Aku mau kakak sentuh karena cinta

Keheningan terjeda cukup lama di antara Arend dan Alena di dalam mobil yang dikemudikan oleh Arend. Hal ini membuat perasaan Alena sedikit merasa tidak nyaman.

"Tuan, pria yang bernama Kama itu, kakaknya Kalila ya?" Alena buka suara berusaha untuk mencairkan suasana yang membeku.

Arend menarik sudut matanya, melirik tajam ke arah Alena, hingga membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Kalau kamu diam, berarti benar," gumam Alena sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tuan, apa Kama itu yang memberitahukan semuanya tentang saudara kembar kamu yang__"

Ckittttt ....

Mobil yang dikemudikan oleh Arend berhenti mendadak hingga membuat kepala Alena hampir terbentur ke dashboard mobil yang ada di depannya. Beruntungnya, dia memakai sabuk pengaman, kalau tidak jidat putih itu sekarang pasti akan berubah merah.

"Ada apa, Tuan? kenapa berhenti mendadak? apa Tuan menabrak sesuatu di depan? kalau iya, aku tidak mau ikut-ikutan ya , Tuan."

"Kamu bisa diam nggak? aku tidak konsentrasi bawa mobil karena kamu mengoceh terus. Kamu tidak capek apa?" cetus Arend sambil kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Alena terdiam, tapi sesekali dia melirik ke arah Arend yang tetap fokus menatap ke jalanan.

"Ada apa? apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?" ucap Arend yang sebenarnya tahu kalau Alena dari tadi meliriknya.

"Jadi, apa aku boleh nanya nih, Tuan?" tanya Alena antusias.

"Boleh! yang penting jangan tanya mengenai Kama," cetus Arend dengan nada dingin.

"Kenapa? emang salah ya?" ucap Alena dengan sangat pelan, hampir mirip dengan bisikan.

"Kamu masih mau bertanya atau tidak? kalau tidak ya udah syukur, aku tidak capek berpikir untuk memberikan jawaban padamu," ucap Arend yang membuat Alena mencebikkan bibirnya.

"Aku mau tanya, apa benar kita akan menikah dua minggu lagi?" tanya Alena yang dari tadi sebenarnya ingin menanyakan hal itu.

"Iya! kamu kan sudah mendengar keputusan yang diambil sama mama dan papa," ujar Arend, santai.

"Apa menurutmu itu tidak terlalu cepat?"

"Tidak! lagian kita menikah tidak memerlukan resepsi seperti yang kamu minta kan?" jawab Arend, tanpa melihat ke arah Alena sedikitpun.

Alena tidak menjawab, dia pun melihat ke luar jendela, menyusuri jalanan malam yang sudah mulai sepi.

Arend menggerakkan ekor Matanya, melirik ke arah Alena.

"Emm, apa kamu mau berubah pikiran, untuk membuat resepsi pernikahan?" Arend buka suara.

Alena menoleh ke arah Arend dan berkata, "Tidak! aku mau pernikahan ini tertutup," jawab Alena tegas, tanpa keraguan.

"Kenapa?"

"Aku kan sudah bilang alasannya kenapa? dan alasannya tetap alasan yang sama seperti yang aku utarakan kemarin."

Arend mengangguk-anggukan kepalanya. Karena sebenarnya dia pun menginginkan hal itu. Bukan karena dia tidak ingin orang lain tahu kalau dia sudah menikah, tapi kali ini lebih ke arah menghindari rasa iri dari bibi dan sepupu Alena. Karena kalau diadakan resepsi, pasti banyak media yang akan meliput.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kak, kenapa kamu diam saja dari tadi? apa kamu masih mengganggapku ada di sini?" Calista buka suara karena semenjak keluar dari mansion Aby mertuanya, Arick diam saja.

"Kamu jangan lebay deh! aku hanya sedang fokus menyetir. Kalau kamu mau bicara, ya bicara saja, karena telingaku tetap mendengar kamu bicara." sahut Arick dengan wajah datar.

"Di dengar saja, tanpa adanya tanggapan buat apa? sama aja aku bicara sama angin." keluh Calista seraya kembali melihat ke luar jendela.

"Aku mau tanya, bagaimana menurutmu, hubungan Arend dan Alena? apa menurutmu ada kejanggalan?" tanya Arick memecah keheningan.

Tidak ada sahutan sama sekali dari Calista. Wanita itu masih fokus menatap ke arah luar.

"Calista! apa kamu mendengarku?" seru Arick dengan suara yang sedikit ditinggikan.

"Hmm, apa kakak sedang bicara denganku?"

"Jadi menurutmu, aku bicara dengan siapa? hanya ada kita berdua yang berada di sini." Wajah Arick terlihat kesal.

"Bagaimana rasanya kalau dicuekin, Kak? kesal kan? seperti itulah yang aku rasakan," ucap Calista yang membuat Arick terdiam.

"Hmm, mengenai pertanyaanmu tadi, menurutku mereka berdua sangat cocok. Kejanggalan apa yang Kakak maksud?" tanya Calista dengan alis yang bertaut tajam.

"Apa kamu tidak merasa heran, kenapa Arend bisa secepat itu jatuh cinta pada gadis lain? apa kamu tidak merasa kalau itu sangat janggal?"

"Apa yang perlu diherankan? Alena selain dia cantik, dia baik, sopan dan berhati mulia. Aku rasa tidak sulit untuk membuat orang untuk jatuh cinta padanya, tak terkecuali kak Arend. Kalau kamu mungkin baru aneh, karena hati kamu kan susah untuk bisa mencintai seseorang," ucap Calista yang menyelipkan sebuah sindiran di dalam ucapannya.

Arick bergeming, ingin rasanya dia membantah ucapan Calista, tapi entah kenapa rasa egonya masih mengalahkan keinginannya. Akhirnya Arick lebih memilih untuk diam saja, membuat Calista mengerucutkan bibirnya, kesal seraya bergumam,"Dasar beruang kutub!" umpatnya.

Tiba-tiba Arick menghentikan mendadak mobilnya, hingga membuat kepala Calista terbentur ke jendela mobil.

"Kak Arick apa-apaan sih? Meu berhenti kenapa gak bilang-bilang? " protes Calista sambil memegang kepalanya yang sedikit terasa sakit.

"Kamu bilang aku apa tadi?" Arick mencondongkan tubuhnya ke arah Calista, menatap wajah istrinya itu dengan tatapan tajam, membuat tenggorokan Calista seperti tercekat, sehingga susah untuk menelan air liurnya sendiri.

"Kamu bilang aku apa tadi?" Arick mengulangi pertanyaannya. Mata Calista yang mengerjap-erjap menambah kesan menggemaskan di mata Arick. Dan tanpa sadar bibirnya langsung menempel di bibir istrinya itu.

Mata Calista membesar dengan sempurna mendapat serangan Arick yang tiba-tiba. Walaupun Arick sudah pernah menciumnya, jantung Calista tetap merasa berdebar-debar di dalam sana. Calista memejamkan matanya dan menerima ciuman Arick.

Ciuman yang semula lembut hanya bertahan untuk sepersekian detik. Detik berikutnya ciuman itu berubah menjadi ciuman yang menuntut lebih. Bahkan lidah Arick juga sudah masuk, membelit lidah Calista dan mengabsen semua gigi yang di miliki oleh wanita itu.

Tiba-tiba Calista mendorong tubuh Arick hingga membuat kening Arick berkerut, bingung.

"Kenapa kamu mendorongku?" tanya Arick dengan mata yang masih ingin melanjutkan kegiatan mereka tadi.

"Kenapa, Kakak melakukan hal itu kepadaku? Apa Kakak melakukannya karena cinta atau hanya karena na*fsu?"

Arick memundurkan kepalanya, dan kembali melihat ke depan. Pria itu tidak menjawab sama sekali bahkan kembali menjalankan mobilnya.

"Kenapa, Kakak tidak menjawab pertanyaanku? apa sangat sulit untuk bisa menjawabnya?" tanya Calista dengan wajah yang sangat kesal.

Hening, tetap tidak ada sahutan dari Arick.

"Aku memang mencintamu,Kak. Tapi jujur, sekarang aku sadar kalau aku bukan suatu objek untuk pelampiasan na*fsu. Aku mau Kakak menyentuhku karena memang cinta bukan karena na*fsu."

Tbc

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

bagus cakista kamu harus jual mahal, kalo perlu cuekin aja dulu arick nya bisa dia rasakan gimana rasanya ga dianggap.

2023-12-21

0

Hervin Yulaekah

Hervin Yulaekah

good Calista..

2022-07-02

0

Santi Haryanti

Santi Haryanti

aku mendukung mu Calista

2022-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Aku yang akan menikahinya
2 Sah menikah
3 Kekesalan Arick
4 Sok berani
5 Aku yang akan membayarnya
6 Kamu ganas juga ya?
7 Mata dan hati kamu tidak normal
8 Flashback 1
9 Jangan pecat saya
10 Dimana suaminya?
11 Arend tahu yang sebenarnya
12 Aku mencintainya sejak dulu
13 Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14 Semua itu tidak gratis
15 Aku mau pakai gaun apa?
16 Permintaan Alena
17 Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18 Kama terpesona
19 Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20 Aku mau kakak sentuh karena cinta
21 Pernikahan Arend dan Alena
22 Kamu terlahir untukku
23 Gagal
24 Insiden di kamar
25 Kekesalan Kama
26 Safira
27 Aby memperingatkan Kama
28 Menikahlah dengan Kalila
29 Bab 29
30 Hari pertama Safira
31 Kekagetan Safira
32 Bab 32
33 Rumahmu ada di mana?
34 Keheranan Cakra
35 Bisakah kita berteman?
36 Kenapa dia hanya takut melihatku?
37 Shopping
38 Kamu aku pecat!
39 Bab 39
40 Bertukar nomor telepon
41 Bab 41
42 Maaf, aku tidak bisa
43 Malu-malu
44 Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45 Kita akan merawatnya bersama-sama
46 kedatangan Kalila
47 Aku tidak selemah dulu!
48 Ancaman Arend
49 Bab 49
50 Arick tahu yang sebenarnya
51 Rencana yang berhasil
52 Bab 52
53 Arend berbicara dengan Safira
54 Baiklah, aku akan merawatmu!
55 Because of mie instan
56 perlu dikasih filter
57 aku tidak menerima penolakan!
58 Pasrah
59 Bersedia
60 Bab 60
61 kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62 Yes, berarti aku sudah berhasil!
63 Sandiwara Kama
64 Pernikahan Carlos dan Kalila
65 Kama si pemaksa
66 Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67 Bab 67
68 Sandiwara Carlos
69 Siap, laksanakan!
70 Aku bukan wanita murahan
71 Bab 71
72 Kemarahan Kama
73 Kecurigaan Cantika
74 Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75 Ego yang besar
76 Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77 Resepsi Cakra dan Safira.
78 Toh, aku sudah melihat semuanya!
79 Maafkan aku!
80 Membuat kue Ulang tahun
81 Bab 81
82 Kebahagiaan Arick
83 Ungkapan hati Cakra
84 Suasana pagi yang cerah
85 Bab 85
86 Ungkapan cinta Arend
87 Rencana licik
88 Mendapat telepon di larut malam
89 Jangan lakukan itu!
90 Terbongkar
91 Digelandang ke kantor polisi
92 Kabar bahagia
93 Kenyataan yang terbongkar!
94 Jadi aku ini anak siapa?
95 Kamulah yang membawa kesialan itu!
96 Gara-gara kata lebih baik mati
97 Akhirnya
98 Tasya tahu yang sebenarnya
99 Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100 Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101 Kejutan Cakra
102 bab 102
103 Rencana Arick ke Bandung
104 bab 104
105 Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106 Vania dipecat
107 Kama and Tasya's Wedding
108 Meminta bantuan Alena
109 Bab 109
110 Tingkah aneh Kalila
111 Hamil?
112 Arend posesif?
113 Daniel sebenarnya
114 Celotehan Tasya
115 Bab 115
116 Gara-gara balon yang meletus
117 Welcome to the world baby Twin
118 Kekesalan Arend
119 Akhir bahagia
120 Pengumuman.
121 Pengumuman
122 Cerita baru
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Aku yang akan menikahinya
2
Sah menikah
3
Kekesalan Arick
4
Sok berani
5
Aku yang akan membayarnya
6
Kamu ganas juga ya?
7
Mata dan hati kamu tidak normal
8
Flashback 1
9
Jangan pecat saya
10
Dimana suaminya?
11
Arend tahu yang sebenarnya
12
Aku mencintainya sejak dulu
13
Jangan sampai kamu kehilangan Calista
14
Semua itu tidak gratis
15
Aku mau pakai gaun apa?
16
Permintaan Alena
17
Aku meminta restu untuk menikahi Alena
18
Kama terpesona
19
Jangan jadikan pernikahan sebuah mainan
20
Aku mau kakak sentuh karena cinta
21
Pernikahan Arend dan Alena
22
Kamu terlahir untukku
23
Gagal
24
Insiden di kamar
25
Kekesalan Kama
26
Safira
27
Aby memperingatkan Kama
28
Menikahlah dengan Kalila
29
Bab 29
30
Hari pertama Safira
31
Kekagetan Safira
32
Bab 32
33
Rumahmu ada di mana?
34
Keheranan Cakra
35
Bisakah kita berteman?
36
Kenapa dia hanya takut melihatku?
37
Shopping
38
Kamu aku pecat!
39
Bab 39
40
Bertukar nomor telepon
41
Bab 41
42
Maaf, aku tidak bisa
43
Malu-malu
44
Tidak! ini anakku, bukan anakmu!
45
Kita akan merawatnya bersama-sama
46
kedatangan Kalila
47
Aku tidak selemah dulu!
48
Ancaman Arend
49
Bab 49
50
Arick tahu yang sebenarnya
51
Rencana yang berhasil
52
Bab 52
53
Arend berbicara dengan Safira
54
Baiklah, aku akan merawatmu!
55
Because of mie instan
56
perlu dikasih filter
57
aku tidak menerima penolakan!
58
Pasrah
59
Bersedia
60
Bab 60
61
kalau mukanya hilang, kita cari lagi
62
Yes, berarti aku sudah berhasil!
63
Sandiwara Kama
64
Pernikahan Carlos dan Kalila
65
Kama si pemaksa
66
Apa kamu mau melakukanya sekarang?
67
Bab 67
68
Sandiwara Carlos
69
Siap, laksanakan!
70
Aku bukan wanita murahan
71
Bab 71
72
Kemarahan Kama
73
Kecurigaan Cantika
74
Dia tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun!
75
Ego yang besar
76
Kamu tidak punya hubungan apa lagi dengan Safira.
77
Resepsi Cakra dan Safira.
78
Toh, aku sudah melihat semuanya!
79
Maafkan aku!
80
Membuat kue Ulang tahun
81
Bab 81
82
Kebahagiaan Arick
83
Ungkapan hati Cakra
84
Suasana pagi yang cerah
85
Bab 85
86
Ungkapan cinta Arend
87
Rencana licik
88
Mendapat telepon di larut malam
89
Jangan lakukan itu!
90
Terbongkar
91
Digelandang ke kantor polisi
92
Kabar bahagia
93
Kenyataan yang terbongkar!
94
Jadi aku ini anak siapa?
95
Kamulah yang membawa kesialan itu!
96
Gara-gara kata lebih baik mati
97
Akhirnya
98
Tasya tahu yang sebenarnya
99
Pertemuan Tasya dengan papa dan saudara kandungnya.
100
Keusilan Arend, Daniel jadi bodoh
101
Kejutan Cakra
102
bab 102
103
Rencana Arick ke Bandung
104
bab 104
105
Aku kasih kamu satu kesempatan lagi untuk berterus terang!
106
Vania dipecat
107
Kama and Tasya's Wedding
108
Meminta bantuan Alena
109
Bab 109
110
Tingkah aneh Kalila
111
Hamil?
112
Arend posesif?
113
Daniel sebenarnya
114
Celotehan Tasya
115
Bab 115
116
Gara-gara balon yang meletus
117
Welcome to the world baby Twin
118
Kekesalan Arend
119
Akhir bahagia
120
Pengumuman.
121
Pengumuman
122
Cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!