Perusahaan Royal Group
Gedung pencakar langit yang bertuliskan Royal Group berdiri dengan megahnya di Pusat Kota Serenity. Tampak orang berlalu lalang keluar masuk gedung tersebut dan sejumlah orang berbaris dua jalur di depan pintu masuk gedung.
Beberapa tampak masih merapikan pakaiannya dan ada yang sudah berdiri tegap dan ada yang sedang mengobrol dengan yang lain, mereka adalah karyawan Royal Group.
Pagi ini matahari cukup terik, benar-benar membuat gerah, tetapi mereka tidak bergeming dari tempat mereka berdiri. Tidak berapa lama, sebuah mobil Maybach hitam berhenti di depan gedung itu, semua karyawan yang tadinya masih sibuk dengan aktivitas mereka, terdiam dan berdiri tegap.
Seorang lelaki tampan berwajah dingin dengan setelan jas hitamnya turun dari mobil Maybach tersebut, orang itu adalah Vincent Zhang.
"SELAMAT PAGI, PAK PRESDIR!" sapa barisan karyawan tersebut sambil membungkukkan badan mereka.
Vincent memberikan kunci mobilnya kepada salah satu petugas di sana, kemudian berjalan melewati barisan itu. Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya di tengah barisan itu, kemudian mendekati salah satu karyawannya. Mereka semua meneguk salivanya.
Apa lagi yang akan dilakukan bos? teriak suara hati mereka masing-masing.
Vincent memegang dasi karyawan tersebut dan merapikannya, kemudian dia menepuk bahu karyawan tersebut.
"Selamat pagi semua," ucapnya menatap semua karyawan dan memberikan senyuman kecil.
Para karyawan terdiam dan mengerjap-ngerjapkan mata mereka seolah tidak percaya dengan penglihatan dan pendengaran mereka sendiri. Mereka tidak berani berkomentar. Dengan cepat mereka mengikuti Vincent dari belakang.
Lucas yang baru masuk ke Gedung Royal Group segera bergegas menghampiri bosnya.
"Maaf Bos. Saya terlambat," ucap Lucas terengah-engah sambil mengikuti langkah Vincent.
Vincent hanya mengangguk dan menengadahkan tangannya, kemudian Lucas menyerahkan sebuah majalah ke tangannya.
Setelah sampai di depan lift, tanpa aba-aba semua karyawan bubar ke tempatnya masing-masing. Vincent dan Lucas masuk ke dalam lift khusus Presdir. Mereka naik ke lantai 38.
Lantai 38 adalah lantai khusus untuk ruangan Presdir, serta ruang rapat yang biasa digunakan oleh Vincent. Ruangan Lucas dan sekretaris Vincent juga berada di lantai yang sama, sedangkan ruangan Komisaris ada di lantai 39.
Setelah sampai di lantai 38, Vincent masuk ke dalam ruangannya. Lucas tetap mengikutinya masuk.
Vincent duduk di sofa ruangan tersebut dan menyilangkan kakinya. Ia menyenderkan punggungnya di sofa itu, kemudian membuka majalah yang diberikan Lucas tadi, majalah MUSE.
Dia membaca artikel dirinya dan Amira sambil tersenyum kecil penuh arti.
E**ntah apa yang akan dilakukan gadis itu, kalau dia membaca artikel ini, batin Vincent masih dengan senyuman menggantung di bibirnya.
"Ehem ... Bos."
Lucas berdeham membuyarkan lamunan Vincent dan mengalihkan pandangannya dari majalah ke Lucas.
"Bos, saya sudah menyiapkan kontrak kerja sama kita dengan Lee Construction. Kapan akan diadakan konferensi pers untuk menandatangani kerjasama itu?" tanya Lucas pada Vincent.
"Kamu atur saja," ucap Vincent kemudian beralih kembali ke majalah tersebut.
"Mmm ... Bos, saya dengar dari tim perencanaan, kalau Lin Corp juga ada mengajukan kerja sama dengan kita, tetapi ditolak oleh Pak Jason Zhang," lapor Lucas.
Sepertinya sekarang sudah menjadi kebiasaan Lucas untuk melaporkan semua yang berhubungan dengan Amira Lin, termasuk Lin Corp.
Vincent mengernyitkan keningnya dan tatapannya sedikit menunjukkan bahwa dia tidak senang dengan keputusan dari Jason Zhang selaku Direktur Perencanaan.
"Saya sudah menanyakan kepada Pak Jason. Beliau mengatakan bahwa dia menolak kerja sama dengan Lin Corp karena kondisi perusahaan tersebut yang sudah tidak stabil dan takutnya akan mempengaruhi pembangunan Green Resort nantinya." Lucas memberikan penjelasan.
"Panggil Jason kemari!" perintah Vincent yang dianggukin oleh Lucas.
Beberapa menit kemudian, masuk seorang pria muda tampan dengan setelannya yang modis dan tampangnya yang ceria menyejukkan suasana ruangan Presdir yang sedikit suram saat ini.
Jason Zhang, 27 tahun, Direktur Perencanaan Royal Group dan juga merupakan sepupu Vincent dari pihak ayahnya. Dia juga satu-satunya teman yang dekat dengan Vincent, karena pribadinya yang supel dan cuek.
"Halo Bro," sapa Jason ketika masuk.
"Apa kamu mau ditendang dari sini?" tanya Vincent mendelik tajam kepadanya.
"Bro, maksudku Pak Presdir. Jangan galak begitu .... Apa kau habis sarapan bahan peledak lagi hari ini?" canda Jason yang mendapatkan tatapan tajam dari Vincent.
Jason memanyunkan bibirnya dan duduk di depan Vincent, "Ah, sudahlah. Kau ini sama sekali tidak bisa diajak bercanda, tidak seru!"
"Katakanlah, ada apa kamu mencariku? Aku sedang sibuk," ucap Jason mulai sedikit serius.
"Sibuk? Maksudmu sibuk menggoda para sekretarismu itu?" sindir Vincent yang sudah hafal dengan sikap Jason yang memang terkenal playboy.
"Hahaha .... Nah mulai deh. Giliran aku serius, kamu malah nyindir aku."
"Aku benaran sibuk, Bro. Kamu kan menyuruhku untuk menyiapkan semua proposal perencanaan untuk Green Resort itu. Kalau nggak kukerjain, nanti kamu memotong gajiku tanpa ampun," ucap Jason memelas.
"Seharusnya gajimu memang dipotong lima puluh persen saja," ucap Vincent sinis.
"Kenapa? Aku salah apa?" ucap Jason panik.
"Kamu tega sekali. Bro, kalau gak ada uang, aku gimana bisa hidup," ucap Jason sedikit membesar-besarkan.
"Ck ... sandiwaramu hebat. Seharusnya kamu jadi artis saja mungkin sudah mendapatkan piala oscar," Vincent berucap dengan malas.
"Ah, ide yang bagus. Kalau begitu aku akan mendaftarkan diriku ke agensi," ujar Jason segera berdiri.
"Kamu mau ke mana?" tanya Vincent dingin.
"Ke agensi," ucap Jason dengan wajah polos.
"Sudah cukup main-mainnya. Aku mau menanyakan kepadamu, apa benar kamu menolak kerja sama yang diajukan Lin Corp?" tanya Vincent dengan wajah serius.
"Ah ... apa kamu menaruh cctv di tubuhku?"
Jason ingin memulai candaannya tetapi diurungkan niatnya melihat tatapan tajam dari Vincent, dia kembali duduk di sofanya.
"Ehem, kamu kan tau sekarang kondisi perusahaan Lin Corp sedikit menurun. Aku tidak mau Royal Group dimanfaatkan oleh mereka," jelas Jason sekarang dengan lebih serius.
"Royal Group tidak akan terpengaruh akan itu, aku rasa perusahaan mereka bisa dipertimbangkan," ucap Vincent yang membuat Jason melotot.
"Aku rasa hari ini kamu bukan sarapan bahan peledak, tapi mungkin kamu lupa minum obat," ucap Jason sambil berdiri dan memegang dahi Vincent yang membuat tangannya ditepis oleh Vincent.
"Kau serius? Apa aku tidak salah dengar, Vin?"
"Bukankah kau biasanya tidak akan memandang perusahaan seperti itu, apalagi dengan citranya yang sudah mulai menurun. Ke mana sikapmu yang biasanya, Bro?"
Jason heran melihat perubahan sikap Vincent, kemudian dia melirik majalah yang ada di samping tempat duduk Vincent dan mengambilnya.
Vincent ingin menahan tangannya, tapi kalah cepat. Jason sudah berlari menjauh mengambil majalah itu.
Dilihatnya judul headline news majalah itu, " Seorang pengusaha mapan memamerkan kemesraannya di depan publik? Hahaha .... ini ... ini ...."
Jason melihat gambar sampul depan majalah itu dan menunjuk wajah Vincent dan majalah itu bergantian.
"Ini bukannya kamu, Bro? Hahahaha. Tumben kamu masuk majalah gosip begini, hah?" ledek Jason.
Vincent memijat pelipisnya dan menatap Jason yang masih berbicara, "Bukankah biasanya kalau ada berita begini, Si Lucas sudah duluan tau dan memblokirnya? Kenapa bisa kelewatan?"
Jason menatap Vincent curiga, "Atau jangan-jangan ...," Jason memincingkan matanya, "...kau sengaja, ha?"
Vincent hanya diam dan tidak berkomentar apapun.
"Wow, wow, Bro. Siapa wanita ini? Cerita ayo cerita ...." Jason semakin bersemangat dan penasaran, dia duduk di samping Vincent dan menepuk pundaknya.
Vincent memincingkan matanya tajam dan melepaskan tangan Jason di pundaknya.
"Ck, tidak mau cerita ya tidak apa-apa. Aku bisa cari tau sendiri," ucap Jason dengan mata berbinar-binar.
"Tapi ngomong-ngomong, wanita ini lumayan manis juga ...." Jason menyeringai menatap gambar Amira di majalah itu.
"Jangan ganggu dia!" Vincent menatap dingin ke arah Jason seolah akan menerkamnya apabila mengganggu mangsanya.
Glek! Jason menelan salivanya pelan.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
To be continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
runma
keren
2021-07-26
0
Merdin Judris
Vincent.......berani Pepet berani bntu donkkkkk
2020-11-02
0
Tw Renal
ttp smngt
2020-06-29
0