Bagian-04

***************

Happy reading.

***************

.

.

.

Andrew menggeram dengan tatapan tajam penuh intimidasi. Ia menatap segerombolan bodyguard berbaju hitam yang sekarang sedang menunduk dalam. Berusaha menghindari tatapan mematikan milik lelaki bernama lengkap Andrew Kilburn tersebut.

“Kalian tahu alasan mengapa aku mengumpulkan kalian semua di sini sekarang?!” Andrew berucap sinis menambah suasana mencekam yang ada. Tak ada yang berani bersuara, mereka semua masih tertunduk dengan berbagai macam pikiran.

Andrew Kilburn, atau yang biasa di panggil master itu adalah seorang pengusaha sukses.

Terlahir dari keluarga keturunan bangsawan yang memiliki seperempat darah campuran Eropa, lelaki itu telah membangun perusahaanya sendiri tanpa embel-embel Kilburn Corp yang merupakan perusahaan milik sang Ayah saat masih berusia belasan tahun. Dirinya juga terus melakukan terobosan yang pada akhirnya bisa membuat grup Multinasional. Andrew juga mengembangkan software dengan sistem tercanggih yang hampir memonopoli seluruh dunia.

Mempunyai sifat dingin tak tersentuh pun membuat lawan tidak bisa menemukan kelemahannya.

Selain itu, Andrew juga terlibat dalam semua bidang ekonomi. Ia memiliki satu prinsip ‘tak akan menyerah jika itu dapat menghasilkan uang’. Maka tak heran di umurnya yang sudah menginjak angka 39 itu Andrew di nobatkan menjadi Pria terkaya di dunia, dengan perusahaan yang kembali menjadi perusahaan nomor satu di dunia berdasarkan nilai saham selama 5 tahun berturut-turut. 

“Majulah dan akui kesalahan kalian sebelum aku bertindak!” Andrew memainkan pinggiran gelasnya dengan sebelah jari. Sementara seorang kepala pelayan di belakangnya baru saja datang dengan sebuah pedang panjang yang ujungnya tampak mengkilap.

“Apa kalian ingin aku menghitung!?” tanyanya lagi terdengar bengis.

Satu dari salah seorang bodyguard tersebut maju dengan langkah ragu. Matanya menatap Andrew penuh rasa takut sementara lelaki itu kembali meneguk cocktailnya acuh.

“Maafkan saya master. Saya tak ber—”.

“Tangan mana yang berani menyentuh tubuh wanitaku!?” potong Andrew cepat. Lelaki itu menatap sang lawan tajam, membuat Boy Alatas — nama bodyguard tersebut menelan salivanya berat.

Boy merutuki nasibnya yang semberono karna telah berani menggendong wanita milik sang majikan. Untuk itu ia pantas mati karna telah melanggar sumpah seorang bawahan, karna biasanya Andrew tak akan segan segan untuk menghancurkan seseorang yang di anggap sebagai duri. Dengan gerakan lambat Boy pun mengangkat sebelah tangannya sehingga mengudara. Melihat itu senyum sinis Andrew tersungging. Ia pun mengambil pedang yang sedari tadi di pegang oleh kepala pelayan. Dan — blasssssttt!!!

Satu goresan panjang di lengan Boy membuat Pria muda itu memekik tertahan. Semantara para bodyguard lain yang melihat aksi tadi meringis seolah dapat merasakan kesakitan yang tengah di alami oleh Boy.

“Bersyukurlah karna aku tak membunuhmu, Boy. Perlu kau ketahui bahwa tak ada satu orang pun yang di izinkan untuk menyentuh wanitaku tanpa seizinku! Kau mengerti?!” tegas Andrew membuat Boy mengangguk cepat. Ia masih memegang lengannya yang bercucuran darah namun lelaki berbadan tegap itu tidak menangis.

“Ya, Master!”

***

“Selamat malam nona. Saya adalah Dokter pribadi dari Master, izinkan saya untuk memeriksa anda.”

Luna hanya diam membuat Dokter muda bernama Bani itu menggaruk belakang tengkuknya yang tak gatal. Ia menoleh untuk melihat reaksi kepala pelayan. Namun lelaki tua itu hanya mengangkat bahu acuh.

“Nona—”

“Aku tidak ingin di periksa. Tolong tinggalkan aku sendiri!” potong Luna datar sembari membuang wajah menatap luaran jendela yang terbuka.

“A-anu, nona. Tapi ini adalah perintah dari Master. Saya tak berani untuk menolaknya. Master mengatakan jika anda terlihat sangat pucat pagi ini. Anda juga tak menyentuh makanan yang di bawa oleh pelayan.” jelas kapala pelayan itu lagi.

“Ku bilang, tingga—”

“Ada apa ini!?”

Luna menoleh cepat kearah Andrew yang sekarang tengah berpangku tangan di depan pintu. Lelaki itu membawa aura yang sangat menakutkan membuat Dokter Bani dan kepala pelayan membeku.

Andrew masih menatap Luna lekat. Memperhatikan bagaimana binar di wajah gadis itu menghilang. “Nona tak ingin di periksa Tuan.” jawab kepala pelayan dengan kepala tertunduk.

Diam diam Andrew menghela nafas berat. Mata tajamnya tak lepas menatap Luna dengan pandangan menyayu. Ketika Andrew berjalan semakin mendekat kearah Luna gadis itu mulai menahan nafas dan mencengkeram selimut tebalnya kuat.

“Tinggalkan kami berdua.” suruh Andrew yang langsung di angguki oleh Dokter Bani dan Kepala pelayan.

“Ada masalah apa?!” tanya Andrew setelah mendudukkan badan di sebelah Luna.

Luna menatap Andrew dengan mata berkaca-kaca. Entah mengapa setelah melihat Andrew perasaan benci yang tadi di rasanya menguap begitu saja. Semua kata umpatan yang ingin di keluarkannya tertelan. Padahal malam ketika Andrew memperkosanya, Luna sudah bertekad untuk menyewa pembunuh bayaran.

“Katakan padaku, apa aku membuatmu merasa tak nyaman?” Andrew bertanya lembut dengan mengusap permukaan pipi Luna pelan, membuat gadis itu menggeleng kuat, “Aku hanya — ingin pulang.” lirihnya membuat Andrew mengangkat dagu milik Luna yang terdunduk.

Sudut bibir Andrew terangkat membentuk sebuah senyuman. Senyuman yang mampu membuat wajah Luna seketika merona entah karna apa.

“Kau takut padaku?! Aku tak akan menyakitimu, sayang. Percayalah bahwa kau adalah milikku.”

Jika di tanya apa Luna takut pada seorang Andrew Kilburn. Tentu saja jawabannya adalah ‘iya’. Bagaimana ia tidak merasa takut dengan lelaki itu?! Di pertemuan pertama mereka, lelaki itu mencuri ciuman pertamanya. Iya, pertama. Karna selama tiga tahun berpacaran dengan Sagi, lelaki itu hanya di izinkan mencium sebatas pipinya saja. Di pertemuan kedua mereka, lelaki itu menculiknya. Dan terakhir, lelaki itu bahkan memperkosanya. Tolong jelaskan alasan apa yang membuat Luna tak merasa takut?!

“Kau boleh pulang —” Andrew menjeda, ia menatap ekspresi berbinar di wajah cantik Luna. “tapi setelah menandatangani kontrak kesepakatan.” lanjut Andrew membuat bahu Luna meluruh.

Tentu saja! Lelaki tua ini tak mungkin berbaik hati mengingat ia telah memperkosaku! Rutuk Luna dalam hati.

“Aku tak ingin punya kesepakatan apapun denganmu, Oom! Lagi pula kau terlihat seperti— gangster?!” ucap Luna takut takut sembari meringis.

Mata Andrew menyipit dengan pipi berkedut. Ia berusaha menahan tawanya agar tak pecah. Wajah Luna sekarang terlihat seperti puppy. Sangat menggemaskan. Jadi mengerjainya sedikit tak masalah kan?!

“Coba lihat.” pinta Andrew dengan kepala yang semakin menghapus jarak di antara wajah mereka. Mata tajam Pria itu menatap lembut kearah netra caramel milik Luna. Sebelah tangannya yang bebas menggenggam tangan gadis itu untuk menuntun menyentuh wajahnya sendiri. “bagian mana dari wajahku yang tampak tua, sayang?! ” lanjut Andrew dengan suara parau di depan bibir Luna.

Luna menelan salivanya berat ketika hidung mancung milik Andrew menekan lembut hidung bangir miliknya. Ia ingin mendorong Andrew agar menjauh namun hati dan pikirannya tak sejalan, karna sekarang Andrew mendapati Luna telah menutup kedua matanya erat.

Sudut bibir Andrew kembali terangkat, ia sedikit memiringkan kepalanya menuju tengkuk Luna yang beraroma vanilla.

Manis dan membuat candu.

“Aku tampak menawan bukan?! ” bisik Andrew penuh canda sembari menjauhkan wajahnya dari Luna yang masih menutup matanya erat. Gadis itu menunggu bibir tebal Andrew untuk mengecup bibir mungilnya. Namun — “kenapa menutup matamu, sayang?! Apa mungkin.. kau berharap aku menciummu?!” ucap Andrew membuat Luna mengumpat dalam hati. Ia pun membuka matanya kasar lalu memandang Andrew tajam.

“Aku tidak mengharapkan ciuman lelaki tua se —”

Cup.

Mata Luna melebar ketika perkataannya terpotong oleh ciuman Andrew di bibirnya. Otaknya belum sempat memperoses apa yang baru saja terjadi ketika Andrew melepas tautan bibir mereka dan tersenyum manis, “Aku tak ingin kau menutup mata indahmu ini, sayang. Kau harus melihatku agar bisa mengingatku.” kata Andrew dengan mengecup kilat bibir Luna sekali lagi.

Wajah Luna pun merona tanpa izin dengan bibir terkatup rapat. Sementara jantungnya berdetak kuat. Satu yang terpikir olehnya saat ini, kenapa ciuman ini terasa tak salah?! Dan ia tak lagi merasa sakit mengingat perkataan Sagi. Ciuman yang Andrew berikan bagai penawar rasa sakit yang tadinya di torehkan oleh Sagi.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

💋𝓜𝓲𝓼𝓼 𝓻𝓲𝓫𝓮𝓽𝓕𝓔𝓐💋

💋𝓜𝓲𝓼𝓼 𝓻𝓲𝓫𝓮𝓽𝓕𝓔𝓐💋

lea minta dikarungin😂

2021-03-11

1

💋🅲🅷🆈💋

💋🅲🅷🆈💋

🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2021-03-11

1

ef_ef⭑ᵉᶥᶠ

ef_ef⭑ᵉᶥᶠ

🐾🐠😑

2020-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!