Edward datang bersama Dokter dan satu perawatnya menuju kamar inap Lisa,
Elisa yang saat itu tengah mengikat rambutnya sembari menghadap ke jendela sedikit terkejut akan kedatangan beberapa orang tersebut.
"Pagi nyonya!" sapa seorang pria yang umurnya tidak jauh dari nya,pria itu adalah Dokter Jordan juga temannya Edward.
"Pagi.." Dengan sedikit ragu Elisa menjawab sembari menoleh pada Edward yang memperhatikannya.
"Boleh anda duduk sebentar, saya akan lihat tanganMu!"tambah pria itu dengan tersenyum.
Dengan segera Elisa melakukan apa yang di perintahkan,ia kini duduk di tempat tidur, sementara Dokter itu segera melihat keadaan tangannya.
"Tolong ambilkan antibiotik !" Dokter itu memerintahkan seorang perawat yang bersamanya tadi.
"Aku akan membuka perban di tangan anda Nyonya !" sambung Dokter itu sembari mulai membuka perban di tangan Elisa, sedang Elisa hanya mengangguk santai, di pikirnya juga sangat senang karna bisa segera pulang.
Satu persatu perban itu di lepaskan dan lengan Elisa mulai kelihatan, meski masih agak bengkak sedikit tapi rasanya sudah tak begitu sakit, kemudian Dokter Jordan segera mengoleskan salep antibiotik yang di berikan perawatnya.
Elisa tampak sedikit bereaksi kala itu,karena dirasanya obat yang menyentuh kulitnya terasa sangat lah dingin..
"Tidak akan perih, obat ini hanya memberikan sensasi dingin saja pada kulitMu' Dengan sedikit menunduk Jordan mengoleskan obatnya pada Lisa sembari tersenyum.
"Apa benar tangannya sudah sembuh ?" Edward tampak duduk di samping Elisa,hal itu benar-benar membuat Elisa canggung,Edward terlalu perhatian di depan orang seolah memperlakukannya seperti isteri sungguhan.Atau hanya menampakkan ku sebagai wanita simpanannya ,jelas saja Mereka tidak mungkin tidak tau tentang Edward ini, bukankah dia adalah orang yang berpengaruh, Duga Lisa lirih dalam hati.
"Ini sudah selesai ,seperti kataku tadi tangannya baik-baik saja, akan segera pulih" Jawab dokter sembari melepaskan sarung tangannya kemudian mencuci tangan pada keran air yang ada di sana.
"Oke, terimakasih kalau begitu " tambah Edward tersenyum menoleh ke arah Elisa yang masih berdiam diri menghayati tangannya.
"Tenang saja, hari ini dia sudah boleh kau bawa pulang!" tambah Jordan lagi sembari menepuk bahu Edward yang masih saja memperhatikan Lisa dengan serius.
"kau ini, !" terdengar pelan Edward merespon perlakuan temannya itu.
"Kalau begitu aku duluan, masih ada pasien yang akan ku kunjungi !" tambah Jordan lagi sembari berlalu pergi bersama perawatnya.agak nya perlakuan itu hanya berlaku untuk seorang teman saja .
"Dasar, pergilah !" sambung Edward meneriaki kepergian temannya itu.
..
" Kita pulang sekarang!", pria gagah itu tampak berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Elisa yang masih berdiam diri.
"Hey, bukankah tanganmu sudah tidak diperban?tidak bisakah menyambut uluran tanganku! dengan sedikit sinis pria itu berkata karena melihat tak ada tanggapan sama sekali dari gadis yang ada di hadapan nya itu.
Elisa sedikit menoleh saat itu, karena dirasanya nada bicara pria itu berubah, pria yang begitu menawan,tatapan matanya begitu dingin namun terlihat memberikan sebuah harapan ,sedang bibir tipisnya yang jarang tersenyum malah menjadikannya lebih menarik di pandang.
Melihat ekspresi melamun Lisa, Edward tampak tersenyum dan menarik nafas panjang,lalu mendekatkan wajahnya pada pada wajah Elisa,dengan seketika tangan pria itu menggapai wajah Lisa dengan lembut.
Sentuhan hangat kedua tangan Edward seketika saja menyadarkan lamunan Lisa tadi, tatapan mata nya tertuju pada wajah pria yang kian mendekati wajahnya.
Oh Mom, apa yang pria ini lakukan, nafasnya kian terasa dengan aroma daun mint yang segar, apa dia makan permen.seketika itu bibir Edward menyentuh lembut bibir Elisa yang kala itu diam saja seolah menyambut kecupan mesra nya.
Ciuman pertama untuk wanita penghibur agaknya sangat tidak bisa di percaya,namun dengan melihat ekspresi wajah lugu Elisa yang sangat merah tak berdaya itu jelas bisa menipu latar belakangnya.
"Bagaimana bisa kau melayani tamu dengan cara seperti ini?"Edward menghentikan kecupannya dengan senyum sinis.
"Apa maksudmu ?"sedikit lantang Menghilangkan rasa malunya yang tak pantas ia sandang saat ini.
"Berciuman saja kau tidak bisa!" ejek pria itu sedikit menjauh.
"Cepat lah ,kita pulang sekarang!"tambah Edward lagi sembari melangkah pergi.
Sudah mendapatkan manis kau pergi dan mengejekku seperti itu, Pria memang begitu semua kah? ketus nya kesal dalam hati sembari melangkah mengikuti Edward keluar dari ruangan itu.
Di luar ruangan beberapa orang berseragam rapi berbaris menyambut hangat Tuannya.
Pengawal Edward yang sejak kemarin di tugaskan menjaga di depan pintu ruangan Elisa, tampak menunduk ketika Edward melangkah melewati,sedang Elisa mengikuti dari belakang begitu juga pengawal tadi yang ikut melangkah di belakang mereka.
Sesampai di luar rumah sakit,pintu sebuah mobil mewah telah terbuka menyambut kedatangan Tuan Edward beserta Nona Elisa, pengetahuan pengawalnya hanya sebatas itu,tidak lebih dan tidak ingin tau.
"Silahkan Tuan !" jawab seorang pengawal mempersilahkan masuk sembari memegang pintu mobil.
Dengan segera Edward masuk ke dalam mobil dan duduk dengan santai,sementara Elisa masih diam memperhatikan kelakuan pria yang membuatnya kesal itu.
"Kau tidak ingin masuk ke mobil ?"Edward berkata dengan sinis melihat Elisa dengan raut wajah datarnya.
hughg..Menghela nafas panjang Lisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil langsung duduk di sebelah Edward yang masih menatapnya.
"Kita akan pulang ke rumah ku kan Tuan?"Tanya Lisa penasaran akan tujuan mereka.sementara mesin mobil terdengar menyala dan melaju dengan kecepatan sedang.
Edward tak segera menjawab pertanyaan Lisa, tangannya kini di sibukkan dengan ponselnya,sementara Elisa tampak menoleh Edward dengan tatapan sinis.
Dasar pria aneh, kamu itu orang seperti apa sih? Bagaimana cara mengendalikan ....
'Kita ke vila ku!" sambung Edward begitu lama hingga memecahkan lagi perkataan Lisa dalam hati.
"Vila, kenapa tidak kau antar aku pulang saja ke rumahku?" Aku tidak mau ke Vila Mu.."
"Jadilah seperti biasanya !" sambung tegas Edward lagi tanpa melihat Elisa.
Jadilah seperti biasanya ,harus banget ya aku bertanya dan penasaran, sedang dirimu selalu seperti itu.Wajah Elisa tampak muram dan sangat geram dengan sikap pria itu yang berubah-rubah.
**Vila Tuan Edward
Kota X**
Bangunan mewah dengan dua lantai, berdiri megah Di halaman luas itu,di sambut dengan pintu gerbang yang di buka oleh beberapa orang pengawal lainnya.
Elisa tampak turun dari mobil setelah seorang pengawal membukakan pintu mobil dari luar,dengan sedikit terperangah kagum melihat bangunan yang seperti istana itu raut wajah nya tampak berbeda, sementara Edward keluar pula menghampirinya.
"Selamat datang Tuan" sambut beberapa orang menghampiri.dua orang wanita berpakaian seragam, dan satu orang pria setengah pria berpakaian rapi.
"Dua wanita ini adalah pelayan disini, Bibi Dewi dan Bibi Rena, "Edward tampak menunjuk kedua wanita di hadapannya yang tengah tersenyum.
"Sedang yang ini adalah Pak Kusuma, kepala pelayan di Vila ini!" tambah Edward lagi menjelaskan pada gadis di sampingnya.
"Selamat datang Nona Lisa, kami sudah menunggu anda dari tadi, !" sapa Pak Kusuma begitu ramah pada Elisa yang kini sudah tampak tersenyum membalas nya .
"Makan malamnya sudah siap?" tanya Edward lagi dengan serius.
"Sudah siap Tuan ,silahkan!" jawab Pak Kusuma tegas,sembari mempersilahkan Tuannya masuk.
Elisa tampak melangkah mengikuti Edward dari belakang.Lumayan lama berjalan dari depan gerbang menuju pintu Vila megah itu, Mata Lisa memandang sekeliling luar vila, ada taman indah dengan Bebagai tanaman hias di pojok kanan, sedangkan tepat di depan Vila, ada kolam ikan yang lumayan lebar dengan jembatan kecil di tengahnya, serta beberapa tempat duduk santai di pojok kiri menghadap ke depan pintu gerbang.
Vila itu bak istana tersembunyi jauh dari kota X, juga tidak adanya jalan tol yang mengarah ke sana, sehingga di sana terasa sangat tenang dan nyaman.
Lanjut....Like Like, komen dan vote...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Henik Farizka
cukup menarik gaya bahasa dan kata²nya...👍👍
2021-04-03
0
Lidya carlton
menarik
2020-09-27
3
Bunda Yang Setya
aku suka..lanjut
2020-09-26
0