Keesokan harinya
Anne bangun tidur dengan penuh semangat. Ada harapan baru untuk kemajuan butiknya. Apalagi papanya tidak segan-segan untuk mendukung.
Setelah berdoa, Anne bergegas ke kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari ini.
Semua keperluan telah ia siapkan dan ia siap berangkat ke butiknya.
"Selamat pagi Pa, Ma." sapa Anne yang baru saja turun dari tangga.
"Selamat pagi juga sayang." jawab orang tua Anne serempak yang berhiaskan senyuman hangatnya.
"Sayang, ini surat perjanjian kontraknya sudah papa tanda tangani. Teruslah berjuang untuk menggapai cita-citamu." Alex menyerahkan dokumen tersebut dan diterima oleh Anne dengan senang hati.
"Terima kasih pa. Ini adalah awal yang baik." ucap Anne.
"Baiklah. Ayo, sarapan." ajak Nency. Mereka pun sarapan bersama seperti yang dilakukan setiap harinya. Karena dengan makan bersama dapat menjaga hubungan mereka tetap erat meskipun Alex dan Anne lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja.
"Anne sudah selesai Pa, Ma." Anne berdiri dari kursinya dan memberikan salam kepada orang tuanya dengan mencium punggung tangan dan kedua pipi mereka.
"Hati-hati sayang. Selamat bekerja. Semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa bahagia dan mencari kebahagiaan." Anne tersenyum dengan kata-kata mamanya. Anne tahu maksud mamanya dengan kata 'mencari kebahagiaan'.
Untuk saat ini Anne memang lebih memfokuskan untuk membangun butiknya terlebih dahulu. Lagian, dia juga selalu berpikir bahwa 'mana ada yang suka denganku yang berbadan seperti tong ini.'
Flashback On
Saat SMA Anne sempat tertarik dengan Jacky tetapi dia sadar diri bahwa tidak mungkin seorang Jacky menyukainya. Ia tahu perhatian Jacky hanya berdasarkan perhatian biasa sebagai teman biasa karena sama-sama memiliki tanggung jawab di kelas.
Kata-kata yang selalu ia ingat adalah ketika kelulusan SMA.
"Anne, maafkan jika aku dulu sering membully kamu. Aku sadar aku salah. Sekarang aku melihat sisi kelebihanmu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Jika Tuhan kehendaki, aku ingin berada di dekatmu." Anne tersentuh dengan ucapan Jacky tetapi Anne tidak mau salah paham dengan ucapannya.
"Terima kasih. Aku tidak pernah membenci kamu kok. Aku harap, kamu benar-benar berubah menjadi orang yang lebih baik. Yang tidak melihat fisik orang dan menjadikannya bahan bercandaan." deg!!! kata-kata itu menusuk hati Jacky. Jacky merasakan ada yang menusuk di bagian dadanya. Perasaan apakah itu?
"Sekali lagi maaf. Bahkan aku meminta maaf kepada kamu disaat-saat terakhir kita akan berpinsah." Anne hanya menimpali dengan senyuman.
"Kamu mau lanjut kuliah di luar negeri ya...?" tanya Jacky yang ingin mencari tahu.
"Iya. Aku mau ambil desain. Aku punya mimpi besar." balas Anne.
"Semoga apa yang kamu impikan tercapai ya..." harap Jacky.
"Terima kasih. Aku pulang dulu ya... Semoga kita bisa bertemu lagi." Anne pergi meninggalkan Jacky dengan perasaan yang tidak karuan. Apakah ada cinta di hati itu? Tidak yakin!!! karena Anne tidak pernah mau membuka diri untuk orang lain. Ia belum siap terluka. Cukup selama ini terluka karena bully-an orang terhadap dirinya.
Flashback off
Anne menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan lamunannya.
"Ah, kenapa aku jadi ingat Jacky. Kemana ia sekarang ya." tanyanya pada diri sendiri.
"Mungkin dia sudah menikah." tebaknya.
"Mungkin hanya perasaanku saja kalau dia suka sama aku."
Tak terasa ia sudah sampai di butiknya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai readers....
Terima kasih sudah mampir di novelku yang kedua...
Semoga kalian senang dan menikmatinya....
Mohon koreksinya ya...
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Dan jangan lupa untuk like ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments