“Selanjutnya apa yang harus aku lakukan ya?” lagi-lagi Aya bertanya pada diri sendiri
“Oh iya, di film yang biasa aku tonton seharusnya aku mencari pertolongan dengan menuliskan SOS di pasir, supaya nanti jika ada yang mencariku dia tau bahwa ada orang disini” ternyata hobbynya menonton film selama ini ada manfaatnya
Aya pun kembali masuk kedalam pulau dan mencari ranting untuk menuliskan hurup SOS sebesar yang dia bisa, senyum tipis mengambang dibibirnya. Harapannya terletak pada tulisan yang dibautnya
“Semoga ada orang yang menemukan aku disini” harap Aya dalam hati.
“Grukkkk,,,” Suara perut Aya menandakan bahwa dia sedang kelaparan
“Sepertinya perjalanan ku kemari membuat energy ku terkuras” ujar Aya sambil memegangi perutnya yang lapar
“Dikondisi gelap seperti ini aku tidak bisa leluasa mencari makanan didalam pulang dan lagipula itu akan berbahaya jika aku bertemu binatang berbahaya” batinnya sambil berusaha menahan lapar
Temerang bulan sedang penuh saat ini, Aya menatap jauh kelautan luas memandangi pemandangan indah yang disuguhkan langit malam untuk dirinya. Malam memang sangat indah dia gelap namun dihiasi dengan cahaya kecil yang menemaninya, namun Aya tidak terlalu menyukai malam, karena disaat ini semua orang pasti lebih mementingkan diri sendiri. Dia lebih suka siang, walau langit hanya dihiasi oleh satu bintang, namun diwaktu ini semua orang sedang beraktivitas untuk memenuhi tugasnya sebagai makhluk bumi.
“Grukkkk,, grrukkk,,,” lagi-lagi suara perut Aya minta di isi. Menyadarkan Aya dari lamunannya. Dia pun berjalan mendekati pohon kelapa yang tidak jauh didalam pulau mencari ranting untuk dijadikan tombak namun tidak menemukanya.
“Apa yang bisa berburu ikan atau gurita disituasi saat ini?” tanyanya pada diri sendiri
“Atau aku harus memanjat dan mengambil buah kelapa? itu tinggi sekali aku tidak bisa memanjat dan bagaimana mengupasnya aku tidak membawa perlengkapan” ujar Aya dilema memikirkan cara agar dia bisa mengganjal perutnya yang lapar
“Apa ini???” gumam Aya menemukan sesuatu yang mengganjal dikakinya
“Kerang? Oh iya ak bisa membakarnya di ai unggun” ucap Aya bersemangat lalu langsung mengais pasir mencari kerang
“Sulit sekali mencarinya, apa yah tanda-tanda kalau kerang itu ada didalam pasir yang kita gali?” tanya Aya pada diri sendiri sambil mengamati pasir
“Ooh ini apakah yang berlubang seperti ini ada kerangnya” tanya Aya bersemangat karena menemukan solusi
Dirinya sudah tida memperdulikan lagi kuku yang patah karena menggali pasir, dia sudah tida peduli lagi dengan cemong hitam diwajahnya. Saat ini yang dia pedulikan adalah bertahan hidup sampai orang menemukannya dipulau ini.
Setelah mendapat beberapa kerang yang lumayan besar, Aya kembali kedekat Api unggunnya, melempar kerang kedalamnya dan mengais-ngaisnya agar termasak dengan sempurna. Dia duduk sambil memeluk lututnya menunggu kerang yang dipanggangnya sedikit terbuka agar bisa dia makan. Tak sadar dirinya termenung dan meneteskan air mata mengingat kedua orang tuanya...
“Mom, Dad, Aya harap kalian juga selamat. Semoga kita bisa bertemu lagi...” ucap Aya lirih.
Dia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa dua orang yang dikasihinya itu, bagaimana dia mengurus pakaiannya, makanan untuk dirinya sendiri dan bagaimana dia akan menjalani hari tanpa mereka.
“Aya tidak akan sanggup Mom Dad...” ucapnya Lirih, bulir kristal itu terus berjatuhan membuat Aya semakin terisak
“Sudah!!! aku tidak boleh berlarut sedih” ucapnya menegarkan diri dan menghapus air mata, lalu dia mulai melahap kerang yang dipanggangnya
Setelah perutnya terisi Ayapun kembali merenung didekat api unggun, menambahkan beberapa daun kelapa kering menjaganya agar tidak pada dan tak terasa kantuk pun menghampirinya dan dia tertidur dalam posisi duduk yang meringkuk.
***
Keesokan paginya, hembusan angin membuat Aya terbangun dari tidurnya punggungnya sakit karena terus duduk. Aya pun berdiri untuk merenggangkan otot tubuhnya, sambil melihat pemandangan laut luas didepannya.
“Huuuummmfff,,, sangat menyegarkan melihat pemandangan indah seperti ini saat membuka mata” Ujar Aya menikmati pemandangan didepanya. Inilah alasan Aya kenapa ingin memiliki pulau pribadi, dia ingin menikmati pemandangan indah seperti ini setiap paginya.
Aya menoleh kesamping, terlihat bahwa api unggunnya telah padam. Dia kehausan namun bingung harus bagaimana, perutnya juga kembali berbunyi. Aya pun berjalan ke bibir pantai, berusaha mengalihkan perhatiannya untuk tidak terlalu merasakan haus dan lapar ini, dia merasakan sentuhan pasir halus dikakinya, disapu dengan deburan ombak lembut, sepertinya pulau ini terlihat agak lebih besar karena air laut kini mulai surut, Aya berjalan sambil memandang laut lepas, tanpa dia sadari anak sebuah bola kecil berduri didepan kakinya
“Auuuuu,,, hhssss,,, apa ini ?”Aya menahan sakit berusaha melihat telapak kakinya yang sepertinya tertusuk sesuatu. Benar saja bola hitam yang berduri itu kini menempel dikakinya.
Aya pun menghempaskan dirinya terduduk lesu saat melihat bulu babi yang ada dikakinya ini, dia ingin mecabutnya namun takut kalau nanti durinya akan tertinggal dan infeksi. Tapi jika terus dibiarkan seperti ini rasanya sangat ngilu dikakinya akan terus menjalar kini sudah sampai pahanya. Dia pun mengambil keputusan untuk mencabut hewan yang ada dikakinya ini dan benar saja masih ada beberapa duri halus tertinggal disana dan darah segar keluar dibeberapa bagian. Aya berusaha menahan sakitnya namun kepala Aya semakin pusing dan dia merasa cahaya mentari pagi ini sangat menyilaukan, pandangannya pun kemudian terasa kabur dan seketika cahaya mentari menjadi gelap, dia pun pingsan.
Namun tak jauh dari sana ada sebuah helicopter yang terbang rendah yang memang ditugaskan untuk mencari Mr and Ms Alaric serta Aya, Helikopter tersebut pun terbang diatas pulau tempat Aya terdampar dan mereka melihat tulisan SOS di atas pasir disana. Merekapun segera mendarat dipulau itu dan mencari keberadaan orang yang berada disana. Akhirnya mereka menemukan Aya yang tergeletak sudah tak sadarkan diri dibibir pantai, dan Aya pun dievakuasi menggunakan Helicopter dan diberi pertolongan pertama.
***
Aya mengerjapkan matanya beberapa kali, mengumpulkan nyawa yang sedang melayang sebelumnya, saat nyawanya sudah terkumpul dia menatap sekeliling. Sebuah kamar yang mewah dengan ornament klasik yang berkelas.
“Dimana ini,,, dan kaki ku…”Aya kebingungan, dia bangkit dari kasur empuk yang dia rebahi
“Sepertinya aku beruntung ada orang baik yang telah menyelamatkanku, tapi siapa ? apa orang yang menyerang kapal kami tadi, jika ia berarti aku diculik dong ?” pikiran negatif datang menghampirinya. Aya panik, dia segera bangkit dari tempat tidur itu dan berusaha kabur sambil berjalan dengan sedikit tertatih. Saat ini kakinya sudah diobati dan diperban sehingga rasa sakitnya sudah berkurang
“Aku harus kabur dan berhati-hati” ujarnya memperingatkan diri sendiri. Aya berjalan menuju sebuah pintu keluar dari kamar, dia membuka sedikit pintu dan mengintip keluar apakah ada yang berjaga disana. Syukurlah tidak ada yang berjaga sehingga Aya dapat keluar dari kamarnya tanpa kendala.
to be continue 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments