Mata dan hati kamu tidak normal

"Kenapa kamu berbohong? kita kan tidak melakukan apa-apa." Arick langsung melontarkan protesnya ketika mereka berdua sudah berada di kamar Calista.

Calista tidak langsung menjawab, wanita itu justru langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Calista, kenapa kamu diam saja?" Arick kembali buka suara. Pria yang biasanya tidak banyak bicara itu, tiba-tiba jadi banyak bicara, karena kelakuan Calista.

"Kak, Arick kenapa berisik sih dari tadi? kenapa kakak protes, toh kita berdua sama-sama diuntungkan di sini." jawab Calista, ambigu.

"Sama-sama diuntungkan bagaimana maksudmu?" Kening Arick berkerut.

"Kakak dianggap hebat, dan aku tidak terlihat menyedihkan. Sama-sama untungkan?" sahut Calista sekenanya, tapi bisa membuat Arick terdiam. Pria itu bahkan ikut merebahkan tubuhnya di samping Calista dengan kedua tangan yang diletakkan di belakang leher sambil memejamkan matanya.

Keheningan terjeda cukup panjang di antara Calista dan Arick. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tiba-tiba Calista berbalik menghadap ke arah Arick.

"Hmm, Kak aku mau tanya, tolong jawab dengan jujur. Apa kakak sedikitpun tidak mencintaiku?"

"Mati aku pertanyaan apa ini? mending aku pura-pura tidur." bisik Arick dalam hati.

"Kak, kenapa tidak jawab? apa kakak sudah tidur?" Calista duduk untuk memastikan apakah suaminya itu sudah tidur apa belum.

"Kok cepat banget sih tidurnya?" bibir Calista mengerucut, kesal.

"Kak, bisa tidak jangan galak-galak sama aku? sesekali tersenyum biar gantengnya semakin kelihatan. Tapi kalau senyum buat aku aja ya, jangan senyum di depan wanita lain. Awas kalau kamu berani senyum di depan wanita lain, aku santet kakak nanti."

"Maafkan aku, mah, mama Cantika, Kia, Andrea, Lila. Aku tidak bisa lagi tersenyum pada kalian semua. Takut disantet." batin Arick menyebut semua nama wanita yang di dekatnya.

"Kak, kenapa sih kamu tidak bisa mencintaiku? apa aku terlihat sangat buruk ya? Kenapa Kak Arend bisa menyukaiku, sedangkan kakak tidak? Aku jadi bingung, di antara kalian berdua, mata dan hati siapa yang normal? asal kakak tahu, dulu si Boy, si Niko, siapa lagi ya, pokoknya banyak, mereka pernah nembak aku dan memintaku untuk jadi pacar mereka. Dari sini aku yakin kalau mata dan hati Kaka yang memang tidak normal. Buktinya banyak yang suka padaku, hanya kakak aja yang nggak. Kan aneh?" Calista tidak berhenti berceloteh, mengira kalau Arick benar-benar tidur.

"Sial, mataku dibilang gak normal!" umpat Arick dalam hati.

"Tahu gak, Kak. Bukan hanya mata dan hati kamu yang tidak normal. Justru aku yang lebih parah. Kalau masalah tampan, kak Arend juga tampan, secara wajah kalian sama. Selain itu, Ka Arend baik banget bukan kaya kakak yang nyebelin. Tapi kenapa aku gak bisa mencintainya? justru mencintaimu? benar-benar tidak normal kan? sumpah ketidaknormalanku sangat parah." celoteh Calista, merutuki dirinya sendiri. Sedangkan Arick masih setia berpura-pura tidur, sabar mendengar celotehan istri itu.

"Kak, aku keluar dulu ya mau ngambil minum. Kamu tidurnya jangan kebablasan. Ingat bangun! aku gak mau jadi janda muda lho."

Ingin rasanya Arick membuka matanya dan mengumpati Calista sepuasnya. Akan tetapi, kalau nanti dia bangun, urusan akan semakin rumit.

"Tapi, seru kali ya, kalau jadi janda tapi perawan." sambung Calista lagi sambil beranjak turun dari ranjang dan keluar dari kamar.

Begitu Calista benar-benar keluar dari kamar, Arick langsung duduk sambil menatap ke arah pintu.

"Setan! dia lagi mendoakanku cepat mati ya?" umpat Arick.

Akan tetapi, kekesalan berganti dengan senyuman tipis ketika dia melihat ke arah nakas. Di sana terlihat jelas ada pigura foto dirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Arend menggeliat, membuka matanya secara perlahan-lahan. Kemudian dia melihat ke arah Jam di dinding yang kini sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

"Wah, cepat banget sih jam nih berputar,perasaan aku tidur jam 3 subuh dan aku sepertinya baru saja tidur." gumam Arend dengan wajah yang masih sedikit mengantuk.

Arend beranjak mendekati nakas, untuk meraih ponselnya yang sedang berbunyi, karena ada panggilan masuk.

"Kamu dimana Rend?" tanya Kama sepupunya putra sulung dari Kenjo dan Anin dari ujung telepon.

"Di apartemen, Kam. Kenapa?" Jawab Arend, seraya membuka mulutnya lebar-lebar, menguap.

"Bukain pintunya dong! aku dari tadi di depan apartemenmu nih. Aku berulangkali nekan bel, gak dibuka-buka sama kamu. Kamu baru bangun ya?"

"Kamu buka aja sendiri, ya. Aku mau mandi dulu soalnya. Nih passwordnya," Arend menyebutkan 6 digit angka yang merupakan tanggal bulan dan tahun lahir , Calista. Kemudian Arend langsung memutuskan panggilan secara sepihak, sebelum Kama berceloteh lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Enak ya, bisa santai-santai di sini. Om Aby, yang kerja keras ngurusin perusahaan sekarang. Yang satu, mungkin lagi enak- enak sama istrinya, yang ini lagi enak-enak tidur," sindir Kama ketika Arend sudah keluar dari kamarnya.

"Banyak omong kamu akh. Kamu ada bawa makanan, gak? aku lapar nih."

"Menurut kamu, aku capek-capek datang kesini buat apa? ya buat ngantar makanan dari tante Celyn lah. tuh makan! udah aku letakkan di atas meja makan tadi."

Arend terkekeh dan langsung beranjak menuju meja makan.

"Emm, kamu udah makan, Kam? kalau belum kita makan sama-sama yuk! kayanya mamah buat makanannya banyak" ucap Arend sambil memindahkan makanannya ke piring.

"Aku masih kenyang. Kamu makan aja sendiri. Habiskan semuanya, karena untuk galau juga butuh tenaga." ledek Kama.

"Sialan kamu! kalau masih mau meledekku terus sebaiknya kamu pulang sana!" ucap Arend seraya menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Lagian, kamu ini aneh. Cinta sama Calista, susah-susah buat dapetin hatinya, giliran ada peluang buat menjadikannya istri, kamu malah mundur dan membiarkan dia menikah dengan Arick. Sumpah, aku takut banget jadi menikah dengan Calista kalau-kalau si Arick tetap gak setuju menikah dengan Calista." tutur Kama.

"Kenapa kamu takut? kan aku sudah bilang, kalau aku akan segera muncul, kalau dia masih menolak. Lagian Om Calvin juga gak bakal biarin kamu juga untuk nikahin Calista. Itu kan hanya buat gertak Arick aja." jelas Arend, lugas.

"Ya, tetap aja buat aku sport jantung, Rend." jawab Kama, membuat Arend terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku salut sama kamu, Bro. Mau mengikhlaskan wanita yang kamu cintai buat kakak kamu." Kama berdecak kagum.

"Karena definisi mencintai itu adalah, bisa bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia. Pelajaran yang aku dapat dari kegagalan usahaku berusaha membuat Calista bisa membalas cintaku 'jangan berikan ruang di hatimu pada seseorang yang bahkan tak berusaha tuk tinggal di dalamnya'. Lagian bahagia itu sederhana, Bro. Hanya butuh ketulusan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan." Tutur Arend dengan bibir yang tersenyum, tulus.

"Wah, hebat kamu! Makin ke sini kamu makin dewasa aja.".

Tbc

Calvin hanya mengertak Arick? ada apa ini? apakah ada konspirasi atara Calvin dan Arend?

😁

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

jangan jangan om Calvin dan arend memang sengaja bikin drama kabur dr Calista biar arend yg dicintai Calista bisa nikah 😍😍😍

2024-06-27

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

ternyata banyak yg andil juga dengan rencana pernikahan calista dan arick.

2023-12-21

0

epifania rendo

epifania rendo

mareka kerja sama semua

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Aku yang akan menikahinya
2 Sah menikah
3 Kekesalan Arick
4 Sok berani
5 Aku yang akan membayarnya
6 Kamu ganas juga ya?
7 Mata dan hati kamu tidak normal
8 Flashback 1
9 Jangan pecat saya
10 Dimana suaminya?
11 Arend tahu yang sebenarnya
12 Aku mencintainya sejak dulu
13 Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14 Semua itu tidak gratis
15 Aku mau pakai gaun apa?
16 Permintaan Alena
17 Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18 Kama terpesona
19 Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20 Aku mau kakak sentuh karena cinta
21 Pernikahan Arend dan Alena
22 Kamu terlahir untukku
23 Gagal
24 Insiden di kamar
25 Kekesalan Kama
26 Safira
27 Aby memperingatkan Kama
28 Menikahlah dengan Kalila
29 Bab 29
30 Hari pertama Safira
31 Kekagetan Safira
32 Bab 32
33 Rumahmu ada di mana?
34 Keheranan Cakra
35 Bisakah kita berteman?
36 Kenapa dia hanya takut melihatku?
37 Shopping
38 Kamu aku pecat!
39 Bab 39
40 Bertukar nomor telepon
41 Bab 41
42 Maaf, aku tidak bisa
43 Malu-malu
44 Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45 Kita akan merawatnya bersama-sama
46 kedatangan Kalila
47 Aku tidak selemah dulu!
48 Ancaman Arend
49 Bab 49
50 Arick tahu yang sebenarnya
51 Rencana yang berhasil
52 Bab 52
53 Arend berbicara dengan Safira
54 Baiklah, aku akan merawatmu!
55 Because of mie instan
56 perlu dikasih filter
57 aku tidak menerima penolakan!
58 Pasrah
59 Bersedia
60 Bab 60
61 kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62 Yes, berarti aku sudah berhasil!
63 Sandiwara Kama
64 Pernikahan Carlos dan Kalila
65 Kama si pemaksa
66 Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67 Bab 67
68 Sandiwara Carlos
69 Siap, laksanakan!
70 Aku bukan wanita murahan
71 Bab 71
72 Kemarahan Kama
73 Kecurigaan Cantika
74 Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75 Ego yang besar
76 Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77 Resepsi Cakra dan Safira.
78 Toh, aku sudah melihat semuanya!
79 Maafkan aku!
80 Membuat kue Ulang tahun
81 Bab 81
82 Kebahagiaan Arick
83 Ungkapan hati Cakra
84 Suasana pagi yang cerah
85 Bab 85
86 Ungkapan cinta Arend
87 Rencana licik
88 Mendapat telepon di larut malam
89 Jangan lakukan itu!
90 Terbongkar
91 Digelandang ke kantor polisi
92 Kabar bahagia
93 Kenyataan yang terbongkar!
94 Jadi aku ini anak siapa?
95 Kamulah yang membawa kesialan itu!
96 Gara-gara kata lebih baik mati
97 Akhirnya
98 Tasya tahu yang sebenarnya
99 Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100 Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101 Kejutan Cakra
102 bab 102
103 Rencana Arick ke Bandung
104 bab 104
105 Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106 Vania dipecat
107 Kama and Tasya's Wedding
108 Meminta bantuan Alena
109 Bab 109
110 Tingkah aneh Kalila
111 Hamil?
112 Arend posesif?
113 Daniel sebenarnya
114 Celotehan Tasya
115 Bab 115
116 Gara-gara balon yang meletus
117 Welcome to the world baby Twin
118 Kekesalan Arend
119 Akhir bahagia
120 Pengumuman.
121 Pengumuman
122 Cerita baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Aku yang akan menikahinya
2
Sah menikah
3
Kekesalan Arick
4
Sok berani
5
Aku yang akan membayarnya
6
Kamu ganas juga ya?
7
Mata dan hati kamu tidak normal
8
Flashback 1
9
Jangan pecat saya
10
Dimana suaminya?
11
Arend tahu yang sebenarnya
12
Aku mencintainya sejak dulu
13
Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14
Semua itu tidak gratis
15
Aku mau pakai gaun apa?
16
Permintaan Alena
17
Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18
Kama terpesona
19
Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20
Aku mau kakak sentuh karena cinta
21
Pernikahan Arend dan Alena
22
Kamu terlahir untukku
23
Gagal
24
Insiden di kamar
25
Kekesalan Kama
26
Safira
27
Aby memperingatkan Kama
28
Menikahlah dengan Kalila
29
Bab 29
30
Hari pertama Safira
31
Kekagetan Safira
32
Bab 32
33
Rumahmu ada di mana?
34
Keheranan Cakra
35
Bisakah kita berteman?
36
Kenapa dia hanya takut melihatku?
37
Shopping
38
Kamu aku pecat!
39
Bab 39
40
Bertukar nomor telepon
41
Bab 41
42
Maaf, aku tidak bisa
43
Malu-malu
44
Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45
Kita akan merawatnya bersama-sama
46
kedatangan Kalila
47
Aku tidak selemah dulu!
48
Ancaman Arend
49
Bab 49
50
Arick tahu yang sebenarnya
51
Rencana yang berhasil
52
Bab 52
53
Arend berbicara dengan Safira
54
Baiklah, aku akan merawatmu!
55
Because of mie instan
56
perlu dikasih filter
57
aku tidak menerima penolakan!
58
Pasrah
59
Bersedia
60
Bab 60
61
kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62
Yes, berarti aku sudah berhasil!
63
Sandiwara Kama
64
Pernikahan Carlos dan Kalila
65
Kama si pemaksa
66
Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67
Bab 67
68
Sandiwara Carlos
69
Siap, laksanakan!
70
Aku bukan wanita murahan
71
Bab 71
72
Kemarahan Kama
73
Kecurigaan Cantika
74
Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75
Ego yang besar
76
Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77
Resepsi Cakra dan Safira.
78
Toh, aku sudah melihat semuanya!
79
Maafkan aku!
80
Membuat kue Ulang tahun
81
Bab 81
82
Kebahagiaan Arick
83
Ungkapan hati Cakra
84
Suasana pagi yang cerah
85
Bab 85
86
Ungkapan cinta Arend
87
Rencana licik
88
Mendapat telepon di larut malam
89
Jangan lakukan itu!
90
Terbongkar
91
Digelandang ke kantor polisi
92
Kabar bahagia
93
Kenyataan yang terbongkar!
94
Jadi aku ini anak siapa?
95
Kamulah yang membawa kesialan itu!
96
Gara-gara kata lebih baik mati
97
Akhirnya
98
Tasya tahu yang sebenarnya
99
Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100
Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101
Kejutan Cakra
102
bab 102
103
Rencana Arick ke Bandung
104
bab 104
105
Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106
Vania dipecat
107
Kama and Tasya's Wedding
108
Meminta bantuan Alena
109
Bab 109
110
Tingkah aneh Kalila
111
Hamil?
112
Arend posesif?
113
Daniel sebenarnya
114
Celotehan Tasya
115
Bab 115
116
Gara-gara balon yang meletus
117
Welcome to the world baby Twin
118
Kekesalan Arend
119
Akhir bahagia
120
Pengumuman.
121
Pengumuman
122
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!