Part 9

7 Tahun kemudian

Anne telah lulus dari sebuah universitas desainer ternama di Eropa dengan memperoleh predikat Cumlaude.

Suatu kebanggaan bagi kedua orang tuanya.

Orang tua Anne memberikan apresiasi terbaik untuk Anne dengan memberikan kejutan sebuah butik lengkap dengan peralatan dan karyawannya.

Setelah wisuda, Anne kembali ke Indonesia untuk memulai karirnya sebagai desainer.

Setelah turun dari bandara, orang tua Anne tidak langsung membawanya pulang.

"Loh Pa Ma, kita mau kemana?" tanya Anne kepada orang tuanya.

"Tenang saja. Papa dan Mama punya kejutan atas kerja keras dan prestasi yang kamu raih." jawab papanya.

Sekalipun orang tua Anne sudah memiliki perusahaan, tetapi orang tuanya tidak memaksa Anne untuk melanjutkan perusahaan itu. Papa Anne memberikan kebebasan agar Anne memilih apa yang ia suka. Papa Anne yakin bahwa suatu saat, Anne mau membantunya untuk melanjutkan perusahaannya. Hanya saja membutuhkan waktu.

Keluarga Anne memiliki perusahaan tekstil yang dirintis oleh orang tuanya dari nol hingga akhirnya bisa berkembang pesat menjadi perusahaan besar.

Itulah mengapa Papa Anne untuk saat tidak memaksa putrinya untuk bekerja di perusahaannya. Toh, semua masih bersangkutan sehingga bisa saling mendukung.

"Mama tutup matamu dulu ya." pinta Nency kepada Anne yang menutup matanya menggunakan penutup mata.

Sampailah mereka di sebuah bangunan yang megah dan elegan. Sesuai dengan impian Anne.

Mereka keluar dari mobilnya. Di depan bangunan itu sudah berdiri semua karyawan dan satpam yang akan dipekerjakannya. Tidak lupa juga dengan bodyguard-bodyguard terpilih.

Mereka semakin mendekati pintu dimana sudah terpasang pita yang akan digunting dan kain penutup gedung yang siap dibuka.

Alex Saputra memberikan aba-aba kepada semua orang dengan mengangkat tangannya agar mereka siap melakukan tugasnya.

"Satu.... dua... tiga...." suara gemuruh terdengar dari semua yang hadir.

Nency membukakan penutup mata Anne dan petugas membuka penutup gedung itu.

Ada suasana haru. Mata Anne sudah mulai menghasilkan kristal-kristal bening.

"Surprise!!!!" teriak semua yang hadir.

"Selamat ya sayang... ini semua untukmu." Alex dan Nency bergantian mencium putrinya.

"Terima kasih Pa Ma... Ini luar biasa!!"

"Semoga kamu senang sayang." lanjut Nency.

"Anne senang ma... terima kasih banyak." jawab Anne terharu.

"Ayo, potong pitanya." Pinta Alex kepada putrinya. Anne pun memotong pita itu sebagai tanda peresmian atas butiknya dan disambut tepuk tangan meriah dari tamu undangan dan semua karyawan.

"Papa juga sudah menyiapkan karyawan, satpam dan bodyguard-bodyguard terbaik. Jadi, kamu tidak perlu khawatir."

"Papa memang terbaik deh..." pujinya.

Setelah pemotongan pita, mereka memasuki gedung tersebut. Anne dibuat terkejut lagi ketika melihat seluruh ruangan. Semua sudah tertata rapi.

"Waaawwww.... terima kasih Pa Ma..." kagumnya.

"Ini Siska, sekretaris pribadi kamu. Papa juga sudah uji. Ini Lidya, manager kamu dan ini Toni, kepala bagian produksi. Semua sudah diuji." jelas Alex.

"Wahhhh, terima kasih lagi pa..."

"Semua untukmu sayang..." jawab papanya tersenyum.

"Saya berharap kalian bisa bekerja sama dengan putriku." imbuhnya kepada semua karyawan.

"Siap tuan. Selamat datang Bu." Ucap semua karyawan.

"Terima kasih semuanya. Saya harap kita bisa menjadi tim yang solid. Oya, jangan panggil saya 'bu' karena saya belum menikah." sontak mereka tertawa.

"Jadi harus memanggil apa?" tanya Nency.

"Panggil Nona saja." jawab Anne.

"Baik Nona muda." sahut Siska.

Mereka tidak menyangka jika ternyata Anne memiliki hati yang hangat.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai readers....

Terima kasih sudah mampir di novelku yang kedua...