Bagian-12

*************

Happy reading.

*****************

.

.

.

3 tahun yang lalu*...

.

.

.

"Master, ada telepon untuk anda."

Bahu Andrew di sentuh pelan dari samping oleh salah seorang bodyguard yang tengah menemani pria itu di bandara. Andrew menipiskan bibir, sejenak manik tajamnya memutuskan pandang dari punggung seorang gadis yang sedari tadi di awasinya.

"Hallo?!" sapa Andrew datar setelah menggeser tombol hijau di layar.

Seorang Pria bersuara husky di seberang sana berdehem pelan, sebelum menjawab sapaan Andrew barusan. "Ada pergerakan dari target, master. Sekarang target sudah keluar apartemen dengan terburu-buru." lapor suara husky itu membuat Andrew menghela nafas sejenak.

Tadinya, Andrew tak berniat untuk membalas perbuatan Sagi - keponakannya itu. Ia hanya ingin menjauhkan Alluna dari jangkauan Sagi sampai Andrew menemukan sebuah cara agar Luna dapat kembali mengingatnya. Namun jika sekarang ia tak bertindak, Andrew takut jika Sagi akan semakin tak terkendali.

"Jalankan sesuai rencana yang ada. Tapi ingat - jangan membuatnya terluka begitu parah! " tegas Andrew yang langsung di sanggupi oleh orang suruhannya itu.

"Ayo pergi." ucapnya lagi sembari mengisyaratkan 5 orang bodyguard berbadan tegap itu untuk mengikutinya dari belakang. Sementara 5 orang lainnya tetap menunggu di bandara, menjaga Luna.

.

.

.

Selang beberapa jam kemudian, Andrew telah sampai di rumah sakit tempat Sagi dirawat. Pemuda itu mengalami kecelakaan ringan setelah menghindari mobil sedan milik orang suruhan Andrew.

"Bagaimana keadaannya?! " datar Andrew ketika baru saja sampai.

"Semua baik, master. Pasien sekarang masih dalam pengaruh anestesi." ujar salah seorang disana.

Andrew pun mengangguk mengerti, kemudian kaki jenjangnya melangkah cepat untuk menemui seseorang yang sedari tadi telah menunggunya.

"Ayah." sapa Andrew, membuat tiga orang di ruangan itu menoleh secara bersamaan.

"Oh, kau sudah datang nak?! "

Andrew tersenyum sembari mengangguk kecil ketika bahunya di sentuh lembut oleh Burhan Abdullah - ayah dari gadis yang di cintainya itu.

"Baru saja." jawabnya lembut, lalu mata tajamnya menatap kearah samping Burhan, "Apa kita bisa memulai terapinya sekarang?! " Tanya nya kepada satu satunya lelaki berjaz putih di sana.

Zhang Yixing - Dokter kebangsaan China yang akan menghipnotis Sagi nantinya itu mengangguk tegas, "Ya." ucap Dokter Zhang membuat Andrew diam diam menghela nafas.

"Aku akan membantumu, mas." serak Lea di sebelah Andrew.

Sepertinya gadis itu baru saja menangis. Matanya tampak sembab dengan hidung yang memerah. Andrew pun menipiskan bibir mengucapkan terimakasih dengan pelan. Sementara Burhan masih terdiam dengan pandangan mata kosong.

"Ketika lelaki brengsek itu sadar nanti, biar dia menganggap aku sebagai kekasihnya. Biar -"

"Itu sangat berbahaya, Syailea!" potong Burhan tiba tiba berteriak. Ia teramat tak setuju dengan ide gila Lea barusan. "Jika ia bisa berbuat seperti itu ke Luna - gadis yang di cintainya, ia pasti bisa berbuat lebih buruk kepadamu nanti. Ayah tidak setuju dengan ide gila mu barusan. Lagi pula, Luna pasti akan membencimu nantinya karna berpikir kau telah merebut kekasihnya." lanjut Burhan lagi.

Lea tersenyum sembari melangkah mendekat untuk menyentuh lengan sang ayah. "Ayah. Kau tahu kan jika Alluna adalah adikku yang paling ku sayang?!" Burhan terdiam, namun dalam hati ia membenarkan perkataan sang Putri barusan.

Lea sangat menyayangi Luna karna gadis itu begitu menginginkan sosok adik sebelumnya. Maka ketika abangnya (Ayah Luna) menitipkan gadis itu untuk di jaga, Burhan menerima Luna dengan tangan terbuka. Bagi Burhan, Luna sudah seperti malaikat kecil yang memang sengaja di titipkan untuk menjadi pelengkap di keluarganya.

"Aku tak ingin ada orang yang menyakitinya. Biar kali ini aku yang berkorban, Luna sudah cukup menderita. Aku tak apa jika Luna membenciku, asalkan dia tetap aman." tambah Lea lagi, wajah cantiknya telah basah oleh air mata.

"Bagaimana dengan kekasihmu?! " lirih Burhan membuat sudut bibir Lea terangkat. Ia tengah membayangkan wajah kaku sang kekasih di balik meja pengadilan.

"mas Roy pasti bisa mengerti." timpal Lea dengan senyum merekah.

.

.

.

"Kau yakin bisa melakukan ini, Syailea?! "

Lea yang duduk termenung di ruang tunggu langsung menoleh ketika mendengar suara Andrew, lelaki itu tak sendiri. Di sebelahnya ada Roynald - seorang pengacara yang merupakan kekasihnya itu, tengah tersenyum manis.

Lea langsung bangkit untuk memeluk tubuh bidang milik Roy. Mendapatkan tempat ternyamannya membuat tangis gadis cantik itu tumpah sejadi-jadinya.

"Sekarang tidak apa-apa, sayang. Aku akan selalu mendukungmu apapun yang terjadi. Aku akan tetap menunggumu, entah satu tahun atau sepuluh tahun. Meskipun cuma sehari atau satu jam, asal masih bisa melihat senyummu, aku baik-baik saja." kata Roy mengusap lembut punggung Lea.

Gadis itu seketika mendongakkan kepalanya untuk menatap sang kekasih, di berikannya senyum terbaik yang ia miliki, lalu dengan sedikit berjinjit, Lea berhasil mengecup singkat bibir tebal sang kekasih.

Mata Roy terpejam, ikut merasakan perasaan nyaman dengan getar mendebarkan akibat ciuman lembut dari Lea barusan.

"Apapun yang terjadi nanti, aku akan tetap mencintaimu." senyum Lea setelah melepas ciumannya di bibir Roy.

Tangan Pria itu terangkat, ia membelai lembut permukaan pipi mulus Lea, dan melabuhkan kecupan ringan di kedua mata gadis itu, "Aku juga." jawabnya lembut.

Mereka tertawa lepas setelahnya, meninggalkan Andrew dengan perasaan canggung. Ia benar-benar seperti seonggok kotoran di antara dua orang yang tengah kasmaran ini.

"Jadi- kau bisa melakukannya, Syailea?! ". Ulang Andrew dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Bagai tersadar dari koma, Lea pun terlonjak dan seketika langsung menatap Andrew dengan mata menyayu. Ia melupakan fakta jika sekarang masih ada Andrew di antara ia dan Roy.

“Ah- maafkan aku..”

"Tak apa, itu tidak masalah." Andrew tersenyum maklum.

Menghela nafas sejenak, sebenarnya Lea tak mungkin bisa membuat Luna membencinya. Rasa sayangnya ke gadis itu begitu besar, sehingga Lea tak tega jika melihat Luna menangis.

"Kau tak bisa?! "

Lea menatap Andrew sekilas, sebelum mengangguk dengan tekad yang telah bulat. "Aku akan berusaha semaksimal mungkin." ucapnya membuat Roy segera merengkuh pinggang gadis itu dari samping.

"Kau pasti bisa." bisik Pria itu lembut.

Lagi lagi, Andrew hanya bisa menghela nafas melihat pasangan di depannya ini. "Aku akan menyabotase obrolan Luna dan juga Sagi nantinya agar Luna tak curiga dan kembali dalam waktu dekat." jelas Andrew yang di angguki oleh Lea. "Dan ketika Luna pulang nantinya - kau harus menikah dengan Sagi, apa itu tak masalah?! " sambung Andrew lagi.

"Tak apa. Aku akan membantu membuatmu bercerai nantinya." kerling Roy membuat Lea terkikik geli.

"Aku belum menikah dan perceraianku telah di rencanakan?! Huh, malangnya nasibku." canda gadis itu.

***

Masa sekarang...

Setelah pertemuan Lea dengan Roy barusan, gadis itu langsung menuju kantor sang Ayah. Kaki jenjangnya baru saja akan memasuki gedung bertingkat itu sebelum seseorang memanggil nama Lea dari belakang.

"Syailea!"

Tubuh Lea mengejang kuat dengan mata melebar. Tangannya terkepal hingga buku buku jarinya memutih. Suara itu - mungkin kah ia terlambat?!

Dengan gerakan anggun, Lea menolehkan kepalanya. Tak lupa ia memasang senyum merekah ceria, "Oh. Joo! " girang Lea seolah baru saja berjumpa kawan lama.

Joshua yang masih tampak rapi dengan balutan jaz berwarna navy itu, membasahi bibir bawahnya dengan gerakan pelan. Mata sipitnya memandang Lea lekat.

"Lama tak bertemu. Kau semakin terlihat mempesona saja." ucap Joshua lengkap dengan kerlingan nakal.

Syailea merutuk dalam hati, namun sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman malu malu. "Benarkah?! Ah. Kurasa ini karna pernikahanku dengan Sagi kemarin." manjanya membuat Joshua terkekeh kecil.

"Kau sibuk?! Bagaimana jika aku mentraktirmu coffe?! Ku lihat interior cafe di sana sangat bagus." tawar Joshua membuat Lea mendengus keras dalam hati.

"Huh, aku sangat ingin pergi bersamamu. Tapi, masih ada pekerjaan yang harus ku lakukan. Bagaimana jika lain waktu saja?! Aku akan mengajak suamiku untuk ikut bersama kita." tawar Lea dengan wajah memelas. Namun terlihat begitu manis di mata Joshua.

Pria itu berpikir sejenak sebelum mata sipitnya kembali mengerling, "Baiklah. Tapi - akan sangat bagus jika itu hanya kau dan aku saja." canda Joshua yang hanya di anggap angin lalu oleh Lea.

Selepas kepergian Lea, mata sipit Joshua memandang punggung gadis itu tajam. Seolah dengan pandangnya saja bisa menembus punggung ringkih itu.

"Sayang jika aku tak menikmatimu dulu cantik." sinis Joshua menjilati bibir bawahnya.

.

.

.

Alluna bersenandung pelan ketika kakinya telah tiba di depan gedung perkantoran milik Andrew. Sekarang masih jam 11.00 Wib, artinya masih ada waktu dua jam lagi sebelum makan siang. Ia berencana membuat kejutan kecil untuk Andrew.

"Permisi, apa aku boleh tahu dimana letak ruangan O - Direktur Andrew?! " tanya Luna ketika gadis itu melewati meja resepsionis.

Resepsionis itu menatap Luna dengan senyum manis bentuk formalitas, "Maaf, apa nona sudah membuat janji sebelumnya?! Jika boleh tahu, atas nama siapa ya?! "

Alluna balas tersenyum. Ia menyelipkan sejumput rambutnya kebelakang telinga, apa ajakan Andrew tadi pagi juga termasuk membuat janji?! "Aku belum. Namaku, Alluna Viviane." ucapnya membuat mata gadis resepsionis di depannya membola.

"Maaf atas ketidak sopanan saya, nona." resepsionis itu membungkuk membuat dahi Luna mengernyit. "ruangan Direktur ada di lantai 35. Nona bisa memakai lift khusus Ceo disana." tambah resepsionis itu lagi.

Meski masih bingung, Luna tetap mengucapkan terimakasih. Ia pun mulai berjalan anggun kearah lift yang tadi di tunjukkan oleh resepsionis tadi.

"Apa hanya perasaanku saja?!" batin Luna merasa tak asing ketika berada di dalam lift.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

udah suudzon duluan ke keluarga burhan, pdhl ada cerita dibalik itu semua

2024-12-12

0

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

kenapa sagi bgt ya, masih belum keraba nih

2024-12-12

0

🍒⃞⃟🦅 Dinul𝐙⃝🦜

🍒⃞⃟🦅 Dinul𝐙⃝🦜

aaaaaa aku tertipu dan sudah membenci lea

2021-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!