Bagian-09

*************

Happy reading

***************

.

.

.

Sagi menghilang!

Itu kabar terakhir yang di dengar oleh Luna sebelum pernikahan Lea di tunda untuk beberapa jam ke depan. Para tamu undangan yang telah hadir pun terpaksa harus menikmati fasilitas yang telah di siapkan oleh tuan rumah. Sekitar satu setengah jam yang lalu mobil yang membawa Sagi menghilang tanpa kabar. Membuat semua orang menjadi panik termasuk juga Luna. Bukan apa-apa, ia hanya takut menjadi pihak yang di salahkan.

Sementara Syailea — gadis itu masih terdiam dengan pandangan mata kosong setelah sebelumnya memberi tatapan laser kepada Luna.

“Kenapa kau juga ikut panik, sayang. Apa kau mencemaskan Sagi karna masih menyukainya?!”

Alluna sedikit tersentak ketika seseorang merengkuh pinggangnya dari belakang dan berbisik pelan di telinganya. Namun ia tak langsung menoleh karena sudah tahu siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Andrew Kilburn — Oom tua itu sejak tadi selalu mengikutinya.

“Tentu saja aku merasa panik karna yang menghilang itu adalah calon suami mbak Lea, Oom. Aku tak ingin pernikahan mereka menjadi batal.” sungut Luna dengan kedua tangan berusaha melepaskan lilitan lengan Andrew di perutnya.

Ia merasa kesal mendengar tuduhan Pria itu.

Andrew tersenyum miring sebelum mengecup pipi Luna cepat. “Benarkah?!” gadis itu mengangguk cepat membuat Andrew terkekeh, “ku kira kau masih menyukainya.” tambah Andrew lagi.

“Mana mungkin.” timpal Luna sedikit ketus.

Hei! Ia memang menyukai Sagi, tapi saat Pria itu masih sendiri. Bukan setelah lelaki itu menjadi iparnya. Alluna tak segila itu untuk masih menyukai suami dari mbaknya sendiri. Meski sekarang Lea tak seperti dulu tetapi tetap saja Luna tak bisa menghancurkan pernikahannya. Maka dari itu Luna berusaha keras membawa Sagi kembali padanya sebelum lelaki itu meresmikan hubungannya dengan Lea.

Tepat setelah Luna menyangkal perkataan Andrew barusan, seseorang membuka pintu dengan keras. Dan disana terlihat Sagi yang telah berdiri tampan. Ia memakai kemeja putih penuh bercak darah, jaz hitamnya di genggam kuat oleh tangan kanannya sendiri. Sementara nafasnya masih terengah, matanya mengedar lapar seperti tengah mencari seseorang.

“Astaga! Apa yang terjadi padamu, nak?!” itu suara Gisela -Ibu Luna juga Lea- yang sudah berlari untuk menyentuh pipi Sagi.

Wanita tua itu tampak begitu cemas sementara Burhan berjalan sedikit tergesa-gesa kearah Sagi yang tengah tersenyum lembut menatap raut wajah Gisela dan Burhan, namun ada sorotan lain saat Pria tua itu telah berdiri tepat di depannya.

“Aku mengalami sedikit kecelakaan saat hendak ke sini, Bun. Tapi sekarang — aku baik baik saja.” jelas Sagi. Lelaki itu kembali mengedarkan pandang hingga mata cokelat gelapnya bertemu pandang dengan mata caramel milik Luna.

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman miring lalu dengan gerakan pelan, Sagi menjilat bibir bawahnya sendiri. Membuat Alluna merasa tak nyaman. Ada yang aneh dengan sorot mata lelaki itu, Luna bahkan reflek memeluk lengan Andrew disebelahnya karena merasa takut. Tatapan Sagi seperti sedang men*lanjangi bulat bulat.

Andrew yang sadar dengan reaksi tubuh gadisnya itu langsung merengkuh pinggang Luna kembali. Tangannya mengepal di balik tubuh gadis itu sementara matanya tak lepas memandang Sagi tajam.

“Astaga. Apa kau ingin menunda pernikahan ini dulu?! Kau tampak sangat buruk, Gi.” cemas Gisela lagi.

Sagi tersenyum lebar, namun kepalanya menggeleng pelan, “Aku baik baik saja, Bun. Aku bahkan merasa sangat sehat sekarang. Mana mungkin kita membatalkan acara yang sudah di siapkan secara matang seperti ini.” ucap lelaki itu lagi.

“Apa kau yakin, nak?! ” Sagi mengangguk cepat membuat Gisela tersenyum lembut sebelum menggiring Sagi kembali ke ruang rias.

“Oh. Al dan Paman Andrew — senang melihat kalian lagi! Aku kembali.” sapa Sagi dengan sirat aneh ketika melewati Luna dan juga Andrew.

Luna tersenyum paksa, “Senang kau bisa kembali dengan selamat, Gi.”

lagi lagi Sagi tersenyum miring. “Benarkah?!”

Luna baru saja ingin mengangguk ketika Andrew memutus perkataannya, “Ya. Semoga kau tetap beruntung seperti ini, Emanuel Sagi Pratu.” canda Andrew, namun siapapun yang mendengar perkataan Pria itu barusan pasti tahu jika lelaki itu tengah berkata serius. Setelahnya Andrew membawa Luna menjauh dari Sagi yang sekarang tengah terkekeh kecil melihat lengan Andrew yang melingkari pinggang Luna, posesif.

“Posesif sekali.” komentarnya, lalu kembali menatap Gisela lembut. “Ayo Bun. Aku sudah tak sabar ingin melihat pengantinku.” candanya membuat Gisela terkekeh.

.

.

.

Pesta pernikahan Sagi dan juga Lea berlangsung meriah sesuai rencana. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan mereka telah memasuki acara puncak. Dimana sang pengantin Pria akan bernyanyi.

Sagi — lelaki itu telah duduk di depan piano berwarna putih yang telah di taruh di atas panggung kecil. Ia memakai setelan jaz hitam yang tampak mengkilat dan mahal. Sementara Syailea menunggu di atas pelaminan dengan senyum merekah.

“Tes!” ucap Sagi dengan menepuk pelan mikrofon hitam di depannya.

Setelah memastikan tak ada masalah dengan mikrofon dan juga piano yang akan di pakainya, Sagi mengedarkan pandang menyisiri bawah panggung. Mata coklat gelapnya sempat menatap Lea yang masih tersenyum manis dengan tangan melambai, sekilas. Ia pun membalas lambaian Lea dengan kerlingan genit. Lalu mata Sagi kembali mengedar, ia mencari keberadaan Luna.

Ah, disana!

Sagi tersenyum ketika berhasil menemukan punggung kecil Luna. Gadis itu tak sendirian, Andrew selalu ada di sebelahnya membuat Sagi mengumpat dalam hati. Memikirkan bagaimana bisa Luna bertemu dengan Andrew lagi. Padahal dulu ia telah berusaha untuk membuat Luna mencintainya. Hanya karna kecelakaan yang menyebabkannya amnesia, gadis itu kembali menjadi milik orang lain.

Sial.

Umpat Sagi. Ia telah mengingat tentang hubungannya dan Luna. Bersyukur tadi ia mengalami kecelakaan serupa seperti 3 tahun yang lalu. Hanya saja Sagi sedikit merasa aneh tentang kecelakaannya dulu. Ia hanya menabrak sebuah pohon besar ketika hendak menghindari sedan yang melaju kencang kearahnya, namun mengapa ia bisa amnesia?!

“Apa masih ada masalah?!”

Sagi tersentak ketika seseorang memegang pundaknya dari belakang dan menemukan wajah berkerut dari Jesica — salah satu sahabat Lea yang menjadi bridesmaid nya itu.

Menggeleng pelan, ia tak lupa memberikan Jesica senyum kotak khasnya. “Tidak. Aku akan mulai sekarang.” kata Sagi membuat Jesica mengangguk dan tersenyum.

Selepas kepergian Jesica, Sagi menarik nafas panjang sebelum menempatkan kesepuluh jarinya ke atas tuts piano. Ia berencana menyanyikan lagu sendu berjudul ‘Goodbye’ dari penyanyi solo wanita bernama Wendy.

Ia ingin Luna mendengarkan nyanyiannya dan kembali berjuang merebut hati gadis itu lagi. Meski sekarang Sagi telah memiliki istri, namun ia masih tetap mencintai Alluna. Ia sengaja tetap menikahi Lea walaupun ingatannya telah kembali. Ada suatu rencana yang akan memudahkannya nanti dengan status sebagai suami Lea. Dan Sagi ingin memanfaatkan hal itu.

🎼Jika aku menutup mata,

Aku tidak dapat menjelaskan apa pun.

Suara merdu Sagi mengalun lembut membuat semua tamu undangan memfokuskan pandangan kearah Pria itu.

🎼Berjalan sendirian di atas kaca,

apakah kamu pernah menyakitiku?

Aku di sini.

Mata Sagi mengunci mata Luna. Ia menatap Luna lembut seolah lagu ini di buat memang untuk mereka.

🎼Apakah kamu tidak tahu, aku

sangat merindukanmu.

Aku menunggu sangat lama.

Ini di luar jangkauan.

Berdiri diam.

Selamat tinggal.

Rasanya Sagi tak mampu untuk berpaling ketika Luna melarikan pandang kearah lelaki necis di sebelahnya. Ia menggeram marah, namun Sagi kembali melanjutkan nyanyiannya secara profesional.

🎼Ini seperti mimpi yang membuatku jatuh sekali lagi. Saat aku mengingatmu untuk sementara waktu, itu seperti keajaiban.

Aku di sini.

🎼Apakah kamu tidak tahu,

bahwa aku sangat merindukanmu

Aku menunggu lama. Ini di luar jangkauan.

Berdiri diam. Selamat tinggal.

🎼Tidak ada yang berubah seiring waktu berlalu. Bau kegelapanmu yang aku tahu

Apakah kamu menemukanku?

🎼Malam itu cerah lagi.

Setelah seharian menyakitimu lagi dan lagi.

Selamat tinggal.

Sagi mengakhiri lagunya dengan sempurna. Matanya tak lepas memandang Luna sedari awal bernyanyi tadi, membuat Lea mengepalkan tangannya kuat saat melihat itu.

Aku tak akan membiarkan rencanamu berhasil. Bisik Lea pelan.

.

.

.

Bersambung...

Di part selanjutnya nanti,  satu persatu masalah besar bakal terbongkar. Jadi tetap di tunggu yaaa. 😘😘😘

Terpopuler

Comments

📧🇮🇩

📧🇮🇩

oh ternyata begitu cerita nya ya, alluna tuh dulunya pacar andrew, krn kecelakaan jd amnesia

2024-12-10

0

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

Q masih penasaran, yg pertama mncintai al itu om ama sagi sih

2025-01-28

0

💋𝓜𝓲𝓼𝓼 𝓻𝓲𝓫𝓮𝓽𝓕𝓔𝓐💋

💋𝓜𝓲𝓼𝓼 𝓻𝓲𝓫𝓮𝓽𝓕𝓔𝓐💋

teka teki👀👀

2021-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!