Aku yang akan membayarnya

Arend berjalan dengan langkah gontai menyusuri trotoar tidak jauh dari sebuah apartemen yang dia sewa. Dia sengaja tidak menggunakan apartemen pribadinya agar posisinya tidak terdeteksi oleh saudara kembarnya. Kan tidak lucu, dia kabur tapi memakai fasilitas pribadi. Bahkan dia tidak menggunakan namanya untuk menyewa apartemen itu.

Setelah berbicara dengan Arick di telepon tadi, Arend memutuskan untuk keluar sebentar mencari minuman ringan tanpa menggunakan mobil, berhubung ada supermarket yang tidak terlalu jauh dari apartemennya.

Bruk ...

Seorang wanita yang terlihat terburu-buru, tiba-tiba jatuh dari motor bebeknya, karena wanita itu hampir menabrak tubuh Arend. Wanita itu berusaha untuk bangkit berdiri dan membenarkan motornya.

"Ma-maaf Tuan, aku sangat terburu-buru, jadi aku tidak melihat anda." ucap wanita itu setelah berhasil berdiri kembali, sambil membungkukkan tubuhnya.

"Hmm, ya!" jawab Arend, datar.

"Terima kasih, Tuan! kalau begitu aku permisi dulu!" gadis itu meninggalkan motornya begitu saja dan berlari pergi ke arah apotik, setelah Arend menganggukkan kepalanya.

Arend yang berniat tidak ingin tahu kemana wanita itu pergi, Tiba-tiba menyurutkan langkahnya, karena melihat wanita itu menangis karena diusir keluar oleh petugas apotik.

"Tolong aku, Mas. Anakku lagi demam di rumah. Aku janji, aku akan datang ke sini lagi buat bayar. Aku tadi hanya lupa bawa uang karena terburu-buru." Mohon wanita itu dengan derai air mata.

"Tidak ada! kami tidak akan mungkin bisa percaya penipu seperti kamu. Pergi sana!" usir petugas apotik itu.

"Tolong aku, aku benar-benar bukan penipu." Wanita itu berusaha untuk meyakinkan si penjaga apotik.

" Berikan saja obat yang dia mau, biar aku yang bayar." Tiba-tiba Arend sudah berdiri di dekat wanita itu dan mengeluarkan dompet dari sakunya.

"Terima kasih, Tuan!" wanita itu berkali-kali membungkukkan tubuhnya, sambil menyeka air matanya.

Arend memperhatikan wanita yang ada di depannya, yang menurutnya masih sangat terlalu muda untuk jadi seorang ibu.

"Nih obatnya!" penjaga apotik itu memberikan obat itu dengan sedikit kasar ke tangan wanita itu, dengan wajah masam.

Arend kesal, dia langsung mengambil kembali obat itu dari tangan wanita muda itu dan langsung memberikan ke tangan penjaga apotik itu.

"Tolong kamu berikan dengan cara yang benar dan sopan.Tolong layani pembeli dengan baik, tanpa memandang status mereka. Kalau tidak, aku tidak akan segan-segan membuat kamu dipecat dari pekerjaanmu!"

Penjaga apotik itu gemetar dan langsung melakukan hal yang disuruh oleh Arend.

"Maaf, Mbak. Ini obatnya. Semoga anaknya cepat sembuh ya,"

"Terima kasih, Mas. Sekali lagi terima kasih, Tuan. Boleh aku tahu, nomor ponsel anda, supaya aku bisa mengembalikan uang anda. ucap wanita itu kembali membungkukkan tubuhnya.

" Tidak perlu dikembalikan. Oh ya, Jangan terus-terusan berterima kasih. Sebaiknya kamu sekarang langsung pulang dan rawat anak kamu!" ucap Arend, datar.

"Baik, permisi Tuan!" wanita itu dengan sigap berlari kembali ke arah motor bebek yang tadi dia tinggalkan begitu saja, dan langsung melesatkan motornya itu dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

"Kenapa dia semuda itu sudah punya anak ya? dia nikah muda atau hamil di luar nikah?" bisik Arend pada dirinya sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Alena, gadis itu langsung berlari masuk ke dalam rumah begitu turun dari atas motor bebeknya. Dia sangat khawatir dengan anaknya yang tadi dia tinggalkan sendiri. Tadinya mau menitipkan pada tetangga, akan tetapi dia merasa tidak enak karena sepertinya tetangga yang biasa dia titipin anaknya sepertinya sudah tidur.

Anak yang baru genap berusia satu tahun itu terdengar menangis dengan kencang, dan terdengar ada suara seseorang yang sedang berusaha mendiamkan sang anak.

"Bude, kenapa bisa ada di sini?" tanya Alena di sela-sela napasnya yang ngos-ngosan.

"Kamu dari mana sih? nih anak, kamu tinggalkan sendirian, dalam keadaan demam lagi." bukannya menjawab Alena, wanita yang dipanggil bude itu, malah mengomel pada Alena.

"Aku tadi beli obat buat baby Ivan, Bude."

"Kenapa kamu tidak panggil bude buat jagain Ivan sebentar? dan kenapa kamu bisa lama?"

"Sini Ivannya dulu Bude, biar minum obat." Alena menerima baby Ivan dari tangan wanita bernama Sarni itu dan langsung memberikan obat yang dibawanya tadi. Kemudian dia menggoyang-goyang tubuh Ivan agar tidur kembali.

"Kamu tadi belum jawab pertanyaan bude, Alena. Kamu kenapa tidak memanggil bude dan kenapa bisa lama?" Sarni kembali mengulangi pertanyaannya.

"Aku gak enak membangunkan, Bude. Dan kenapa Alena bisa lama, karena tadi ada insiden kecil." jawab Alena dengan tubuh yang tetap bergerak meninabobokan baby Ivan.

"Lain kali jangan ada kata tidak enak. Kalau tadi, ada yang terjadi pada Ivan gimana? lagian insiden kecil apa yang terjadi?" suara Sarni sudah terdengar lembut sekarang.

Alena meletakkan baby Ivan yang sudah tertidur ke atas ranjang, lalu dia menempelkan kompres penurunan panas ke kening bayi itu. Kemudian dia beralih menatap ke arah Sarni yang masih menunggu cerita darinya.

Alena pun mulai menceritakan apa yang terjadi. Mulai dari dia ketemu pria yang hampir dia tabrak, sampai akhirnya pria itu yang membantunya membayar obat itu, karena uang dia tertinggal gara-gara panik.

Sarni menggeleng-gelengkan kepalanya, mendengar keteledoran Alena, gadis yang sudah dia anggap seperti anak sendiri.

"Lain kali, kamu harus lebih fokus, Lena. Untung ada pria itu, kalau tidak ada bagaimana?"

"Iya, Bude," jawab Alena dengan cengengesan.

"Apa kamu tanya siapa nama laki-laki itu?"

"Tidak, Bude. Tapi Alena tadi ada minta nomor ponselnya, supaya aku bisa mengembalikan uangnya, tapi dia tidak memberikannya. Lagian sepertinya dia orang kaya. Wajahnya juga seperti tidak asing gitu. Aku seperti pernah melihatnya, tapi aku lupa dimana dan kapan. Ah sudahlah Bude, sepertinya uang segitu juga tidak terlalu penting buat dia."

"Bukan seperti itu, Lena. Walaupun hanya sedikit, setidaknya kamu punya niat dan tanggung jawab untuk mengembalikannya." tutur Sarni sambil mengelus kepala Alena.

"Ya udah, Bude pulang dulu ya! nanti kalau ada apa-apa dan kamu perlu sesuatu, gak usah sungkan manggil bude." imbuh wanita setengah baya itu lagi.

"Siap, Bude!" Sarni mengayunkan kakinya, melangkah keluar meninggalkan Alena.

Sepeninggal Sarni, Alena menatap wajah damai sang anak. Anak yang dia temukan di depan pintu rumahnya satu tahun silam. Anak itu masih sangat merah saat itu.

Karena dia merasa kalau anak itu seperti dirinya yang dibuang keluarga, membuat dia merasa kasihan dan memutuskan untuk merawat anak itu. Walaupun dia harus bekerja keras, jadi pelayan di sebuah toko pakaian dan menyandang gelar janda muda.

Dia merasa nasib anak itu lebih parah dari dirinya. Setidaknya dia masih pernah merasakan tumbuh di tengah keluarga yang menyayanginya, sampai akhirnya kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan. Paman dan Bibi adik dari papanya, yang diharapkan bisa menjadi orang tua baginya, ternyata mengusirnya dari rumah karena dianggap jadi beban oleh bibinya.

Anak bayi berjenis kelamin laki-laki itu dia beri nama Ivan Grayson yang artinya anak laki-laki pemberian dari Tuhan.

Tbc

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Alena jodoh Arend kykx ibu peri yg dikirim Tuhan utk menyelamatkan baby Ivan 😍🍼😍

2024-06-27

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

apa cewe itu bakal jd jodohnya arend ya....

2023-12-21

0

epifania rendo

epifania rendo

jodohnya arend

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Aku yang akan menikahinya
2 Sah menikah
3 Kekesalan Arick
4 Sok berani
5 Aku yang akan membayarnya
6 Kamu ganas juga ya?
7 Mata dan hati kamu tidak normal
8 Flashback 1
9 Jangan pecat saya
10 Dimana suaminya?
11 Arend tahu yang sebenarnya
12 Aku mencintainya sejak dulu
13 Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14 Semua itu tidak gratis
15 Aku mau pakai gaun apa?
16 Permintaan Alena
17 Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18 Kama terpesona
19 Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20 Aku mau kakak sentuh karena cinta
21 Pernikahan Arend dan Alena
22 Kamu terlahir untukku
23 Gagal
24 Insiden di kamar
25 Kekesalan Kama
26 Safira
27 Aby memperingatkan Kama
28 Menikahlah dengan Kalila
29 Bab 29
30 Hari pertama Safira
31 Kekagetan Safira
32 Bab 32
33 Rumahmu ada di mana?
34 Keheranan Cakra
35 Bisakah kita berteman?
36 Kenapa dia hanya takut melihatku?
37 Shopping
38 Kamu aku pecat!
39 Bab 39
40 Bertukar nomor telepon
41 Bab 41
42 Maaf, aku tidak bisa
43 Malu-malu
44 Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45 Kita akan merawatnya bersama-sama
46 kedatangan Kalila
47 Aku tidak selemah dulu!
48 Ancaman Arend
49 Bab 49
50 Arick tahu yang sebenarnya
51 Rencana yang berhasil
52 Bab 52
53 Arend berbicara dengan Safira
54 Baiklah, aku akan merawatmu!
55 Because of mie instan
56 perlu dikasih filter
57 aku tidak menerima penolakan!
58 Pasrah
59 Bersedia
60 Bab 60
61 kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62 Yes, berarti aku sudah berhasil!
63 Sandiwara Kama
64 Pernikahan Carlos dan Kalila
65 Kama si pemaksa
66 Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67 Bab 67
68 Sandiwara Carlos
69 Siap, laksanakan!
70 Aku bukan wanita murahan
71 Bab 71
72 Kemarahan Kama
73 Kecurigaan Cantika
74 Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75 Ego yang besar
76 Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77 Resepsi Cakra dan Safira.
78 Toh, aku sudah melihat semuanya!
79 Maafkan aku!
80 Membuat kue Ulang tahun
81 Bab 81
82 Kebahagiaan Arick
83 Ungkapan hati Cakra
84 Suasana pagi yang cerah
85 Bab 85
86 Ungkapan cinta Arend
87 Rencana licik
88 Mendapat telepon di larut malam
89 Jangan lakukan itu!
90 Terbongkar
91 Digelandang ke kantor polisi
92 Kabar bahagia
93 Kenyataan yang terbongkar!
94 Jadi aku ini anak siapa?
95 Kamulah yang membawa kesialan itu!
96 Gara-gara kata lebih baik mati
97 Akhirnya
98 Tasya tahu yang sebenarnya
99 Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100 Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101 Kejutan Cakra
102 bab 102
103 Rencana Arick ke Bandung
104 bab 104
105 Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106 Vania dipecat
107 Kama and Tasya's Wedding
108 Meminta bantuan Alena
109 Bab 109
110 Tingkah aneh Kalila
111 Hamil?
112 Arend posesif?
113 Daniel sebenarnya
114 Celotehan Tasya
115 Bab 115
116 Gara-gara balon yang meletus
117 Welcome to the world baby Twin
118 Kekesalan Arend
119 Akhir bahagia
120 Pengumuman.
121 Pengumuman
122 Cerita baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Aku yang akan menikahinya
2
Sah menikah
3
Kekesalan Arick
4
Sok berani
5
Aku yang akan membayarnya
6
Kamu ganas juga ya?
7
Mata dan hati kamu tidak normal
8
Flashback 1
9
Jangan pecat saya
10
Dimana suaminya?
11
Arend tahu yang sebenarnya
12
Aku mencintainya sejak dulu
13
Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14
Semua itu tidak gratis
15
Aku mau pakai gaun apa?
16
Permintaan Alena
17
Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18
Kama terpesona
19
Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20
Aku mau kakak sentuh karena cinta
21
Pernikahan Arend dan Alena
22
Kamu terlahir untukku
23
Gagal
24
Insiden di kamar
25
Kekesalan Kama
26
Safira
27
Aby memperingatkan Kama
28
Menikahlah dengan Kalila
29
Bab 29
30
Hari pertama Safira
31
Kekagetan Safira
32
Bab 32
33
Rumahmu ada di mana?
34
Keheranan Cakra
35
Bisakah kita berteman?
36
Kenapa dia hanya takut melihatku?
37
Shopping
38
Kamu aku pecat!
39
Bab 39
40
Bertukar nomor telepon
41
Bab 41
42
Maaf, aku tidak bisa
43
Malu-malu
44
Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45
Kita akan merawatnya bersama-sama
46
kedatangan Kalila
47
Aku tidak selemah dulu!
48
Ancaman Arend
49
Bab 49
50
Arick tahu yang sebenarnya
51
Rencana yang berhasil
52
Bab 52
53
Arend berbicara dengan Safira
54
Baiklah, aku akan merawatmu!
55
Because of mie instan
56
perlu dikasih filter
57
aku tidak menerima penolakan!
58
Pasrah
59
Bersedia
60
Bab 60
61
kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62
Yes, berarti aku sudah berhasil!
63
Sandiwara Kama
64
Pernikahan Carlos dan Kalila
65
Kama si pemaksa
66
Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67
Bab 67
68
Sandiwara Carlos
69
Siap, laksanakan!
70
Aku bukan wanita murahan
71
Bab 71
72
Kemarahan Kama
73
Kecurigaan Cantika
74
Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75
Ego yang besar
76
Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77
Resepsi Cakra dan Safira.
78
Toh, aku sudah melihat semuanya!
79
Maafkan aku!
80
Membuat kue Ulang tahun
81
Bab 81
82
Kebahagiaan Arick
83
Ungkapan hati Cakra
84
Suasana pagi yang cerah
85
Bab 85
86
Ungkapan cinta Arend
87
Rencana licik
88
Mendapat telepon di larut malam
89
Jangan lakukan itu!
90
Terbongkar
91
Digelandang ke kantor polisi
92
Kabar bahagia
93
Kenyataan yang terbongkar!
94
Jadi aku ini anak siapa?
95
Kamulah yang membawa kesialan itu!
96
Gara-gara kata lebih baik mati
97
Akhirnya
98
Tasya tahu yang sebenarnya
99
Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100
Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101
Kejutan Cakra
102
bab 102
103
Rencana Arick ke Bandung
104
bab 104
105
Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106
Vania dipecat
107
Kama and Tasya's Wedding
108
Meminta bantuan Alena
109
Bab 109
110
Tingkah aneh Kalila
111
Hamil?
112
Arend posesif?
113
Daniel sebenarnya
114
Celotehan Tasya
115
Bab 115
116
Gara-gara balon yang meletus
117
Welcome to the world baby Twin
118
Kekesalan Arend
119
Akhir bahagia
120
Pengumuman.
121
Pengumuman
122
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!