Part 3

Teeeeetttttg...

Teeeeetttttg...

Teeeeetttttg...

Bunyi bel sekolah tanda sekolah akan memulai belajar.

Anne tiba tepat saat bel sekolah berbunyi agar bisa menghindari orang-orang yang tentunya akan membullynya.

Dalam pemikiran Anne, sudah dipastikan bahwa ia akan menjadikan bahan bully-an teman-teman barunya.

Ini bukan sekedar pemikiran yang negatif atau pesimis. Bukankah sebagian besar orang akan merasa aneh jika melihat orang berbadan besar seperti Anne?

Ini hari pertama masuk sekolah.

Anne mencari kelas yang sesuai ia dapatkan. Yaitu, kelas XA.

Satu per satu ia melihat papan kecil yang bertuliskan nama kelas. Hingga akhirnya, ia menemukan kelasnya.

Dengan hati ragu-ragu ia memasuki kelas itu dengan masih mengenakan headset di telinganya.

Ia menatap seluruh kelas dan mencari tempat duduk yang masih kosong.

Tinggal satu tempat duduk di sebelah seorang cowok ayu di baris depan paling pojok.

Anne mendekati meja itu dan...

"Apakah kursi ini masih kosong? Bisa aku duduk disini?" ucapnya pelan yang sedikit berharap akan dipersilahkan. Cowok itu mengangkat wajahnya dan menatap Anne bingung.

"Hmmmmm." dia menoleh ke segala arah, memang tidak ada tempat duduk lagi.

"Tapi apakah kursi ini muat untukmu?" semua murid tertawa mendengar pertanyaan cowok ayu itu. "Apakah tidak akan patah jika kamu mendudukinya?" lanjutnya dengan maksud membullynya.

"Tidak. Ini cukup." kata Anne pelan.

Lalu Anne meletakkan buku di tangannya di meja dan melepaskan tas di punggungnya pada laci yang tersedia. Selama guru belum masuk, Anne belum melepaskan headsetnya.

Dia meletakkan pantatnya yang besar itu, membuka buku dan membacanya tanpa mempedulikan keributan yang terjadi di kelasnya karena berkenalan satu dengan yang lainnya.

"Hei, apakah kamu akan berdiam diri dan menjadi kutu buku seumur hidupmu?" tanya cowok di sebelahnya. Namun tidak ditanggapi oleh Anne.

Anne masih fokus menatap bukunya.

"Hei, apakah selain badanmu yang besar ini kamu juga tuli?" lanjut cowok yang bernama Jacky Wijaya itu. Anne tetap saja diam.

Jacky menarik headset dari telinga Anne dan merebutnya.

"Hei, dengar kalian semua.... Ternyata cewek di sebelahku ini bukan hanya berbadan besar tetapi juga tuli." teriak Jacky kepada teman-temannya yang dibalas dengan tertawa terbahak-bahak oleh mereka.

"Oh, benarkah?" sahut salah satu teman perempuannya.

"Berikan itu padaku." Anne menyodorkan tangannya untuk meminta headset tersebut tetapi Jacky tidak mau memberikan.

"Berikan!!!" teriak Anne dengan lantang dengan masih menyodorkan tangannya.

"Waaawwww.... waaawwww.... suaramu merdu dan lantang." ejek Jacky yang tidak memberikan headset itu juga.

Tanpa basa-basi lagi Anne sigap berdiri dan mencoba merebut headset itu dari tangan Jacky tetapi Jacky masih tetap mempermainkannya.

Anne maju satu langkah di depan Jacky, matanya tepat di depan matanya, hidung telat di depannya dan bibir sejajar dengan bibirnya.

deggggg!!!

Sontak membuat Jacky tercengang atas keberanian Anne. Kemudian Jacky menarik wajahnya sedikit menjauh.

Semua orang di kelas menatap mereka berdua yang sedang berdiri berdekatan dengan wajah mereka yang tinggal sejengkal.

Dengan cepat Jacky memberikan headset itu secara kasar kepada Anne.

"Cihhhh." ucap Anne lalu kembali ke tempat duduknya dan membaca bukunya lagi.

Jacky masih mematung atas sikap Anne tersebut. Ia menggelengkan kepalanya untuk menghapus memori yang barusan terekam dalam otaknya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai readers....

Terima kasih sudah mampir di novelku yang kedua...

Semoga kalian senang dan menikmatinya....

Mohon koreksinya ya...

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

wkwkkk

2020-10-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!