Bagian-19

***********

Happy reading

****************

.

.

.

Sorry for typo and enjoy! ^^

...

Sagi tersenyum puas ketika mata tajamnya menatap keseliling bangunan tua yang telah hancur di beberapa bagian, kembali di sulap menjadi sebuah istana tempat pernikahannya dan Luna akan di gelar nanti. Ia telah siap dengan Tuxedo berwarna hitam lengkap dengan celana dan sepatu berwarna senada, yang semakin membuat penampilannya menjadi sangat menawan.

“Gi — pendetanya sudah tiba.” sela Joo dari arah belakang membuat Sagi yang sedang merapikan tatanan rambutnya itu mulai mengangkat sudut bibirnya tinggi melihat kearah Joshua.

“Bagus! ”. ungkapnya girang. Lalu, mata tajam Sagi melirik sekilas kearah jam kulit yang melingkar pas di pergelangan tangannya.

Pukul 17.15 Wib.

Sudut bibir Sagi kembali terangkat membentuk senyuman lebar. “Sebentar lagi kau akan menjadi milikku seorang, Al” ucap Sagi dengan senyum tampan rupawan.

.

.

.

Luna benar-benar datang sendiri seperti suruhan Sagi karna tak ingin terjadi apa-apa pada Lea. Ia memakai mini dress berwarna broken white berbahan Tile yang menampakkan pundak serta paha mulusnya. Menarik nafas panjang sekali lagi, sebelum kaki jenjangnya melangkah mendekat kearah mobil van berwarna hitam yang tadi di maksud oleh Sagi.

“Nona, Alluna Viviane?! ”.

“Ya.”

“Silahkan lewat sini.” ucap pria berbadan tegap lengkap dengan earphone di telinganya itu sembari menuntun Luna memasuki mobil. Namun sebelum kakinya benar-benar memasuki mobil van tersebut, pria tadi menahan pergelangan tangan Alluna pelan.

“Mohon beri ponsel anda.” datar pria itu ketika melihat ekspresi bingung diwajah Luna.

Gadis itu menurut, ia langsung memberi ponsel bergambar apel tergigit itu dengan tangan bergetar karna takut. Namun dalam hati merasa cukup lega karna itu bukanlah ponsel aslinya.

Itu adalah ponsel Rani yang tadi di pinjam Luna karna tak sengaja mencegah gadis itu ketika berada di penginapan. Sementara ponsel aslinya sendiri, telah di simpan dalam mode silent di saku celana pendek yang di pakainya, berharap seseorang dapat melacak keberadaannya nanti.

Pria berbadan tegap itu langsung mengambil uluran ponsel Luna dengan cepat dan membuang benda itu tanpa ragu. Lalu mulai berlari kecil untuk mengitari mobil dan mendudukkan diri secara nyaman di balik stir.

“Akan kemana kita?! ”. Tanya Luna berbasa-basi.

Namun Pria itu hanya diam dan tetap fokus dengan jalanan yang mereka lalui. Tanpa mengetahui jika mobil van yang melaju cepat itu telah di incar oleh seseorang sedari tadi.

***

Sagi berdecak kagum ketika melihat kedatangan Luna yang berjalan di atas altar menuju kearahnya. Gadis itu terlihat cantik dan anggun secara bersamaan. Hampir saja membuat Sagi menjatuhkan rahangnya sendiri.

“Selamat datang pengantinku! ”. Sambut Pria itu dengan tangan melebar hendak memeluk Luna.

Namun gadis cantik itu langsung menghindar. Ia menatap Sagi takut dan kecewa secara bersamaan. “Di mana mbak Lea?! ”. Tanya Luna menatap lekat ke mata gelap Sagi.

Lelaki itu tersenyum miring dan ikut membalas tatapan Luna tak kalah lekat, “Mendekatlah. Pemberkatan pernikahan kita akan segera berlangsung.” suruh Sagi namun tak membuat Luna bergeming dari tempatnya.

Gadis itu masih memandang Sagi dengan pandangan sama, kedua tangannya terkepal erat di samping tubuhnya sendiri.

“Di mana mbak Lea?! ”. ulang Luna sekali lagi.

Kali ini, Sagi tak lagi tersenyum. Ia memandang Luna tajam sehingga membuat gadis itu langsung tertunduk menatap karpet merah tempat ia sedari tadi berpijak.

“Kau benar-benar ingin tahu dimana j*lang itu berada?! ”. Desis Sagi setelah turun satu tangga mendekat kearah Luna.

Menggigit pipi dalamnya kuat, Alluna berusaha membalas tatapan tajam Sagi kepadanya. “Karna itu aku berada di sini sekarang! ”. Tegas Luna membuat tawa Sagi pecah berderai.

“Kau kemari bukan untuk itu, Al!? Kau kemari karna pesta pernikahan kita! ”. Bentak Sagi.

Gila!

Umpat Luna dalam hati. Ia tak habis pikir mengapa dulu pernah mencintai lelaki di depannya ini?! Apa Luna pernah mengalami amnesia atau apa?! Karna jika dalam keadaan sadar, Luna yakin tak akan mau berpacaran dengan psikopat gila seperti Sagi.

Melihat keterdiaman Luna, Sagi sedikit melunak. Lelaki itu mengambil tempat di sebelah Luna lalu merangkul bahu kecil gadis itu hangat. “Maafkan aku karna telah membentakmu, sayang. Percayalah bukan itu maksudku.” sesal Sagi. “Baiklah jika kau begitu ingin melihat j*lang itu sebelum pemberkatan pernikahan kita. Aku akan membawamu ke j*lang itu sekarang.” senyum Sagi membuat Luna seketika merinding.

Belum sempat ia menyela perkataan Sagi yang memanggil sang kakak dengan sebutan j*lang, lelaki itu telah berteriak kuat memanggil nama Joo.

Lelaki bernama Joshua itu pun muncul dari sebuah tirai di samping panggung kecil di depan Luna. Ia tersenyum miring ketika mata mereka beradu.

“Keluarkan! ” . Titah Sagi membuat Joo mengangguk ringan.

Dahi Luna berkerut, namun hanya sebentar sampai tirai itu terbuka lebar dan menampakkan Lea yang tengah terduduk di sebuah kursi kayu dengan tangan dan kaki terikat. Wajah cantik Lea tampak lebam dan bibir gadis itu di lakban. Syailea juga di kelilingi oleh lelaki berbadan tegap yang tengah mengarahkan senapan mereka kearah kepalanya.

Alluna terpekik. Matanya berembun dan lututnya terasa kehilangan tulang sekarang. “Apa yang kau lakukan pada kakakku, Emanuel Sagi Pratu?!”. Tangis Luna menatap Sagi tajam. “Demi Tuhan dia adalah istrimu yang sah!! ”. Pekik Luna pedih.

Matanya kembali menatap penampilan Lea yang jauh dari kata baik-baik saja.

“Aku tak pernah menganggapnya istri, Al. Bagiku hanya kau lah satu-satunya! ”. Keukeuh Sagi dengan tangan di masukkan ke dalam saku.

“Kau lihat j*lang itu?! ”. Tunjuk Sagi kasar, “dia telah memisahkanku darimu! Padahal aku begitu susah payah membuatmu menjadi milikku. Tapi apa?! J*lang itu bersekongkol dengan b*ngsat Andrew untuk memisahkanmu dariku! ”. Jerit Sagi pilu.

Ia merasa seperti paling tersakiti di cerita ini. 😅

“Dia berpura-pura menjadi wanita jahat padamu agar aku percaya jika dia memang begitu.” sambung Sagi kembali membayangkan sikap Lea kepada Luna.

Kenapa?!

Luna menatap Lea lirih, yang di balas tatapan tak kalah lirih dari gadis itu. Kepalanya menggeleng dengan air mata yang terus berjatuhan seperti air terjun.

“Sekarang — jika kau ingin aku melepaskan j*lang itu, menikahlah denganku Al.”

Lea kembali menggelengkan kepalanya, namun seseorang di sampingnya malah menekan kepala gadis itu dengan pistol, semakin kuat.

“Jika kau menolak — seperti kataku tadi. Kau akan menjadi satu-satunya putri di keluarga Abdullah. Apa kau ingin?!”

“Jangan!!! ”. Geleng Luna banjir air mata dan Sagi tersenyum senang setelahnya karna Alluna yang akhirnya setuju untu menikah dengan dirinya.

.

.

.

“Dan apakah kamu, Emanuel Sagi Pratu, bersedia menerima Alluna Viviane sebagai istrimu dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan senang maupun susah. Dan apakah jawabanmu?! ”. Sang pendeta bertanya lantang membuat jantung Luna berdetak nyilu.

Ia meremas tangannya sendiri dan terus merapalkan doa berharap keajaiban akan terjadi.

Sagi menatap Luna penuh cinta. Namun gadis itu buru-buru membuang pandang. “Ya, saya bersedia.” jawab Sagi tak kalah lantang.

Lelaki itu tersenyum penuh, terlebih ketika sang pendeta mulai bertanya kepada Luna yang sekarang masih terdiam membuat Sagi di sebelahnya menyenggol bahu gadis itu pelan.

“Alluna.” geram Sagi dengan gigi saling beradu. “kau sangat ingin melihat jasad Lea, yaa?! ” ancam Sagi memcibir, membuat air mata Luna kembali terjatuh.

Menarik nafas panjang. Alluna menutup kedua matanya erat, melihat itu senyum Sagi kembali mengembang. Saat Luna baru akan membuka mulut untuk menjawab ‘Ya’ pada pendeta, pintu gedung tua itu terbanting kuat dan menampakkan sosok Andrew berdiri dengan kedua tangan tersimpan rapi di balik saku celananya.

“Oom!” rapal Luna dengan senyum haru, sementara Sagi di sebelah gadis itu langsung menggeram dengan tatapan tajam kearah Andrew.

Andrew membalas tatapan Sagi tak kalah tajam. Langkah kakinya pasti, dan semakin mendekat kearah dimana Luna dan juga Sagi berdiri sekarang.

Lelaki itu tak sendiri. Ada dua orang di belakang Andrew yang Luna tak tahu itu siapa. Namun satu di antara dua pria di belakang Andrew itu tampak tak asing baginya.

“Kau menculik kekasihku lagi, Emanuel?!”. Datar Andrew.

Sagi terkekeh keras, “Kekasih?! Perluku ingatkan padamu, jika sekarang dia adalah calon istriku Paman.” sinis Sagi membawa Luna ke belakang punggungnya.

Andrew menggertakkan giginya kuat melihat bagaimana Sagi menyentuh Luna-nya. Menarik nafas panjang, “Menyerahlah Gi, selagi aku masih barkata baik-baik. Serahkan Luna beserta Lea sekarang juga dan aku akan memberimu pengampunan. Itu penawaran terakhirku.” ujar Andrew berusaha untuk tetap tenang.

“Jika aku tak mau?!”. Sagi memasang wajah menyebalkan yang ingin sekali Andrew hajar, jika Suga di sebelahnya tak menahan lengan pria itu.

“Tenanglah Drew. Kau hanya akan memperburuk keadaan.” bisik Suga di telinga Andrew.

Mendengus kasar, Sagi terkekeh melihat itu. “Kau tak bisa membawa keluar siapapun dari dalam sini Paman. Aku punya lima penembak jitu di sana.” tunjuk Sagi santai kearah sniper yang mengelilingi Lea.

Diam-diam Andrew terkekeh di ikuti Suga juga Roy di sebelahnya.

“Hah. Haruskah aku pulang saja jika begitu?! ” sedih Andrew membuat Luna di balik punggung Sagi menggeleng kuat. Sementara Sagi mengangguk yakin penuh celaan ke arah Andrew.

“Pulanglah selagi aku —”

“Tapi bagaimana jika aku tidak mau pulang?!” . Potong Andrew memasang wajah sama menyebalkannya dengan Sagi tadi.

Dahi Sagi mengernyit. Ia baru saja ingin menyela omongan Andrew, ketika lelaki itu menjentikkan jari yang bunyinya langsung menggema memenuhi ruangan gedung itu.

Satu persatu sniper berbaju anti peluru memasuki gedung dan berhenti tepat di belakang Andrew membuat mata Sagi melotot lebar. Begitu juga dengan Joo yang sudah mengambil ancang-ancang ingin kabur.

“Pergilah Joshua. Dan lihat jika gedung ini telah di kelilingi oleh polisi dan juga para sniper ku yang lainnya.” canda Andrew ketika melihat pergerakan pelan Joo.

Joo tentu saja tak mempercayai omongan Andrew begitu saja. Ia tetap berlari kearah pintu seperti pengecut.

Puluhan sniper di belakang Andrew telah bersiap akan menembaki Joo, sebelum tangan Andrew terangkat tinggi.

“Biarkan saja.”

Mata tajam Andrew kembali melihat kearah belakang Sagi — tempat Luna nya berada. Sudut bibir Andrew terangkat tinggi ketika mata mereka bertemu.

Aku datang menjemputmu.

Seakan mengerti pikiran Andrew, Luna pun menganggukkan kepalanya pelan.

Namun keharuan mereka terputus ketika Sagi yang tiba-tiba saja membalik Luna sehingga gadis itu berada di depan. Sagi mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya.

“Apa yang kau lakukan!? ”. Bentak Andrew keras ketika melihat Sagi yang mengarahkan pisau ke leher Luna. Sementara gadis itu meringis ketika ujung pisau milik Sagi menekan lehernya kuat sehingga menyebabkan luka.

Sagi terkekeh pelan. Ia bisa merasakan tubuh Luna yang bergetar dalam pelukannya, “Jika aku tak bisa memilikinya. Maka ia akan ikut mati bersamaku.” pekik Sagi lantang.

Mata tajamnya mengedar liar dan berhenti kearah sniper miliknya. Ia memberi isyarat kepada lima sniper miliknya itu untuk menembaki Lea.

Sagi benar-benar bertekad untuk mati bersama.

Para sniper milik Sagi telah bersiap untuk menarik pelatuk pistol mereka ketika Joo masuk dengan wajah penuh luka. Tangan pria itu mengudara tinggi, “Di luar benar-benar rame.” adu Joo terkekeh sendu.

Tadinya ia tak mempercayai perkataan Andrew yang terdengar seperti menakutinya saja. Namun sesampainya Joo di luar, ia telah di sambut oleh ratusan sniper yang mengelilingi gedung tua itu. Belum lagi jajaran mobil polisi yang berbaris di belakang para sniper. Mereka tak hanya berada di darat, tetapi juga mengudara di langit dengan helikopter.

Andrew benar tak main-main. Dan Joo merasa menyesal sekarang.

Andrew tersenyum miring menatap para sniper milik Sagi yang sekarang tengah bergetar takut. “Lepaskan gadis itu dan kalian bebas. Aku berjanji tak akan membunuh kalian.” ucapnya membuat para sniper milik Sagi mulai goyah.

Di tambah Roy yang telah tiba di depan mereka dengan pelototan mata horor. Mereka tak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Andrew. Mundur secara perlahan dan langsung berlari secara terbirit-birit.

Roy langsung melepaskan ikatan Lea dan memeluk wanita itu erat. Merapalkan kata maaf berkali-kali karna tak mampu melindunginya.

“Aku baik-baik saja, mas.” senyum Lea menenangkan sang kekasih. Ia menelusuri wajah Roy dan mempertemukan dahi mereka, “aku baik-baik saja.” ulangnya lagi.

Sagi melihat interaksi Lea dan juga Roy, lalu mendecih setelahnya. “Drama yang menggelikan.” ucapnya yang tak sadar jika satu di antara sniper Andrew telah berjalan mendekat kearahnya.

Sniper itu langsung menembakkan obat bius ke arah leher Sagi, membuat lelaki itu kesakitan dan melepaskan pisau di tangannya.

“Arghhhttt!!! ”. Pekik Sagi menggelegar.

Ia menatap Andrew tajam, lalu menatap Luna sendu sebelum mata lelaki itu tertutup karna efek bius dengan dosis tinggi tersebut.

Andrew pun langsung berlari untuk memeluk tubuh Luna. Sementara Sagi di urus oleh Suga yang kembali merasa miris karna hanya dirinya yang tak memiliki pasangan di sini.

Alluna menangis di pelukkan Andrew, yang sibuk merapalkan mantra ‘semua baik-baik saja’. Tak lupa, ia juga memberi kecupan putus-putus di dahi gadis itu.

“Terimakasih, Oom — karna telah menyelamatkan ku serta mbak Lea.” kata Luna setelah pelukan mereka terlepas.

Ia menatap Andrew dengan senyum lembut.

Andrew balas tersenyum. Ia pun menanggalkan jasnya untuk di sampirkan ke bahu telanjang milik Luna. Lalu mengecup dahi gadis itu, lama. “Aku yang berterima kasih karna kau baik-baik saja.”

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

ternyata si om sudah punya rencana sendiri, good lah om

2024-12-13

0

KomaLia

KomaLia

mantap

2020-09-04

1

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

so weet😘😘😘

2020-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!