Flashback 1

Arend kembali masuk ke dalam kamarnya setelah Kama sepupu sekaligus sahabatnya, pulang.

Pria itu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang , berbaring telentang dengan mata yang menerawang ke langit-langit kamarnya. Ya, kalau boleh jujur, ada rasa nyeri yang menghampiri hatinya, kalau mengingat gadis yang dia harapkan selama ini bisa membalas perasaan, kini telah menikah dengan saudara kembarnya. Arend tersenyum tipis mengingat bagaimana dia merencanakan semua agar Calista dan Arick bisa menikah.

Flashback on

Arend begitu bahagia, begitu tanggal pernikahannya dan Calista sudah ditetapkan. Yang paling membuat dia bahagia adalah ketika gadis pujaannya dari kecil itu menyetujui untuk menikah dengannya,. walaupun dia tahu kalau perasaan Calista masih untuk Arick saudara kembarnya.

Ada satu hal yang mengganjal di dalam hatinya ketika mengingat hubungannya dengan Arick, sangat jauh belakangan ini, karena dia merasa Arick sangat kejam pada Calista. Arick selalu dingin pada Calista, dan selalu mengeluarkan kata-kata yang membuat Calista sedih dan tidak jarang sampai membuat wanita itu menangis.

"Kamu bisa gak jauh-jauh dariku? aku benar-benar risih kalau kamu terus-menerus mendekatiku. Kamu sadar gak sih, kalau kamu sudah membuat hari-hariku seperti punya hutang banyak, dan dikejar-kejar oleh debt kolektor? benar-benar merasa tidak nyaman tahu. Tolong menjauh lah dariku, dan jangan pernah berharap bisa menikah denganku karena aku tidak akan pernah mau menikah denganmu, aku tidak suka dengan perempuan sepertimu yang tidak punya malu, " itulah sebagian kata-kata menyakitkan yang terlontar dari mulut Arick pada Calista yang membuat dirinya marah dan bahkan sering kali hampir memukul Arick.

"Aku sudah mau menikah dengan Calista sebaiknya aku tidak boleh marahan lagi dengan Arick. Aku harus mengajaknya untuk berdamai," batin Arend seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

Dengan langkah yang pasti dia berjalan menuju kamar Arick yang dia tahu pasti berada di dalam sana. Begitu dekat dengan kamar saudara kembarnya itu, lamat-lamat dia mendengar ada suara yang sedang berbincang di dalam sana, karena kebetulan pintu kamarnya tidak tertutup sepenuhnya. Arend awalnya mau langsung masuk, tapi dia menyurutkan langkahnya ketika dia mendengar mereka menyebut namanya.

"Rick, sebentar lagi Arend dan Calista akan menikah, apa kamu benar-benar gak merasa sedih?" dari suaranya , Arend tahu kalau itu adalah suara Kama. Kama yang usianya satu tahun di bawah mereka, tapi tidak pernah memanggil dirinya dan Arick, Kakak.

"Sedih? buat apa aku sedih? justru aku sangat senang Arend akhirnya bisa menikahi Calista," jawab Arick.

"Apa kamu yakin? kenapa aku merasa sepertinya kamu sedih ya? kamu juga mencintai Calista kan?" tebak Kama to the point.

"Tidak! dugaan kamu salah. Aku tidak mencintainya sama sekali." Arick membantah dugaan Kama.

"Kamu bohong, Rick. Kita sudah saling mengenal dari kita kecil dan aku bisa lihat dari matamu kalau sebenarnya kamu memiliki perasaan pada Calista. Iya kan?" desak Kama, meminta Arick untuk jujur.

"Iya, aku memang mencintainya, tapi aku bisa apa? Arend juga mencintainya, kan? Bukannya sebagai seorang kakak, aku itu harus mengalah? aku tidak mau, melihat adikku sendiri sedih di tengah kebahagiaanku."

Karena Kama yang terus mendesak, akhirnya Arick secara tidak sadar, mengungkapkan isi hatinya.

"Kamu tahu, setiap aku bersikap dingin dan ketus pada Calista, aku merasa sangat bersalah, Kam. Tapi aku berpikir, hanya dengan cara seperti itulah supaya Calista menjauhiku dan sadar, hanya Arend yang ada untuknya." tutur Arick dengan wajah sendu. Arend bisa melihat dengan jelas, raut wajah sedih Arick dari tempat dia berdiri.

"Tapi, apa kamu pikir sikap yang kamu tunjukkan selama ini, bisa merubah perasaan Calista? aku rasa tidak. Dia tetap mencintaimu, Rick.

Arick tersenyum tipis. Pria itu terlihat menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskan nya kembali ke udara dengan cukup panjang.

"Aku tahu itu. Karena itu aku memutuskan, setelah mereka menikah, aku akan pindah ke luar negri untuk beberapa saat, agar aku tidak pernah bertemu dengan mereka berdua. Supaya mereka berdua bisa menghabiskan waktu berdua, dan Calista bisa belajar mencintai Arend. Karena setelah aku pikir, jika aku masih bisa bertemu dengan mereka berdua, Calista akan sulit untuk membuka hatinya pada Arend, Kam."

Arend tercenung, berdiri terpaku di tempatnya. Ada rasa bersalah yang muncul ketika dia mengingat bagaimana dia marah-marah pada Arick, mengumpatinya dengan kata kasar, setiap kali dia, melihat Calista menangis karena saudara kembarnya itu.

"Ternyata inilah alasan kenapa kamu tidak pernah membalas umpatanku, Rick. Ternyata kamu sengaja melakukan hal jahat pada Calista, untuk mendekatkanku dengan dia. Kamu mengorbankan perasaanmu, demi melihatku bahagia. Ternyata akulah yang menjadi penghalang kalian untuk bersatu selama ini." batin Arend sambil memutar tubuhnya, melangkah meninggalkan kamar Arick.

Tbc

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

rumit ternyata dua duanya mencintai Calista dan Calista mencintai Arick ......jd arend dan Arick saling berkorban sbnrnya utk kebahagiaan saudara kembar 😍😍😍

2024-06-27

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

nah kan bener dugaanku.

2023-12-21

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

oh ternyata begitu ceritanya arend meninggalkan hari pernikahan nya. dan tau kalau arick juga mencintai Calista

2022-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Aku yang akan menikahinya
2 Sah menikah
3 Kekesalan Arick
4 Sok berani
5 Aku yang akan membayarnya
6 Kamu ganas juga ya?
7 Mata dan hati kamu tidak normal
8 Flashback 1
9 Jangan pecat saya
10 Dimana suaminya?
11 Arend tahu yang sebenarnya
12 Aku mencintainya sejak dulu
13 Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14 Semua itu tidak gratis
15 Aku mau pakai gaun apa?
16 Permintaan Alena
17 Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18 Kama terpesona
19 Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20 Aku mau kakak sentuh karena cinta
21 Pernikahan Arend dan Alena
22 Kamu terlahir untukku
23 Gagal
24 Insiden di kamar
25 Kekesalan Kama
26 Safira
27 Aby memperingatkan Kama
28 Menikahlah dengan Kalila
29 Bab 29
30 Hari pertama Safira
31 Kekagetan Safira
32 Bab 32
33 Rumahmu ada di mana?
34 Keheranan Cakra
35 Bisakah kita berteman?
36 Kenapa dia hanya takut melihatku?
37 Shopping
38 Kamu aku pecat!
39 Bab 39
40 Bertukar nomor telepon
41 Bab 41
42 Maaf, aku tidak bisa
43 Malu-malu
44 Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45 Kita akan merawatnya bersama-sama
46 kedatangan Kalila
47 Aku tidak selemah dulu!
48 Ancaman Arend
49 Bab 49
50 Arick tahu yang sebenarnya
51 Rencana yang berhasil
52 Bab 52
53 Arend berbicara dengan Safira
54 Baiklah, aku akan merawatmu!
55 Because of mie instan
56 perlu dikasih filter
57 aku tidak menerima penolakan!
58 Pasrah
59 Bersedia
60 Bab 60
61 kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62 Yes, berarti aku sudah berhasil!
63 Sandiwara Kama
64 Pernikahan Carlos dan Kalila
65 Kama si pemaksa
66 Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67 Bab 67
68 Sandiwara Carlos
69 Siap, laksanakan!
70 Aku bukan wanita murahan
71 Bab 71
72 Kemarahan Kama
73 Kecurigaan Cantika
74 Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75 Ego yang besar
76 Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77 Resepsi Cakra dan Safira.
78 Toh, aku sudah melihat semuanya!
79 Maafkan aku!
80 Membuat kue Ulang tahun
81 Bab 81
82 Kebahagiaan Arick
83 Ungkapan hati Cakra
84 Suasana pagi yang cerah
85 Bab 85
86 Ungkapan cinta Arend
87 Rencana licik
88 Mendapat telepon di larut malam
89 Jangan lakukan itu!
90 Terbongkar
91 Digelandang ke kantor polisi
92 Kabar bahagia
93 Kenyataan yang terbongkar!
94 Jadi aku ini anak siapa?
95 Kamulah yang membawa kesialan itu!
96 Gara-gara kata lebih baik mati
97 Akhirnya
98 Tasya tahu yang sebenarnya
99 Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100 Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101 Kejutan Cakra
102 bab 102
103 Rencana Arick ke Bandung
104 bab 104
105 Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106 Vania dipecat
107 Kama and Tasya's Wedding
108 Meminta bantuan Alena
109 Bab 109
110 Tingkah aneh Kalila
111 Hamil?
112 Arend posesif?
113 Daniel sebenarnya
114 Celotehan Tasya
115 Bab 115
116 Gara-gara balon yang meletus
117 Welcome to the world baby Twin
118 Kekesalan Arend
119 Akhir bahagia
120 Pengumuman.
121 Pengumuman
122 Cerita baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Aku yang akan menikahinya
2
Sah menikah
3
Kekesalan Arick
4
Sok berani
5
Aku yang akan membayarnya
6
Kamu ganas juga ya?
7
Mata dan hati kamu tidak normal
8
Flashback 1
9
Jangan pecat saya
10
Dimana suaminya?
11
Arend tahu yang sebenarnya
12
Aku mencintainya sejak dulu
13
Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14
Semua itu tidak gratis
15
Aku mau pakai gaun apa?
16
Permintaan Alena
17
Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18
Kama terpesona
19
Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20
Aku mau kakak sentuh karena cinta
21
Pernikahan Arend dan Alena
22
Kamu terlahir untukku
23
Gagal
24
Insiden di kamar
25
Kekesalan Kama
26
Safira
27
Aby memperingatkan Kama
28
Menikahlah dengan Kalila
29
Bab 29
30
Hari pertama Safira
31
Kekagetan Safira
32
Bab 32
33
Rumahmu ada di mana?
34
Keheranan Cakra
35
Bisakah kita berteman?
36
Kenapa dia hanya takut melihatku?
37
Shopping
38
Kamu aku pecat!
39
Bab 39
40
Bertukar nomor telepon
41
Bab 41
42
Maaf, aku tidak bisa
43
Malu-malu
44
Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45
Kita akan merawatnya bersama-sama
46
kedatangan Kalila
47
Aku tidak selemah dulu!
48
Ancaman Arend
49
Bab 49
50
Arick tahu yang sebenarnya
51
Rencana yang berhasil
52
Bab 52
53
Arend berbicara dengan Safira
54
Baiklah, aku akan merawatmu!
55
Because of mie instan
56
perlu dikasih filter
57
aku tidak menerima penolakan!
58
Pasrah
59
Bersedia
60
Bab 60
61
kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62
Yes, berarti aku sudah berhasil!
63
Sandiwara Kama
64
Pernikahan Carlos dan Kalila
65
Kama si pemaksa
66
Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67
Bab 67
68
Sandiwara Carlos
69
Siap, laksanakan!
70
Aku bukan wanita murahan
71
Bab 71
72
Kemarahan Kama
73
Kecurigaan Cantika
74
Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75
Ego yang besar
76
Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77
Resepsi Cakra dan Safira.
78
Toh, aku sudah melihat semuanya!
79
Maafkan aku!
80
Membuat kue Ulang tahun
81
Bab 81
82
Kebahagiaan Arick
83
Ungkapan hati Cakra
84
Suasana pagi yang cerah
85
Bab 85
86
Ungkapan cinta Arend
87
Rencana licik
88
Mendapat telepon di larut malam
89
Jangan lakukan itu!
90
Terbongkar
91
Digelandang ke kantor polisi
92
Kabar bahagia
93
Kenyataan yang terbongkar!
94
Jadi aku ini anak siapa?
95
Kamulah yang membawa kesialan itu!
96
Gara-gara kata lebih baik mati
97
Akhirnya
98
Tasya tahu yang sebenarnya
99
Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100
Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101
Kejutan Cakra
102
bab 102
103
Rencana Arick ke Bandung
104
bab 104
105
Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106
Vania dipecat
107
Kama and Tasya's Wedding
108
Meminta bantuan Alena
109
Bab 109
110
Tingkah aneh Kalila
111
Hamil?
112
Arend posesif?
113
Daniel sebenarnya
114
Celotehan Tasya
115
Bab 115
116
Gara-gara balon yang meletus
117
Welcome to the world baby Twin
118
Kekesalan Arend
119
Akhir bahagia
120
Pengumuman.
121
Pengumuman
122
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!