Aku meminta restu untuk menikahi Alena

Arick turun dari mobilnya dan langsung menghambur masuk ke dalam mansion Aby, tanpa menunggu Calista yang cemberut, merasa diacuhkan.

"Haish, segitu tidak sabarnya mau bertemu sama Ka Arend sampai aku dilupakan." batin Calista kesal sambil keluar dari dalam mobil.

"Kenapa balik lagi? kamu udah ingat kalau ninggalin orang di dalam mobil?" ucap Calista ketus, begitu melihat sang suami berlari Kembali lagi menghampirinya.

"Makanya, jangan lambat!" Arick tidak mau disalahkan.

"Hei Kok jadi nyalahin aku? bukannya kamu tadi yang main lari aja?" cetus Calista protes.

"Iya, maaf! ayo jalan!" ucap Arick, tidak mau memperpanjang masalah.

"Gandeng dong, Kak!" protes Calista sambil berjongkok, karena Arick lebih memilih berjalan di depan Calista.

Arick memutar tubuhnya, menoleh ke arah Calista. Pria itu menghela napasnya dengan sedikit berat. Kemudian dia melangkah menghampiri Calista dan mengulurkan tangannya, untuk membantu istrinya itu untuk berdiri.

Calista tersenyum dan langsung menyambut uluran tangan Arick suaminya. Mereka berdua pun masuk bersamaan ke dalam rumah.

"Ma, Pa, bukannya Arend akan pulang malam ini? di mana dia?" tanya Arick dengan mata yang mengedar mencari keberadaan saudara kembarnya itu.

"Mereka belum sampai. Tunggu aja, paling juga bentar lagi." jawab Aby, santai.

"Mereka? maksudnya, Arend gak sendiri?" Alis Arick bertaut tajam, manik matanya, mengandung pertanyaan.

"Iya, Arend pulang bersama seorang wanita yang katanya kekasihnya," bukan Aby yang buka suara tapi Celyn, mamanya.

"Wah, serius Ma, Pa?" kening Arick terangkat sedikit ke atas, kurang percaya.

Aby dan Celyn tidak menjawab, mereka berdua kompak menganggukkan kepala.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Arend menepikan mobilnya setelah sampai di depan mansion Aby papanya.

Alena nyaris saja membuka pintu mobil sendiri, tapi Arend dengan sigap langsung menahannya. Sehingga wajah Arend lewat begitu saja dari depan wajahnya.

"Biar aku yang buka, biar terlihat lebih romantis!" ucap Arend dengan intonasi yang dingin.

"kenapa harus terlihat romantis? kan tidak ada yang melihat. Lagian aku punya tangan buat buka sendiri,"

"Kamu jangan membantah! walaupun tidak terlihat, tapi CCTV ada. Bisa jadi papa dan yang lainnya melihat dari kamera cctv, karena merasa curiga, aku bisa cepat move on. Kamu mengerti?!" ucap Arend dengan mata yang menatap tajam.

Alena mencebikkan bibirnya, kesal dengan sikap Arend yang seperti mengintimidasinya. Akan tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menurut saja.

Arend keluar dari dalam mobil dan melakukan seperti yang dia katakan tadi, yaitu membuka pintu mobil untuk Alena. Kemudian dia menyerahkan lengannya untuk digandeng oleh Alena dan mereka berdua pun langsung melangkah bersama masuk ke dalam rumah.

"Arend!" Arick langsung menghambur begitu melihat saudara kembarnya itu masuk.

"Jangan ada acara pukul-memukul! kalau ada aku pastikan kalau kalian berdua akan papa coret dari daftar keluarga." celetuk Aby mengingatkan. Karena dia tahu kalau Arick pasti akan melayangkan minimal satu pukulan untuk Arend.

Arick mengembuskan napasnya karena papanya bisa menebak apa yang hendak dia lakukan.

"Hai, Kak. Apa kamu tidak mau memelukku?" Arend merentangkan tangannya dengan bibir yang tersenyum lebar.

" Ogah!" ucap Arick sambil memutar tubuhnya hendak kembali lagi ke tempat duduknya.

Arend langsung dengan sigap menarik tubuh Arick dan langsung memeluk tubuh saudara kembarnya itu, sebelum pria itu benar-benar bergerak.

"Nggak usah gengsi, kamu merindukanku, Kan?" ucap Arend, dengan senyum meledek.

Sementara itu, Alena sibuk memperhatikan kedua saudara kembar itu berpelukan. Bukan karena terpesona, tapi lebih ke arah berpikir bagaimana caranya dia nanti untuk membedakan kedua orang itu.

"Hai, Kak Arend!" Calista melambaikan tangannya, ke arah Arend

Hati Arend seketika bergetar melihat senyum Calista, wanita yang masih menempati hatinya itu.

Alena memperhatikan wajah Arend yang sedikit berubah. Wanita itu langsung bisa menyimpulkan kalau wanita yang memakai gaun hitam itu adalah Calista gadis yang sangat dicintai Arend.

"Pantas saja, Arena mencintai Calista. Dia gadis yang cantik dan terlihat lembut." batin Alena seketika merasa insecure pada dirinya sendiri.

"Oh, hai juga Calista! apa kabar? apa kamu tidak mau memukulku karena sudah kabur dari acara pernikahan kita?" tanya Arend basa-basi, walaupun dia tahu kalau Calista pasti tidak marah.

"Awalnya aku marah karena merasa kalian jadikan seperti barang, yang bisa di oper ke sana ke mari. Tapi, bagaimana lagi, aku tidak mungkin marah berlama-lama bukan?" sahut Calista.

"Mau sampai kapan kalian berdirinya di sana, hah?! Kapan kamu mengenalkan wanita yang kamu bawa itu?" celetuk Aby tiba-tiba.

Arend tersenyum dan meraih tangan Alena untuk mendekat ke e arah kedua orangtuanya itu.

"Pa, Ma. Kenalkan, ini Alena kekasihku."

"Aku Alena Tante, Om!" Alena mengulurkan tangannya dan langsung mencium punggung tangan kedua orang tua Arend dengan tangan yang sedikit gemetar.

Celyn sontak menerbitkan senyumannya dan langsung mengajak Alena untuk duduk. Dia bisa melihat dengan jelas, kalau wanita yang ada di hadapannya itu sekarang sedang nervous.

"Tidak usah sungkan, Alena. Kami tidak seorang yang kamu pikirkan. Oh ya, apa ini gadis yang kamu ceritakan waktu itu, yang mau kerja di butik mama, Rend?" tanya Celyn sambil menatap ke arah Arend.

"Iya, Ma," sahut Arend.

"Jadi, mama selama ini sudah berkomunikasi dengan Arend, bukan hari ini aja ketika dia memberitahukan akan pulang?" celetuk Arick tiba-tiba.

"Bukan hanya mama, tapi papa juga."

Arick semakin terkesiap kaget, mendengar jawaban mamanya. Dia memicingkan matanya, curiga kalau sebenarnya mama dan papanya serta Arend ikut bekerja sama atas pernikahannya dan Calista.

"Apa ini berarti kalian semua __"

"Jangan bicarakan itu sekarang! tidak etis membicarakan hal yang sudah berlalu, dan sudah tidak bisa dirubah lagi," Abi langsung menyela ucapan Arick dengan tegas.

Arick langsung terdiam dan fokus kembali melihat interaksi antara Arend dan gadis yang diakuinya sebagai kekasihnya. Pria itu ingin memastikan apakah Arend benar-benar mencintai Alena atau hanya berpura-pura. Karena sangat janggal menurutnya, kalau Arend bisa secepat itu jatuh cinta pada seorang gadis.

Arend yang merasa kalau Arick sedang memperhatikannya, langsung duduk di samping Alena dan menggenggam tangan gadis itu dengan mesra.

"Ma, mama sudah tahu siapa Alena, sekarang aku ingin meminta Papa dan mama untuk merestui hubungan kami berdua. Aku ingin secepatnya menikah dengan Alena, Pa, Ma!" ucap Arend dengan tegas, membuat mata Arick dan Calista membesar, karena kaget.

"Hmm, Kalau mama tentu saja tidak keberatan karena mama yakin dari cerita kamu, kalau Alena gadis yang baik," sahut Celyn.

"Terima kasih, Ma!" ucap Arend belum sepenuhnya lega karena belum mendapat jawaban dari Aby papanya, yang justru menatapnya dengan tatapan yang misterius.

Tbc

Maaf ya, kemarin tidak up, karena memang kemarin asam lambungku cukup parah. Aku sebenarnya sudah disuruh untuk istirahat, tapi aku usahakan untuk menulis walau tidak terlalu banyak 🙏🏻

please untuk tetap dukung dengan like, komen dan vote. Kalau berkenan kasih hadiah juga aku terima dengan bibir yang tersenyum.😁😍

Yang Zi as Calista

Gili nazha atau Gulnazar as Alena

Jackson Wang as Arick dan Arend

Terpopuler

Comments

Kooki

Kooki

visualnya keren2.jackson wang love2 buat othor

2022-10-12

0

Hoiriyah Zainal

Hoiriyah Zainal

cantikan alena

2022-04-16

1

@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞

@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞

I Love Arend 💞Arick 😘😘😘

2022-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Aku yang akan menikahinya
2 Sah menikah
3 Kekesalan Arick
4 Sok berani
5 Aku yang akan membayarnya
6 Kamu ganas juga ya?
7 Mata dan hati kamu tidak normal
8 Flashback 1
9 Jangan pecat saya
10 Dimana suaminya?
11 Arend tahu yang sebenarnya
12 Aku mencintainya sejak dulu
13 Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14 Semua itu tidak gratis
15 Aku mau pakai gaun apa?
16 Permintaan Alena
17 Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18 Kama terpesona
19 Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20 Aku mau kakak sentuh karena cinta
21 Pernikahan Arend dan Alena
22 Kamu terlahir untukku
23 Gagal
24 Insiden di kamar
25 Kekesalan Kama
26 Safira
27 Aby memperingatkan Kama
28 Menikahlah dengan Kalila
29 Bab 29
30 Hari pertama Safira
31 Kekagetan Safira
32 Bab 32
33 Rumahmu ada di mana?
34 Keheranan Cakra
35 Bisakah kita berteman?
36 Kenapa dia hanya takut melihatku?
37 Shopping
38 Kamu aku pecat!
39 Bab 39
40 Bertukar nomor telepon
41 Bab 41
42 Maaf, aku tidak bisa
43 Malu-malu
44 Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45 Kita akan merawatnya bersama-sama
46 kedatangan Kalila
47 Aku tidak selemah dulu!
48 Ancaman Arend
49 Bab 49
50 Arick tahu yang sebenarnya
51 Rencana yang berhasil
52 Bab 52
53 Arend berbicara dengan Safira
54 Baiklah, aku akan merawatmu!
55 Because of mie instan
56 perlu dikasih filter
57 aku tidak menerima penolakan!
58 Pasrah
59 Bersedia
60 Bab 60
61 kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62 Yes, berarti aku sudah berhasil!
63 Sandiwara Kama
64 Pernikahan Carlos dan Kalila
65 Kama si pemaksa
66 Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67 Bab 67
68 Sandiwara Carlos
69 Siap, laksanakan!
70 Aku bukan wanita murahan
71 Bab 71
72 Kemarahan Kama
73 Kecurigaan Cantika
74 Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75 Ego yang besar
76 Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77 Resepsi Cakra dan Safira.
78 Toh, aku sudah melihat semuanya!
79 Maafkan aku!
80 Membuat kue Ulang tahun
81 Bab 81
82 Kebahagiaan Arick
83 Ungkapan hati Cakra
84 Suasana pagi yang cerah
85 Bab 85
86 Ungkapan cinta Arend
87 Rencana licik
88 Mendapat telepon di larut malam
89 Jangan lakukan itu!
90 Terbongkar
91 Digelandang ke kantor polisi
92 Kabar bahagia
93 Kenyataan yang terbongkar!
94 Jadi aku ini anak siapa?
95 Kamulah yang membawa kesialan itu!
96 Gara-gara kata lebih baik mati
97 Akhirnya
98 Tasya tahu yang sebenarnya
99 Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100 Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101 Kejutan Cakra
102 bab 102
103 Rencana Arick ke Bandung
104 bab 104
105 Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106 Vania dipecat
107 Kama and Tasya's Wedding
108 Meminta bantuan Alena
109 Bab 109
110 Tingkah aneh Kalila
111 Hamil?
112 Arend posesif?
113 Daniel sebenarnya
114 Celotehan Tasya
115 Bab 115
116 Gara-gara balon yang meletus
117 Welcome to the world baby Twin
118 Kekesalan Arend
119 Akhir bahagia
120 Pengumuman.
121 Pengumuman
122 Cerita baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Aku yang akan menikahinya
2
Sah menikah
3
Kekesalan Arick
4
Sok berani
5
Aku yang akan membayarnya
6
Kamu ganas juga ya?
7
Mata dan hati kamu tidak normal
8
Flashback 1
9
Jangan pecat saya
10
Dimana suaminya?
11
Arend tahu yang sebenarnya
12
Aku mencintainya sejak dulu
13
Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14
Semua itu tidak gratis
15
Aku mau pakai gaun apa?
16
Permintaan Alena
17
Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18
Kama terpesona
19
Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20
Aku mau kakak sentuh karena cinta
21
Pernikahan Arend dan Alena
22
Kamu terlahir untukku
23
Gagal
24
Insiden di kamar
25
Kekesalan Kama
26
Safira
27
Aby memperingatkan Kama
28
Menikahlah dengan Kalila
29
Bab 29
30
Hari pertama Safira
31
Kekagetan Safira
32
Bab 32
33
Rumahmu ada di mana?
34
Keheranan Cakra
35
Bisakah kita berteman?
36
Kenapa dia hanya takut melihatku?
37
Shopping
38
Kamu aku pecat!
39
Bab 39
40
Bertukar nomor telepon
41
Bab 41
42
Maaf, aku tidak bisa
43
Malu-malu
44
Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45
Kita akan merawatnya bersama-sama
46
kedatangan Kalila
47
Aku tidak selemah dulu!
48
Ancaman Arend
49
Bab 49
50
Arick tahu yang sebenarnya
51
Rencana yang berhasil
52
Bab 52
53
Arend berbicara dengan Safira
54
Baiklah, aku akan merawatmu!
55
Because of mie instan
56
perlu dikasih filter
57
aku tidak menerima penolakan!
58
Pasrah
59
Bersedia
60
Bab 60
61
kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62
Yes, berarti aku sudah berhasil!
63
Sandiwara Kama
64
Pernikahan Carlos dan Kalila
65
Kama si pemaksa
66
Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67
Bab 67
68
Sandiwara Carlos
69
Siap, laksanakan!
70
Aku bukan wanita murahan
71
Bab 71
72
Kemarahan Kama
73
Kecurigaan Cantika
74
Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75
Ego yang besar
76
Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77
Resepsi Cakra dan Safira.
78
Toh, aku sudah melihat semuanya!
79
Maafkan aku!
80
Membuat kue Ulang tahun
81
Bab 81
82
Kebahagiaan Arick
83
Ungkapan hati Cakra
84
Suasana pagi yang cerah
85
Bab 85
86
Ungkapan cinta Arend
87
Rencana licik
88
Mendapat telepon di larut malam
89
Jangan lakukan itu!
90
Terbongkar
91
Digelandang ke kantor polisi
92
Kabar bahagia
93
Kenyataan yang terbongkar!
94
Jadi aku ini anak siapa?
95
Kamulah yang membawa kesialan itu!
96
Gara-gara kata lebih baik mati
97
Akhirnya
98
Tasya tahu yang sebenarnya
99
Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100
Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101
Kejutan Cakra
102
bab 102
103
Rencana Arick ke Bandung
104
bab 104
105
Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106
Vania dipecat
107
Kama and Tasya's Wedding
108
Meminta bantuan Alena
109
Bab 109
110
Tingkah aneh Kalila
111
Hamil?
112
Arend posesif?
113
Daniel sebenarnya
114
Celotehan Tasya
115
Bab 115
116
Gara-gara balon yang meletus
117
Welcome to the world baby Twin
118
Kekesalan Arend
119
Akhir bahagia
120
Pengumuman.
121
Pengumuman
122
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!