"Ran aku mau pindah ke Jakarta,"
Pamit Hani suatu hari, saat main ke kos Rani.
"Kamu mau kerja disana?" tanya Rani
"Nggak, aku ikut cukong kaya. Dia mau menjamin hidupku asal aku mau ikut dia ke Jakarta,"
"Kamu hati-hati ya, semoga bahagia di Jakarta, jangan lupa menabung. Sampai kapan kamu akan begini terus,"
"Ok bawel,"
Setelah menjual barang-barang di kosnya Hani berangkat ke Jakarta mengikuti kekasih barunya Ricko.
***
Babak baru hidup Hani dimulai. Sesampainya di Jakarta Hani di jemput sopir pribadi pacar Hani. Mobil itu melaju ke sebuah Villa di pinggiran kota Jakarta.
Rumah yang sangat besar, apakah dia akan tinggal di rumah sebesar ini pikir Hani. Wah kaya sekali ternyata kekasihnya itu.
"Tuan sedang ada urusan, Mbak disuruh menunggu di dalam, mungkin nanti malam Tuan Ricko akan datang."
Sopir itu membawa masuk Hani ke dalam rumah besar itu. Hani mengikutinya masuk ke dalam. Sepi sekali apa nanti dia akan sendirian saja disini, hati Hani bertanya-tanya.
"Biikkk!" panggil sopir itu.
Dari dalam seorang wanita setengah baya datang berlari kecil.
"Ada apa pak Mat?" tanyanya pada sopir itu.
"Antarin Mbak Hani ke kamar Tuan, dan layani kebutuhannya dia akan tinggal disini,"
Bibi itu mengangguk dan mengangkat koper yang dibawa pak Mat, lalu mengajak Hani untuk naik ke lantai dua.
"Mari Mbak, Bibik anter ke kamar atas," ajaknya ramah.
Hani mengikuti bibi, matanya memandang ke sekeliling rumah itu. Wah nasib dia kali ini sungguh beruntung. Ricko pria yang kaya raya pikirnya.
"Bik, apa tidak ada siapa-siapa disini selain kita?" tanya Hani
"Mmmm pembantu tiga sopir satu Mbak, Tuan biasanya anu mmmmm," bibi tidak melanjutkan bicaranya.
Hani mengagumi rumah besar Ricko, selama ini dia hanya melihat rumah sebesar ini di sinetron. Sekarang dia tinggal disini. Hatinya berbunga-bunga semoga Ricko menjadi pelabuhan terakhirnya.
"Silahkan,"
Bibi mempersilahkan Hani masuk ke dalam kamar Ricko.
Hani semakin takjub melihat isi kamar Ricko, ini kamar apa istana. Kamar ricko bahkan lebih besar dari apartemen yang dia tinggali dulu. Kalau kamarnya saja seperti ini bisa punya anak banyak pikirnya.
"Boleh Bibi bantuin nyusun bajunya Mbak?"
"Mmmmm, bo... boleh Bik, sini aku buka kunci kopernya,"
Hani membuka kunci koper, dan bibi menyusun isinya ke dalam lemari. Hani memeriksa kamar itu dengan terkagum-kagum.
"Mbak nanti kalau butuh sesuatu telpon aja bibi,"
Bibi menunjukkan pesawat telpon yang ada diatas meja rias.
"Mbak Hani sudah makan belum atau mau dibuatin minuman?," tanyanya lagi.
"Mmmm gak usah Bik, disini sudah ada kopi kan, nanti aku buat sendiri,"
Hani melihat ada pemanas kopi dikamar dan juga ada sebuah kulkas kecil.
"Kalau begitu saya pamit kedapur dulu ya Mbak,"
Bibi mengundurkan diri, setelah pintu di tutup Hani merebahkan tubuhnya di ranjang. Oh indahnya hidup ini. Kali ini Tuhan baik padaku bathin Hani berbicara.
Dia sudah merencanakan akan bagaimana setelah ini, dia akan mengajak Ricko untuk menemui keluarganya. Merancang pernikahan dan segera punya anak.
Hani kemudian terlelap dan terbuai dalam mimpi-mimpinya indahnya.
***
Hari mulai gelap, Hani terbangun dari tidurnya. Dia memutuskan untuk mandi siapa tau tiba-tiba Ricko datang menemuinya. Dia harus tampil cantik dan menyenangkan.
Setelah mandi dia mengenakan bajunya yang paling seksi. Merias wajahnya memoles bibirnya dengan lipstik warna pink, dan menyemprotkan parfum ketubuhnya.
"Yes Iam ready for you Darling,"
bisik Hani dalam hati, sambil memperhatikan penampilannya di kaca.
Hani keluar dari kamar, dia juga belum paham tiap sudut rumah ini. Suasana sangat sepi, lampu-lampu diruangan sudah hidup.
Hani melangkahkan kakinya ke dapur. Dia butuh teman bicara. Hani akan mengajak bibi ngobrol, setidaknya dia harus tahu tentang Ricko, pasti bibi tau ke seharian majikannya.
"Bik...,"
Sapa Rani saat melihat bibik lagi membersihkan peralatan dapur sendirian.
"Loh, kog Mbak ke dapur, Mbak ada perlu apa?"
"Nggak bik, aku merasa sepi di kamar makanya kesini mencari bibik," jawab Hani.
"Mbak kalau perlu apa-apa kan bisa telpon bibik, dari pada harus ke dapur,"
"Nggak apa Bik, Bik biasa pak Ricko pulang jam berapa?" tanya Hani.
"Nggak tentu Mbak, kadang gak pulang kesini, jarang pak Ricko datang kesini,"
"Oh..., apa ini rumah dia satu-satunya," selidik Hani.
"Waduh, kalau soal itu Bibik gak tau Mbak,"
"Selain saya apa ada yang pernah tinggal di sini juga?"
"Maksudnya apa ya Mbak?"
"Ya mungkin pacar pak Ricko sebelum saya,"
"Itu..., hmmm gimana ya Mbak?"
"Cerita saja Bik, aku cuma pingin tau saja kog?"
"Dulu ada sih Mbak, tapi gak lama tinggal disini,"
"Kenapa?"
"Nggak tau saya Mbak, tiba-tiba saja perempuan itu pergi saat Tuan Ricko tidak ada,"
Hani terdiam, pasti laki-laki sekaya Ricko tidak hanya punya satu wanita dalam hidupnya.
"Mbak gak makan, saya sudah siapkan makan buat Mbak," tanya bibik.
"Hmmm boleh juga Bik, aku juga sudah lapar,"
"Makan disini saja ya Bik, kita makan sama-sama,"
"Jangan Mbak, nanti saya kena marah Tuan,"
"Tidak apa-apa, Tuan kan tidak ada di rumah,"
Bibik menyiapkan makan untuk Hani, Hani memaksa bibik untuk makan bersamanya. Dengan perasaan takut bibik akhirnya menemani Hani makan.
"Bibik sudah lama ikut pak Ricko," tanya Hani lagi.
"Sejak Tuan beli villa ini Mbak,"
"Bagaimana sikap pak Ricko Bik?"
"Bapak itu orangnya baik banget Non, gak pernah marah sama kami, pokoknya baik suka membantu warga sekitar sini yang susah," jelas bibik lagi
Hmmm tidak salah kalau Hani mengikuti Ricko kesini pikirnya. Dia hanya takut seperti yang sudah-sudah, Hani selalu bertemu laki-laki yang kasar dan suka main tangan padanya.
Ricko ini sangat lain, dia pria yang lembut dan juga tidak memandangnya hina, walaupun Hani berprofesi sebagai wanita panggilan.
Perkenalannya dengan Ricko membuatnya merasa dihargai sebagai perempuan. Tanpa ragu Hani menerima saat Ricko menawarinya untuk tinggal di Jakarta.
Sebelum Hani kesini Ricko bahkan sering memberi uang Hani dalam jumlah besar, agar Hani tidak bekerja sebagai wanita malam lagi.
Hani semakin yakin kalau kali ini hidupnya pasti berubah. Setidaknya dia bisa merasakan hidup bahagia.
***
Note : kalau suka dengan cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments