Berbeda dengan Anne yang selalu ramah dan peduli terhadap mereka yang di bawahnya.
******
Anne berjalan melenggang tanpa memperdulikan teman-temannya. Bukan angkuh atau sombong. Hanya saja ia malas meladeni orang-orang yang tidak berkeperimanusiaan dan yang selalu sibuk mengomentari orang lain.
Dalam pikiran Anne sudah terdoktrin bahwa tidak ada yang bisa menerima orang seperti dirinya, yang memiliki penampilan yang berbeda.
Anne masa bodoh dengan orang lain. Ia tidak ingin menghabiskan waktunya, tenaganya, pikirannya dan masa depannya untuk meladeni orang-orang yang kurang kerjaan dan orang yang hidupnya dikungkung dengan pandangan yang negatif.
Sesampainya di kelas, ia duduk mengambil buku untuk dibacanya dan headset masih bertengker di kepalanya. Ia mengacuhkan keriuhan teman-teman di kelasnya yang hanya buang-buang waktu.
"Kau sudah datang, Ndut?" sapa Jacky tanpa mendapatkan jawaban dari Anne.
"Cihhhh, dikacangin gue... blagu jadi orang." gumamnya.
Jacky melepas paksa headset dari telinga Anne. Anne memalingkan wajahnya pelan dengan matanya menatap tajam ke arah Jacky.
"Apa? udah gentong! disapa blagu nggak mau jawab." Anne tiba-tiba berdiri. Wajahnya didekatkannya pada Jacky. Mata tajamnya menyorot dan tangannya merebut kembali headset itu.
Deg!! jantung Jacky berdetak kencang. Ia terdiam dan terpaku dengan tatapan mata Anne.
"Jangan coba-coba ganggu aku lagi." tangan Anne menampar pelan pipi Jacky hingga membuat Jacky tersadar dari lamunannya.
Anne kembali duduk dan mengambil posisi yang sama seperti sebelumnya.
"Sial!!! kenapa jantungku?" ia menyentuh dadanya. Dirasanya masih berdetak kencang.
"Bagaimana mungkin aku bisa seperti ini? tidak pernah aku merasakan hal seperti ini." gumamnya sambil pergi meninggalkan Anne ke luar kelas.
Sedangkan Anne masih terpaku pada buku yang ia baca tanpa merasakan apapun.
Tidak lama setelah itu, Bu Stefani masuk ke kelas.
"Selamat pagi anak-anak."
"Selamat pagi juga Bu." jawab serentak semua murid. Dengan gegas Anne melepaskan headsetnya.
Bu Stefani pun menuju ke mejanya.
"Mohon diperhatikan. Khususnya bagi pengurus agar bekerja sama dengan baik. Ibu ingin kalian disiplin dan bertanggung jawab pada diri sendiri. Pengurus berhak menegur teman-temannya yang terlambat dan mendisplin mereka. Ibu ingin melihat, apakah kelas binaan ibu ini bisa menjadi kelas teladan. Oleh karena itu Jacky dan Anne, ini tugasmu. Jika ada yang melanggar, kalian berdua juga harus siap menerima konsekuensinya." Jacky mendengar kata-kata Bu Stefani langsung beralih menoleh Anne yang tanpa memiliki reaksi apapun. Wajahnya datar dengan tatapan ke depan membuat Jacky semakin jengkel padanya.
"Gila ni cewek gentong. Tanpa reaksi apapun dengan tanggung jawab yang besar ini?" dongkolnya. Jacky tahu, untuk menghadapi teman-temannya tidak mudah. Banyak pemberontak di kelasnya.
"Jadi anak-anak, bantulah membantu pengurus kalian dengan menjadi anak yang baik, tertib dan disiplin." sambung Bu Stefani.
"Kan kalau kami didisiplin, Anne juga Bu. Biar dia bisa kurus. Itung-itung mengurangi berat badannya Bu." celetuk salah satu murid yang paling belakang.
"Jangan salah, hukuman yang akan kamu terima jika melanggar bisa 3x lipat." sahut Bu Stefani.
"Rasain!!!" jawab Anne dalam hati.
"Yah Bu???" jawab siswa itu lagi.
"Ibu yakin. Kamu tidak akan tega menyiksa temanmu. Baiklah, ibu hanya menyampaikan itu. Setelah ini guru kalian akan masuk." kata-kata Bu Stefani membuat semua siswa terdiam. Bu Stefani pun meninggalkan kelas.
Kelas tetap hening tidak seperti biasanya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai readers....
Terima kasih sudah mampir di novelku yang kedua...
Semoga kalian senang dan menikmatinya....
Mohon koreksinya ya...
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments