PSP 7: Bukit

Minggu pagi, Dona meminta Pak Edi mengantarnya ke sebuah taman yang memiliki bukit kecil tempatnya mengubur kotak perhiasan di kehidupannya yang lalu. Taman itu merupakan salah satu tempat wisata yang sangat mengagumkan.

"Kamu mau ngapain kesini nak?" Tanya Pak Edi.

"Mau lihat-lihat pemandangan aja Pak." Balas Dona.

"Perasaan dulu kamu itu tidak pernah Bapak antar main kesini. Apa jangan-jangan janjian ketemu sama pacar? Ayo ngaku!"

"Gak Pak. Beneran deh, Dona cuma mau cari angin plus lihat pemandangan indah aja."

"Kenapa gak ngajak Ayu?"

"Mmm itu, anu. Ayu nya ada kegiatan lain." Jawab Dona berbohong.

"Ya sudah, terus nanti gimana pulangnya? Mau telepon Bapak, kita sama-sama tidak punya hape."

Baik Pak Edi maupun Dona, keduanya memang saat ini tak mempunyai ponsel untuk saling menghubungi. Karena itulah Pak Edi hanya bisa bekerja sebagai ojek pengkolan dan tak bisa mengikuti tren sebagai ojek online.

"Gak apa-apa Pak. Aku bisa pulang sendiri, nanti naik angkot atau ojek bisa juga kok."

"Gimana kalau Bapak aja yang jemput. Kamu mau pulang jam berapa biar Bapak tunggu disini nanti?"

"Gak perlu Pak. Aku gak lama-lama kok disini. Cuma sebentar, habis itu mau pergi ke toko buku. Setelah itu baru pulang ke rumah."

"Ya sudah, jaga diri baik-baik ya. Bapak pamit dulu. Ingat pulang tepat waktu."

""Siap. Hati-hati di jalan ya Pak." Balas Dona seraya mencium tangan Pak Edi.

Dona mulai terbiasa melakukannya sejak diminta oleh Pak Edi. Dia merasa ada yang kurang jika tak mencium tangan kedua orang tuanya kini.

Sebelum menuju bukit yang ingin dituju, Dona harus berjalan melewati jembatan gantung atau jembatan cinta, salah satu sebutan lain bagi sebagian remaja setempat. Disebut jembatan cinta dikarenakan pada sore hari banyak muda mudi berkumpul untuk mencari pasangan hidup. Dibawah jembatan gantung dialiri sungai dengan air yang terlihat jernih.

Setelah sampai di bukit tersebut, Dona langsung disuguhkan dengan pemandangan yang sangat luar biasa, Andai Dona datang saat pagi-pagi buta, tentu ia bisa melihat sunrise di pagi hari dengan disertai awan yang juga terlihat dibawahnya. Namun, yang di ketahui Dona sejak dulu kebanyakan dari para pengunjung pergi diwaktu sore dan membuat tenda penginapan. Karena di malam harinya biasanya para pengunjung akan membuat api unggun sebagai penghangat badan sekaligus menerangi dan berkumpul bersama rekan-rekan lainya sambil bercerita dan bercanda. Dan, pada keesokan paginya udara segar yang di hirup di pegunungan dilanjutkan dengan mata yang disuguhkan panorama alam yang sangat luar biasa indah dimana orang-orang dapat melihat langsung timbulnya matahari pagi ditemani dengan hamparan bunga-bunga yang melengkapi eksotisme pemandangan yang disuguhkan,

"Indah sekali. Tetap sama seperti dulu, meski sekarang taman bunganya jauh lebih indah." Ucap Dona kagum.

Dona berjalan perlahan ke puncak bukit. Saat tiba di sebuah pohon yang dituju, Dona melihat namanya masih terukir di batang pohon yang kini menjulang tinggi itu. Dona mengira bahwa pohon itu sudah ditebang atau roboh karena lapuk oleh usia.

"Ternyata kau masih ada disini." Ucap Dona seraya mengelus pohon yang terukir namanya itu.

Dona duduk dan mengeluarkan sekop berukuran sangat kecil dari dalam tasnya dan mulai menggali tepat di depan bawah pohon itu. Dona hanya bisa berharap, ia masih dapat menemukan benda yang dicarinya. Dengan susah payah Dona menggali tanah dan akhirnya menemukan sebuah kotak berwarna ungu yang warnanya sudah mulai memudar itu.

Sontak saja Dona berteriak kegirangan hingga membuatnya melompat dan tak menyadari bahwa seseorang tengah memandangi dirinya dari atas pohon.

"Terima kasih Tuhan. Terima kasih, terima kasih..." Ucap Dona berulang kali saking senangnya.

Saat hendak membuka kotak itu, Dona dikejutkan dengan seorang lelaki yang melompat dari atas pohon dan berdiri di hadapannya. Lelaki itu adalah Raka, si genius di sekolah Dona.

"Apa kita pernah bertemu?" tanya Raka.

"Gak usah sok kenal gitu deh." Jawab Dona.

Raka yang kaget dengan respon yang diberikan Dona membuatnya semakin penasaran pada Dona.

"Ya udah kalau gitu, gimana kalau sekarang kita kenalan aja. Namaku Raka, kamu siapa?"

Dona tak menggubris ucapan Raka, tangan Raka yang tersodor di hadapannya pun tak dianggapnya. Dona lebih sibuk membersihkan tanah-tanah yang menempel di kotak yang baru saja didapatkannya itu.

"Mmmm... Kotak apa itu? Kenapa bisa ada dibawah pohon? Sejak kapan kamu sering ke pohon ini? Kenapa aku tidak pernah melihat kamu? Aku sering kesini karena tempat ini memang jadi tempat favorite aku buat belajar." Ucap Raka menjelaskan.

"Gak nanya." Balas Dona.

Raka cekikikan melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Dona. Meski Dona terlihat kesal, namun entah mengapa raut wajahnya itu terlihat menggemaskan bagi Raka. Hingga tanpa sadar ia mencubit pipi Dona. Dengan kasar Dona menampik tangan Raka.

"Aduh galak amat. Maaf deh, gak sengaja. Abis kamu tuh imut banget."

Dona yang malas menanggapi Raka memilih memasukan kotak ungu itu ke dalam tas nya dan mulai berjalan meninggalkan Raka. Namun, Raka mengejarnya dan mengikuti kemana Dona melangkah. Raka berusaha untuk berkenalan dengan Dona, tapi Dona tetap saja cuek. Karena lelah diikuti terus, Dona berbalik dan menatap Raka tajam.

Pria yang ditatap malah balik menatap dengan mengerlingkan matanya.

"Iihh apaan sih." Decak Dona kesal. "Udah sana, gak usah ngikutin aku terus. Atau kamu itu tukang ojek? Sorry, aku lagi gak butuh ojek." Lanjut Dona kemudian kembali berjalan meninggalkan Raka yang berdiri mematung.

"Asem, aku dikatain tukang ojek. Wooyy cewek galak, mana ada tukang ojek ganteng kayak aku." Teriak Raka.

"Bodo amat." Balas Dona berteriak.

"Sialan. Baru kali ini ada cewek yang gak terpesona sama ketampanan ku." Umpat Raka seraya berlari mengejar Dona.

Dona yang mendengar langkah kaki Raka mendekat dengan cepat, ia pun ikut bergegas berlarian menjauh dengan sekuat tenaga.

'Jangan-jangan dia itu cowok mesum.' pikir Dona seraya mempercepat larinya.

Namun, bukannya berhenti, Raka justru semakin mengejar Dona.

"Pergi gak? Kalau gak aku teriakin maling nih." Ancam Dona.

Raka sontak berhenti karena takut oleh ancaman Dona.

"Waah bisa babak belur wajah tampan ini kalau sampai dikeroyok warga karena dikira maling." Ucap Raka seraya mengusap wajahnya.

"Wooyy... Awas aja kalau sampai ketemu lagi." Teriak Raka.

"Bweeek...." Dari jauh Dona mengejek Raka dengan menjulurkan lidahnya.

Melihat tingkah Dona membuat Raka semakin penasaran dan berharap bisa bertemu dengan gadis yang belum dia ketahui namanya itu.

"Gadis yang unik. Kira-kira siapa ya namanya?" Ucap Raka sambil berjalan dengan arah yang berbeda dengan Dona.

Raka tampak berpikir dan mengingat sesuatu, ia kembali berlari ke arah bukit dan berdiri di depan pohon tepat dimana dia bertemu Dona tadi. Raka melihat ukiran nama Dona tertulis jelas di pohon itu.

"Got you. Ternyata namamu Dona. Bagaimana bisa aku tak menyadari ukiran nama di pohon ini."

Episodes
1 PSP 1: Hidup Kembali
2 PSP 2: Kenyataan
3 PSP 3: Kembali ke Sekolah
4 PSP 4: Masa SMA
5 PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6 PSP 6: Malam Minggu
7 PSP 7: Bukit
8 PSP 8: Menjual Perhiasan
9 PSP 9: Penjelasan
10 PSP 10: Keempat Pria Populer
11 PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12 PSP 12: Berselisih
13 PSP 13: Syarat
14 PSP 14: Bullying
15 PSP 15: Makam
16 PSP 16: Antar Jemput
17 PSP 17: Apa Itu Cinta?
18 PSP 18: Dijebak
19 PSP 19: Rumah Sakit
20 PSP 20: Terbongkar
21 PSP 21: Dijenguk
22 PSP 22: Bermimpi
23 PSP 23: Berkumpul
24 PSP 24: Camping
25 PSP 25: Tersesat
26 PSP 26: Api unggun
27 PSP 27: Akhir Camping
28 PSP 28: New Year
29 PSP 29: Ditembak
30 PSP 30: Permintaan Backstreet
31 PSP 31: Nasehat Pak Edi
32 PSP 32: Berdebat
33 PSP 33: Bersama Aditya
34 PSP 34: Kisah di Sekolah
35 PSP 35: Lulus SMA
36 PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37 PSP 37: Ospek
38 PSP 38: Masalah Ayu
39 PSP 39: Kehamilan Ayu
40 PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41 PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42 PSP 42: Menginap
43 PSP 43: Rumor
44 PSP 44: Penjelasan Gilang
45 PSP 45: Tentang Perasaan
46 PSP 46: Dihina
47 PSP 47: Berantem
48 PSP 48: Berbeda
49 PSP 49: Sedih
50 PSP 50: Merasa Bersalah
51 PSP 51: Berpacaran
52 PSP 52: Dilamar
53 PSP 53: Ayu Melahirkan
54 PSP 54: Ternoda
55 PSP 55: Bertemu Aditya
56 PSP 56: Hamil
57 PSP 57: Marah
58 PSP 58: Kebenaran Terungkap
59 PSP 59: Kembali
60 PSP 60: Rencana Ayu
61 PSP 61: Mencoba Melupakan
62 PSP 62: Kampus
63 PSP 63: Dilamar Lagi
64 PSP 64: Menikah
65 PSP 65: Gagal Lagi
66 PSP 66: Sebelum Berangkat
67 PSP 67: Honeymoon Part 1
68 PSP 68: Honeymoon Part 2
69 PSP 69: Honeymoon Part 3
70 PSP 70: Diculik
71 PSP 71: Aditya Datang
72 PSP 72: Jadi Papa
73 PSP 73: Melahirkan
74 PSP 74: Akhir Kisah
75 Info New Novel
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PSP 1: Hidup Kembali
2
PSP 2: Kenyataan
3
PSP 3: Kembali ke Sekolah
4
PSP 4: Masa SMA
5
PSP 5: Kesedihan Orang Tua
6
PSP 6: Malam Minggu
7
PSP 7: Bukit
8
PSP 8: Menjual Perhiasan
9
PSP 9: Penjelasan
10
PSP 10: Keempat Pria Populer
11
PSP 11: Bertemu Geng Beauty
12
PSP 12: Berselisih
13
PSP 13: Syarat
14
PSP 14: Bullying
15
PSP 15: Makam
16
PSP 16: Antar Jemput
17
PSP 17: Apa Itu Cinta?
18
PSP 18: Dijebak
19
PSP 19: Rumah Sakit
20
PSP 20: Terbongkar
21
PSP 21: Dijenguk
22
PSP 22: Bermimpi
23
PSP 23: Berkumpul
24
PSP 24: Camping
25
PSP 25: Tersesat
26
PSP 26: Api unggun
27
PSP 27: Akhir Camping
28
PSP 28: New Year
29
PSP 29: Ditembak
30
PSP 30: Permintaan Backstreet
31
PSP 31: Nasehat Pak Edi
32
PSP 32: Berdebat
33
PSP 33: Bersama Aditya
34
PSP 34: Kisah di Sekolah
35
PSP 35: Lulus SMA
36
PSP 36: Perpisahan Dengan Raka
37
PSP 37: Ospek
38
PSP 38: Masalah Ayu
39
PSP 39: Kehamilan Ayu
40
PSP 40: Bertemu Opa Herbowo
41
PSP 41: Berbohong Pada Aditya
42
PSP 42: Menginap
43
PSP 43: Rumor
44
PSP 44: Penjelasan Gilang
45
PSP 45: Tentang Perasaan
46
PSP 46: Dihina
47
PSP 47: Berantem
48
PSP 48: Berbeda
49
PSP 49: Sedih
50
PSP 50: Merasa Bersalah
51
PSP 51: Berpacaran
52
PSP 52: Dilamar
53
PSP 53: Ayu Melahirkan
54
PSP 54: Ternoda
55
PSP 55: Bertemu Aditya
56
PSP 56: Hamil
57
PSP 57: Marah
58
PSP 58: Kebenaran Terungkap
59
PSP 59: Kembali
60
PSP 60: Rencana Ayu
61
PSP 61: Mencoba Melupakan
62
PSP 62: Kampus
63
PSP 63: Dilamar Lagi
64
PSP 64: Menikah
65
PSP 65: Gagal Lagi
66
PSP 66: Sebelum Berangkat
67
PSP 67: Honeymoon Part 1
68
PSP 68: Honeymoon Part 2
69
PSP 69: Honeymoon Part 3
70
PSP 70: Diculik
71
PSP 71: Aditya Datang
72
PSP 72: Jadi Papa
73
PSP 73: Melahirkan
74
PSP 74: Akhir Kisah
75
Info New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!