Hani telah sampai di kos Rani, ternyata Rani tidak ada di kosnya, mungkin dia sedang pergi membeli makan siang pikir Hani. Biasanya selalu begitu. Rani selalu menyiapkan makan untuk Hani.
Hani menunggu di depan kos Rani, sambil bermain game dan membaca berita di internet, dia menemukan berita tentang Ricko yang terseret kasus korupsi.
Hani kembali sedih mengingat Ricko. Hingga dia mendengar ada suara motor berhenti di depan kos, rupanya Rani sudah datang.
Hani dan Rani berpelukan, ingin rasanya menangis saat itu, tapi Hani tak mau sahabatnya itu tau tentang luka hatinya. Melihat Rani bahagia sudah mengobati lara hatinya.
Untuk sementara Hani akan tinggal di kos Rani sampai dia mendapatkan kosnya sendiri.
"Jadi apa rencanamu Han? tanya Rani.
"Aku akan meneteap disini, aku akan mencari kerja Ran,"
"Hmmm baguslah,"
"Besok aku akan cari kos, lalu beli motor buat aku kemana-mana biar lebih irit,"
"Aku mau berubah Ran, untung kemarin aku menabung aku ingat semua nasehatmu," ucap Hani.
"Syukurlah kamu mulai berfikir untuk berubah," jawab Rani.
"Iya Ran, aku juga ingin menikah, tapi apa ada yang mau menikah denganku kira-kira?" Hani menggaruk kepalanya sendiri.
"Ya pasti ada, setiap orang pasti punya pasangan hidup," sambung Rani.
"Trimakasih Ran, kamu selalu menjadi sahabatku. Eh ngomong-ngomong kenalin dong sama bebebmu ha ha,"
"Ah..., hmmm susah itu mah," jawab Rani.
"Susah apanya, kamu ini selalu misterius kalau urusan cowok. Padahal kamu tahu semua tentangku," rengek Hani.
"Nanti aja kalau udah sah jadi suamiku baru di publikasikan," jawab Rani sambil nyengir.
"Ah kamu Ran, kalah artis privatenya ha ha..."
Hani melepas kerinduan pada sahabatnya itu. Malam harinya mereka menghabiskan malam menyusuri kota, sambil mengenang masa lalu.
***
Tanpa sengaja pertemuan dengan Arya menumbuhkan harapan baru pada hati Hani. Arya laki-laki tampan dan terlihat baik. Apa salahnya kalau Hani mendekati Arya mana tau berjodoh pikir Hani.
Pertemuan malam itu Hani berhasil mendapatkan nomor Arya, apa lagi Hani melihat Rani sepertinya tidak tertarik pada Arya, berarti ini kesempatan buat Hani.
"Selamat malam Mas, apa kabar? ini Hani temennya Rani, inget kan?"
Hani mengetik pesan WA pada Arya.
"Malam, oh Mbak Hani, baik Mbak lagi apa?"
Arya membalas, Hani melonjak girang mendapat balasan dari Arya.
"Lagi mikirin Mas Arya, Mas sudah makan belum?"
Balas Hani lagi.
"Sudah ini lagi sama Bos,"
"Maaf mengganggu ya Mas, oh ya boleh nanya?"
"Boleh,"
"Mas pacarnya Rani ya?"
Hani mau memastikan kalau Arya benar-benar bukan pacar sahabatnya.
"Apa Rani sudah punya pacar?" Arya malah balik bertanya.
"Kalian pacaran tidak?!" tanya Hani lagi.
"Kami teman aku kenal Rani di pesawat enam bulan lalu,"
Yes..., Hani bersorak dalam hati. Arya adalah target dia selanjutnya. Hani ingin menjalin hubungan secara normal dengan Arya. Diapun senyum-senyum sendiri.
"Kamu senyum sendiri kenapa?" pertanyaan Rani mengagetkan Hani.
"Eh Ran, cowok tadi malam ganteng juga ya, kamu kenal dimana sih sama Arya itu?"
"Oh Arya, nggak sengaja pas pulang kami satu pesawat," jawab Rani, diapun sibuk dengan gawainya sendiri.
***
Setelah mendapatkan kos sendiri, Hani membeli motor dia mulai mencari kerja, karna dia dulu berkecimpung di dunia malam, dia pun melamar sebagai waitres di sebuah Pub.
Mau kerja apa lagi tetep saja di seputaran itu. Bersyukur langsung diterima karena skill bahasa inggris Hani lumayan lancar.
"Ran... aku sudah dapat kerja," Hani mengabari Rani saat menelpon.
"Oh ya syukurlah, kamu tinggal dimana sekarang?"
"Aku kos deket tempatku kerja biar ngirit ongkos, dan pulang perginya enak,"
"Hmmm ok Han, semoga kamu senang kerja disitu. Oh ya bulan depan aku pulang kampung, adikku Ratih mau menikah." pamit Rani.
"Oh ok semoga kamu juga cepat nyusul yah, terus aku juga, terus kita sama-sama punya anak wah seneng deh he he," Hani mulai menghayal.
"Hmmm ngayal Neng..., ya semoga kita cepat ketemu jodoh kita ya Han," jawab Rani.
"Kamu udah punya bebeb, aku belum hik..."
"Hmmm bebeb terus. Udah ah aku mau ngurus ijin dari kantor dulu,"
"Ok Han bye see you," pamit Rani.
"Bye...,"
***
Setelah Rani pulang kampung Hani merasa kesepian, tiap off kerja dia menghabiskan waktunya di kamar kos untuk bermain game.
Hani teringat Arya, kemana pria itu kalau dia gak menyapa duluan Arya juga gak mau menghubungi dia.
"Mas apa kabar, lama gak ada kabar nih kemana aja?"
Hani mengirim WA pada Arya, lama menunggu Arya juga belum membalas. Hani mulai bosan.
"Maaf aku lagi di kampung ada urusan keluarga," balas Arya.
Hah kenapa dua orang ini sama-sama pulang kampung sih pikir Hani.
"Awas ya kalian berdua kalau sudah balik dari kampung," bisik hati Hani.
***
Sejak Rani pulang kampung Hani tak bertemu lagi dengan Rani. Hani sibuk dengan pekerjaannya, sementara Rani sibuk urusan dia dengan Arya yang mendadak langsung mau menikahinya.
Bahkan Hani juga tidak tau kalau Rani sudah menikah dengan Arya.
tut
tut
tut
Hani mencoba menghubungi Rani, Hani datang ke kosan Rani tapi kata ibu kos Rani sudah pindah. Hani kesal masa Rani pindah kos diam-diam. Awas kamu ya Ran tega banget, bisik hati Hani.
"Hallo Han...," Rani mengangkat telpon Hani
"Kamu dimana sih sekarang, aku main ke kosmu orang sana bilang kamu udah pindah!" Hani kesal pada Rani.
"Mmmm... maaf Han, aku... gimana ya bilangnya ke kamu, semua terjadi begitu saja, aku tak sempat untuk memberimu kabar," jawab Rani ragu.
"Terus tinggal dimana sekarang, aku mau ketempatmu mumpung lagi libur!" kata Hani masih dengan nada kesal.
"Baiklah aku kirim alamatku ya, kesinilah,"
"Ok tunggu ya jangan kemana-mana!"
Setelah menerima alamat baru Rani, Hani segera meluncur kerumah Rani yang baru naik motor.
tin
tin
Bunyi klakson motor Hani saat sudah sampai didepan rumah Rani yang baru. Rani membukakan pintu dan keluar menyambut Hani.
"Hmmm disini rupanya sekarang,"
"Iya baru kog pindah kesininya Han, yuk masuk!" Ajak Rani.
"Kamu sewa satu rumah ya, nggak kos lagi?" tanya Hani heran.
"Ya begitulah, aku sudah menikah jadi gak mungkin sewa satu kamar lagi kan Han,"
"Apaaa! kamu... kamu... menikah?"
Hani melotot mendengar Rani sudah menikah. Rani hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Jahat kamu ya, nikah diam-diam, bukannya kamu bilang adikmu yang mau menikah?"
"Iya memang adikku, kemudian aku," jelas Rani.
"Kamu jahat Ran, jahat sama aku!"
Hani masih tidak terima mendengar sahabatnya itu sudah menikah tanpa mengabari dirinya.
"Terus mana bebebmu itu?" tanya Hani lagi, karna memang Hani tidak melihat ada laki-laki di rumah Rani.
"Dia sedang bekerja, nanti malam dia baru pulang,"
"Yahhhh, gak bisa aku ninju suami kamu," sungut Hani.
"Ah sudah-sudah nanti kamu juga pasti ketemu sama dia kog," bujuk Rani.
"Ya tetep aku belum puas kalau belum ketemu orangnya langsung, kayak apa sih dia mana fotonya?" Hani masih penasaran.
"Kamu pernah ketemu sama dia sekali,"
"Hah... kapan?" tanya Hani heran.
"Waktu makan di food court dulu, yang ngantar kita pulang ke kos,"
"Maksud kamu Arya?!"
Hani semakin tidak percaya kalau Rani menikah dengan Arya. Rani mengangguk membuat Hani tiba-tiba merasa pusing.
"Tapi kamu bilang kalian tidak ada hubungan apa-apa,"
"Ceritanya panjang Han,"
Rani menceritakan bagaimana dia bisa menikah dengan Arya. Hani yang sebenarnya menaruh hati pada Arya sedikit kecewa dengan kenyataan itu. Tapi karena Rani sahabatnya dan Arya juga orang baik Hani mencoba ikhlas dan menepis jauh-jauh rasa itu.
***
Note : kalau suka dengan cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments