomong-ngomong kalian berdua gak keluar malam mingguan?" Tanya Bu Nir lagi.

"Ya elah Bu, kayak gak tau kita berdua aja. Dari musim duren sampai musim rambutan, aku sama Dona ini gak pernah punya pacar. Jadi, mana ada namanya malam minggu. Bisa keluar rumah main kesini aja udah seneng banget aku. Apalagi bisa diajak nonton bioskop sama pacar." Jawab Ayu dengan gelak tawa.

Bu Nir ikut tertawa dan mulai menceritakan pengalamannya bermalam minggu dengan Pak Edi.

"Emang Bu Nir gak dilarang sama orang tuanya keluar sama pacar. Aku aja nih ya, kayaknya Mama sama Bapak pasti ngelarang aku buat pacaran. Apalagi sampai keluar malam." Balas Ayu lagi.

Dona hanya menyimak sambil terus mengunyah martabak keju yang masih tersisa tinggal beberapa potong itu.

"Untuk apa melarang." Ucap Pak Edi yang tiba-tiba berdiri di pintu rumah lalu duduk di samping Dona. "Kalau nantinya Dona mau pacaran, Bapak gak akan melarang. Asal dengan catatan, Dona harus bisa jaga diri. Jaga kepercayaan yang Bapak sama Ibu berikan. Kalau memang sudah mau serius pacaran, selalu kenalkan sama Bapak dan Ibu si pacarnya itu. Jangan sampai ketemu di luar. Ajak ke rumah, duduk dan mengobrol di rumah biar Bapak bisa lihat orangnya. Setelah itu, Bapak sama Ibu pasti ngebolehin buat keluar rumah sekedar buat ke bioskop atau main ke mall. Asal, pulangnya gak lewat dari jam 10 malam." Lanjut Pak Edi seraya mengusap kepala Dona.

"Bapak serius?" Tanya Dona yang mulai merespon.

"Tentu saja serius. Biar bagaimanapun Bapak juga pernah muda. Ibu mu juga pernah muda, pernah bercinta." Jawab Pak Edi.

"Dan ingat, cowok yang baik itu akan minta izin baik-baik dengan orang tua kekasihnya saat mau diajak keluar malam minggu. Bukan malah ngajak ketemunya diam-diam. Seperti yang Bapak kamu bilang tadi, kami juga pernah muda. Dan sekarang giliran kalian, yang muda yang bercinta. Tapi harus tetap ingat untuk tidak melewati batas." Imbuh Bu Nir.

Dona dan Ayu mengangguk. Dalam pikiran Dona, andai saja kedua orang tuanya di kehidupannya yang lalu bisa sebijak kedua orang tuanya yang saat ini, maka sudah dipastikan bahwa Dona pasti akan bahagia. Dona pun kembali teringat akan kedua orang tuanya yang dulu, dan dia mulai mencari tahu tentang kehidupan dirinya yang sebelumnya melalui ponsel Ayu setelah Pak Edi dan Bu Nir memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.

Menurut cerita Ayu, ponsel Dona sudah rusak saat ia mengalami kecelakaan itu. Dan sekarang, orang tuanya tak mampu membelikannya yang baru.

"Kamu tenang aja, kalau ada tugas yang membutuhkan browsing, kita bisa kerjain sama-sama pakai hp aku. Sebenarnya ada warnet sih biar lebih gampang, tapi kamu tahu sendiri kan. Warnet sekarang lebih banyak dijadikan tempat mesum karena model warnetnya yang remang-remang." Ucap Ayu.

Dona tak menggubris ucapan Ayu, ia sibuk melihat layar ponsel Ayu yang masih dalam tahap pencarian. Dia akhirnya menemukan fakta, bahwa dirinya yang bernama Dona Putri Wijaya di kehidupannya yang lalu, telah meninggal dunia 30 tahun yang lalu. Dan kabar mengenai kedua orang tuanya juga sudah meninggal karena bunuh diri disebabkan oleh kebangkrutan yang membuat mereka hilang akal karena jatuh miskin.

'Kenapa bisa seperti ini?' pikir Dona sambil menutup mulutnya.

"Kamu pagi liatin apa sih? Kok kelihatan serius banget." Tanya Ayu yang berusaha melihat ke layar ponselnya yang dipegang Dona.

Dengan cepat Dona menjauhi ponsel itu dari Ayu.

"Aduuhh kamu tuh ya. Ini rahasia." Balas Dona.

"Ya elah Don, aku kepo tau."

"Kepo?" Dahi Dona mengkerut mendengar kata kepo yang diucapkan Ayu.

"Iya, kepo. Ayolah kasih tau aku."

Dona menghela nafas panjang dan segera menghapus apa yang dicarinya di internet. 30 tahun lalu, internet memang sudah ada, namun modelnya jauh berbeda dari masa kini. Untungnya Dona bisa cepat mengerti, hingga ia bisa menggunakan internet masa kini.

Jam setengah 10 malam, Ayu pamit pulang saat dijemput oleh ayahnya. Setelah Ayu pergi, Bu Nir dan Pak Edi mengajak Dona berbicara. Keduanya meminta maaf karena belum bisa memberikan Dona ponsel baru setelah ponsel lamanya rusak.

"Sudahlah, Pak, Bu. Jangan terus-terus merasa bersalah. Dona juga gak minta dibelikan." Balas Dona.

Dona pun mengingat satu hal yang dapat menyelamatkan keuangan kedua orang tuanya kini. Di kehidupannya yang lalu, Dona pernah menyimpan beberapa perhiasan yang dikuburnya di bawah pohon di sebuah bukit kecil yang ada dipinggiran kota. Dona hanya bisa berharap bahwa perhiasan itu masih ada disana.

'Ku mohon Tuhan....' ucap Dona dalam hati.

Episodes
1 PSP 1: Hidup Kembali
2 PSP 2: Kenyataan
3 PSP 3: Kembali ke Sekolah
4 PSP 4: Masa SMA
5 PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6 PSP 6: Malam Minggu
7 PSP 7: Bukit
8 PSP 8: Menjual Perhiasan
9 PSP 9: Penjelasan
10 PSP 10: Keempat Pria Populer
11 PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12 PSP 12: Berselisih
13 PSP 13: Syarat
14 PSP 14: Bullying
15 PSP 15: Makam
16 PSP 16: Antar Jemput
17 PSP 17: Apa Itu Cinta?
18 PSP 18: Dijebak
19 PSP 19: Rumah Sakit
20 PSP 20: Terbongkar
21 PSP 21: Dijenguk
22 PSP 22: Bermimpi
23 PSP 23: Berkumpul
24 PSP 24: Camping
25 PSP 25: Tersesat
26 PSP 26: Api unggun
27 PSP 27: Akhir Camping
28 PSP 28: New Year
29 PSP 29: Ditembak
30 PSP 30: Permintaan Backstreet
31 PSP 31: Nasehat Pak Edi
32 PSP 32: Berdebat
33 PSP 33: Bersama Aditya
34 PSP 34: Kisah di Sekolah
35 PSP 35: Lulus SMA
36 PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37 PSP 37: Ospek
38 PSP 38: Masalah Ayu
39 PSP 39: Kehamilan Ayu
40 PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41 PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42 PSP 42: Menginap
43 PSP 43: Rumor
44 PSP 44: Penjelasan Gilang
45 PSP 45: Tentang Perasaan
46 PSP 46: Dihina
47 PSP 47: Berantem
48 PSP 48: Berbeda
49 PSP 49: Sedih
50 PSP 50: Merasa Bersalah
51 PSP 51: Berpacaran
52 PSP 52: Dilamar
53 PSP 53: Ayu Melahirkan
54 PSP 54: Ternoda
55 PSP 55: Bertemu Aditya
56 PSP 56: Hamil
57 PSP 57: Marah
58 PSP 58: Kebenaran Terungkap
59 PSP 59: Kembali
60 PSP 60: Rencana Ayu
61 PSP 61: Mencoba Melupakan
62 PSP 62: Kampus
63 PSP 63: Dilamar Lagi
64 PSP 64: Menikah
65 PSP 65: Gagal Lagi
66 PSP 66: Sebelum Berangkat
67 PSP 67: Honeymoon Part 1
68 PSP 68: Honeymoon Part 2
69 PSP 69: Honeymoon Part 3
70 PSP 70: Diculik
71 PSP 71: Aditya Datang
72 PSP 72: Jadi Papa
73 PSP 73: Melahirkan
74 PSP 74: Akhir Kisah
75 Info New Novel
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PSP 1: Hidup Kembali
2
PSP 2: Kenyataan
3
PSP 3: Kembali ke Sekolah
4
PSP 4: Masa SMA
5
PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6
PSP 6: Malam Minggu
7
PSP 7: Bukit
8
PSP 8: Menjual Perhiasan
9
PSP 9: Penjelasan
10
PSP 10: Keempat Pria Populer
11
PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12
PSP 12: Berselisih
13
PSP 13: Syarat
14
PSP 14: Bullying
15
PSP 15: Makam
16
PSP 16: Antar Jemput
17
PSP 17: Apa Itu Cinta?
18
PSP 18: Dijebak
19
PSP 19: Rumah Sakit
20
PSP 20: Terbongkar
21
PSP 21: Dijenguk
22
PSP 22: Bermimpi
23
PSP 23: Berkumpul
24
PSP 24: Camping
25
PSP 25: Tersesat
26
PSP 26: Api unggun
27
PSP 27: Akhir Camping
28
PSP 28: New Year
29
PSP 29: Ditembak
30
PSP 30: Permintaan Backstreet
31
PSP 31: Nasehat Pak Edi
32
PSP 32: Berdebat
33
PSP 33: Bersama Aditya
34
PSP 34: Kisah di Sekolah
35
PSP 35: Lulus SMA
36
PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37
PSP 37: Ospek
38
PSP 38: Masalah Ayu
39
PSP 39: Kehamilan Ayu
40
PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41
PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42
PSP 42: Menginap
43
PSP 43: Rumor
44
PSP 44: Penjelasan Gilang
45
PSP 45: Tentang Perasaan
46
PSP 46: Dihina
47
PSP 47: Berantem
48
PSP 48: Berbeda
49
PSP 49: Sedih
50
PSP 50: Merasa Bersalah
51
PSP 51: Berpacaran
52
PSP 52: Dilamar
53
PSP 53: Ayu Melahirkan
54
PSP 54: Ternoda
55
PSP 55: Bertemu Aditya
56
PSP 56: Hamil
57
PSP 57: Marah
58
PSP 58: Kebenaran Terungkap
59
PSP 59: Kembali
60
PSP 60: Rencana Ayu
61
PSP 61: Mencoba Melupakan
62
PSP 62: Kampus
63
PSP 63: Dilamar Lagi
64
PSP 64: Menikah
65
PSP 65: Gagal Lagi
66
PSP 66: Sebelum Berangkat
67
PSP 67: Honeymoon Part 1
68
PSP 68: Honeymoon Part 2
69
PSP 69: Honeymoon Part 3
70
PSP 70: Diculik
71
PSP 71: Aditya Datang
72
PSP 72: Jadi Papa
73
PSP 73: Melahirkan
74
PSP 74: Akhir Kisah
75
Info New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!