sebelum meeting di mulai semua karyawan sangat bising di dalam ruangan.
"Maaf terlambat!" ujar Edward memasuki ruangan di ikuti Belinda dari bekakang., sementara kebisingan tak lagi terdengar .
"Adnan apa klain kita belum datang?" tanya Edward sembari menarik kursi untuk Belinda.
"tadi sudah datang bawahannya pak !, hanya memberi proposal dan kemudian pergi lagi", kata Adnan terbata.
"Apa?" terdengar nada bicara Edward sedikit keras membuat karyawan memperhatikannya serius tapi tidak pada gadis yang duduk di ujung meja, Elisa memalingkan wajahnya pada beberapa kertas yang ia mainkan.
"Lisa, jaga sikapmu!" bisik delta yang berada di sampingnya.
"Mereka jelas mempermainkan kita!, Seenaknya saja main pergi begitu, mereka pikir aku tidak mengeluarkan biaya!" tambah Edward membanting proposal yang di bacanya keatas meja.
"Maaf pak, Tuan Wiliam tadi sudah datang sejam yang lalu, namun anda tidak kunjung datang, jadi dia kesal dan menyuruh bawahannya memberikan proposal itu!" tambah Adnan menjelaskan ,bahwa Edward lah yang tidak tepat waktu ,sehingga klain pergi .
"Kenapa kau tidak memberitahuku Elisa?" sentak Edward menuju tatapan pada Elisa yang di ikuti karyawan lain.
"Apa dia sekretaris barumu Edward?" sambung Belinda dengan sinis melihat Elisa untuk pertama kalinya .
"sebagai sekretaris kau seharusnya mengingatkanku !, bukankah kau mempunyai nomor ponselku !" tambah Edward lagi pada Lisa.
Elisa tampak menatapnya balik namun tidak segera menjawab.
"Maaf pak, kami sudah menghubungi anda beberapa kali, namun anda tidak meresponnya?' Jelas delta sedikit membela.
"Apa kau sekretaris ku?" sinis Edward menatap Delta.
"Bukan pak" sembari menundukkan kepala.
"Dari mana kau mendapatkan sekretaris seperti ini?" ketus Belinda meledek, sementara karyawan yang lain saling tatap.
" Aku rasa ini meeting untuk persentase gambar, bukannya wawancara karyawan?, jika anda tidak suka ,saya risain !" seraya bangkit Elisa menghempaskan beberapa kertas yang ia mainkan kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Brakkkkkk....suara pintu yang tertutup paksa begitu keras.
"heh dia pikir dia itu siapa? ,Edward kamu bisa jelaskan semua ini? Belinda tampak sangat geram melihat kelakuan Elisa.
sementara Edward hanya diam saja sembari menatap beberapa gambar yang Elisa lempar di atas meja.
"Kalian boleh bubar !" tambah Edward sembari menyusun kembali kertas ysng berserakan di bantu oleh Adnan.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Luar kantor.
"Taksi " teriak Lisa memanggil mobil taksi.
tak lama mobil taksi pun datang, Elisa segera naik.
"Mau kemana nona?" tanya supir.
"Klub Dona Luan !" ujar Lisa singkat dengan raut wajahnya yang muram. mobil segera melaju dengan cepat.
Dia pikir dia siapa, memarahiku di depan orang banyak seperti itu, apa mau memojokkan kebodohanku ,di depan istri hebat mu itu?, bodoh jika ku pikir kau menyukaiku ? gerutu Lisa di dalam hati, sembari meraih ponsel di tasnya.
Layar ponsel yang menyala kemudian ibu jarinya menyentuh off, ponsel Lisa di nonaktifkan.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Klub
"Sudah sampai nona !" kata supir segera menghentikan mesin mobil. Elisa diam sejenak kemudian menarik nafas panjang matanya tertuju pada bangunan yang sudah cukup lama tidak ia lihat, terdengar alunan musik disko di telinga.
"Nona" kata supir lagi memecahkan keheningan.
"Iya, ini uangnya ,memberi beberapa lembar uang yang ia ambil dari dalam dompet. Uang saja bisa kaku begini, keluh Lisa meraba karena memang sudah lama ia tak menggunakan uangnya semenjak berada di kediaman Edward.
"Terimakasih", singkat supir itu segera melaju setelah Elisa keluar .
"Elisa , apa yang kau lakukan disini?" tanya seorang gadis yang tak lain adalah Nisa.
"Ternyata kau masih hidup?" ketus Lisa berlalu melewati Nisa .
"Kau jangan sombong Lisa, ada saatnya keberuntungan di pihak orang lain!", teriak Nisa di luar pintu, sementara Elisa segera masuk.
Kamu benar, keberuntungan itu sedang tidak berpihak padaku. lirih Lisa lagi menatap keramaian di ruang utama klub itu.
"hey, coba lihat Tuan putri mana yang sedang tersesat?" sapa seorang wanita lagi tak lain adalah Dona .
"Jangan bicara seperti itu Tan," kata Lisa sedikit lesu.
"Ada apa denganmu? apa tuan tampan itu membuang mu?", tanya Dona merangkul Elisa dari samping seraya mengajaknya duduk di sudut ruangan yang terdapat sofa.
"Aku hanya mampir saja, bosan diam di sana!" ungkap Lisa dengan nada yang kesal.
hmp" tunggu dulu, bukankah penampilan Mu ini sangat lah berbeda ?" tambah Dona menatap Lisa dari ujung kaki hingga kepala.
"Aku bekerja di kantor Tan," tambah Lisa masih kesal.
"Apa? hahaha" Dona tertawa geli menandakan ketidak percayaan nya .
"Ih, Tante aku serius !" tambah Lisa lagi seraya mendorong-dorong pelan tubuh Dona.
"Oke oke, Tante percaya " hmp ya sudah kau istrirahat saja dulu, mukamu sampai kusut seperti itu." tambah Dona mencubit lembut wajah Elisa .
"Kau memang yang terbaik Tante," segera Lisa bangkit dan berlari menuju tangga ke lantai atas dimana kamar semulanya yang ia tinggalkan.
(((((o)))))
Kamar itu masih sangat rapi dan bersih, Elisa segera menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan posisi terbslik., kemudian ia membenarkan tubuhnya, di tatapnya langit-langit dengan gugusan bintang bintang kecil dari kertas yang ia tempel waktu itu.
"Kau masih sama seperti dulu " ujar Lisa pelan sembari menutup matanya.
_
_
_
_
_
_
_
_
19.00
"Ini sudah malam kah?" Elisa sedikit terkejut karena keadaan gelap gulita saat ia membuka mata. "Ku harap aku tidak buta" segera ia bangkit sembari meraba menuju saklar lampu kemudian menekannya, seketika keadaan jadi terkendali. Elisa memang ketiduran di sana, tak ada seorangpun yang menghidupkan lampu ,Tante Dona juga sepertinya tak ingin menggangu istrirahat koin kesayangannya, itu penilaian Elisa sembari meraih ponsel di dalam tas kemudian menghidupkan ponselnya kembali.
dreddd... ponsel bergetar dalam 10 detik sekali.
"***cepat keruangan! aku ingin bicara**!"
pengirim:pria aneh*
"Elisa kamu ada dimana,kenapa pergi gitu aja, ni aku Delta."
*pengirim:0927####
"Elisa kenapa ponselmu tidak aktif!"
pengirim:pria aneh
"Tunggu aku di vila!"aku akan segera pulang."
pengirim:pria aneh.
44 pesan belum terbaca*.
Bla bla bla bla ...... Bodoh bodoh,....urus saja istrimu itu ,
Elisa menekan keras delete pada pesan Edward ,sementara ia membalas pesan dari Delta, dengan lincahnya ia memainkan keyboard pada ponselnya dan kirim.
drddgg, tidak perlu waktu lama agaknya delta segera menjawab pesan Lisa.
"***Syukurlah kalau kamu baik ,aku khawatir karena kamu pergi gitu aja, hihg kesal banget sama pak Edward ,jelas dia yang salah pakai mojokin kamu segala**!"
Lisa:Iya, kamu benar ,aku kesal banget.
"tapi kamu gak risain beneran kan?"
lisa:bisa jadi.
"Jangan dong Lis, nampaknya pak Edward nyesel deh, waktu kamu pergi.
Lisa:aku gak peduli ,
"Oke aku tau kamu marah, yang penting kamu sekarang baik-baik aja, aku khawatir.
Lisa: terimakasih Delta, sudah khawatir padaku..
"jangan bilang gitu dong Lisa, Kitakan teman ,hehe aku banyak kerjaan nih, udah dulu yah! sampai ketemu besok di kantor, awas kalau gak datang!"
Lisa:cerewet.
"wekkkk, tukang merajuk* .
Tampak wajah muram Elisa kembali tersenyum manis setelah membaca pesan itu dari temannya.
Bersambung.....hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Andrean Brima
resing mungkin ya kk, ku kira apa..🤔 risain
2021-04-02
0
Rahmawaty❣️
elisa cemburuu😁
2021-03-10
1
Hidayati Idayati
Lisa agak egois...
2020-10-07
2