Flash back Hani
***
Hani kabur dari rumah orang tuanya sejak masih sekolah SMA, ayahnya yang seorang polisi sangat berprinsip dan keras dalam mendidik anaknya.
Jiwa liar Hani tidak tahan dengan kungkungan ayahnya. Dia ingin bebas tanpa dilarang ini dan itu. Suatu hari dia melarikan diri kabur dengan pacarnya.
Dia kabur ke Pekanbaru, disana dia bertahan setahun lalu berkenalan dengan lelaki baru, dan berpindah lagi ke Kalimantan.
Di Kalimantan dia berpindah kepelukan lelaki satu ke lainnya, dan diapun berpindah-pindah ke kota lain.
Suatu hari bertemulah dia dengan Rani yang menjadi sahabatnya hingga kini, saat itu dia habis ribut dengan pacarnya dan diusir dari apartemen.
Hani terduduk di ujung jalan, mukanya lebam bekas pukulan, dia menghisap rokoknya matanya menerawang. Orang yang lewat di depannya hanya memperhatikan sekilas sambil berlalu.
Rani yang baru membeli makanan kebetulan lewat di depannya, dia melihat Hani sedang dalam kekalutannya. Rani mencoba berbasa-basi dia menegur wanita itu.
"Mbak, lagi nunggu siapa?" tanya Rani.
Perempuan itu hanya menggeleng sambil mengepulkan asap rokoknya ke udara.
"Aku mau cari kos," katanya singkat.
"Sepertinya di sebelah kosanku ada yang kosong, yuk saya antar kesana kalau mau," ajak Rani.
Hani memandang Rani sejenak lalu setuju dan mengikuti Rani dari belakang.
"Rani," Rani mengulurkan tangannya menyalami Hani.
"Hani," jawabnya singkat.
"Mmmm Mbak udah lama disini?" tanya Rani lagi.
"Aku kemarin tinggal di apartemen ujung sana bersama pacarku, dan pacarku tadi mengusirku,"
"Oh..., sebentar lagi kita udah sampai,"
Sampailah mereka di rumah kos yang Rani maksud.
"Bu dhe...," panggil Rani pada pemilik kos.
"Iya, eh ada nak Rani,"
"Masih ada kamar kosong Bu dhe?" tanya Rani lagi.
"Masih Neng tinggal satu yang di ujung, yuk Bu dhe antar kalau mau lihat,"
Rani dan Hani mengikuti langkah wanita paruh baya itu menuju kekamar yang dimaksud.
Setelah sampai di kamar yang dimaksud, wanita itu membukanya dan menunjukkan pada Rani dan Hani.
"Tinggal yang ini saja sebulan tiga ratus ribu, tidak ada apa apanya," kata bu dhe kos menjelaskan.
"Saya ada uang pas tiga ratus ribu, boleh bayar dua ratus dulu Bu dhe, sisanya buat pegangan saya," tanya Hani sambil menyodorkan uang.
"Mmmm asal gak lama-lama, Bu dhe cuma penjaga kos disini Neng bukan yang punya,"
Bu dhe menerima uang Hani dengan ragu.
"Ini aku tambahin Bu dhe,"
Rani langsung mengambil uang seratus ribu dari dompetnya, lalu menyerahkan pada Bu dhe.
"Baik lah saya terima, kapan Neng mau pindah," tanya Bu dhe lagi.
"Saat ini juga, saya gak ada barang kog,"
Bu dhe dan Rani saling berpandangan, kemudian Bu dhe menyerahkan kunci kamar pada Hani.
"Oh ya, kos saya ada di sebelah sana, kamu udah makan," tanya Rani
Hani menggeleng pelan, Rani berfikir kalau Hani pasti belum makan.
"Yuk kalau gitu main ke kosan ku, kebetulan aku baru beli makan," ajak Rani.
"Nggak usah Ran, terimakasih sudah bantuin aku, nanti uangmu aku bayar kalau sudah punya duit,"
"Udah ayok, lagian disini panas belum ada kipas, kamu apa gak pengap nanti di dalam,"
Rani menarik tangan Hani dan membawanya ke kosannya.
Kos Rani bersebelahan dengan tempat kos Hani, kamar kos Rani lebih nyaman karna sudah komplit isinya dan kamar mandi juga ada di dalam.
"Masuk yuk," ajak Rani
"Hmmm bagus kamarmu Ran," kata Hani.
"Aku sengaja nyari yang udah ada isi, jadi tinggal bawa baju aja Han,"
Rani mengambil piring dan sendok, lalu mengambilkan minuman kaleng dingin dari kulkasnya.
"Makan yuk, kalau mau ngerokok nanti di luar ya, atau dijendelanya dibuka biar gak bau"
Hani mengangguk dan merekapun makan bersama.
"Sudah lama kamu disini Ran?" tanya Hani
"Lumayan lama, kalau kamu?"
"Aku baru setahun disini, sebelumnya dari Kalimantan," jawab Hani.
"Apa kamu nggak kerja," tanya Rani.
"Nggak, kemarin aku tinggal sama cowokku,"
"Jadi apa langkahmu selanjutnya?"
"Nanti malam aku mau cari duit ke club," jawab Hani.
"Kerja?" tanya Rani
Hani hanya mengerlingkan matanya, Rani tidak mengerti maksud Hani.
"Jadi kamu gak ada baju buat ganti?"
Melihat Hani tidak membawa apa-apa Rani jadi merasa iba.
"Semua barangku di apartemen si Brengsek itu." sungut Hani.
"Kalau begitu pakailah bajuku, banyak kog itu kamu bisa pilih badan kita kan sama,"
"Bagaimana kamu tidur nanti, gak ada apa-apa di kamar kosmu,"
"Ada bed coverku bisa kamu pakai buat alas tidur sementara," tawar Rani.
"Kamu gak perlu pusing, aku pinjam baju kamu aja yang paling seksi," kata Hani.
Rani bangkit dari duduknya menuju lemari pakaian.
"Yang seksi, Mmmm seperti apa? adanya yang begini," tunjuk Rani.
Hani ikut bangkit memilih baju dan mengambil salah satu yang dia rasa cocok.
"Yang ini boleh?" tanya Hani.
"Ambillah kalau kamu suka, ada cd baru dan bra dilaci bawah pilihlah, kebetulan belum kupakai,"
Rani menunjuk ke arah laci di bagian bawah lemari bajunya.
"Trimakasih Ran, kamu baik sekali padahal baru kenal udah percaya banget sama aku,"
Hani berkaca-kaca jarang dia temui orang seperti Rani, kebanyakan temannya baik kalau ada maunya dan kalau dia lagi banyak duit.
"Aku ini perantau, bagaimana jika aku mengalami hal yang sama dan tidak ada yang membantuku. Aku cuma berfikir seperti itu saja Han,"
Rani mengambil handuk bersih lalu menyerahkan pada Hani.
"Mandilah sana bersihkan dirimu,"
Hani mengangguk, lalu masuk kekamar mandi, dia bersenandung di dalam sana. Rani menghela nafas kasihan.
Rani mempersiapkan beberapa barang buat mengisi kamar Hani, dia tidak bisa membayangkan bagaimana anak itu tidur tanpa alas.
Untuk menawari dia dikosnya tentu penuh resiko, karna dia juga harus bekerja, takut ada apa-apa saat dia tidak ada.
Selepas mandi Rani sudah menunggu Hani dengan beberapa barang ada bed cover dan selimut juga beberapa baju ganti.
"Pakailah itu untuk di kamarmu, nanti aku carikan kipas angin biar tidak panas kalau malam,"
"Kalau siang bisa kamu buka jendela kamar,"
Hani manggut-manggut, dia mengeringkan rambutnya yang basah.
"Trimakasih, aku mungkin malam ini tidak tidur disana," kata Hani.
"Hah... terus mau tidur dimana?" Rani heran.
"Tidur di hotel," jawabnya singkat.
"Katanya nggak ada duit," tanya Rani.
"Ya nyari orang yang ngajak aku tidur di hotel,"
Rani masih bingung, Hani hanya tersenyum. Rani tidak tahu kalau Hani terbiasa menemani pria hidung belang.
"Besok aku kerja pulang jam 4 sore, jadi pagi sampai siang aku gak ada," jelas Rani.
"Ok sob kamu sobatku sekarang, besok sore aku main kesini kalau kamu sudah pulang,"
Hani membaringkan tubuhnya diranjang, dia langsung terlelap sepertinya dia sangat kelelahan, Ranipun membiarkan Hani beristirahat.
***
Note : kalau suka dengan cerita ini jangan lupa like dan komen ya. Trimakasih sudah membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments