Cerita Cinta Lima CEO
Arick mematut dirinya di depan cermin untuk memastikan kalau penampilannya sudah sempurna atau belum. pria berusia 25 tahun itu terlihat tersenyum, senyum yang sedikit dipaksakan.
Ya hari ini adalah hari dimana adik kembarnya Arend akan melepaskan masa lajangnya, dengan menikahi gadis pujaannya yang merupakan cinta pertamanya,putri satu-satunya Calvin, sahabat papanya.
Calista, gadis yang awalnya dijodohkan dengannya, sekarang akan menikah dengan adiknya Arend, karena dia menolak keras perjodohannya dengan Calista. Apa alasannya? hanya dialah yang tahu alasannya.
"Sepertinya sudah cukup rapi. Aku harus keluar sekarang," Arick beranjak dari depan cermin dan langsung melangkah menuju pintu.
Baru saja dia hendak mencapai pintu, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
"Papa, Mama? ada apa? Kalau mau memanggilku, nih aku baru saja mau Keluar." ucap Arick.
Mata Arick melihat sebuah tuxedo yang berada di tangan Celyn mamanya. Ada perasaan tidak nyaman yang timbul di hatinya.
"Kenapa Mama membawa-bawa tuxedo ini? bukannya tuxedo ini akan dipakai oleh Arend?" tanya Arick beruntun.
Aby menghela napasnya dan menatap Arick dengan tatapan yang sukar untuk dibaca.
"Arick, Arend kabur! dia membatalkan pernikahannya dengan Calista."
Mata Arick membesar, terkesiap kaget.
"Apa?! papa pasti bercanda. Itu sama sekali tidak mungkin, Pa. Arend sangat mencintai Calista, jadi tidak mungkin dia kabur dari pernikahannya. Bukannya bisa menikah dengan Calista adalah impiannya dari dulu?" Arick menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Tapi ini bukan bercanda, Rick. Adik kamu benar-benar sudah kabur. Jadi mama mohon agar kamu mau menggantikan Arend untuk menikah dengan Calista."Celyn buka suara, dengan wajah yang memelas memohon.
"Kenapa harus aku, Ma? aku tidak bisa menikah dengannya. Mama tunggu sebentar! aku akan coba menghubungi Arend dulu." Arick merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku itu.
Arick berkali-kali mencoba menghubungi sang adik, akan tetapi dari tadi yang menjawab adalah suara operator yang mengatakan kalau nomor yang dituju sedang tidak aktif.
"Arghhh! kemana sih si bodoh ini? kenapa dia kabur tanpa memberikan alasannya?" wajah Arick terlihat frustasi. Dia berkali-kali mengusap wajahnya dengan kasar, bahkan rambutnya yang tadinya sudah rapi, kini kembali berantakan karena ulah tangannya yang dari tadi tidak berhenti mengacak-ngacak rambutnya.
"Arick waktu sudah sangat mepet, kita tidak mungkin bisa menemukan Arend lagi dengan cepat. Jadi tolong bantu mama sama papa! Kamu mau ya menggantikan adikmu menikah dengan Calista? Kamu tidak mau kan kalau persahabatan papa sama om Calvin hancur gara-gara ini?" mohon Celyn dengan raut wajah yang memelas.
"Tapi, Mah! bukannya ini juga termasuk mempermainkan keluarga Om Calvin kalau aku menerima menikah dengan Calista? Padahal dia tahu dengan jelas, kalau aku sudah menolak menikah dengan Calista. Calista bukan barang yang bisa dioper ke sana ke mari, Mah, Pah," Arick masih berusaha untuk menolak dengan memberikan alasan yang cukup logis.
"Sekarang coba kamu pikir baik-baik, Rick. Lebih buruk mana jika seandainya pernikahan ini tidak dilanjutkan sementara undangan sudah disebar dan bahkan mungkin sudah dalam perjalanan ke acara pernikahan dari pada dengan apa yang barusan kamu katakan tadi?" celetuk Aby, buka suara.
Arick terdiam berusaha mencerna ucapan papanya.
"Ok lah, Om Calvin akan merasa dipermainkan, tapi papa yakin kalau Om Calvin akan lebih bisa memaafkan kita nantinya daripada pernikahan ini tidak berlangsung sama sekali. Kalau pernikahan ini benar-benar tidak terjadi, bukan hanya persahabatan papa dan om Calvin yang hancur, kejadian ini pasti akan mempengaruhi perusahaan kita." jelas Aby panjang lebar.
"Nak, Calista gadis yang baik. Tidak pantas dia mendapatkan hal yang sangat membuat dia malu dan bahkan bisa membuat dia putus asa. Dia pasti akan merasa sangat buruk sehingga mendapat penolakan dari kalian berdua. Dia pasti akan jadi bahan pergunjingan orang-orang, dianggap tidak baik, karena ditolak dua orang putra Abyasa Bagaskara." Celyn menimpali ucapan Aby suaminya.
"Kalian tidak perlu membujuk Arick lagi. Lebih baik pernikahan ini batal, daripada Arick menikahi putriku dengan terpaksa,"
Mata Arick, Aby dan Celyn sontak menoleh ke arah pintu yang ternyata sudah ada Calvin berdiri di sana.
"Ca- Calvin? Ma-maafkan kami. Kami tidak menyangka akan terjadi seperti ini." ucap Aby, lirih.
"Ini bukan kesalahanmu. Ini murni kesalahanku karena ingin menjadikan salah satu dari putramu untuk menjadi menantuku. Padahal kamu dulu sudah mengatakan kalau, kamu tidak ingin melakukan perjodohan dan membiarkan kedua putramu untuk memilih jodoh yang mereka cintai.Jadi kamu jangan merasa bersalah." Calvin tersenyum simpul dan dipaksakan. Pria itu menepuk-nepuk pundak Aby, untuk mengisyaratkan kalau dirinya tidak apa-apa.
"Jadi bagaimana dengan Calista? dia pasti akan sangat sedih dan terpukul, Cal."
"Untuk urusan Calista, aku akan berusaha menyakinkan dia, kalau jodohnya bukan Arend. Dia pasti akan mengerti, sama seperti ketika aku menjelaskan padanya kalau Arick bukan jodohnya."
Arick yang tadinya menundukkan kepalanya, tiba-tiba mengangkat kepalanya untuk menatap Calvin papanya Calista. Dia melihat pria itu hanya berpura-pura tegar. Dari wajahnya terlihat kalau dia cukup terpukul dengan penolakan yang diterima oleh putrinya.
"Jadi bagaimana dengan acaranya? aku rasa para Keluarga dan tamu sudah mulai berkumpul di tempat acara peresmian pernikahannya. Gedung resepsi untuk nanti malam juga sudah didekorasi." Celyn buka mulut, seperti tidak rela kalau Calista batal jadi menantunya. Wanita itu sudah terlanjur sayang pada Calista dan benar-benar menginginkan gadis itu menjadi menantunya.
"Tenang saja, pernikahan masih akan dilaksanakan. Aku sudah memohon pada Kama, untuk menikah dengan Calista, dan dia sudah menyetujuinya. Yah, walaupun aku tahu, kalau baik Calista maupun Kama tidak saling mencintai. Tapi, seiring berjalannya waktu, aku yakin benih-benih cinta akan timbul dengan sendirinya. Apalagi kalau sudah merasakan yang enak, iya gak sih?" Calvin masih berusaha untuk bercanda, menutupi rasa sedihnya.
"Jangan Om! biarkan aku yang menikah dengan Calista!" celetuk Arick tiba-tiba dan tegas.
Calvin sontak menatap tajam ke arah Arick.
"Apa maksudmu? bukannya kamu sudah menolak keras menikah dengan Calista? kenapa sekarang kamu mau menikahinya? putriku bukan mainan Arick."
"Bukan seperti itu, Om. Aku tidak pernah menganggap Calista barang mainan. Aku mau menikah dengan Calista sebagai bentuk dari tanggung jawab dari perbuatan Arend. Aku tidak mau Kama menanggung perbuatan Arend sedangkan aku tahu dengan jelas kalau Kama tidak mencintai Calista."
"Bagaimana dengan kamu? bukannya kamu juga tidak mencintai Calista?" Alis Calvin bertaut tajam.
"Seperti yang Om katakan, kalau cinta bisa timbul dengan sendirinya kalau sudah sering bersama. Aku tidak akan bisa menjanjikan sesuatu, tapi aku akan berusaha untuk menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab. Aku juga akan belajar mencintai Calista," ujar Arick dengan lugas dan tegas.
Calvin diam untuk sejenak, memikirkan perkataan Arick. Kemudian, pria itu menghela napas dengan cukup panjang seraya tersenyum ke arah Arick.
"Baiklah! kalau begitu kamu dan Calista yang akan menikah sekarang! Aku pegang kata-katamu!
Tbc
Jangan lupa buat like, vote dan komen ya guys. Thank you 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
apa mungkin arend sengaja kabur karna tau sebenarnya arick sama calista itu saling mencintai......
2023-12-21
0
epifania rendo
di tolak si kembar kasian
2023-06-24
0
Mella Soplantila Tentua Mella
mampir
2023-01-24
0